Saat ini, mobil yang Anya dan Henry tumpangi, sudah tiba di depan sebuah gerbang rumah yang sangat besar dan mewah.
Anya yang menatap desain gerbang besar itu, kurang lebih bisa menebak seperti apa isinya.
Rumah Mewah milik Keluarga Konglomerat Kaya Raya di Kompleks Perumahan Elite semacam ini memang benar-benar berbeda dari Rumah dirinya tinggal.
Dari sini, hanya menatap ke arah gerbang itu saja benar-benar sudah terlihat seberapa mewah, rumah didalamnya.
Tidak butuh waktu lama sampai gerbang itu segera di buka, ketika Anya menatap kearah luar jendela mobil, dirinya melihat hamparan luas dari sebuah taman yang terlihat sangat indah.
Rumah ini sepertinya memiliki halaman yang cukup luas, bahkan memiliki sebuah kolam ikan yang luas.
Arah sampai menuju ke kediaman utamanya sepertinya memakan seratus meter lebih.
Desain Rumah seperti bergaya Rumah Bangsawan Eropa.
Karena ini malam hari, Anya tidak bisa benar-benar melihat dengan jelas halaman rumah itu.
Sampai sekarang mobil berhenti, dan suara Henry membuyarkan lamunan Anya.
"Apa yang kami lihat? Tidak pernah memasuki rumah semewah ini?"
Kata-kata itu penuh dengan nada arogan dan kesombongan.
Anya lalu segera menatap ke arah pria itu, dan menjawab tanpa malu-malu.
"Ya, seperti yang Tuan Muda kira,"
"Hpmh, kamu benar-benar beruntung bisa masuk ke Rumah ini,"
"Tentu saja, Tuan Muda, Aku sangat beruntung,"
Iyakan saja semua kata-katanya itu.
Bukan berati dirinya tidak pernah memasuki Rumah sebesar ini, terkadang memang ada situasi dirinya bisa masuk ke Rumah semacam ini, untuk ikut sebuah Pesta atau sesuatu semacam itu untuk mendapatkan koneksi.
Ya, sebagai Desainer yang jelas produk-produknya akan di nikmati dan di beli oleh orang-orang kaya, jelas memiliki koneksi adalah segalanya.
Henry yang mendengar jawaban membosankan itu, Henry tidak tertarik lagi untuk melanjutkan pembicaraan. Hanya segera keluar dari pintu mobil, yang sudah dibukakan oleh Pelayan.
"Selamat datang Tuan Muda Henry dan Nona Anya,"
Tentu saja, Para Pelayan sudah diberi tahu jika Tuan Muda mereka akan datang bersama Istrinya, dan mereka juga sudah diberi tahu nama Istri Tuan Muda mereka, jelas tidak boleh terjadi kesalahan ketika sedang melayani Tuan Muda itu!
Henry turun duluan, lalu setelah turun tangannya segera diulurkan kearah Anya, seolah mencoba membantunya untuk turun.
Anya yang menatap uluran tangan itu merasa sedikit heran.
Ternyata Tuan Muda ini, benar-benar sangat pintar berakting sebagai Suami yang baik dan Perhatian.
Anya segera menerima uluran tangan itu tanpa banyak berkata-kata.
Setelahnya, Henry merangkul tangan Anya dengan mesra, lalu keduanya mulai berjalan memasuki Rumah Mewah itu.
Jam masih menunjukkan pukul setengah delapan, mereka datang lebih awal daripada jadwal makan siang yang direncanakan.
"Apakah Tuan Muda ingin ke kamar dulu? Atau langsung menuju ke Ruang Makan?"
Tanya seorang pelayan yang menyambut Herny dan Anya di ruang tamu.
"Di ruang makan ada siapa?"
"Belum ada siapapun,"
"Baiklah, aku akan ke kamar dulu Nanti kabari saja jika semua orang sudah berkumpul,"
"Baik Tuan Muda,"
Henry jelas berniat kembali ke kamarnya dulu, namun mana tahu ketika memasuki Ruang Tamu, sudah ada seseorang yang sangat bersemangat untuk menyambut Henry dan Istrinya itu.
"Astaga, Cucuku kamu ternyata sudah datang,"
Itu adalah Kakek Henry, Henry jelas segera mendatangi Kakeknya itu lalu memeluknya sebagai sapaan.
"Ya Kakek, Aku datang ke sini khusus untukmu," kata Henry sambil tersenyum ramah.
Anya lihat tentang bagaimana dua orang itu terlihat sangat dekat dan harmonis.
Disini Anya ingat soal latar belakang Keluarga Henry sebelumnya yang dirinya baca, jika Henry di besarkan hanya oleh Kakeknya itu.
Orang Tua Henry sudah lama meninggal sejak Henry masih cukup muda, dan dia besar hanya bisa mengandalkan Kakeknya satu-satunya, Nenek Henry juga sudah lama meninggal, dan Kakek Nenek dari pihak Ibunya juga sudah lama meninggal.
Jika Anya memikirannya lagi, bukankah Tuan Muda ini sedikit kesepian?
Pasti cukup berat untuk di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dari usia muda seperti itu.
Kakek Henry, lalu segera menatap kearah cucu mantunya itu, dan menyapa Anya,
"Ah, ini Cucu Mantu ku? Apakah Henry cukup membuatmu repot?"
Bukan Anya yang menjawab, namun malah Henry.
"Report apa? Aku jelas tidak merepotkan Istriku, lagi pula kita baru menikah sehari,"
Anya hanya mengaguk setuju dan berkata,
"Tentu saja, Suamiku tidak merepotkan sama sekali, dia selalu begitu perhatian dan baik padaku,"
Kakek Henry yang melihat seperti pasangan pengantin baru itu terlihat sangat romantis, hanya bisa tertawa dan berkata,
"Astaga, kalian ini pasangan pengantin baru, mengigatkanku pada Almarhum Istriku, dulu kami juga seperti kalian ini ketika masih baru menikah,"
"Kakek bisa saja," kata Anya sambil tersenyum.
Kakek Henry itu segera mengajak mereka menuju ke Ruang makan untuk mengobrol sebentar sambil menunggu yang lainnya datang.
Yang di tunggu, tentu saja Keluarga Pamannya Henry juga Sepupunya itu.
Kakek Henry bertanya cukup banyak, misalnya tentang bagaimana Anya bisa jatuh cinta pada cucunya yang nakal itu.
Anya jelas menjawab sesuai dengan instruksi yang diberikan sebelumnya.
"Astaga, jadi itu cinta pada pandangan pertama? Kalian cukup romantis juga, tapi Aku pikir Anya kamu cukup berani juga, apakah kamu tidak tahu rumor buruk soal cucuku?"
Anya tentu saja sudah membaca hal-hal ini di dokumen sebelumnya, dan menjawab sesuai instruksi.
"Tentu saja tidak, namanya cinta. Aku percaya dengan cinta yang Aku miliki padanya, Henry akan berubah, seperti yang Kakek kira, lihat sekarang Suamiku sudah berubah sejak kita berpacaran, dia menjadi sosok lelaki yang lebih dewasa, bermartabat dan tentu saja setia,"
Kakek Henry itu lalu segera tertawa dan menatap kearah cucunya itu.
"Lihat, Henry kamu itu sangat beruntung bisa memiliki Istri sebaik dan sepengetian Anya, kalian berdua benar-benar pasangan yang serasi,"
Percakapan berikutnya, hanya beberapa hal kecil seperti bagaimana rencana soal Bulan Madu dan sejenisnya.
"Tentu saja, Aku sudah menyiapkannya, Kakek, Aku akan pergi bulan madu sekitar minggu depan,"
"Huh? Masih cukup lama?"
Henry lalu tersenyum dan berkata,
"Kakek tahu sendiri, saat ini Perusahaan sedang menjalankan Proyek besar, Aku harus ada di sini minggu ini untuk memantaunya,"
Kakek Henry mengaguk puas dengan cucunya itu.
Setelah, Henry yang mendadak ingin kekamar mandi itu, segera ijin pada Kakeknya, namun sebelum pergi Henry berbisik sesuatu kepada Anya,
"Jangan kamu kira, ketika aku sedang pergi Kamu bisa mengatakan hal apapun kepada Kakekku, ingat tentang hal-hal yang ada di dokumen itu kamu tidak boleh mengatakan hal buruk apapun tentangku, atau hal omong kosong lainnya,"
Anya yang mendengar itu, tentu saja mengerti, dan mengaguk.
Berikutnya, Henry segera pergi dari sana Jadi di dalam ruangan itu hanya ada Kakek Henry dan Anya.
Anya jelas cukup gugup, ketika hanya berada dalam satu ruangan dengan Kakek Henry.
"Sungguh, Anya kamu itu sepertinya adalah sosok gadis yang baik hati, aku benar-benar senang, kamu bisa menikah dengan cucuku, jujurnya melihat reputasinya yang buruk dan tentang bagaimana cucuku itu hanya suka bermain-main dengan wanita, Aku takut jika Cucuku itu tidak akan menikah,"
Anya hanya tersenyum dan menanggapi,
"Jujurnya aku yang sangat beruntung bisa menikah dengan lelaki seperti Henry,"
"Kamu ini, bisa saja membual soal cucuku itu,"
Anya hanya tetap memasang senyumannya ketika mendengar itu.
Berikutnya, Kakek Henry segera berbicara dengan ekspresi serius,
"Aku benar-benar merasa lega akhirnya Cucuku Henry sudah menikah, setidaknya dia memiliki sebuah Keluarga sekarang memiliki kamu, yang akan selalu bersamanya. Aku sudah cukup tua, tidak tahu sampai kapan umurku ini, kadang Aku takut, ketika Aku pergi, Henry tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini tempat dirinya bergantung sebagai Keluarga,"
Ketika mendengar itu, Anya tiba-tiba merasa sedikit bersalah karena dirinya sudah membohongi Kekek Henry soal pernikahannya ini.
Kakek Henry, masih melanjutkan kata-katanya,
"Cucuku itu, dia adalah anak yang malang, dari kecil kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, karena orang tuanya tidak memiliki hubungan baik dan selalu bertengkar, itu adalah Pernikahan Bisnis setelah semua, bahkan sebelum Cucuku bisa mengerti soal masalah orang tuanya atau mendapatkan kasih sayang yang layak, ketika berumur 11 tahun, dia sudah ditinggal pergi oleh orang tuanya itu, sungguh Cucuku yang malang."
Ada ekpersi kesedihan di wajah tua itu, yang bisa Anya lihat, Anya mendengarkan semua kata-katanya dengan penuh keseriusan.
"Ketika dia dewasa, dia awalnya tidak mau untuk menikah, karena tidak ingin menjadi tidak bahagia seperti kedua orang tuanya itu, Aku sungguh menjadi semakin khawatir padanya, dan Aku tidak berani untuk menjodohkannya, karena kesalah ku dimasalalu yang menjodohkan Putraku, hal-hal berjalan dengan buruk pada Pernikahannya. Aku ingin dia menikah dengan wanita yang dicintainya, dan membentuk Keluarga baru, jadi dia tidak akan sendirian lagi, ketika Aku sudah pergi. Walaupun ada Paman dan Bibinya, mereka punya hubungan yang cukup buruk dengan keponakaanya itu, karena masalah warisan. Jadi, Aku benar-benar sangat senang ketika Henry bilang dia akan menikah, berjanjilah untuk menjaga cucuku baik-baik."
Kata-kata itu dikatakan dengan sebuah senyuman penuh ketulusan.
Yang membuat Anya tersentuh dengan kata-kata itu.
Anya baru tahu ada kejadian semacam itu, soal orang tua Henry yang tidak memiliki hubungan baik, hal ini tidak ada di dokumen yang dirinya baca.
Hal-hal soal masalalu, Henry memang tidak dijelaskan secara detail.
Jadi, dibalik sikap arogan dan sombongnya itu, dia ternyata memiliki masalalu yang cukup kelam.
Mau tidak mau, Anya merasa sedikit kasihan dan prihatin padanya.
Namun sekarang dirinya bingung harus berkata seperti apa, karena ini adalah sebuah Pernikahan yang dirancang oleh Henry tidak lebih dari sebuah permainan.
Anya juga tidak begitu tega untuk membohongi Pria tua yang ada di hadapannya itu.
Namun dirinya tidak memiliki pilihan.
"Ya, Aku tentu saja akan menjaga Henry dengan baik. Kakek tidak bisa bicara begitu soal umur Kakek, Aku juga yakin Kakek masih memiliki umur yang panjang,"
Yah, setidaknya dirinya akan memantau Tuan Muda itu dan bersamanya, saat dirinya masih menjadi Istirnya.
Itu juga masih termasuk, dalam menjaga bukan?
Namun saat mereka sudah bercerai, jelas itu bukan lagi urusannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
ossy Novica
Akhirnya Anya mengetahui masa lalu Henry, pantas saja sikap Henry seperti itu.
2023-01-11
1
Alya
anya ternyata seirang yg jenius bida nengatasi detiap situasi apapun walaupun harus berpura pura
2023-01-09
1