Episode 18: Pertemuan

Siang itu, pertemuan antara Anya dan Sherly berjalan dengan cukup biasa, setelah Sherly mengatakan soal dia yang akan mencari cara agar Anya bisa lepas dari Henry, dia tidak lagi membahas atau mengatakan apapun lagi itu semua jelas karena kata-kata Anya.

"Sherly, kamu sungguh tidak perlu untuk mengkhawatirkanku sebaiknya kamu selesaikan dan fokus saja kepada pekerjaan Magangmu itu, soal Pernikahan ku, Aku kan mengurusnya sendiri jadi kamu tidak perlu khawatir,"

"Tapi bagaimana aku tidak khawatir ini semua karena aku... Bahkan Ayah, masih belum sadarkan diri sampai sekarang,"

Ketika mendengar hal itu jelas Anya menjadi sedih, belakangan ini dirinya terlalu sibuk jadi belum sempat kembali ke rumah sakit untuk menjeguk Ayahnya itu, Sherly dan Ibu tirinyalah yang akan merawat ayah mereka itu di rumah sakit.

Namun setidaknya sebuah masalah sudah terselesaikan, para bawahan Ayahnya juga Ibu Tirinya sudah membereskan soal masalah yang ada di perusahaan keluarga mereka, krisis yang ada dalam perusahaan itu akhirnya terselesaikan dan jelas saja itu menggunakan uang dari Suaminya Henry, seperti yang tertulis dalam perjanjian sebelumnya.

Setidaknya nanti setelah ayahnya sudah sadar dia tidak akan menjadi khawatir lagi karena masalah yang ada di perusahaan, semua masalah benar-benar sudah beres, dirinya juga sudah mendapat laporan dari bawahan ayahnya, semuanya sudah baik-baik saja seperti sedia kala.

Ya setidaknya pengorbanan yang diri buat, itu benar-benar cukup sepadan, yakin bisa bertahan untuk menjalani pernikahan ini kedepannya.

Dirinya hanya bisa berharap kedepannya tidak akan ada masalah yang tidak perlu.

Sedangkan Sherly sendiri, saat ini pikirannya jelas penuh kekhawatiran apalagi setelah melihat kakaknya itu yang bilang semua baik-baik saja, Timnas dirinya merasa yakin jika kakaknya itu tidak baik-baik saja.

Mungkin nanti saja dirinya akan memberitahu Kakaknya itu jika dirinya sudah menemukan rencana, yang penting saat ini adalah setidaknya untuk bisa menghibur Kakaknya itu agar tidak bersedih.

####

Setelah pertemuannya dengan Kakaknya itu, Sherly jelas saja merasa begitu frustasi.

Memikikan, nasib buruk yang kakaknya alami karena dirinya yang ceroboh.

Sampai kemudian, Sherly mendapatkan telepon dari temannya.

"Hallo? Ada apa?"

"Sherly, mari kita pergi karaoke, Aku akan memperkenalkan mu dengan beberapa teman-teman baruku di tempat magang,"

Sherly yang mendengar aja kan temannya itu segera menjadi terdiam.

Hmm, ini adalah salah satu teman baiknya.

Mungkin temannya ini nanti bisa membantu dirinya untuk mencari solusi soal masalah yang dirinya hadapi?

Bahkan walaupun tidak ada solusi setidaknya jika dirinya bisa bercerita dengan temannya itu, dirinya akan merasa sangat lega.

"Baiklah, Aku akan ikut, tapi mari kita bertemu berdua sebelum acara karaoke itu di cafe biasa,"

"Tentu saja, bisa, memang ada apa?"

"Aku hanya ingin menceritakan beberapa masalah yang saat ini sedang aku alami,"

"Kamu selalu bisa bercerita apapun padaku Sherly. lagipula nanti tempat karaoke ini cukup dekat dengan cafe yang biasa kita kunjungi,"

"Ah? Jadi itu tempat karaoke baru di sekitar sana?"

"Benar tepat sekali, mari bersenang-senang nanti, teman-teman baruku itu cukup asik, kamu mungkin bisa sedikit melupakan masalahmu,"

"Tentu saja, sampai ketemu nanti malam,"

Sherly jelas memiliki sebuah rencana sendiri.

####

Disisi lainnya, malam itu Anya pulang dari tempat kerja tepat pukul tujuh malam.

Hal itu jelas membuat para bawahannya heran, karena biasanya atasannya itu akan kerja lembur atau paling tidak pulang ke rumah sekitar jam delapan paling cepat, atau jam sembuh biasanya rata-rata dia baru pulang.

"Tumben, Anya kamu sudah mau pulang?" Kata Asisten Anya.

"Mulai sekarang aku akan pulang setiap jam jam malam, kamu juga bisa bilang kepada yang lain, tiga tidak perlu lagi lembur,"

"Eh? Ini bukan seperti gayamu, kamu biasanya seperti workholic, yang paling suka kerja dan juga lembur," kata Asisten itu dengan heran.

Lalu Asisten itu, segera teringat sesuatu yang penting.

"Ah? Apakah itu karena suamimu? Astaga kalian masih pengantin baru, Cie Cie, selamat bersenang-senang kalau begitu,"

Anya yang mendengar kata-kata dari asistennya itu hanya bisa tersenyum, dan segera pergi.

Bersenang-senang apa?

Suaminya itu ....

Hanya ingin menyiksa nya.

Hah, semoga saja malam ini tidak akan begitu ada banyak masalah.

Ukh, dan lagi, ciuman tadi siang benar-benar sangat menyebalkan.

Apa-apa Tuan Muda itu, menciumnya sembarangan, di tempat umum seperti itu, bagaimana jika ada yang melihat ketika Henry keluar dari ruangan?

Bukankah nanti akan ada semacam gosip?

Anya sebenarnya ingin sedikit menyembunyikan soal siapa identitas Suaminya itu, karena pasti akan repot juga ada yang tahu tentang identitasnya.

Ketika Anya sampai di Apartemen, tempat itu masih sepi, Anya lalu teringat jika Suaminya sepertinya baru pulang sekitar jam 8, atau jam sembilan kadang.

Namun lebih aman jika dirinya datang dan sampai di rumah lebih awal takut takut orang itu sudah tiba di rumah tanpa pemberitahuan dan hal itu bisa saja menjadi kan sebuah alasan untuk dia marah, yang berakhir dengan dirinya yang menjadi kerepotan, jika sampai di hukum.

Apartemen itu begitu sepi ketika hanya ada Anya disana.

Anya sebenarnya sudah biasa tinggal sendiri, namun biasanya dirinya pulang lebih malam sehingga ketika sampai di rumah dirinya hanya langsung mandi dan segera tidur karena dirinya juga biasanya sudah makan malam di luar.

Dan sekarang, ketika dirinya pulang lebih awal dirinya jadi bingung mau mengerjakan apa?

Anya jadi teringat jika dirinya harus belajar masak.

Hah, mungkin dirinya akan mencoba melihat beberapa Video?

Dan soal makan malam...

Mari memesan makan malam saja untuk hari ini.

Anya segera menjadi teringat soal menu-menu makanan apa saja yang Henry sukai.

Yah, dirinya tidak tahu apakah orang itu akan makan malam di rumah atau tidak, namun berdasarkan kebiasaannya kemarin-kemarin, dia akan makan malam di rumah, dan jelas memesan makanan di luar untuk mereka berdua.

Malam itu, Henry pulang ke rumah cukup terlambat, itu karena dirinya harus mengerjakan banyak laporan, jelas itu semua membuatnya sangat lelah bahkan sampai lupa untuk makan malam.

Ketika Henry sampai di Apartemen dirinya sudah merasa sangat lelah, namun dirinya juga sangat lapar.

Hah, bahkan terlalu lelah untuk pergi memesan makanan di luar.

Sampai tiba-tiba Henry mencium aroma masakan dari arah meja makan.

Aroma ini, cukup untuk menggugah selera nya.

Dan sekarang, Henry baru saja teringat jika penghuni tempat ini tidak hanya dirinya.

Anya yang ada di meja makan, baru saja memanaskan makanan.

Berdasarkan catatan, Henry kalau tidak pulang jam delapan, ya jam sembilan, dirinya udah memesan makanan dari jam delapan namun orang itu belum datang dirinya menebak itu akan datang sekitar jam-jam ini, dan ternyata dugaan nya cukup tepat.

"Kamu sudah pulang? Aku baru saja menghangatkan makanannya, jika kamu belum makan malam makan lah,"

Anya hanya mengatakannya dengan santai, sambil duduk dimeja makan, dan mulai mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Henry yang melihat pemandangan di depannya itu merasa, yah sepertinya tidak cukup buruk juga wanita yang ada didepannya ini.

"Akan lebih baik jika kamu yang memasaknya,"

"Ya maaf saja, aku belum bisa memasak dengan baik. Tunggu saja satu bulan lagi,"

"Kamu harus,"

Makan malam itu, berjalan dengan cukup santai. Dan malam itu, adalah malam yang langka dimana Anya bisa tidur nyenyak.

Sepertinya, Henry tidak meminta aneh-aneh lagi, dan langsung tidur setelah mandi.

Anya merasa cukup lega ketika melihat Tuan Muda itu memasuki tempat tidurnya.

Henry yang merasa dirinya di tatap dari tadi sejak keluar dari kamar mandi jelas merasa terganggu,

"Apa sih yang kamu lihat dari tadi?"

Anya yang memang dari tadi tanpa sengaja menatapnya itu segera memalingkan wajahnya dan kembali untuk masuk kedalam selimut.

"Tidak ada,"

Henry melihat wanita itu menghindari tatapannya, lalu segera tertawa,

"Owh? Jangan bilang, kamu mengharapkan sesuatu malam ini dari ku?"

Anya yang merasa dirinya ketahuan itu, segera mencoba mengelak.

"Si... Siapa yang mau!"

"Hmm, karena kamu bertingkah baik hari ini jadi Aku memberimu waktu Istirahat malam ini, jadi nikmatilah selagi bisa,"

Setelah mengatakan itu, keduanya mulai tertidur dengan damai.

Tanpa mereka tahu, jika di tempat lain sedang ada beberapa orang yang membicarakan mereka berdua.

####

Saat itu, Sherly sedang berbicara dengan temannya tentang masalah yang dimilikinya itu, dan Pernikahan Paksa Kakaknya itu.

Respon teman Sherly itu, jelas menunjukkan ekspresi terkejut,

"Astaga di jaman ini masih ada pernikahan paksa seperti itu untuk melunasi hutang?"

Sherly yang mendengar respon temannya itu hanya bisa menghela nafas,

"Ya seperti yang aku bilang itu, Kakakku benar-benar harus menikah paksa dengan Tuan Muda dari Keluarga Achilles yang terkenal suka bermain wanita dan kejam itu, dia benar-benar memiliki sedikit yang sulit, sekarang aku bingung bagaimana untuk membuat Kakakaku bisa berpisah dengannya, lagipula itu pernikahan tanpa cinta,"

Tanpa mereka berdua tahu ternyata ada seseorang yang dari tadi mendengarkan pembicaraan mereka.

"Heh? Yang kalian bicarakan apakah Henry Achilles?"

Seorang pemuda datang ke situ.

Teman Sherly, terlihat mengenali seorang pria yang baru datang itu.

Sherly tentu menjadi bingung dengan kedatangan pria itu tiba-tiba.

"Ah, benar, Aku sampai lupa memberitahumu, ini adalah salah satu teman temanku yang ini aku perkenalkan padakumu, namanya Stevan,"

Sherly menatap Pria itu, namun bukannya memperkenalkan diri dirinya malah segera bertanya,

"Kamu menguping pembicaraan kami?"

"Aku hanya kebetulan lewat dan ketika aku mau memasuki tempat karoke disebelah, Aku melihat temanku ada di cafe ini tentu saja aku begini mah menyapa,"

"Sherly, jangan menjadi curigaan begitu. Mungkin dia memang tidak sengaja mendengar pembicaraan kita,"

Stevan yang mendengar semua pembicara itu, jelas merasa begitu terkejut, dirinya tidak mengira jika Kakak sepupu nya itu sampai pura-pura menikah segala, apalagi dia membeli seorang Istri?

Astaga...

Jika sampai Kakek mereka tahu...

Sepertinya dirinya bisa memanfaatkan situasi ini.

Ya, Stevan adalah Sepupu Henry, mereka berdua tidak memiliki hubungan yang baik.

Terpopuler

Comments

Muhammad Rizky

Muhammad Rizky

masukn dikit Thor tolong tulisannya agak di perbaiki lagi jadi yg baca gak bingung 🙏🏼🙏🏼 lanjut dan semangat thor

2023-02-07

0

ossy Novica

ossy Novica

Sherly b8kin ulah , kalo curhat jangan di tempat umum ,nanti Anya yg habis di siksa Henry .

2023-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Pengantin Pengganti (Revisi)
2 Episode 2: Kemarahan Tuan Muda
3 Episode 3: Jadilah Mainanku
4 Episode 4: Wanita Membosankan
5 Episode 5: Pria Tidak Tahu Malu
6 Episode 6: Pesona Mematikan
7 Episode 7: Manfaat Yang Sepadan
8 Episode 8: Keputusan Anya
9 Episode 9: Berpura-pura
10 Episode 10: Sebuah Janji
11 Episode 11: Keluarga Achilles
12 Episode 12: Cukup Mengejutkan
13 Episode 13: Candu
14 Episode 14: Tidak Terduga
15 Episode 15: Tanda Cinta
16 Episode 16: Jangan berharap!
17 Episode 17: Kekhawatiran
18 Episode 18: Pertemuan
19 Episode 19: Kejutan
20 Episode 20: Teman Lama
21 Episode 21: Cemburu? Tidak Mungkin!
22 Episode 22: Batas Kesabaran
23 Episode 23: Perasaan Aneh
24 Episode 24: Hanya Boleh Denganku
25 Episode 25: Kepikiran
26 Episode 26: Perasaan Hangat
27 Episode 27: Kabar Bahagia
28 Episode 28: Tidak Setuju
29 Episode 29: Kekesalan
30 Episode 30: Permintaan Kakek
31 Episode 31: Seorang Anak?
32 Episode 32: Bertaruh
33 Episode 33: Tidak Apa-apa
34 Episode 34: Rencana Masing-masing
35 Episode 35: Sebuah Niat
36 Episode 36: Rencana Sherly
37 Episode 37: Mulai Terbiasa
38 Episode 38: Rahasiakan saja?
39 Episode 39: Gawat!
40 Episode 40: Tidak Tahu
41 Episode 41: Serius?
42 Episode 42: Huh? Tidak Mungkin
43 Episode 43: Harus Bagaimana?
44 Episode 44: Tidak Marah
45 Episode 45: Perhatian
46 Episode 46: Bagaimana Bisa?
47 Episode 47: Ingin Mengujiku?
48 Episode 48: Kebimbangan
49 Episode 49: Marah
50 Episode 50: Apakah kamu menyukaiku?
51 Episode 51: Tersadar
52 Episode 52: Mengejar Cinta
53 Episode 53: Perayaan
54 Episode 54: Keributan
55 Episode 55: Menjadi Rumit
56 Episode 56: Kelicikan
57 Episode 57: Apakah dia membenciku?
58 Episode 58: Jika itu yang kamu inginkan
59 Episode 59: Yang tidak di ketahui
60 Episode 60: Tanpa Aku
61 Episode 61: Kelicikan
62 Episode 62: Sebuah Nasehat
63 Episode 63: Menunggu
64 Episode 64: Mulai Dari Awal
65 Promosi New Novel
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Episode 1: Pengantin Pengganti (Revisi)
2
Episode 2: Kemarahan Tuan Muda
3
Episode 3: Jadilah Mainanku
4
Episode 4: Wanita Membosankan
5
Episode 5: Pria Tidak Tahu Malu
6
Episode 6: Pesona Mematikan
7
Episode 7: Manfaat Yang Sepadan
8
Episode 8: Keputusan Anya
9
Episode 9: Berpura-pura
10
Episode 10: Sebuah Janji
11
Episode 11: Keluarga Achilles
12
Episode 12: Cukup Mengejutkan
13
Episode 13: Candu
14
Episode 14: Tidak Terduga
15
Episode 15: Tanda Cinta
16
Episode 16: Jangan berharap!
17
Episode 17: Kekhawatiran
18
Episode 18: Pertemuan
19
Episode 19: Kejutan
20
Episode 20: Teman Lama
21
Episode 21: Cemburu? Tidak Mungkin!
22
Episode 22: Batas Kesabaran
23
Episode 23: Perasaan Aneh
24
Episode 24: Hanya Boleh Denganku
25
Episode 25: Kepikiran
26
Episode 26: Perasaan Hangat
27
Episode 27: Kabar Bahagia
28
Episode 28: Tidak Setuju
29
Episode 29: Kekesalan
30
Episode 30: Permintaan Kakek
31
Episode 31: Seorang Anak?
32
Episode 32: Bertaruh
33
Episode 33: Tidak Apa-apa
34
Episode 34: Rencana Masing-masing
35
Episode 35: Sebuah Niat
36
Episode 36: Rencana Sherly
37
Episode 37: Mulai Terbiasa
38
Episode 38: Rahasiakan saja?
39
Episode 39: Gawat!
40
Episode 40: Tidak Tahu
41
Episode 41: Serius?
42
Episode 42: Huh? Tidak Mungkin
43
Episode 43: Harus Bagaimana?
44
Episode 44: Tidak Marah
45
Episode 45: Perhatian
46
Episode 46: Bagaimana Bisa?
47
Episode 47: Ingin Mengujiku?
48
Episode 48: Kebimbangan
49
Episode 49: Marah
50
Episode 50: Apakah kamu menyukaiku?
51
Episode 51: Tersadar
52
Episode 52: Mengejar Cinta
53
Episode 53: Perayaan
54
Episode 54: Keributan
55
Episode 55: Menjadi Rumit
56
Episode 56: Kelicikan
57
Episode 57: Apakah dia membenciku?
58
Episode 58: Jika itu yang kamu inginkan
59
Episode 59: Yang tidak di ketahui
60
Episode 60: Tanpa Aku
61
Episode 61: Kelicikan
62
Episode 62: Sebuah Nasehat
63
Episode 63: Menunggu
64
Episode 64: Mulai Dari Awal
65
Promosi New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!