Episode 17: Kekhawatiran

Setelah mendengar kata-kata tidak masuk akal dari pria yang ada di depannya itu, akhirnya Anya hanya berkata,

"Tidak masalah sama sekali aku juga tidak mengharapkan untuk mendapatkan perlakuan spesial silahkan nilai sesuai peraturan perusahaan, aku benar-benar merasa tidak masalah sama sekali dengan ini."

Henry yang mendengar itu jelas merasa tidak senang.

"Sikapmu benar-benar sangat sombong, aku akan menilainya apakah kamu benar-benar memiliki kemampuan yang cukup untuk kamu berkata sombong seperti itu!"

Semakin Anya mendengarkan pria di depannya bicara itu dirinya menjadi semakin heran jika mengatakan soal sombong dan arogan bukankah itu lebih cocok dikatakan tentang pria yang ada di depannya itu?

Bagian mananya dari Pria yang ada didepannya itu yang tidak sombong atau arogan?

Tapi jelas sekali, dirinya tidak mungkin mengatakan hal itu kepada Tuan Muda yang ada di depannya itu.

"Maaf jika ucapanku, sedikit menyinggung perasaanTuan Muda, sungguh aku tidak bermaksud seperti itu. Kalau begitu aku permisi dulu," kata Anya yang terlihat sekali hendak melarikan diri dari tempat itu jelas bukan hal yang baik untuk berbicara dengan Suaminya itu disini.

Henry hanya menatap heran ketika melihat Anya melarikan diri.

Namun tepat ketika Anya pergi, Henry baru saja teringat tentang kejadian memalukan tadi pagi soal ciuman itu.

Owh benar, dirinya belum membuat perhitungan pada wanita itu atas kejadian memalukan tadi pagi.

Baiklah sebaiknya simpan saja itu untuk nanti.

####

Saat ini Anya sudah kembali ke ruang seleksi dan mulai mengatur pakaian-pakaian yang nanti akan ditunjukkan untuk seleksi ini, walaupun dirinya tidak pernah mengira jika Herny akan ada untuk menilainya nanti, namun mau bagimana lagi, yang harus dirinya lakukan adalah menunjukkan karya-karya terkait yang dimiliki agar Brand miliknya terpilih.

Berharap saja Tuan Muda itu setidaknya tidak membuat masalah pada dirinya.

Dan begitulah akhirnya waktu segera berlalu, sampai giliran Brand milik Anya untuk tampil.

Ketika sampai di ruangan itu, dirinya mulai memperkenalkan diri lalu mulai melakukan presentasi kepada produk-produk pakaian yang dirinya bahwa.

Beberapa orang yang melakukan penilaian terlihat memperhatikan bagaimana cara Anya menyampaikan presentasinya, termasuk Henry yang tidak membuat keributan apapun hanya menatap ke arah tentang bagaimana Anya presentasi, memperhatikan Anya dengan seksama dan penuh perhitungan sama seperti juri-juri lainnya.

Beberapa orang itu juga sempat memberikan beberapa pertanyaan pada Anya, termasuk Henry Dan semua pertanyaan itu benar-benar dilakukan secara profesional.

Anya diam-diam menatap kearah Henry yang saat ini sedang memeriksa beberapa berkas yang ada di depannya yang kemungkinan tentang, Brand-brand yang mengikuti seleksi ini, terlihat sedang membandingkan semua itu dengan serius.

Anya sebenarnya merasa cukup heran karena pria itu benar-benar bersikap dan bekerja secara profesional, dan tidak membuat masalah apapun ketika dirinya presentasi, juga cara dia bekerja terlihat sangat profesional dan serius.

Anya sendiri tidak pernah menyangka jika Tuan Muda itu yang biasanya sangat suka bermain-main ternyata melakukan pekerjaannya dengan begitu serius.

Yah mungkin benar kata orang tidak bisa hanya menilai sesuatu begitu dangkal hanya berdasarkan humor yang beredar.

Semakin kesini, Anya mulai perlahan-lahan mengenal Pria seperti apa Henry itu, dia tidak seburuk itu namun sikapnya itu benar-benar kadang menjadi menyebalkan.

Kepribadian seseorang memang kadang-kadang sulit untuk dimengerti, setelah semua dirinya belum lama kenal dengan tuan muda itu, jadi bagaimana dirinya tahu soal kepribadiannya?

Hanya sedikit yang dirinya tahu.

" Terimakasih kepada perusahaan ini yang telah memberikan kesempatan pada kami, mungkin hanya ini yang bisa saya presentasikan."

Setelah mengatakan itu, Anya segera keluar dari ruangan itu.

Harusnya pengumumannya akan dilakukan beberapa hari lagi.

Anya lalu menuju ke ruang tunggu khusus mereka, untuk membereskan beberapa pakaian yang ada di sana dibantu oleh asisten dan bawahannya yang lain.

"Nona Anya benar-benar bisa melakukannya dengan baik tadi saya yakin kita pasti akan bisa menang," kata salah satu bawahan Anya dengan cukup optimis.

"Tentu saja semoga saja semuanya berjalan dengan baik."

Ketika Anya dan bawahannya itu sudah membereskan semua barang-barang mereka jelas mereka berniat untuk pergi dari sana, Anya memang keluar paling akhir dari ruangan itu karena dirinya mampir untuk minum dulu karena merasa terlalu lelah dan butuh sedikit istirahat.

Hanya ada Anya yang berada disana, jadi tepet ketika Anya hendak keluar dari ruangan itu di depan pintu dirinya bertemu dengan sosok yang familiar.

Sosok itu segera menarik Anya kedalam ruangan, dan mengunci pintu itu.

"Tuan Muda kenapa kesini?"

Henry hanya tersenyum dan berkata,

"Kamu memiliki beberapa hutang yang harus kamu tebus padaku, karena kejadian pagi tadi,"

Anya jelas tidak mengerti soal apa yang dibicarakan oleh pria yang ada di depannya itu, namun bahkan sebelum dirinya mengerti, Henry sudah lebih dulu menarik Anya dalam pelukannya, lalu segera mencium bibir Anya, membuat Anya kaget.

Itu masih sebuah ciuman yang dalam seperti biasanya, namun kemudian....

"Akhhh... Tuan Muda, jangan mengigit bibirku!" protes Anya, setelah ciuman itu berakhir.

Anya hanya bisa berpikir jika bibirnya mungkin bengkat karena hal ini, sungguh sial!

Lalu nanti bagaimana dirinya akan menjelaskan hal-hal ini kepada bawahannya?

Ini cukup memalukan jika memikirkannya.

Henry yang melihat maha karyanya di bibir Anya merasa puas dan berkata,

"Ini impas aku rasa,"

Lalu segera Henry mengambil tisu dan menyeka bibirnya sendiri untuk memastikan tidak ada hal-hal yang tertinggal seperti tadi pagi.

Dia juga segera pergi setelah mengatakan itu, meinggalkan Anya yang jelas saat ini merasa kesal di dalam ruangan itu.

Dan baru sekarang dirinya sadar tentang apa yang terjadi.

Apakah ini karena bekas liptik di bibir Tuan Muda itu tadi pagi?

Astaga, lagipula siapa yang mulai duluan main cium?

Dan malah dirinya kena lagi, dasar pria pendendam tidak masuk akal!

####

Setelah beberapa kejadian, akhirnya Anya hanya bisa pasrah, dan hanya bisa berkata jika dirinya tadi tidak sengaja jatuh dan begitulah akhirnya.

Jelas hal-hal ini terlalu memalukan jika diceritakan kenyataanya.

Namun ketika sampai di butik miliknya itu, Anya segera disambut oleh sosok yang familiar.

Itu adalah adik Anya yaitu Sherly.

Sherly memiliki hubungan yang cukup baik dengan kakaknya itu jadi begitu dirinya melihat kakaknya datang dirinya segera memeluk kakaknya itu karena cukup rindu karena berapa hari mereka tidak bertemu.

Jelas, sebagai seorang adik dirinya sangat khawatir dengan kakaknya ituyang menikah degan Tuan Muda kejam.

Apalagi selama beberapa hari kakaknya tidak bisa ditemui, dirinya takut jika Kakaknya itu ternyata malah dikurung dan disiksa oleh Tuan Muda kejam itu, benar-benar sangat khawatir!

"Kak Anya, syukurlah kamu baik-baik saja aku benar-benar khawatir padamu,"

Anya yang mendengar itu segera menjawab dengan hangat,

"Tentu saja aku baik-baik saja menurutmu aku akan kenapa? Aku benar-benar bisa menjaga diriku sendiri,"

Namun sekarang ketika Sherly menatap wajah Anya, dirinya melihat sebuah luka yang ada di bibir kakaknya itu, membuat kekhawatirannya semakin meningkat.

"Kakak bibirmu..."

Anya hanya bisa menjawab dengan canggung,

"Ah ini? Hanya jatuh tadi, bukan masalah besar."

Sebagai seorang adik, tentu dirinya menyadari sikap canggung dari kakaknya itu yang terlihat seperti berbohong.

Janga bilang itu luka karena Kakaknya ditampar atau dipukuli Tuan Muda kejam itu?

Ekpresi Sherly segera berubah menjadi pucat lalu dirinya menatap ke arah tubuh kakaknya itu dan memeriksa tangannya, dan benar saja, ada tanda merah-merah di pergelangan tangan Kakaknya!

Anya yang melihat adiknya memeriksa tangannya itu, jelas menjadi panik dan menarik tangannya.

Karena itu ada tanda aneh lainnya, yang ditinggalkan oleh Suaminya itu saat sesi malam mereka, ada banyak dari mereka dan jelas saja dirinya merasa sangat malu jika dilihat orang, bahkan jika itu adiknya.

Sherly melihat betapa kakaknya menjadi panik.

Janga bilang itu karena kakaknya dipikuli dengan tongkat ditangannya?

Atau di cambuk semacam itu?

Jangan bilang seluruh tubuh kakaknya terluka?

Sherly ingin mengajak sedikit jadi dirinya menepuk pinggang Kakaknya.

Anya respon gerak menghindar karena pinggangnya memang terasa sangat sakit, ya berkat bermain dengan berbagai gaya yang sangat merepotkan!

Ini adalah tulang tua, mudah menjadi pegal-pegal.

Dasar Pria tidak tahu malu!

Anya hanya bisa mengeluh di dalam hatinya.

Sherly jelas memiliki hipotesis lain setelah melihat kakaknya yang terlihat kesakitan itu.

Dia jelas menjadi sangat mengkhawatirkan kakaknya itu.

Lalu, sebuah pemikiran mulai muncul, dan Sherly segera berkata,

"Kak Anya, kakak tenang saja aku pasti akan menemukan cara agar Kakak bisa lepas dari cengkraman Tuan Muda gila itu!"

Anya segera menatap adiknya dengan ekspresi heran,

"Apa yang kamu bicarakan?"

"Tidak apa-apa, aku tahu itu pasti sangat sulit untuk Kakak, hingga Kakak tidak bisa bercerita atau mungkin kakak diancam oleh orang itu. Atau Kakak mungkin sedang diawasi atau sesuatu, jadi Kakak tidak bisa bicara, tidak apa-apa aku mengerti dan aku akan segera menemukan caranya,"

Anya menjadi semakin bingung dengan omong kosong apa yang adiknya itu katakan.

Karena, adiknya Sherly ini....

Kadang-kadang bisa melakukan hal yang tidak masuk akal, dirinya terkadang tidak mengerti dengan pola pikir adiknya ini.

Sama seperti dirinya tidak mengerti dengan pola pikir Tuan Muda itu, yang sangat sulit untuk dipahami.

Mungkin alasan, kenapa dirinya bisa cepat beradaptasi dengan tingkah Tuan Muda itu, karena dirinya mungkin sedikit terbiasa menghadapi tingkah tidak masuk akal dari adiknya.

Entahlah apa yang dipikirkan adiknya itu semoga saja itu bukan sebuah skenario yang aneh.

Anya juga menjadi bingung untuk bagaimana bersikap.

Ah, benar juga pantas saja begitu.

Sebelumnya, adiknya ini dan Tuan Muda itu sempat terlibat masalah bukan?

Jadi begitu, dengan kepribadian kepribadian semacam itu...

Pantas dan sangat wajar mereka berselisih.

Karena keduanya sama-sama tidak masuk akal, sangat wajar jika memiliki begitu banyak kesalahpahaman aneh?

Hah, hal-hal merepotkan..

Terpopuler

Comments

ossy Novica

ossy Novica

Anya mesti menghalangi Sherly melakukan sesuatu pada Henry takutnya nanti Sherly di apa2in Henry . secara Henry tipikal pendendam dan egois

2023-01-16

1

ossy Novica

ossy Novica

Anya mesti menghalangi Sherly melakukan sesuatu pada Henry takutnya nanti Sherly di apa2in Henry . secara Henry tipikal pendendam dan egois

2023-01-16

1

Alya

Alya

merepotkan sekali adik nya anya salah paham gitu

2023-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Pengantin Pengganti (Revisi)
2 Episode 2: Kemarahan Tuan Muda
3 Episode 3: Jadilah Mainanku
4 Episode 4: Wanita Membosankan
5 Episode 5: Pria Tidak Tahu Malu
6 Episode 6: Pesona Mematikan
7 Episode 7: Manfaat Yang Sepadan
8 Episode 8: Keputusan Anya
9 Episode 9: Berpura-pura
10 Episode 10: Sebuah Janji
11 Episode 11: Keluarga Achilles
12 Episode 12: Cukup Mengejutkan
13 Episode 13: Candu
14 Episode 14: Tidak Terduga
15 Episode 15: Tanda Cinta
16 Episode 16: Jangan berharap!
17 Episode 17: Kekhawatiran
18 Episode 18: Pertemuan
19 Episode 19: Kejutan
20 Episode 20: Teman Lama
21 Episode 21: Cemburu? Tidak Mungkin!
22 Episode 22: Batas Kesabaran
23 Episode 23: Perasaan Aneh
24 Episode 24: Hanya Boleh Denganku
25 Episode 25: Kepikiran
26 Episode 26: Perasaan Hangat
27 Episode 27: Kabar Bahagia
28 Episode 28: Tidak Setuju
29 Episode 29: Kekesalan
30 Episode 30: Permintaan Kakek
31 Episode 31: Seorang Anak?
32 Episode 32: Bertaruh
33 Episode 33: Tidak Apa-apa
34 Episode 34: Rencana Masing-masing
35 Episode 35: Sebuah Niat
36 Episode 36: Rencana Sherly
37 Episode 37: Mulai Terbiasa
38 Episode 38: Rahasiakan saja?
39 Episode 39: Gawat!
40 Episode 40: Tidak Tahu
41 Episode 41: Serius?
42 Episode 42: Huh? Tidak Mungkin
43 Episode 43: Harus Bagaimana?
44 Episode 44: Tidak Marah
45 Episode 45: Perhatian
46 Episode 46: Bagaimana Bisa?
47 Episode 47: Ingin Mengujiku?
48 Episode 48: Kebimbangan
49 Episode 49: Marah
50 Episode 50: Apakah kamu menyukaiku?
51 Episode 51: Tersadar
52 Episode 52: Mengejar Cinta
53 Episode 53: Perayaan
54 Episode 54: Keributan
55 Episode 55: Menjadi Rumit
56 Episode 56: Kelicikan
57 Episode 57: Apakah dia membenciku?
58 Episode 58: Jika itu yang kamu inginkan
59 Episode 59: Yang tidak di ketahui
60 Episode 60: Tanpa Aku
61 Episode 61: Kelicikan
62 Episode 62: Sebuah Nasehat
63 Episode 63: Menunggu
64 Episode 64: Mulai Dari Awal
65 Promosi New Novel
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Episode 1: Pengantin Pengganti (Revisi)
2
Episode 2: Kemarahan Tuan Muda
3
Episode 3: Jadilah Mainanku
4
Episode 4: Wanita Membosankan
5
Episode 5: Pria Tidak Tahu Malu
6
Episode 6: Pesona Mematikan
7
Episode 7: Manfaat Yang Sepadan
8
Episode 8: Keputusan Anya
9
Episode 9: Berpura-pura
10
Episode 10: Sebuah Janji
11
Episode 11: Keluarga Achilles
12
Episode 12: Cukup Mengejutkan
13
Episode 13: Candu
14
Episode 14: Tidak Terduga
15
Episode 15: Tanda Cinta
16
Episode 16: Jangan berharap!
17
Episode 17: Kekhawatiran
18
Episode 18: Pertemuan
19
Episode 19: Kejutan
20
Episode 20: Teman Lama
21
Episode 21: Cemburu? Tidak Mungkin!
22
Episode 22: Batas Kesabaran
23
Episode 23: Perasaan Aneh
24
Episode 24: Hanya Boleh Denganku
25
Episode 25: Kepikiran
26
Episode 26: Perasaan Hangat
27
Episode 27: Kabar Bahagia
28
Episode 28: Tidak Setuju
29
Episode 29: Kekesalan
30
Episode 30: Permintaan Kakek
31
Episode 31: Seorang Anak?
32
Episode 32: Bertaruh
33
Episode 33: Tidak Apa-apa
34
Episode 34: Rencana Masing-masing
35
Episode 35: Sebuah Niat
36
Episode 36: Rencana Sherly
37
Episode 37: Mulai Terbiasa
38
Episode 38: Rahasiakan saja?
39
Episode 39: Gawat!
40
Episode 40: Tidak Tahu
41
Episode 41: Serius?
42
Episode 42: Huh? Tidak Mungkin
43
Episode 43: Harus Bagaimana?
44
Episode 44: Tidak Marah
45
Episode 45: Perhatian
46
Episode 46: Bagaimana Bisa?
47
Episode 47: Ingin Mengujiku?
48
Episode 48: Kebimbangan
49
Episode 49: Marah
50
Episode 50: Apakah kamu menyukaiku?
51
Episode 51: Tersadar
52
Episode 52: Mengejar Cinta
53
Episode 53: Perayaan
54
Episode 54: Keributan
55
Episode 55: Menjadi Rumit
56
Episode 56: Kelicikan
57
Episode 57: Apakah dia membenciku?
58
Episode 58: Jika itu yang kamu inginkan
59
Episode 59: Yang tidak di ketahui
60
Episode 60: Tanpa Aku
61
Episode 61: Kelicikan
62
Episode 62: Sebuah Nasehat
63
Episode 63: Menunggu
64
Episode 64: Mulai Dari Awal
65
Promosi New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!