Pagi itu, ketika Anya mulai terbangun dari tidurnya, yang dirinya rasakan adalah seluruh badannya terasa sakit semua.
Sudah umur segini, wajar untuk mengalami pegal-pegal karena kerja lembur.
Apalagi, karena dirinya tidur di tempat yang sangat tidak nyaman, yaitu di karpet, rasanya keras dan tidak nyaman.
Anya yang merasa badannya tidak nyaman itu perlahan mulai membuka matanya dan mulai mencoba duduk.
Dan rasanya badannya semakin remuk ketika dirinya ingin bangun.
Apalagi di bagian-bagian tertentu yang terasa sangat menyakitkan, dan hal-hal lengket yang tersisa di sana.
Ketika, Anya bergerak, dirinya merasakan ada sesuatu di sebelahnya, sebuah tangan hangat?
Anya jelas merasa kaget lalu menengok ke sebelahnya.
"Kamu sudah bangun?"
Itu adalah suara magnetis tertentu, uang terdegar sedikit malas, dari seorang pria, yang saat ini masih tidak mengenakan apapun dan hanya menutupi dirinya dengan selimut.
Wajah tampan di pagi hari itu, yang menunjukkan wajah yang begitu alami dan indah, terkadang bisa membuat seseorang terpukau dan terpesona.
Ya, siapa yang tidak senang dengan terbagun di samping seorang Pria Tampan sepertinya?
Anya tentu saja ingat tentang kejadian semalam, hal-hal apa yang semalam dirinya lakukan dengan Pria yang ada disampingnya ini.
Pria tidak tahu malu dan tidak tahu diri, yang bahkan setelah menyiksanya sepanjang malam entah berapa kali putaran, masih menyuruhnya tidur di lantai.
Itu benar, dirinya saat ini masih berada di karpet dan pria itu sepertinya tidur di tempat tidur yang nyaman namun sekarang kenapa pria itu ada di sampingnya?
Dan sekarang, jawaban dari pertanyaan Anya segera muncul.
"Hey, Kamu tahu, jika ini masih pagi,"
Anya yang merasa heran segera bertanya,
"Lalu? Ada apa dengan itu?"
"Yah, seorang Pria biasanya memiliki fungsi biologis yang baik di pagi hari, jadi Aku pikir, bagaimana kalau kita melakukannya sekali lagi? Tentu saja ini bukan permintaan namun ini ada sebuah perintah,"
Kata-kata itu dikatakan, dengan nada yang begitu santai dan penuh kesombongan seolah-olah tidak bisa dibantah.
Anya hanya bisa memasang ekpersi ngeri, teringat tentang kejadian semalam.
Jelas, awalnya itu cukup buruk karena Pria didepannya itu, langsung memulainya tanpa aba-aba dan persiapan, hanya...
Begitu langsung, sampai ada beberapa darah keluar.
Anya masih ingat ketika pria itu menatap dirinya dengan heran dan menunjukan ekpersi terkejutnya sambil bertanya,
'Kamu masih Perawan?'
Sebuah pernyataan yang seolah-olah merendahkan harga dirinya.
Namun Anya jelas tidak bisa untuk marah, dan hanya menjawab,
'Seperti yang kamu lihat, Aku pikir kamu bisa membedakannya?'
Ada ekpersi terkejut sekali lagi dari Pria itu saat itu, dan segera berkata,
'Astaga, Aku tidak mengira di Umurmu yang segitu kamu masih Perawan, apakah ini yang disebut Perawan Tua?'
Itu adalah sebuah kata-kata merendahkan namun Henry mengatakannya dengan nada sampai bahkan tanpa rasa bersalah sekalipun.
Jadi, Anya hanya menjawab seadanya,
'Tentu saja, Aku menjaganya untuk orang yang akan Aku nikahi nantinya,'
'Tidakah itu hanya sebuah alasan? Itu karena kamu tidak laku saja. Dan lagi, kamu sangat beruntung bisa bersama dengan orang sepertiku untuk pertama kalinya, kalau tidak, siapa yang mau dengan Perawan Tua seperti mu?'
Semalam, Anya ingin sekali menendang Pria yang menidurinya itu, karena kata-katanya yang benar-benar membuat emosi, namun dirinya harus bisa sabar dan menahan nya, dan hanya bisa berkata,
'Ya, Aku sangat beruntung bisa melakukannya dengan Tuan Muda Henry,'
Lalu dibalas dengan nada kesombongan yang terlihat bangga,
'Tepat, kamu harus merasa bangga memang. Jadi apakah rasanya menyenangkan untuk yang pertama kali?'
Anya ingin menjawab, jika itu menyakitkan namun jelas itu pasti akan melukai harga diri Pria itu, Anya hanya menjawab omong kosong seperti,
'Itu menyenagkan,'
Namun Anya tidak pernah mengira, itu merupakan awal dari sebuah mimpi buruk.
'Wow, jadi kamu suka bermain kasar? Tentu, tidak masalah, mari lakukan lagi,'
Dan nyatanya, itu tidak berakhir hanya dengan dua putaran.
'Mari, melakukannya lagi,'
'Dan lagi,'
'Sungguh, sekali lagi,'
'Ini yang terakhir malam ini,'
'Tambahan sekali lagi sebelum tidur?'
'Ya, ini adalah Perintah siapa yang bilang kamu bisa menolak? Sekali lagi,'
Dirinya tidak mengira, jika Tuan Muda itu memiliki stamina yang begitu besar, sudah berapa kali?
Anya tidak ingin lagi untuk memikirkan berapa kali lagi, karena tubuh dan jiwanya sangat lelah semalam, yang bahkan tidak memiliki tenaga tambahan untuk menghitungnya.
Bahkan walaupun itu memang sedikit menyenangkan, bohong jika dirinya tidak menikmatinya, namun tetap saja, semalam itu, terlalu berlebihan untuk pertama kalinya.
Dirinya hampir kehilangan kesadarannya semalam, namun terimakasih atas stamina miliknya yang betah bekerja lembur setiap hari, dirinya masih bisa bertahan sadar sampai Tuan Muda itu selesai dan puas dengan urusannya.
Namun masalah belum selesai sampai disana, ketika Anya ingin mencoba untuk berbaring di tempat tidur karena lelah, ada kata-kata perintah yang tidak masuk akal.
'Siapa yang menyuruhmu tidur disini?'
'Tapu hanya ada tempat tidur ini,'
'Aku tidak suka di bantah. Aku juga tidak suka tidur bersama orang lain di sampingku, kamu tidurlah di karpet di lantai itu,'
Anya sesungguhnya, merasa lelah dan tidak ingin bergerak, namun dengan terpaksa, malam itu Anya segera memakai baju tidur seadanya, lalu mengambil selimut cadangan di laci, dan menaruh bantal di karpet dan segera tidur disana.
Dan tentu saja, sangat tidak nyaman tidur di lantai yang hanya beralaskan sebuah Karpet!
Bahkan walaupun itu karpet mahal!
Dan sekarang, setelah bangun tidur, Anya baru saja merasakan efek samping dari semalam, tubuhnya sungguh terasa sakit semua tidak ada bagian tubuhnya yang tidak sakit!
Dan sekarang, apa?
Pria tidak tahu malu itu meminta sekali lagi di pagi hari?
Tolong biarkan dirinya istirahat!!
Henry menatap wajah wanita yang ada didepannya itu yang dari tadi diam saja, tidak menjawab tentang apa yang dirinya tanya.
"Hey, jangan diam saja jawab aku, oh benar tentu saja tidak ada penolakan,"
"Emm, apakah ini bagian dari Kontrak?"
Ketika di tanya itu, Henry lalu terdiam sebentar seolah sedang memikirkan sesuatu.
Lalu segera berkata lagi,
"Tentu saja Iya, kamu tahu, Aku sudah membayar hutang-hutang Keluarga mu dengan begitu banyak uang, itu mahal dan tidak sedikit, tentu saja aku harus memanfaatkan mu dengan baik juga, yah... Kamu sedikit baik di atas tempat tidur, jadi tentu saja Aku akan menggunakan mu dengan baik, kamu harus memberiku manfaat yang sepadan dari uang yang Aku keluarkan, bukankah itu jelas?"
Anya yang mendengar itu, hanya bisa menatap heran, pada pria yang ada di depannya ini yang benar-benar tidak memperlakukan dirinya seperti manusia.
Sepertinya memperlakukannya seperti sebuah barang yang baru saja dia beli, jadi bisa digunakan semaunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
trie
sabar anya suatu saat dia akan benar tergila gila sama kamu
2023-01-08
1
ossy Novica
Henry kalo ngomong ngak di pikir karna dia merasa lebih padahal dia kaya karna harta kakeknya kalo tidak jadi gelandangan . Ada saatnya kita di atas dan ada saatnya kita di bawah harta tak bisa di bawa mati.
2023-01-07
1