Dilema Rian

Sesampainya di rumah Baskoro, Sundari memberi informasi yang ia dapat kepada Baskoro.

Sundari menghampiri Baskoro yang sedang duduk di teras rumahnya berserta Adit di pangkuannya.

“Kek, Sundari sudah mendapatkan informasi tentang Hendra.”

“Informasi apa yang kamu dapatkan Sundari?”

Sundari pun menceritakan semua informasi yang ia dapatkan dari bu Tinah kepada Baskoro.

“Sundari mendapatkan informasi dari bu Tinah pemilik warung yang berada di desa itu Kek, kata bu Tinah sekarang Hendra berada di kota besar. Dan kebetulannya lagi Hendra sedang mencari pembantu, Sundari punya rencana kek.”

“Apa rencanamu itu Sundari.”

“Sundari akan menjadi pembantu Hendra, dan minggu depan Sundari akan di jemput untuk bekerja di rumah Hendra,” ucap Sundari dengan menyeringai jahat.

“Bagus kalau begitu Sundari.”

“Sundari titip Adit ya kek, selama Sundari pergi.”

“Tenang saja Sundari, Adit akan kakek jaga dengan baik dan sepenuh hati kakek.”

Setelah Sundari bercerita kepada Baskoro, Sundari pun pergi ke dapat untuk membuatkan makan siang.

Beberapa jam kemudian Sundari yang telah selesai memasak makan sian pun menikmati makan siangnya dengan Baskoro dan sekaligus menyuapi Adit yang kini sudah berumur satu tahun.

*** 

Keesokan paginya sebelum Sundari pergi ke perkebunan ia mengerjakan rutinitasnya seperti biasa, Sundari memasak untuk keperluan Baskoro dan juga Adit.

Tidak lupa sebelum pergi bekerja Sundari mengurus Adit terlebih dahulu setelah selesai barulah Sundari pergi bekerja.

Di dalam perjalanan menuju desa hati Sundari terasa sedikit sedih ia harus meninggalkan anaknya.

Sundari juga ingin berpamitan kepada Rian namun Sundari tidak menceritakan secara detail dirinya ingin pergi ke kota

Di pagi itu Sundari telah sampai di perkebunan teh, Sundari memakai perlengkapan bekerja untuk memetik teh dari topi yang terbuat dari anyaman bambu dan tas tempat menampung teh yang sudah di petik terbuat dari anyaman bambu.

Satu jam telah berlalu Sundari yang sedang asyik memetik teh di kagetkan oleh kehadiran Rian yang sedang menepuk pundaknya.

“Salamat pagi Mbak Sun,” ujar Rian menyapa Sundari.

“Selamat pagi Mas.”

“Oh iya Mbak Sun, saya boleh main ke rumah Mbak Sun hari ini sekalian mengenal keluarga serta anak Mbak Sun lebih dekat,” ujar Rian.

“Maaf Mas Rian, di lain waktu saya sedang Sibuk sekali” ucap Sundari menolak kehadiran Rian di rumahnya. 

“Mmm ... Ya sudah tidak apa-apa Mbak Sun lain kali mungkin saya bisa mampir nanti ke rumah Mbak” sahut Rian.

“Oh iya, munggu depan saya tidak bekerja di sini lagi Mas,” Sundari mulai ingin memberitahukan Rian.

“Kenapa Mbak Sun, apa gajih di perkebunan ini tidak cukup untuk Mbak Sun, kalau tidak Mbak Sun bisa pindah kerja di pabrik pengolahan,” celetuk Rian yang terkejut dengan ucapan Sundari.

“Bukan itu, saya ingin kerja di kota. Dan kebetulan minggu depan saya akan di jemput,” ucap Sundari yang tidak ingin melihat wajah Rian.

“Apakah bekerja di sini tidak membuat Mbak Sun nyaman?” Rian yang tidak mau Sundari pergi.

“Sangat nyaman apalagi semenjak mengenal dirimu Mas,” 

“Lalu kenapa Mbak Sun.”

“Aku tidak bisa menceritakan semuanya, jika memang kita masih berjodoh kita akan bertemu kembali!” sahut Sundari.

Ucapan Sundari membuat Rian sedih, hatinya sangat sakit baru kali ini ia merasakan jatuh cinta kepada seorang wanita.

Namun di sisi lain Rian tidak bisa memaksakan Sundari untuk tidak pergi.

“Baiklah Mbak Sun, aku akan menunggu sampai kamu datang entah seberapa lama itu,” ucap Rian meyakinkan Sundari.

“Terima Kasih, kamu sangat baik Mas berbeda dengan laki-laki yang aku kenal selama ini,” ucap Sundari tersenyum kepada Rian.

“Tapi, saya boleh meminta sesuatu?”

“Apa itu Mas?”

“Sebelum Mbak Sun berangkat nanti saya ingin Mbak Sun menemaniku, sehari saja apakah Mbak Sun bersedia?

Sundari yang mendengar ucapan Rian pun tersenyum di hati Sundari sendiri ada kesedihan meninggalkan Rian, akan tetapi ia harus menjalankan misinya.

“Baiklah jika itu permintaanmu Mas, sehari sebelum aku pergi aku akan menemanimu hingga tengah hari.”

“Terima Kasih Mbak Sun.”

Selama kenal dengan Sundari, Rian belum pernah mengungkapkan isi hatinya kepada Sundari. Karena Rian takut Sundari akan menolak cinta, Rian yang hanya bisa memberikan perhatian bentuk dirinya menyukai Sundari. 

Sikap Sundari yang terkadang dingin membuat Rian bimbang. Namun di hari di mana Sundari akan menemani dirinya.

Rian ingin mengungkapkan semua perasaannya kepada Sundari. 

Karena Rian tahu dia tidak akan kesempatan lagi untuk bertemu Sundari atau pun mengungkapkan perasaan itu.

“Ya sudah Mbak Sun, saya mau ke pabrik terlebih dahulu,” ucap Rian yang pergi berjalan meninggalkan Sundari dengan perasaan sedih.

Hati Sundari merasa sedih di kala Rian pergi meninggalkan dirinya.

“Mas Rian! Hati-hati,” pekik Sundari sembari tersenyum.

Rian yang mendengar teriakan Sundari pun tersenyum.

“Aku akan menunggumu sampai Mbak Sun datang!” teriak Rian ke arah Sundari.

 

 

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

yang sabar Sundari Ryan pasti kembali kok

2023-02-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!