Jangan bawa anakku

Sementara Sundari yang berada di kamar tersenyum dengan senang.

‘Ini baru di mulai Hendra,' batin Sundari.

Keesokan paginya Angga yang biasa jarang menangis kini sering sekali menangis.

“Mas, seperti Angga sakit tubuhnya deman,” ujar Dina.

Hendra mendekati Dina di kamar sedang mengendong Angga.

“Iya badannya panas sekali, seperti kita harus membawa Angga ke dokter,” sahut Hendra.

“Iya Mas,” ujar Dina.

Mereka berdua pun keluar dari rumah menuju mobil, kali ini Hendra yang mengambil alih mengemudi.

Dina menaiki mobil Hendra, setelah itu Hendra pun menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.

Di dalam perjalanan menuju rumah sakit Dina yang teringat akan mimpi seramnya tadi malam menceritakan kepada Hendra.

“Mas, apa ini petanda mimpi tadi malam?” ujar Dina yang mengingat-ingat mimpinya.

“Petanda bagaimana sayang, itu kan hanya mimpi sebagai bunga tidur,” Hendra yang tidak terlalu mempercayai hal semacam itu.

“Tapi kali ini mimpi ini berbeda Mas, mimpi ini seperti nyata,” ujar Dina.

“Memang kamu bermimpi apa sayang?” tanya Hendra.

Dina mulai menceritakan mimpinya tadi malam.

“Tadi malam, aku bermimpi ada sesosok kuntilanak yang berdiri di box bayi Angga. Kuntilanak itu awalnya hanya berdiri karena takut terjadi hal buruk kepada Angga aku pun memperingati kuntilanak itu untuk pergi jangan mengganggu Angga, tapi bukannya menjauh kuntilanak itu malah mengendong Angga dan membawa Angga pergi. Aku takut Mas mimpi itu sebuah petanda buruk,” pungkas Dina kepada Hendra.

“Sudahlah sayang itu hanya bunga tidur, kita berdoa saja semoga Angga tidak kenapa-kenapa lagi pula Angga tergolong anak yang kuat jarang sakit, jadi jika dirinya sakit menurutku itu hal yang wajar,” Hendra mencoba menenangkan Dina.

Dina yang terdiam menelaah ucapan dari Hendra.

Tidak berselang lama mereka berdua pun telah sampai di rumah sakit, Hendra yang memarkirkan mobilnya sebelum masuk ke rumah sakit.

Mereka berdua keluar dari mobil berjalan menuju rumah sakit.

Hendra beserta Dina mendatangi Dokter anak, Hendra yang mendaftar terlebih dahulu putranya.

Setelah Hendra selesai mendaftarkan putranya Hendra dan Dina duduk di tempat duduk yang telah di sediakan menunggu Suster memanggil Hendra.

Selang beberapa menit Suster pun memanggil dirinya.

Hendra yang mendengar suster memanggil dirinya pun mulai masuk ke ruang dokter anak dengan mengendong Angga berserta Dina.

Di dalam ruangan Dokter anak, Angga di letakan di tempat tidur, setelah itu Dokter mulai memeriksa Angga.

Selang beberapa menit Dokter pun telah selesai memeriksa Angga.

“Bagaimana Dok anak saya sakit apa?” tanya Hendra.

“Anak Bapak gejala tifus, untung Bapak cepat membawa ke rumah sakit, jadi belum masuk ke tifus, hanya gejalanya saja,” Dokter yang menjelaskan kepada Hendra.

“Syukurlah jika begitu, apa perlu di rawat Dok,” tanya Hendra.

“Tidak usah tidak apa-apa Pak Hendra, Angga hanya baru mengalami gejalanya saja jadi di berikan serep obat yang saya kasih kemungkinan sudah sembuh,” ujar Dokter.

“Baiklah jika begitu Dok,” ucap Hendra.

“Ini resep obat yang harus Bapak tebus di apotek depan, semoga Angga cepat sembuh ya Pak Hendra.”

“Iya Dok, terima kasih,” ujar Hendra.

Hendra keluar dari ruangan Dokter menuju apotek untuk menebus resep obat yang telah oleh Dokter.

Beberapa menit kemudian Hendra sudah mendapatkan obat untuk Angga, mereka berdua pun kembali untuk pulang.

Sesampainya di rumah Hendra berpamitan kepada Dina untuk kembali bekerja.

“Sayang aku ke kantor dulu hari ini, jika ada apa-apa langsung hubungi aku ya,” ucap Hendra sembari mencium kening Dina.

“Iya Mas, hati-hati di jalan,” sahut Dina.

Angga pun pergi menuju kantornya dengan di antar oleh Iwan.

Sementara Dina dengan sangat sabar mengurus Angga yang sedang sakit.

Di siang hari saat Angga tertidur di boxnya karena pengaruh obat yang di berikan oleh Dokter.

Dina yang juga kelelahan dari mengurus Angga pun tertidur di kamarnya.

Di saat sedang tertidur Dina bermimpi dengan mimpi yang sama tadi malam.

Angga di gendong oleh sang kuntilanak lalu membawanya pergi seperti angin lewat jendela.

“Jangan bawa bayiku,” Dina yang berteriak di dalam mimpi.

Bruk

Suara kaca jendela yang terbuka dengan kencang.

Dina pun yang terkejut terbangun dari mimpi buruknya kembali.

Dina yang sangat takut tentang mimpinya mendatangi Angga, terlihat Angga yang masih tertidur dengan sangat pulasnya.

Melihat Angga yang masih baik-baik saja hati Dina merasakan tenang kembali.

Dina pun kembali berjalan mendekati jendela yang terbuka untuk menutupnya kembali.

Setelah menutup jendela Dina merasakan lapar, Dina mulai keluar kamar meminta Sundari untuk menyiapkan makan siang untuknya.

Dina yang sedang duduk di meja makan memanggil Sundari.

“Bi Sun! Bi Sun!” teriak Dina memanggil Sundari.

Sundari yang sedang berada di dapur mendengar panggilan Dina segera menghampiri sang majikan.

“Iya Nyonya,” ucap Sundari.

“Tolong siapkan makan untukku!” perintah Dina kepada Sundari.

“Baik nyonya,” ucap Sundari yang bergegas menyiapkan makan siang untuk Dina.

Setelah semua telah Sundari siapkan, Dina pun mulai menikmati makan siangnya dan Sundari kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.

“Nyonya saya tinggal dulu ke dapur,” Sundari yang pamit.

“Tunggu Bi! Temani aku makan,” pinta Dina.

“Baik nyonya,” ujar Sundari yang berdiri di samping Dina menemani dirinya makan.

“Bi akhir-akhir ini aku sering bermimpi buruk tentang Angga,” ujar Dina yang mulai bercerita kepada Sundari.

“Mimpi apa Non?” tanya Sundari.

“Aku selalu bermimpi Angga di bawa kuntilanak pergi, aku takut Bi.”

“Mimpi hanya bunga tidur Non, tidak perlu terlalu di pikirkan,” Sundari yang memberi nasehat.

“Tapi mimpi ini serasa nyata.”

“Mungkin Non yang terlalu lelah menjaga Angga dan juga sangat khawatir kepada Angga sehingga bermimpi semacam itu,” pungkas Sundari.

“Sudanlah Non, jangan terlalu di pikirkan mimpi itu hannyalah bunga tidur.”

“Non boleh saya kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaan.”

“Iya Bi silakan.”

Hari demi hari Kondisi Angga malah semakin memburuk, sesekali Angga sembuh dari sakitnya namun di saat Angga sakit kembali malah akan semakin parah.

Malam itu terlihat Dina yang sangat panik melihat kondisi Angga yang sangat panas dan muntah-muntah membawa pergi ke rumah sakit bersama Hendra.

Di rumah sakit Angga di sarankan Dokter untuk di rawat.

Dina beserta Hendra pun menunggu Angga yang sedang di rawat di rumah sakit.

Dina yang berada di ruangan Angga di rawat pun sesekali menangis melihat kondisi Angga yang sangat memperhatikan dengan infus di tangan Angga beserta oksigen yang di pasang di hidung Angga.

“Mas, Angga Mas,” ucap Dina yang menangis tak kuasa melihat sang buah hati.

“Sabar sayang, kita berdoa saja semoga Angga cepat sembuh,” ujar Hendra yang memeluk sang istri berusaha untuk menenangkan sang istri.

Malam mulai semakin larut, Dina yang mulai berat menahan kantuk pun tak kuasa menahannya dan mulai tertidur.

Di mimpinya Dina merasa melihat sosok bayangan hitam ke abu-abuan di ujung kamar rumah sakit tempat Angga di rawat.

Bayangan itu seolah-oleh semakin jelas mana kala sedang mendekati Angga.

Bayangan itu pun seketika menjadi jelas saat membawa Angga pergi.

Sosok Kuntilanak itu mengendong Angga lalu membawanya pergi.

“Jangan bawa anakku,” teriak Dina di dalam mimpi.

Dina yang sangat terkejut pun bangun dari tidurnya.

Dina melihat kondisi Angga yang menjadi kritis pun membangunkan Hendra untuk segera memanggil Dokter.

“Mas, bangun Mas, panggil Dokter sekarang kondisi Angga kritis,” ujar Dina yang sangat panik.

Mendengar perintah sang istri Hendra segera bergegas dari kamar Angga pergi untuk memanggil Dokter.

Selang beberapa menit Dokter pun datang dan langsung menangani Angga membawanya ke ruang ICU.

Hendra beserta istri yang hanya bisa menunggu Angga di luar pun sangat panik.

“Mas. Angga Mas,” ucap Dina yang menangis.

Hendra hanya bisa memeluk sang istri mencoba menenangkan sang istri di pelukaannya.

“Kita berdoa semoga Angga dapat melewati masa kritis ini,” ucap Hendra menenangkan sang istri di pelukannya.

Setelah satu jam telah berlalu Dokter yang menangani Angga memberikan kabar buruk untuk mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Cinta Rodriques

Cinta Rodriques

angan g tau apa2 thour...harusx yg menderita tuh Hendar langsung thour...
kasihan anak kecil.

2023-04-01

0

Putri Minwa

Putri Minwa

kasihan nasib Angga

2023-02-13

0

Mei Yuniati

Mei Yuniati

balas dendamnya mendhing ke hendra dan dina aja thor jangan ke anaknya

2023-01-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!