Korban pertama Sundari

Keesokan paginya Sundari melaksanakan tugasnya ia membuat sarapan pagi untuk Hendra beserta Dina, sebelum mereka berdua pergi bekerja.

Hendra beserta Dina yang telah siap duduk di meja makan, menikmati makanan yang telah di siapkan Sundari.

Selang beberapa menit Hendra dan Dina telah selesai sarapan pagi.

Sebelum berangkat bekerja mereka berdua menyempatkan diri mereka untuk mengendong Angga.

“Papah dan Mamah pergi bekerja dulu ya sayang,” sahut Hendra mencium pipi Angga.

“Oh ya Sus, nanti kalau ada apa-apa hubungi aku apa lagi mengenai Angga,” ucap Dina.

“Kami berdua pergi dulu,” ujar Hendra.

“Baik Pak dan Bu,” Sahut Retno yang sedang menyuapi Angga dengan MPASI

Hendra beserta Dina pun berjalan keluar rumah menaiki mobil mereka dan di antar oleh Iwan.

Setelah mereka berdua pergi bekerja tinggal Retno dan Sundari yang berada di rumah itu.

Rumah Hendra cukup luas, di belakang rumah terdapat kolam renang dan di ruang tengah terdapat tangga untuk naik ke lantai dua.

Sundari mulai membersihkan rumah Hendra yang lumayan luas itu sendirian.

Sementara Retno yang telah selesai menyuapi Angga dengan MPASI, Retno pun mulai untuk menidurkan Angga.  

Retno yang melihat Angga tertidur pulas di box bayinya meninggalkan Angga.

Retno yang merasa bosan berada di kamar menunggu Angga tidur, dia pun ingin duduk di ruang tengah sembari bermain telepon genggamnya.

Retno yang sedang duduk di ruang tengah dan bermain telepon genggamnya, mendengar barang jatuh di lantai dua.

Bruk 

Suara benda jatuh yang terdengar kencang.

‘Apa itu, apakah bi Sun,' gumam Retno.

Retno pun tidak memedulikan suara benda jatuh hingga.

Hingga terdengar suara benda jatuh kedua kalinya.

Dengan sangat penasaran Retno ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi di lantai dua itu.

Retno berdiri dari tempat duduknya menuju tangga.

Di atas tangga terlihat seperti Sundari yang sedang berdiri membelakangi Retno.

‘Bi Sun, apa yang sedang ia lakukan di sana, berisik sekali,' ujar Retno yang ingin mendatangi Sundari.

Retno pun mulai menaiki anak tangga selangkah demi selangkah, Sundari yang merasa dirinya ingin di ikuti Retno akhirnya berjalan menjauhi.

“Bi Sun!” pekik Retno sembari menaiki anak tangga.

Sundari tidak memedulikan Retno ia berjalan hingga sampai kamar yang berada di ujung.

Di sanalah Sundari terdiam menghadap ke tembok.

Retno yang telah naik ke lantai dua melihat tingkah Sundari yang sangat aneh semakin penasaran.

‘Apa yang sebenarnya di lakukan oleh Bi Sun, dia sangat aneh,' batin Retno.

Dengan rasa penasaran yang sangat besar Retno mendekati Sundari.

Selangkah demi selangkah Retno yang mendekati Sundari yang sedang berdiri menghadap tembok.

Sampai akhirnya Retno tepat berdiri di belakang Sundari.

Retno pun menepuk bahu Sundari berusaha untuk menegurnya.

“Bi Sun,” Retno yang menepuk bahu Sundari.

Seketika kejadian mengerikan pun muncul.

Sundari yang menoleh memutar kepalanya hingga 180 derajat.

Retno yang kaget pun berteriak histeris.

Seketika wajah Sundari berubah menjadi kuntilanak yang sangat menyeramkan menyeringai ke arah Retno dengan bentuk gigi yang semuanya runcing.

Retno yang sangat takut pun berlari.

Kuntilanak itu mengejar Retno dengan berjalan merangkak di lantai terkadang kuntilanak itu berjalan merangkak di dinding.

Dengan sangat takut dengan apa yang dia liat Retno berlari menuruni tangga.

Karena saat menuruni anak tangga Retno tidak berhati-hati akhirnya kakinya tersandung anak tangga tubuhnya terguling-guling di tangga hingga kepalanya terbentur tiang tangga.

Benturan itu cukup keras hingga membuat kepalanya mengalami luka yang serius, lantai marmer yang mengkilat itu kini berlumuran darah.

Retno bahkan tidak dapat menggelakkan tubuhnya, ia meringis kesakitan sembari meminta pertolongan, samar-samar Retno melihat seseorang berdiri sambil memandangi dirinya.

“Bi Sun tolong saya,” ucapnya Lirih.

Sundari hanya terdiam sembari menatap Retno yang tergeletak lemas bersimbah darah, bahkan Retno dapat melihat ekspresi menyeringai dari wajah Sundari.

Sundari melewati Retno, ia berjalan menuju sebuah meja kecil. Sundari mengangkat gagang telepon dan menghubungi Hendra.

“Halo Tuan,” ucap Sundari di balik telepon.

“Ada apa Bi Sun?”

“Tuan ... Retno Tuan.”

“Ada apa dengan Retno Bi?”

“Retno terjatuh dari tangga Tuan, darahnya banyak sekali,” ucap Sundari seolah-olah tengah panik.

“Astaga! Baik Bi aku akan telpon ambulan untuk membawa Retno ke rumah sakit.”

Hendra mematikan telepon dari Sundari dan segera menelepon ambulan.

Selang beberapa menit ngiungan  ambulan terdengar dari kejauhan.

Sundari yang menyadari ambulan sudah tiba ke luar dari rumah lalu membuka pagar rumah Hendra.

Ambulan pun masuk ke dalam halaman rumah Hendra.

Para petugas medis mengeluarkan ranjang yang di gunakan untuk membawa pasien ke rumah sakit.

Tubuh Retno diangkat oleh para petugas medis ke atas ranjang pasien barulah setelah itu di masukkan ke dalam ambulan.

Setelah Retno masuk ke dalam ambulan para petugas medis membawa Retno ke rumah sakit terdekat.

Hendra yang mendengar kabar buruk tentang Retno dari Sundari pun memberitahukan istrinya Dina.

Hendra merogoh telepon genggamnya berada di saku celananya, lalu segera menelepon Dina.

“Hallo sayang, ada kabar buruk.”

“Iya Mas kabar apa?” 

“Mbak Retno terjatuh dari tangga sekarang di bawa ke rumah sakit,” ucap Hendra menjelaskan melalui telepon.

“Mengapa bisa seperti itu?” 

“Aku pun tidak begitu mengetahui kronologinya tadi bi Sun yang mengabari aku sayang, ini aku ingin pergi ke rumah sakit untuk mengetahui kabar Retno lebih lanjut.”

“Kalau begitu aku ikut denganmu Mas.”

“Iya sayang aku akan menelepon Iwan untuk menjemputku baru kita pergi bersama-sama ke rumah sakit harapan kita,” sahut Hendra melalui telepon.

“Baik Mas aku tunggu.”

Hendra mematikan teleponnya lalu menghubungi Iwan untuk menjemputnya.

30 menit kemudian Iwan telah menunggu Hendra di parkiran mobil, Hendra pun keluar dari kantornya mendatangi Iwan yang berada di parkiran mobil.

Sesampainya di parkiran mobil Hendra menaik mobilnya yang sedang di kemudikan Iwan menuju kantor Dina.

Di dalam perjalanan Iwan yang tidak tahu hal buruk terjadi kepada Retno pun menanyakan kepada Hendra.

“Tumben Pak Hendra pulang lebih awal?” tanya Iwan.

“Iya, ada kabar buruk yang terjadi Retno jatuh dari tangga dan sekarang ada di rumah sakit harapan kita, aku dan Dina akan menjenguknya sekalian ingin mengetahui bagaimana keadaan Retno,” Hendra menjelaskan kepada Iwan.

Sontak saja Iwan yang mendengar kabar dari Hendra pun sangat terkejut.

“Loh kok bisa Retno mengalami kejadian seperti itu?”

“Aku tidak tahu kronologi yang sebenarnya, sebaiknya kita cepat pergi ke rumah sakit itu.”

“Baik Pak,” sahut Iwan yang mempercepat laju mobil yang di kemudiankannya.

Tidak perlu waktu lama untuk mereka sampai di kantor Dina.

Hendra yang menelepon Dina memberitahukan bahwa dirinya berserta Iwan sudah berada di parkiran mobil.

Dina bergegas keluar dari kantornya menuju parkiran mobil.

Sesampainya Dina di parkiran mobil dirinya menaiki mobil Hendra menuju rumah sakit harapan kita.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

👍👍👍

2023-02-13

0

jenny

jenny

aduh, yang jadi korban malah Retno. . Haruse Hendra dan keluarga nya. kasihan Retno thor.

tetap semangat, ditunggu crazy up nya

2023-01-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!