"Aku ingin kita menikah Minggu ini, Sayang!" desak Sofia.
"Kau jangan gila, Sofia. Aku nggak bisa menikahi mu!"
"Kenapa?"
"Aku sudah menikah," jawab Devan.
"Lalu, bagaimana dengan rencana kita? Bahkan sebelum kau menikah dengan gadis tengil itu, kita sudah berencana untuk rujuk. Tapi, kenapa kau berbohong?"
"Hhhhh, Apakah tidak bisa menunggu sebentar lagi?"
"Apa yang harus aku tunggu?" Sofia menatap tajam ke arah Devan.
"Pertemukan aku dengan anakku," pinta Devan.
"Kau tenang saja. Aku pasti akan mempertemukan mu dengan anak kita!" ucap Sofia,"Lihatlah ini!"
Sofia menunjukkan foto seorang anak laki-laki. Kurang lebih usianya 14 tahunan. Devan menatapnya dengan seksama, dia senang jika memang itu adalah anaknya. Tapi, kalau bukan, dia benar-benar akan buat perhitungan dengan mantan isterinya itu.
Devan bingung. Jika Aisha sampai tau, pasti akan sangat menyakitinya. Dia tidak mau sampai itu terjadi pada sang istri.
Tapi hati kecilnya juga penasaran, dia ingin tahu, apakah benar anak yang dimaksud Sofia benar anaknya atau cuma karangan Sofia saja. Itu yang sedang Devan selidiki.
Sial! Kenapa jadi serumit ini?
"Aku ingin bertemu dengan anakku. Setelah itu, kita akan kembali rujuk!" tukas Devan.
"Baiklah. Aku akan mempertemukan mu dengan Noah."
"Noah?"
"Ya, Noah. Itu nama anak kita," ujar Sofia.
"Kapan kau akan mempertemukan ku dengan Noah?"
"Secepatnya,"
"Oke. Aku tunggu kabar baik darimu!"
...°°°°°®®®°°°°°...
Sudah satu Minggu, Aisha tidak bertemu dengan suaminya. Devan bilang sih ada urusan pekerjaan di luar kota, Aisha mengiyakan perkataan suaminya.
Hari ini adalah hari Minggu. Kampus libur. Dia bingung harus melakukan apa. Di rumah hanya ada para pelayan. Dia pun memilih untuk rebahan di kasur sambil bermain game di ponselnya.
Aisha mendengar ada suara tamu diluar.
"Om Devan kah?"
Aisha meletakkan ponselnya begitu saja. Mungkin yang datang suaminya, tanpa mengganti bajunya Aisha turun ke lantai satu, hanya ingin tahu siapa yang datang ke rumahnya.
"Nyonya, ada tamu!" ucap Pak Mun pada Aisha. Aisha yang merasa penasaran, dia pun langsung menemui tamunya.
"Aishaaaaaaa!"
"Clara, Kok Lo disini?" tanya Aisha.
"Hehehehe, gue mau ngajakin Lo jalan-jalan ke mall."
"Jalan-jalan ke mall?"
"Iya, mumpung libur. Mau kan?" jawab Clara.
"Ehm, boleh deh. Gue juga bingung mau ngapain,"
"Nah, suami Lo, kemana?"
"Dia lagi pergi. Ada kerjaan di luar kota," jawab Aisha, "Nggak tau pulangnya kapan. Gue juga bosen banget!"
"Wah, kebetulan. Kita seneng-seneng aja. Kita nongkrong di Cafe, tempat favorit kita!"
"Boleh," jawab Aisha dengan anggukan.
Tapi nggak ada salahnya kan jika dia jalan-jalan. Toh Clara yang ngajak!
Lagian juga rasanya sangat aneh. Kenapa coba Om nggak pulang dan nggak bisa dihubungi?
Bener-bener bikin mood rusak!
"Oke deh. Aku ganti baju dulu!"
Aisha naik ke lantai dua, masuk ke kamarnya. Dia langsung mengganti bajunya, dengan dress cantik bunga-bunga. Aisha terlihat sangat cantik meskipun hanya berdandan tipis-tipis.
"Pak Mun, Aku pergi dulu ya!"
"Baik, Nyonya. Hati-hati di jalan!" ucap Pak Mun.
____
____
Semenjak kejadian saat itu, Aisha memang sudah tidak diperbolehkan untuk mengendarai motor sportnya.
"Nih Lo yang nyetir!" Clara melempar kunci mobilnya ke arah Aisha.
"Kok gue sih?"
"Tangan gue pegel,"
Aisha melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang. Sudah sangat lama dia tidak mengendarai mobil. Itu karena memang dia sedikit trauma karena kecelakaan beberapa tahun silam.
Dia agak ragu awalnya, tapi Aisha bukanlah wanita yang lemah dan manja. Meskipun pernah trauma, dia berusaha untuk menepis rasa trauma dan takut itu.
Mereka sudah sampai di mall. Mereka langsung masuk setelah memarkirkan mobilnya.
Mereka cuma berkeliling mall, mencari hiburan. Sekali-kali mereka masuk ke toko baju, yah, walau cuma melihat saja. Karena mereka bukanlah wanita yang suka shopping-shopping.
Keluar dari toko baju, Aisha mengajak Clara nonton di bioskop mall. Mereka sangat menikmati keseruan mereka saat ini.
"Ra, Gue laper. Kita cari makan yuk!" ajak Aisha pada Clara.
"Ayo. Gue juga lapar!"
Keluar dari bioskop, mereka langsung mencari tempat makan. Mereka berkeliling untuk mencari tempat makan yang nyaman, dan mereka memilih tempat makanan yang menjual masakan Jepang.
Mereka memilih meja dekat dengan akuarium. Seorang pelayan datang dengan membawa buku menu. Aisha memesan beberapa makanan di menu tersebut, begitu juga dengan Clara.
Sambil menunggu, manik Aisha melihat sekelilingnya. Tempat makan yang ia kunjungi ternyata memiliki dua lantai.
Manik Aisha menoleh ke arah lantai dua. Pandangannya tidak berkedip saat melihat sosok yang sangat ia kenal. Dia penasaran, Aisha pun beranjak dari tempat duduknya. Dia ingin memastikan penglihatannya benar atau tidak, kalau itu benar suaminya atau bukan.
Tapi dengan siapa dia datang ke restoran ini? Kenapa sepertinya sang suami sedang berbicara dengan seseorang?
Bukankah suaminya sedang berada di luar kota?
Aisha memberanikan diri untuk melihatnya sendiri.
"Ra, Tunggu disini sebentar!" ucap Aisha.
"Lo mau kemana?"
"Sebentar saja. Gue mau menemui seseorang,"
Aisha melangkahkan kakinya ke lantai dua. Dia begitu terkejut dengan pemandangan di hadapannya. Sang suami dengan mantannya sedang makan bersama, di Restaurant itu juga. Dan yang membuatnya bertambah terkejut, diantara mereka duduk seorang anak laki-laki.
Mereka tampak begitu akrab, seperti sebuah keluarga yang harmonis. Orang pasti menganggap mereka memang sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia.
Aisha melangkah mundur, dadanya terasa sesak melihat pemandangan itu.
"Ya Tuhan, Apa arti semua ini? Kenapa Om tega membohongi ku?" batin Aisha, "Dia bilang ke luar kota. Tapi dia berbohong kepadaku!"
Aisha benar-benar tidak kuat, dia pun meninggalkan tempat itu kembali ke meja Clara.
"Aish, Lo, kenapa?" tanya Clara karena melihat Aisha menangis.
"Kita pergi dari sini,"
"Tapi Makanannya?"
"Kita bungkus saja," jawab Aisha menyambar tasnya, dan bergegas pergi dari sana.
____
____
"Aish, Lo kenapa?" Clara khawatir, karena sedari tadi sahabatnya hanya diam sambil menyetir mobil.
"Gue nggak apa-apa," jawab Aisha, tapi air matanya tidak berhenti menetes.
"Kalau ada masalah, ayo cerita!" desak Clara.
"Gue lihat Om Devan dengan perempuan itu," jelas Aisha.
"Di mana?"
"Direstaurant itu,"
"Kok gue nggak liat,"
"Dia dilantai dua tadi. Tapi, kenapa dia harus bohong? Benar-benar menyebalkan sekali!" kesal Aisha.
"Sabar, Aisha. Jika Lo bertemu dengan Om Devan, Lo bisa tanyakan langsung!"
"Hhhh, iya, gue akan bertanya. Tapi Lo tau, gue benar-benar ingin menghajarnya jika dia sampai berbohong!" Aisha memukul-mukul stir mobilnya.
"Sabar, Aisha! Lo harus banyak bersabar!"
Aisha mengambil nafas dalam-dalam, kemudian mengeluarkannya lagi. Dia nggak habis pikir, kenapa coba suaminya berbohong.
Awas saja jika dia mempermainkan ku!
To be continued ...
Ayo bantu Like, komentar, gift dan vote...
Terimakasih yang sudah setia baca sampai sini....🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Maya Hendra Hais
berpikir dengan jernih Aisha kamu belum tau tentang suamimu dan apa yang sedang dia rencanakan...om Devan tidak mungkin berpaling dari kucing liarnya karena dia sudah mulai bucin padamu 🤭🤭🥰
2023-01-25
0
Fitri
kk penasaran bikin aku penasaran 🙄 kk keren 😘😘
2023-01-25
0
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️
lanjut thor
2023-01-25
0