Flashback
* Singapura_1 tahun yang lalu *
Saat itu Aisha memohon izin ke toilet, karena mendadak perutnya melilit, padahal dia belum memakan apa-apa. Sampai di depan toilet, toiletnya masih dalam proses perbaikan. Raut mukanya saat itu sangat panik dan pucat, karena menahan hajat besar di perutnya.
Ia pun bertanya kepada petugas cleaning servis, mungkin saja ada toilet yang tidak rusak, yang bisa ia gunakan. Beruntungnya ada toilet lain di sebelah Utara Restaurant tersebut.
Dengan terburu-buru Aisha pun berlarian ke arah toilet. Saking terburu-buru nya, tidak sengaja Aisha menabrak seorang pria, yang kira-kira usianya lebih muda dari Papihnya. Pria itu adalah Devan, teman bisnis Alan.
Brugh ...
"Auw," pekik Aisha.
Aisha terjatuh.
"Nona tidak apa-apa?" tanya Devan.
Pria itu mengulurkan tangannya membantu Aisha berdiri. Namun Aisha menepis tangan itu, dia justru ngomel-ngomel pada pria itu.
"Ish, Apakah Om tidak lihat? Bokong ku sakit," omelnya.
"Maaf, saya tidak sengaja," ucapnya.
Padahal Aisha yang salah, saking terburu-burunya, ia berlari sangat cepat, hingga menabrak Devan.
Tuuuuuuuuuuuut ...
Hal yang memalukan di alami oleh gadis muda itu. Tanpa sengaja suara nyaring keluar dari bawah sana. Aisha menutupi pantatnya. Namun gas beracunnya sudah terlebih dahulu dikeluarkan, seketika tercium bau yang tidak sedap menusuk hidung. Devan langsung menutupi hidungnya dengan tangannya sendiri. Aisha sangat malu dan teramat malu.
Saking malunya, dia langsung berlari ke kamar mandi, dan membuang semua hajatnya. Wajahnya terlihat tidak pucat setelah semuanya ia keluarkan.
"Ah, leganya," ucap Aisha.
Keluar dari kamar mandi, dia sedikit mengintip. Takutnya pria itu masih di luar sana. Dan syukurlah, pria itu sudah pergi. Aman ....
"Ah, syukurlah, Om itu sudah tidak ada," monolognya.
...°°°°®®®°°°°...
Mengingat kejadian itu, Devan tersenyum. Dia tidak menyangka akan dipertemukan kembali dengan gadis ajaib itu di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan sih, karena antara dirinya dan Papa Aisha memang sedang menjalin kerjasama antar dua perusahaan.
Devan membuka cabang Perusahaan baru di Indonesia. Dan Alan sebagai investor terbesar di perusahaannya. Karena itu perusahaan baru, Devan akan menggelutinya dengan sungguh-sungguh.
Dulu saat dia masih menjadi seorang suami dari Sofia, mereka tinggal bahagia di Indonesia. Dan rumah yang sekarang ditempatinya adalah rumah kenangan antara dirinya dan Sofia.
Devan menikah di usia yang masih muda. Saat itu usianya 23 tahun, dan usia Sofia 21 tahun. Selama tujuh tahun mereka menjalani biduk rumah tangga, namun mereka tidak dikaruniai anak.
Devan seorang pria pekerja keras. Bahkan waktu liburnya ia gunakan untuk bekerja. Itu semua agar bisnisnya semakin berkembang. Pundi-pundi uang dengan mudah ia dapatkan, dan mencukupi semua kebutuhan istrinya.
Sofia yang tidak sabaran, dia merasa hidupnya jenuh, bosan dan kesepian. Ia pun memilih untuk mengikuti grup reuni teman-teman kuliahnya. Di saat itu dia bertemu dengan mantan kekasihnya, yang sekarang ini bertransformasi menjadi pria yang tampan dan gagah.
Awalnya mereka hanya bertukar telepon, kemudian merembet makan malam bersama. Dan akhirnya berakhir di ranjang.
Devan yang saat itu pulang ke rumah dan mendapati istrinya tidur dengan pria lain, dia begitu emosi dan kalap. Malam itu juga dia menalak Sofia sebagai seorang istri. Bukan hanya menalak, Devan juga mengusir Sofia dan selingkuhannya dari rumah.
Setelah kejadian itu, dia menutup diri dengan yang namanya hubungan. Dia terlalu takut untuk membuka lembaran baru dengan orang baru.
"Apakah aku salah?" Devan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis cantik itu, "Seharusnya kau menikah dengan pria yang seumuran denganmu. Bukan pria tua sepertiku. Aku sudah menduda selama 15 tahun. Dan sekarang usiaku 45 tahun. Seharusnya kau menjadi anak ku, bukan istriku!" Devan masih memandang wajah cantik istri kecilnya.
"Tidurlah, Aisha. Selamat malam!"
Devan hendak berdiri namun tangan Devan ditarik Aisha, membuat tubuh pria itu condong ke depan, dan jarak mereka sangatlah dekat. Devan bisa merasakan hembusan nafas istrinya. Mendadak jantungnya berdetak kencang.
Dia menoleh ke arah Aisha, gadis itu masih memejamkan matanya. Dengan perlahan Devan menarik tangannya yang kini menjadi bantal Aisha.
"Ya Ampun. Dasar kucing liar! Tidur pun masih saja menyusahkan ku!" lirihnya.
Devan membenarkan selimut Aisha, dan mematikan lampu kamar. Dia menggantinya dengan lampu tidur.
...°°°°°°®®®®°°°°°°...
Aisha mengerjapkan matanya, setelah sholat subuh dia merebahkan kembali tubuhnya. Ia sedang berpikir, tadi malam sepertinya dia bermimpi. Memimpikan suaminya, lalu segera menepisnya.
Mimpi atau kenyatan ya? Kenapa aku merasa kalau Om Devan masuk ke kamar ku?
Ting ... Tong
Suara bel berbunyi, tapi sepertinya belum ada yang membukanya. Aisha pun berlarian untuk membukakan pintu utama. Ternyata Pak Mun sudah membukanya.
"Selamat pagi, Pak Mun!"
Pak Mun nampak terkejut melihat siapa yang datang. Pasalnya setelah kejadian itu, wanita itu tidak pernah datang ke rumah itu lagi.
"Siapa, Pak Mun?" tanya Aisha yang sudah berdiri di belakang Pak Mun.
Pak Mun menggeser tubuhnya supaya Nyonya kecilnya bisa melihat siapa yang datang pagi-pagi begini. Sofia juga agak memaksa untuk masuk ke dalam.
"Kamu?" Sofia terkejut melihat gadis cantik dengan usia yang masih sangat muda ada di rumah Devan.
Nggak mungkin dia istrinya kan!
Nggak mungkin juga dia anaknya!
Lalu siapa gadis muda ini?
"Maaf, Anda mencari siapa?" tanya Aisha.
"Devan ada?" bukannya menjawab, wanita itu justru balik bertanya. Dan Aisha sedikit jengkel.
"Oh, Tante mencari suamiku,"
"Hah, Apa? Suami?"
"Iya. Mas Devan suamiku." jawab Aisha santai.
Raut muka Sofia mendadak masam mendengar dirinya dipanggil Tante, Pak Mun menahan tawanya. Biasanya tidak seorangpun yang berani menjawab pertanyaan mantan nyonya nya. Namun kali ini, Nyonya kecilnya sungguh sangat luar biasa.
"Ada apa mencari suamiku?"
"Ck, sudahlah. Tidak perlu berpura-pura. Aku tahu, pernikahan kalian hanyalah jebakan belaka. Semuanya tidak benar-benar terjadi. Sebaiknya kamu jangan berharap banyak dengan pernikahan itu." ketus wanita itu, "Devan pernah mengatakannya bukan. Kalau aku dan dia akan rujuk?"
"Hah, Apa?" Aisha terkejut.
Aisha benar-benar nggak habis pikir. Bagaimana suaminya bisa membeberkan semua masalah rumah tangganya pada orang lain. Wanita yang kini bukan siapa-siapanya lagi. Wanita yang kini hanyalah mantan.
"Devan sudah menceritakan semuanya. Pernikahan mu dan dia, hanyalah sebuah rekayasa mu belaka. Aku sarankan ya! Lebih baik kau tinggalkan Devan. Karena aku dan dia akan rujuk. Kau hanyalah gadis ingusan, tidak cocok dengan pria dewasa seperti dia! Aku yakin di luar sana masih banyak pria yang seumuran denganmu. Dan tipe sepertimu bukanlah tipe Devan. Kau tau tipe Devan. Dia sangat suka dengan wanita dengan buah dada dan pantat yang besar, bahkan dia sangat suka dengan wanita liar saat bermain di ranjang!" ucap Sofia panjang lebar.
Sakit, rasanya benar-benar sangat sakit. Rasanya dia ingin menampar wanita itu. Rasanya dia ingin menghajar mulut wanita itu, tapi dia berusaha untuk menahannya.
"Sofia!" suara bariton turun dari tangga.
"Sayaaaaaaang!" Sofia mencium bibir Devan begitu cepat. Devan tidak sempat mengelak, karena gerakan Sofia yang begitu cepat. Benda kenyal milik Sofia menempel pada benda kenyal milik Devan.
Dan itu sudah membuat hati Aisha begitu hancur. Tidak terasa air matanya mengalir begitu saja. Dia menyeka air matanya, hatinya benar-benar sangat sakit. Bagaimana bisa mereka melakukan itu semua di depan matanya.
"Tuan, Nyonya. Sarapan sudah siap!" ucapan Pak Mun membuat Aisha menyeka air matanya. Dia pun berlalu begitu saja melewati pasangan itu, masuk ke kamarnya.
"Aisha." panggil suaminya, namun Sofia langsung menggandeng tangan Devan mengajaknya sarapan bersama.
"Aku lapar, dari tadi aku belum makan. Aku sarapan disini ya?"
Devan hanya menurut, dia duduk di samping Sofia. Sesekali maniknya melirik ke lantai dua, menanti kedatangan Aisha.
Setengah jam kemudian, Aisha turun dari lantai dua. Pasangan itu sedang menikmati sarapan paginya. Aisha hanya bisa menghela nafasnya panjang.
"Aisha, Ayo sarapan!" ajak Devan.
"Nggak usah, Om. Nanti aku akan sarapan di kantin aja. Aku langsung berangkat kuliah!" jawabnya.
Aisha meraih tangan suaminya untuk salim. Kemudian dia berbalik meninggalkan Devan dan wanita itu. Saat Devan akan memanggil Aisha, Sofia menarik tangan Devan agar tidak mengejarnya.
"Kenapa kau datang kesini?" bentak Devan.
"Lho kenapa? Bukankah sebentar lagi aku juga akan tinggal di sini?"
"Cukup, Sofia! Kau tidak akan tinggal di sini!"
"Kau ini kenapa sih, Sayang?"
"Sekarang aku minta kau pulang!"
"Aku tidak mau! Aku mau tinggal di sini!" tolak Sofia.
"Please, Sofia! Kamu jangan bikin aku marah!" kesal Devan.
"Oke. Aku akan kembali ke apartemen. Tapi anterin!"
"Hhhhhh," Devan menghela nafasnya kasar, "Oke. Aku akan siap-siap!"
Devan mengganti bajunya dengan baju kantor. Kemudian dia mengantarkan Sofia kembali ke apartemennya. Awalnya Sofia ingin ikut Devan ke kantor, namun Devan menolaknya dengan tegas. Dari pada melihat Devan marah, akhirnya ia pun menuruti kemauan Devan.
Bersambung ...
Untuk memberikan semangat Author, yuk kasih semangat dengan memberikan Like dan komentar kalian.
Salam hangat dari Author ....
Author kasih visual tokohnya ya, Silahkan menghalu sendiri ...
Sofia
Arsy
Clara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
sari emilia
nah clara lbh cantik dr aisha lbh natural
2024-04-09
0
Sukliang
kasihan aisha
2023-07-22
0
Nurmila Karyadi
sophia tua aja pede abiis
2023-06-15
0