"Ars, Tunggu!" gadis bernama Clara berlarian di sepanjang koridor hanya untuk mengejar seorang pria bernama Arsy.
Pria yang bernama Arsy tersebut menoleh ke arah suara wanita yang memanggilnya.
"Ada apa sih?" sewot Arsy karena wanita tersebut menarik tasnya.
"Gue mau nanya, dimana Aisha? Kenapa sudah tiga hari dia nggak keliatan?"
"Kawin," jawab Arsy santai, kemudian kembali berjalan mendahului Clara. Clara yang masih belum puas dengan jawaban Arsy, dia kembali menarik tasnya.
"Woi, gue belum selesai!"
"Ih, Lo tuh berisik banget! Bikin mood gue buruk aja!"
"Eh, maksud Lo tuh apa?"
"Yang mana?"
"Siapa yang kawin?" tanya Clara.
"Aisha lah,"
"Hah?" Clara terkejut, mulutnya melongo. Arsy sampai terkekeh melihat mulut Clara yang melongo seperti itu.
"Tutup mulut, Lo. Bau jengkol!" Arsy menutup hidungnya.
"Eh, Lo sembarangan! Ini bau parfum alami tau!" kekehnya. Kemudian ia tiup nafasnya ke telapak tangan. Ternyata memang benar, mulutnya bau jengkol.
"Iyuh, bau banget!"
Ini, gara-gara nyokap masak jengkol nih. Mulut gue bau kayak gini!
"Terus dia kawin sama siapa?"
"Jangan keras-keras! Lo mau satu kampus tahu?" Arsy mendelik kan matanya. Sontak Clara langsung menutup mulutnya.
"Oke, Oke." bisik Clara, "Dia kawin sama siapa?"
"Ya sama manusia lah. Masa iya Aisha kawin sama monyet! Hahahaha!" gelak Arsy.
"Lo tuh ya ditanyain bener juga, jawabnya ngeselin!"
"Kepo, Lo!" Arsy kembali berjalan melintasi Clara yang masih berdiri terpaku di sana.
"Eh, Tunggu keles!" sungut wanita berperawakan mungil itu.
_____
_____
Aisha memacu motornya dengan sangat kencang, bak pembalap profesional, dia meliuk-liukkan motornya di setiap jalanan yang berkelok.
Dalam waktu kurang lebih 45 menit dia sampai di parkiran kampus. Lumayan agak jauh sih, tapi tak mengapa lah. Masih ada waktu untuk masuk ke kelas.
Dia berlarian di sepanjang koridor kampus, tepat pukul 8, dia langsung masuk ke kelas, menjatuhkan pantatnya di kursi.
BRAKK ...
"Eh, Tolol, Lo!" Clara begitu terkejut. Aish tertawa cekikikan, merasa lucu melihat mimik wajah kaget sahabatnya.
"Aisha, Lo tuh ya bener-bener! Teman nggak ada akhlak!"
"Hehehehe, makanya jangan ngelamun, Cin!" kekehnya.
"Gue lagi nggak nglamun yah! Gue lagi mikirin utang gue ke Ibu kantin!" sewot Clara.
"Eh, kemarin gue makan gorengan berapa ya? Kayaknya gue makan tempenya 3, tahu isinya 2, bakwannya kalau nggak salah 4. Totalnya 9, nanti gue bilang aja makan 5!" gumam Clara.
"Woy, gue denger!" teriak Aisha tepat ditelinga Clara, "Dosa, Lo, bohongin Ibu kantin!"
"Ih, Makanya Lo diem!"
"Lo tuh ya, nggak di SMA, nggak di kampus sama aja! Ati-ati, pantat Lo borokan! Hahaha!"
"Ah, sialan, Lo!" berengut Clara.
Beberapa detik kemudian dosen mereka datang, terpaksa mereka menghentikan gurauan mereka. Padahal Clara masih penasaran, ingin menguak informasi dari sahabatnya.
_____
_____
Devan menyenderkan punggungnya di kursi, sekilas dia masih memikirkan sikap Aisha hari ini yang menurutnya sangat aneh.
Ah, sial. Kenapa justru aku memikirkannya terus sih?
Dasar Kucing Liar, Kenapa coba tadi pagi sikapnya seperti itu?
Tapi, saat berangkat dia memakai motor. Bagaimana kalau dia celaka?
Tok ... Tok ... Tok
"Masuk!"
"Pak, sebentar lagi akan ada meeting!" ucap Linda sekertaris Devan.
"Oke. Sebentar lagi aku siap!"
...°°°°®®®°°°°...
"Gue mau ke kantin, Lo mau ikut nggak?" ajak Aisha.
"Oke, Oke. Gue ikut!"
Mereka memilih duduk di sudut kantin, tempat favorit mereka. Persahabatan mereka terjalin sudah cukup lama, saat mereka sama-sama duduk di bangku SMA. Hingga sekarang mereka menjalin persahabatan dengan baik.
Aisha memesan bakso, perutnya terasa sangat lapar. Sedari pagi dia memang belum sarapan. Itu karena moodnya sangat buruk sedari malam, di tambah otaknya yang kacau.
Sedang asyik makan, tiba-tiba seseorang melempar tasnya ke arah meja. Sontak mereka berdua terkejut, Clara lebih-lebih, dia memegangi dadanya.
"Dasar Kau!" sewot Clara, "Cowok menyebalkan!"
Aisha cekikikan. Tentulah Clara sewot, dua kali dia terkejut karena ulah dirinya dan Arsy. Yang ditatap cuma bersikap dingin sambil bermain game di ponsel.
"Dasar cowok gila!" umpat Clara, namun masih terdengar ditelinga kedua sahabatnya.
"Hey, Ars, Lo mau makan? Gue pesenin!" ucap Aisha. Bukannya menjawab, justru dengan santai dia mengambil mangkuk bakso Aisha yang sedang ia makan.
"Arsy, Itu milik gue?" kesal Aisha.
"Ish, Jangan pelit-pelit!" ujarnya.
"Lo tuh yah kebiasaan! Kenapa sih Lo nggak pesen sendiri aja? Kenapa harus nyomot milik gue? Kenapa nggak punya Clara aja tuh?" sewot Aisha.
"Gue jijik punya Clara, mulutnya bau jengkol!"
Clara langsung mendelik. Sementara Aisha memberengut kesal.
Itulah sifat mereka saat di kampus. Mereka terlihat sangat konyol, tapi mereka bersahabat.
"Oya, Aish, Lo kemana selama 3 hari ini?" tanya Clara yang tadi sempat tertunda gara-gara kelas sudah dimulai.
"Kan udah gue bilang, dia itu kawin!" celetuk Arsy.
"Ish, Lo tuh ya! Lo pikir gue ayam, kawin!" Aisha memonyongkan bibirnya, "Gue nikah, Ra!"
"Hah, jadi berita yang gue denger, bener?" Clara memberikan kode kalau Aisha hamil duluan.
"Eh, Lo tuh ya! Nggak pada waras! Punya dua sahabat tapi sama-sama gila!" sewot Aisha, "Gue memang nikah ya! Tapi gue nggak hamil duluan! Paham kalian!" geram Aisha.
"Kalau Lo nggak hamil, paling terus ngapain Lo kepergok bugil sama Om-om!" seloroh Arsy.
Aisha menatapnya lekat. Kemudian dia menghembuskan nafasnya ke langit-langit. Gimana dia memulai ceritanya ya, apa mereka akan percaya kalau dirinya jujur. Hah, Ini benar-benar sangat rumit bagi Aisha.
"Ayo jelaskan!" desak Clara dan Arsy.
"Gue ngaku!" ucap Aisha, "Sejak awal gue emang sudah suka sama Om Devan. Gue terpesona dengan ketampanannya dan kedewasaannya. Tapi pria itu sangat sulit untuk ditaklukkan, makanya gue jebak dia saat di hotel!" ungkap Aisha.
"Apa?" Clara dan Arsy sangat terkejut.
"Tapi gue nyesel!" lirih Aisha, "Dia nggak pernah cinta sama gue! Dia cuma menganggap gue seperti anaknya! Huuuuuaaaaaaa!" isak Aisha.
"Tenang, Aisha. Tenang! Nanti semua orang berpikir, kalau kami menyakitimu!"
"Gue lagi sedih, Ra!" Aisha memeluk tubuh sahabatnya, "Gue sudah berusaha membuatnya jatuh cinta sama gue. Tapi apa? Dia bilang justru mau rujuk sama mantan istrinya!" isak Aisha tergugu.
"Ah, Sayang, Kenapa sih dengan matamu? Masih banyak cowok yang muda dan kinyis-kinyis. Kenapa kau pilih laki-laki tua?" Aisha membelalakkan matanya, tidak terima kalau suaminya dibilang pria tua.
Kalau dipikir-pikir memang iya sih, Om Devan sudah tua. Umurnya saja sudah 45 tahun. Tapi yang namanya perasaan, kan tidak ada yang tahu.
Dari awal pertemuannya saja, dia sudah jatuh cinta dengan pria itu. Sekarang dia dihadapkan dengan pertemuan demi pertemuan dengan Om Devan-nya. Sungguh perasaannya timbul begitu saja, entah sejak kapan, dia sendiri tidak tahu.
"Baguslah!" celetuk Arsy tersenyum senang.
"Apanya yang bagus?" tanya Clara. Namun pria itu hanya tersenyum simpul.
"Dasar aneh!" cebik mereka berdua.
"Biarin!"
...°°°°°°®®®°°°°°°...
Devan begitu terkejut melihat Sofia sudah berdiri di samping mobilnya. Wanita itu tersenyum melihat kedatangan mantan suaminya.
"Sofia, Kenapa kau disini?" Sofia merangkul manja lengan Devan.
"Aku bosan. Aku ingin jalan-jalan!" jawabnya.
"Tapi kau tidak perlu menemuiku di sini!" larang Devan.
"Kenapa?"
"Aku takut ada mata-mata Tuan Aghar!" ucap Devan, "Cepat masuklah ke mobil!"
Segera Sofia masuk ke dalam mobil Devan.
"Siapa Tuan Aghar?"
"Dia kakek istriku!"
"Oh," wanita itu hanya membulatkan bibirnya.
"Eh, Ayo kita jalan-jalan! Aku bosan, Sayang!"
"Ehm, Baiklah. Kau ingin jalan-jalan kemana?"
"Kita ke Bali," jawab Sofia.
"Aku tidak bisa. Itu terlalu jauh, Sofia!"
"Ayolah! Aku ingin berkeliling Indonesia. Sudah lama sekali aku tidak melihat keindahan Indonesia!"
"Kita ke mall saja. Apapun yang kau mau, akan aku belikan!"
"Beneran?"
"Iya, Bener!"
Mereka memilih mall yang agak jauh dari tempat tinggal Devan. Dia sengaja melakukan itu supaya tidak ada yang mengenali dirinya dengan Sofia. Terlalu gawat jika keluarga istrinya ada yang tahu soal ini.
Devan membelikan semua barang-barang yang diinginkan Sofia. Dari tas, sepatu, makeup, baju, semuanya serba berkualitas dan bermerek. Tentu harganya tidak murah.
Sejak dulu memang Sofia tidak lepas dari barang-barang branded. Dari atas kepala hingga bawah kakinya, semuanya serba branded, tapi itu tidak masalah bagi Devan saat itu, karena memang dia mencintai wanita itu dengan tulus.
Sifatnya yang dulu sampai sekarang masih tetap sama, tidak ada yang berubah. Suka berfoya-foya, dan hidup glamor. Dan itu membuat Devan jengah.
Selesai berbelanja mereka mencari makan. Perut Devan sudah sangat lapar, tapi Sofia masih tetap sibuk dengan gagdet pintarnya.
Ehm ... Ehm
"Sofia, Ayo kita makan! Aku sudah lapar!"
"Iya, Sayang. Kamu makan dulu, aku sedang memposting kebersamaan kita di sosmed biar teman-teman kita tahu kalau kita akan rujuk!" ucap Sofia.
"Terserah Kaulah!"
______
______
Setelah mengantarkan Sofia ke apartemen, Devan memilih untuk pulang ke rumah. Padahal Sofia sudah menawarkan diri supaya Devan menginap di tempatnya, namun Devan lebih memilih untuk pulang. Tubuhnya sudah sangat lelah, dia ingin buru-buru rebahan.
Sampai di rumah, dia melihat motor Aisha terparkir di garasi. Itu pertanda kalau gadis itu di rumah.
Pak Mun membuka pintu utama untuk sang majikan. Pria tua itu menggeser tubuhnya agar majikannya bisa masuk ke dalam rumah.
"Tuan sudah pulang?"
"Hem. Apakah istriku sudah pulang, Pak Mun?"
"Sudah, Pak. Nyonya ada di kamar!"
"Baiklah," Devan hendak naik ke lantai dua, namun di tahan oleh Pak Mun.
"Tuan,"
Devan menoleh ke arah orang tua itu.
"Nyonya sedari tadi menunggu Anda. Dia belum makan malam karena menunggu Anda, Tuan!"
"Apa? Kenapa dia tidak makan malam duluan?"
"Saya kurang tahu. Tapi Nyonya bersikeras menunggu Anda!"
"Baiklah, terimakasih!"
Devan menaiki tangga menuju kamar Aisha. Dengan perlahan dia membuka pintu kamar Aisha, gadis itu sudah bergelung di bawah selimut yang tebal.
Devan mendekati tempat tidurnya, kemudian tersenyum melihat gadis itu tertidur pulas sambil mendengkur. Di dekatinya gadis itu, dan ....
Tuuuuuuuuttttttt ...
Suara nyaring keluar dari bawah istrinya, dan itu membuat Devan langsung menutup hidungnya. Dua kali dia mendapatkan telur busuk dari istrinya. Dan tidak habis pikir, dia malah terkekeh mendengar suara itu.
"Benar-benar gadis ajaib!" gumamnya sambil tersenyum.
To be continued ...
Tinggalkan jejak mu di tiap part-nya....
Terimakasih, Salam hangat dari Author.....
Muuuuuuuuaaaaaaaccccchhhhhh ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
watashi tantides
ngakak anjer kirain tut dari hp ternyata kentut😭
2023-07-23
0
Nurhayati
GadiZ Ajaib bin Wawww
2023-03-31
0
Mulan Jameela
bener buat Devan jatuh cinta sama Aisha....wkwkwkwk
2023-01-16
0