Aisha menyingkap korden. Dia melihat sang suami tidur di sofa yang terletak di dalam kamarnya. Aisha mengulas senyum, ternyata tadi malam sang suami tidak beranjak dari kamarnya.
Aisha yang baru saja mandi, sengaja membuka lilitan handuknya yang membalut rambutnya yang basah habis keramas. Ia sengaja mengibaskan rambutnya, hingga air yang menetes di ujung rambutnya menciprat ke muka sang suami.
Devan mengerjapkan maniknya karena terkejut. Tahu Aisha yang jahil, dia langsung maraih tubuh Aisha ke pelukannya.
Devan bisa mencium tubuh wangi sang istri dari jarak yang paling dekat. Bahkan hembusan nafasnya, bisa Aisha rasakan di kulitnya yang halus.
Melihat Aisha yang terlihat sudah segar dan wangi, tentu membuat hasrat Devan muncul secara tiba-tiba. Sialnya sang istri hanya melilitkan handuk pada tubuhnya. Devan meneguk salivanya sendiri.
"Kau mau menggoda ku, Aish?"
"Kenapa? Apakah Om terangsang?" tanya Aisha.
"Jangan menggoda ku, Aish!"
"Kenapa? Kita sudah sah menjadi suami istri!"
Aisha memberikan gerakan memutar pada dada sang suami. Nafas Devan mulai tersengal, dia bisa merasakan sentuhan lembut Aisha pada dada bidangnya.
Devan menatap intens ke arah istrinya. Istrinya begitu cantik dan sangat muda. Laki-laki manapun pasti akan tergoda.
"Jangan memaksa ku, Aish!" tolak Devan.
"Lakukan saja, Om. Kini aku istrimu. Aku sudah sah menjadi istri mu!"
Entah siapa yang memulai, Devan kini memagut bibir gadis itu dengan lembut. Aisha memejamkan mata menikmati sentuhan demi sentuhan suaminya. Bahkan menikmati ******* itu sampai di mulutnya yang paling dalam.
Tangan mungil Aisha menelusup ke kaos pria itu, tangan halusnya mengelus dada kotak-kotak suaminya. Devan mengeram, menahan sesuatu yang tiba-tiba merayap ke otaknya, memerintahkan juniornya untuk merespon.
Devan menekan kesadarannya agar tetap waras, agar dia tidak jatuh ke dalam godaan istrinya, maupun mereka sudah sah. Dia laki-laki normal, yang dengan gampang tergoda oleh pesona gadis cantik ini. Dia tidak mau menyakiti istrinya, karena itu Devan mendorong tubuh istrinya.
"Auw," pekik Aisha.
"Kenapa, Om?"
"Aku belum bisa melakukan itu padamu," jawab Devan.
"Kau bisa melakukannya dengan mantan istrimu. Kenapa Om nggak bisa melakukannya dengan istrimu sendiri? Begitu buruk kah aku di mata, Om!"
"Melakukan apa? Apa maksudmu Aish?"
"Sudahlah, Om. Aku tau, Om sering melakukan itu sama Tante Sofia. Iya kan?" kesal Aisha.
"Kau salah paham, Aish. Aku tidak melakukan apapun!"
"Bohong. Aku melihat sendiri, banyak kecupan di tubuh Om!"
"Kami memang saling berciuman, tapi kami tidak melakukan apapun!"
"Ah, bohong. Mana ada orang salah mau ngaku!"
"Beneran, Aisha. Kamu jangan berpikiran macam-macam deh. Aku dan dia tidak melakukan apapun!"
"Lalu, kenapa Om menolak ku?"
"Ah, kau tidak mengerti Aish!" Devan mengusap wajahnya kasar. Bagaimana dia akan menjelaskan pada istrinya.
"Kalau begitu jelaskan padaku?"
"Belum saatnya, Aish. Aku hanya tidak mau merusak mu!"
"Apa maksud, Om?"
"Suatu saat aku jelaskan!"
"Apa Om seorang gay?" tanya Aisha mengintimidasi.
"Hey, jangan sembarangan. Aku bukan gay!" Devan melotot tajam ke arah istrinya.
"Kalau begitu, buktikan!"
Tubuh Devan justru menjauh, dia tidak mau menanggapi ucapan istrinya. Devan pun hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar Aish. Tapi Aisha memeluknya dari belakang.
"Om Devan ... !" desah Aish dengan suara yang manja membuat Devan memejamkan matanya.
Dia sama sekali tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Kenapa dia begitu mudah jatuh cinta dengan wanita yang ada di depannya. Padahal selama ini, saat dirinya mendekati wanita lain. Jantungnya tidak berdetak dengan kencang, tapi kali ini sungguh berbeda. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Bahkan seperti berhenti untuk berdetak.
Semudah itukah dia mencintai seorang wanita?
Dia menerima tawaran rujuk dari Sofia, karena dia pikir hatinya akan tetap sama seperti dulu. Nyatanya setalah dipaksakan, semuanya sudah berubah. Dia sama sekali tidak merasakan cinta yang menggebu-gebu pada dirinya. Cinta itu hilang seiring berjalannya waktu. Apalagi cukup lama, dia berusaha melupakan masa lalunya.
Kini dengan sekejap mata, gadis belia yang seharusnya menjadi anaknya, dengan cepat membelokkan hatinya. Cinta itu datang secara tiba-tiba tanpa ia sadari. Yah, dia seperti pria normal yang lain. Dia masih memiliki cinta untuk wanita lain. Wanita yang sekarang sudah sah menjadi istrinya.
Namun bagaimana jika wanita itu tahu, kalau dirinya hanyalah seorang pria tua yang sangat menyedihkan. Dia seorang pria mandul, yang tidak bisa memberikan keturunan. Apakah sekarang dia mampu merusak gadis belia itu?
"Aish. Please, aku tidak mau memaksamu! Masa depan mu masih panjang. Aku tidak pantas kau cintai! Aku hanyalah seorang pria tua yang tidak pantas dicintai wanita sebaik kamu!"
"Aku tidak perduli. Aku sayang, Om. Aku cinta, Om!" ujar Aish.
Aish semakin menempel pada punggung suaminya. Tangannya bergerak kembali menyusuri dada bidang suaminya. Aish menekan bulatan kecil pada dada bidang suaminya yang keras, sama halnya dengan bulatan kecil miliknya.
"Kamu yakin, Aish!" Aish menganggukkan kepalanya.
"Jangan sesali hari ini, Aish. Kau yang sudah memaksaku!"
Setelah mengatakan demikian, Devan kembali menautkan lidahnya ke lidah sang istri. Tangan satunya menahan tengkuk istrinya, dan tangan yang satu menjelajah ke seluruh tubuh sang istri.
Tangannya terus mengeksplor tubuh sang istri. Memberikan tanda kepemilikan di sana. Aisha mendesah pelan.
"Akh, Om!"
Lutut Aisha terasa sangat lemas. Dia ingin duduk karena tubuhnya terasa tidak bisa menahan beban tubuhnya. Permainan yang diberikan sang suami,. membuatnya benar-benar sangat lemas.
Devan tau istrinya belum berpengalaman dalam hal ini, dia punya yang memimpin permainan tersebut. Devan sudah tidak bisa mengontrol dirinya dengan suguhan yang ada di depannya.
Aisha hanya bisa meremas apa yang bisa ia remas. Ia ingin meluapkan semua rasa yang ada di dalam hatinya.
"Arghhhhh!"
"Sudah siap, Sayang?" tanya Devan meminta izin kepada istrinya. Aisha hanya mengangguk pelan.
"Oh, Om, sakiiiiiiit!" pekiknya.
"Aku akan pelan-pelan, Sayang!" Devan sudah tidak bisa mengontrol dirinya.
"Sakiiiiy, Om!"
"Aku coba lagi. Ini masih rapat, Honey!" Aisha mengangguk pelan.
"Hem, Aaaakkkkkkkhhhhh!"
Bless ....
_____
_____
Devan memeluk istrinya.
"Maafkan aku!" Devan mengecup kening sang istri yang terlelap di sampingnya, "Sekarang kau sudah menjadi istriku seutuhnya!" ucap Devan lirih.
Aisha mengerutkan pelukannya. Dia menenggelamkan tubuhnya di dekapan sang suami. Dia tidak akan pernah menyesal memberikan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Karena memang inilah yang seharusnya terjadi.
to be continued ...
Jangan lupa kasih like, komentar dan giftnya.
Ayo dong kasih Author semangat dengan memberikan like, favorit, komersial, vote dan giftnya.
Terimakasih kasih yang masih setia dengan cerita ini...
Salam hangat dari author ...
Muuuuuuuuaaaaaaaccccchhhhhh ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
ollyooliver🍌🥒🍆
saling berciuman tapi kok sampai bagian tubuh.. sama mantan istri lagi pdhl sdh ada istri bukan kah sama saja berkhianat...
lagi" gw udah gak mood baca, pdhl baru satu bab dan itu langsung loncat bavanya..eh dptnya ini🙃
2024-12-17
0
* bunda alin *
hareudang🥵
2024-06-21
1
Whaty S
author tetap semangatlah dengan karyamu ini
2023-03-09
1