Bab 17 : Akhirnya Berbuka Puasa

Dev berdiri hanya dengan menggunakan boxernya sambil menatap pemandangan siang ke luar jendela dengan memegang secangkir kopi hitam ditangannya.

Bibirnya mengulas senyum membayangkan adegan panas tadi pagi. Wajahnya tersipu malu membayangkan dirinya yang begitu liar bersama sang istri.

Berapa tahun dia tidak bermain seliar itu? Satu tahun? Dua tahun?

Devan rasa sudah sangat lama. Bahkan dia lupa rasanya itu. Tadi pagi jiwa primitifnya tiba-tiba keluar, bahkan dirinya seperti sudah terbiasa menjamah.

Akhirnya dia berbuka puasa juga ...

Devan menutup korden jendelanya, dia beralih memandang tubuh polos sang istri dibalik selimut putih tebal yang menutupi tubuh sang istri. Dia tidak percaya, dia sudah mengambil sesuatu yang berharga dari gadis itu, yang tak lain adalah istrinya sendiri. Dia melanggar komitmennya sendiri.

Devan menunggu istrinya bangun.

Devan melihat Aisha meregangkan otot-ototnya, membuat selimutnya tersingkap. Dan terpampang lah pucuk merah muda milik sang istri.

Devan menarik nafasnya dengan berat, imannya jelas tergoda melihat pucuk merah muda yang menantang jiwa primitifnya untuk bergerak liar di atas tubuh sang istri.

Aisha menggeliat manja, dia tidak menyadari kalau dirinya masih dalam keadaan polos, hingga rasa perih dan sakit menghantamnya di bawah sana.

"Awwwwww, akhhhh, ssssshhhhhh!" pekik Aisha kesakitan.

Devan meletakkan cangkir kopinya, dia mendekat ranjang Aisha.

"Sakit?"

Aisha membuka matanya kala mendengar suara sang suami. Dia baru sadar tadi pagi memang sudah terjadi pertempuran panas diantara mereka. Ia pun langsung menganggukkan kepalanya sambil menahan malu.

"Apa yang kau rasakan saat ini?"

"Perih," jawab Aisha lirih namun bisa Devan dengar. Devan tersenyum tertahan.

"Mau mandi?"

"Ehm, tapi ini ku perih, Om!" ujarnya sambil menunjuk ke bawah sana.

"Iya, itu karena kamu baru pertama kali melakukannya, Aisha. Nanti jika sudah terbiasa, kau tidak akan merasakan sakit lagi!"

"Terbiasa?" Aisha tersipu malu, jadi dia dan suaminya akan sering melakukannya. Sungguh senang hatinya, "Jadi Om mengakui ku sebagai istri?" tanya Aisha senang.

"Kau memang istriku. Siapa bilang kalau kau bukan istriku?"

Aisha tersenyum, "Om tidak jadi rujuk dengan Tante Sofia?"

"Ahhhhhh, Entahlah. Kita bicarakan itu nanti!" ucap Devan, "Kau mau mandi?" Aisha menganggukkan kepalanya.

Devan langsung membopong tubuh itu, Aisha mengalungkan tangannya di leher sang suami.

"Lebih hot mana? Aku atau Tante Sofia?" tanyanya membuat Devan membelalakkan matanya.

"Kau bicara apa sih?"

"Ayo katakan?"

"Aish, dengar ya! Aku dan Sofia sudah bercerai, dan kami tidak melakukan hingga sejauh itu," jujur Devan.

"Hhhhh, benarkah? Aku tidak percaya! Lalu, kenapa leher Om sampai merah-merah waktu itu! Bukankah itu bekas kecupan? Om pikir aku tidak tau!" cebiknya.

"Kami sebatas ciuman saja," jawab Devan kikuk. Entah Aisha bisa memahaminya atau tidak.

"Hem, baiklah, aku percaya," jawab Aisha antara percaya dan tidak percaya.

Dengan perlahan Devan meletakkan tubuh Aisha di bathtub yang sudah terisi dengan air hangat yang ditambahkan aromaterapi di dalam air tersebut. Aisha tersenyum bahagia.

Bulsh ...

Rona merah menjalar di pipi sang istri.

"Berendam lah! Aku akan menunggu di luar. Kau mandilah!" suruh suaminya.

Aisha mencekal tangan suaminya, hingga Devan terjatuh dan menindih tubuh sang istri. Aisha tertawa cekikikan.

"Kau nakal sekali ya, Kucing Liar!" Devan menggerutu.

Boxer yang ia pakai basah. Karena kepalang tanggung, Devan langsung mandi saja.

Mandi dalam satu bathtub, tentu dia tidak bisa menahan hasratnya. Sebagai seorang pria dewasa yang sudah lama tidak merasakan sentuhan dan belaian, melihat suguhan di depannya, tentu dia sudah tidak bisa menahan gejolak jiwanya. Devan kembali melakukan aksinya kepada tubuh sang istri.

Aisha meresponnya dengan sangat baik. Dia bisa mengimbangi permainan sang suami. Dia yakin, melayani suaminya adalah sebuah kewajiban seorang istri, dan dia tidak akan menyesal memberikan lebih untuk sang suami.

"Arrrrrggghhhhh," Devan menyemburkan kenikmatan itu di dalam. Dia berpikir, di surat dokter mengatakan kalau dirinya tidak bisa memiliki anak, jadi nggak masalah kan jika ia mengeluarkan pelepasannya di rahim sang istri.

____

____

Setelah pergumulan panas itu, Aisha merasakan perutnya sangat lapar. Devan tau kalau sang istri lapar, dia pun menyuru kepala pelayan untuk menyiapkan sarapan sekaligus makan siangnya. Karena jam sudah menunjukkan waktunya makanan siang.

"Duduklah, ayo kita sarapan!" ajak Devan.

Aisha terkekeh, "Ini sudah jam 12 siang, Om. Mana bisa Om katakan ini sarapan!"

"Oh, iya. Sudah siang rupanya!" sahut suaminya terkekeh.

"Om, sih, ngajakin aku olahraga panas pagi-pagi. Jadi waktu sarapan kita terlewat begitu saja!"

Devan melototkan matanya, sementara Pak Mun yang sedang menuangkan jus jeruk ke gelas majikannya, terkekeh dalam hati.

"Sudah, kalau makan jangan ngomong terus!" ucap Devan sedikit malu dengan kepala pelayan.

"Iya, bawel!"

"Dasar kucing liar!" umpat Devan.

"Kalau Om kucing garong!" gelak Aisha.

_____

_____

Sofia nampak bertemu dengan seseorang di sebuah Cafe. Mereka nampak begitu akrab, saling tertawa dan bersenda gurau.

"Bagaimana, Sayang, rencana mu berhasil?" tanya seorang pria bertubuh besar. Memilikinya ****** yang tipis, dan hidung yang cukup mancung.

"Tinggal selangkah lagi. Aku akan rujuk dengan Devan, tapi gara-gara tikus kecil itu rencanaku gagal!"

"Siapa maksudmu?"

"Istri Devan lah!"

"Apa? Devan sudah menikah lagi!" pria sedikit terlonjak kaget.

"Iya. Dia sudah menikah lagi, tapi dia dijebak oleh tikus kecil itu!"

Pria itu menautkan kedua alisnya, dia bingung dengan penjelasan yang dikatakan Sofia.

"Seorang wanita muda jika aku tafsirkan, mungkin usianya 19 tahunan. Dia telah menjebak Devan, terpaksa Devan harus menikahinya. Tapi itu hanya sementara saja, karena aku yakin Devan akan kembali padaku. Secara Devan sangat mencintaiku. Kami akan rujuk kembali. Setelah itu, seperti sebelumnya. Aku akan diperlakukan seperti ratu. Aku akan membujuk Devan untuk mengalihkan semua kekayaannya atas namaku," jelas Sofia.

"Apa kau yakin itu akan berhasil?"

"Tentu aku akan berhasil. Kau bisa lihat nanti, betapa Devan mencintaiku. Nyatanya saat aku menawarkan rujuk dengannya, dia langsung menyetujuinya. Jelas bukan, dia sangat mencintaiku, walau aku sudah mengkhianati pernikahan kami! Hahahaha!"

"Jangan yakin dulu. Menurut pengamatanku, biasanya yang muda lebih kuat dibanding yang tua. Dan kemungkinan besarnya, yang muda akan mudah mengalahkan yang tua,"

"Hahahaha, dia bisa apa. Melayani suami saja tidak bisa. Dia hanyalah anak manja kemarin sore, yang hanya bisa menghamburkan uang orang tuanya. Entah dia itu anak siapa, aku rasa Devan memungutnya dari jalanan," ejek Sofia.

"Kau harus kenali betul lawanmu. Jangan sampai kau kecolongan, kau akan menyesal!"

"Hahahaha, Martin kau tenang saja. Dia tidak bisa menyaingi ku. Dia tidak memiliki keahlian apapun sebagai seorang istri, bagaimana dia bisa melawanku. Apalagi menyaingiku di atas ranjang. Jika aku sudah menggoyang Devan di atas ranjang, aku yakin dia tidak akan berpaling kepada wanita lain. Kau bisa merasakannya sendiri, Honey!" ucap Sofia mencium bibir Martin.

"Ayolah kita ke hotel, Sayang. Aku sudah tidak tahan. Lama kita tidak bercinta!"

"Hey, kenapa harus di hotel? Kita bisa melakukannya di apartemenku!"

"Wow, apakah Devan yang membelikan apartemen untukmu?"

"Of course, whatever I want. He will definitely give it."

"Hahaha, bagus, itulah wanitaku!"

"Ayolah, aku sudah tidak tahan. Ingin segera bercinta denganmu!"

"Tentu. Apakah kau tidak mendapatkannya dari mantan suamimu?" goda Martin.

"Ck, saat aku menginginkannya dia malah menolakku. Ah, damn it!"

"Then let me satisfy you!"

"Tentu, dengan senang hati,"

Mereka pun meninggalkan cafe menuju apartemen Sofia. Ternyata bukan hanya apartemen yang dibelikan oleh Devan tapi mobil juga. Dan itu membuat Sofia sombong dan congkak.

To be continued ...

Terimakasih yang sudah membaca karya saya, jangan lupa kasih like dan komentar. Hadiahnya juga boleh....

Vote biar penulisnya semangat ...

Terimakasih...

Salam hangat dari penulis....

Terpopuler

Comments

Maya Hendra Hais

Maya Hendra Hais

ternyata ada udang dibalik batu ya si Sofia itu😤

2023-01-24

0

🥀⃞Weny🅠🅛

🥀⃞Weny🅠🅛

semoga pas lagi bersama Martin kepergok devan

2023-01-22

1

Fang

Fang

kesel deh gue .....

2023-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!