"Ini apartemenmu! Semoga kau betah!" Devan memberikan kunci apartemennya pada Sofia.
"Kau mau kemana?" Sofia menarik tangan Devan, membuat tubuh besar itu terjatuh ke sofa. Sofia duduk di pangkuan mantan suaminya.
"Aku sangat merindukanmu, Sayang!" bisik Sofia ditelinga Devan.
Sofia ******* bibir Devan, tidak ada penolakan pada pria itu. Dev juga menikmatinya, apalagi setelah bertahun-tahun lamanya dia tidak merasakan sentuhan wanita, itu membuatnya sangat tersiksa.
Namun tiba-tiba dia teringat wajah manis istrinya, perlahan dia mendorong tubuh Sofia dan melepaskan tautan lidahnya.
"Ada apa?" tanya Sofia.
"Maaf, Sofia. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan!"
"Apa yang ingin kau bicarakan, Sayang? Jangan buat aku penasaran!"
"Hhhhhh," Devan menghela nafasnya, "Aku sudah menikah!"
"APA?" Sofia begitu terkejut dengan ucapan Devan, "Bagaimana bisa? Bukankah kita sepakat akan rujuk?"
"Iya, aku tau! Tapi, aku mohon tunggu 1 tahun. Setelah itu aku akan menceraikannya!"
Sofia berdiri dari pangkuan Devan. Dia terlihat sangat kecewa dan marah. Bagaimana tidak, mereka sudah sepakat untuk rujuk, lalu kenapa tiba-tiba Devan mengatakan kalau sudah menikah, apa maksud semua ini.
"Ini hanya sementara. Beri waktu aku 1 tahun. Setelah itu aku akan menceraikannya!"
"Astaga, Sayang. Kau pikir aku ini apa? Hah! Aku sengaja datang ke sini, tapi ini balasanmu! Dev, Ayolah kau jangan bercanda!"
"Please, Sofia. Hanya satu tahun. Setelah itu kita akan menikah kembali!"
"Itu terlalu lama Dev!"
"Kalau begitu baiklah. Jika kau tidak sabar menunggu, kau bisa mencari pria lain!"
"A-a-apa? Bagaimana bisa begitu? Aku tidak mau!"
"Kalau begitu, turuti keinginanku!"
Devan menjelaskan semua rencananya, Sofia mendengar dengan seksama. Dia manggut-manggut tanda mengerti.
"Baiklah, Sayang. Aku akan menunggu kamu."
"Kamu yakin?"
"Iya. Tapi setengah tahun saja. Aku tidak sanggup jika harus berjauhan lagi denganmu!" Sofia menggoda. Devan tersenyum.
"Baiklah."
Sofia sengaja menarik tubuh Devan, dan mendorongnya ke kasur. Seperti wanita binal, dia menaiki tubuh mantan suaminya, berlenggak-lenggok memperlihatkan tubuh seksi tanpa lemak. Itulah yang Devan suka. Wanita seksi dan tentu cantik.
"Wuaw, Kau memang sangat menggoda!" ujar Devan.
Sofia mencium bibir Devan. Kini dia seperti wanita ****** di depan pria tampan itu. Devan juga membalas ciuman mantan istrinya. Sofia tidak tinggal diam, dia lebih memperdalam ciumannya pada Devan. Mereka larut dalam kenangan masa lalu. Masa-masa indah ya pernah mereka rajut bersama. Saat akan melakukan hal yang lebih intim, tiba-tiba ...
Dret ... Dret ... Dret
Ponsel Devan berdering nyaring. Devan mengabaikannya, namun ponselnya tidak berhenti berdering. Ia pun memilih untuk menghentikan aktivitasnya sebentar untuk menerima panggilan tersebut.
"Assalamualaikum!" suara dari seberang telfon sana.
"Walaikumsalam,"
"Devan, kau ada dimana?" tanya Roger Aghar.
"Ehm, saya .. !"
"Jemput istrimu. Dia di rumahku!" ketus Aghar.
"A-pa? Ba-bagaimana bi-sa?"
" Kau tidak tahu kalau Opa-nya baru saja dilarikan ke Rumah Sakit?"
"Maksud Anda, Tuan?"
"Opa Harun harus dilarikan ke Luar Negeri untuk operasi. Kau tidak tahu? Kau ini bagaimana sih, kau ini kan suaminya Aisha, masa tidak tahu?" omel Roger pada cucu menantunya, "Cepatlah datang ke sini. Jemput istrimu, jika kau tak jemput biar Aisha tidur disini selamanya!"
"Oke, Saya akan langsung ke sana!"
Devan memungut baju dan celananya. Sofia bingung, kenapa tiba-tiba Devan bersikap seperti itu.
"Kau kau kemana, Sayang?"
"Maaf, Aku harus pergi. Ada urusan penting!"
Devan langsung merapikan kemejanya, menyambar jas dan kunci mobil di atas nakas. Dia langsung meninggalkan apartemen Sofia, sementara wanita itu nampak sangat kesal. Dia menatap kepergian Devan keluar dari pintu.
"Sial, tinggal sedikit lagi aku berhasil! Awas saja, jika ada kesempatan lagi aku tidak akan melepaskannya!"
_____
_____
Mobil Devan sampai di depan rumah Roger, Roger menunggunya di depan pintu dengan tatapan menghunus. Dari awal pria itu memang sudah tidak suka dengan Devan. Saat datang ke rumah, tatapannya benar-benar sangat menakutkan.
"Selamat malam, Pak Roger!" Devan tahu kalau kakeknya Aisha juga termasuk seorang pengusaha yang cukup terkenal.
"Malam," jawabnya ketus.
"Di mana Aisha?" ternyata Aisha sudah berdiri di balik pintu.
Devan tersenyum saat melihat istri kecilnya keluar dari pintu bersama Oma Nola, tapi ada yang aneh dengan istrinya. Dia terlihat murung dan tidak ceria seperti biasanya.
"Opa, Oma, Aish pulang saja. Sekarang Aish kan sudah menjadi istri, jadi rasanya nggak enak jika menginap di tempat lain!" ujarnya.
"Iya sudah hati-hati ya, Sayang!" ucap Oma Nola.
"Keluarga Alan sekarang di Jerman. Mereka berangkat tadi sore. Karena Papanya akan dioperasi di sana. Aku minta jaga Aisha dengan baik. Awas jika aku dengar kau menyakitinya!" ketus Roger. Devan menelan ludahnya kasar.
"Pak Roger tenang saja. Aku akan menjaga Aisha dengan baik!"
Setelah berpamitan Devan pun langsung melajukan kendaraannya. Sepanjang perjalanan, Aisha hanya diam. Dia tidak mengatakan apapun hingga mobil berhenti di halaman rumah.
"Maaf," hanya itu yang keluar dari mulut suaminya. Tetap Aisha tidak mengatakan apapun. Dia sangat kesal.
"Hey, Kucing Liar. Aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau Opa-mu masuk ke Rumah Sakit!"
"Jika aku cerita, Apa Om akan perduli denganku?" ujarnya.
Aish menjawab pertanyaan Devan, tapi tatapannya justru ke tempat lain. Dan itu membuat Devan sedikit kesal.
"Tapi kenapa kau tidak cerita?"
Aisha menatap sewot pada pria di sampingnya, "Saat meminjam mobil aku akan mengatakannya. Tapi Om tidak memberikan aku kesempatan, justru lebih mementingkan mantan istri Om itu!" kesal Aisha.
Tanpa disengaja Aisha melihat kerah kemeja Devan yang terkena noda lipstik, dan ruam merah di leher suaminya. Dan itu benar-benar membuat hati Aisha sangat panas dan jengkel. Dadanya terasa sesak, namun sebisa mungkin dia mengatur emosinya.
Seharusnya saat Opanya di bawa ke Rumah Sakit, suaminya bisa mengantarkannya ke Rumah Sakit. Boro-boro mengantar, bertanya pun tidak. Memikirkan itu semua, membuat Aisha semakin emosi, Aish langsung membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras.
Devan begitu terkejut saat Aisha membanting pintu mobilnya.
"Apakah dia marah?" gumam Devan lirih.
Aisha langsung masuk ke kamar untuk beristirahat, dia menenggelamkan wajahnya di bantal sambil menangis.
Sikap Aisha yang seperti itu, membuat hati Devan merasa bersalah. Seharusnya dia tau, atau setidaknya menemaninya ke Rumah Sakit. Waktunya justru ia habiskan untuk mantan istrinya. Devan menjadi sangat berdosa.
Hah, sejak kapan aku perduli dengannya?
Ada apa dengan hatiku ya?
...°°°°°®®®°°°°°...
Keesokan harinya,
Devan sudah siap dengan pakaian kantornya. Dia keluar dari kamar, dia sempat melirik kamar Aisha. Kamarnya masih tertutup rapat, apakah Aisha sudah keluar dan sarapan. Devan pun memutuskan untuk turun ke lantai satu.
"Selamat pagi, Pak Mun!" Devan tidak menemukan keberadaan istri kecilnya.
"Pagi, Tuan." seperti biasa kepala pelayan itu sedang menata sarapan di atas meja makan.
"Apakah istriku belum turun?"
"Belum, Tuan," Pak Mun merasa sangat aneh. Bagaimana bisa seorang suami tidak tahu kalau istrinya sudah turun atau belum.
"Tolong panggilkan istriku untuk sarapan, Pak Mun!"
"Baik, Tuan,"
Baru akan naik tangga, Aisha turun dengan anggunnya. Dia memakai stelan kaos dan celana denim, dengan sedikit bolong-bolong bagian lututnya. Dia berjalan menuruni tangga, sambil menggendong tas ransel dan jaketnya.
"Ayo sarapan! Kamu pasti belum sarapan!" ajak Devan.
"Maaf, Om. Hari ini saya sarapan di kantin saja!" jawabnya.
Devan menautkan kedua alisnya karena bingung. Tapi melihat dandanan Aish, sepertinya istri kecilnya akan pergi.
Aish tahu apa yang dipikirkan oleh Devan. Manik Devan meneliti dari atas kepala sampai bawah kaki kemudian ke atas lagi.
"Hari ini aku mau kuliah, Om. Sudah tiga hari aku nggak kuliah. Aku bosan!"
"Oh, kau mau kuliah. Baiklah nggak apa-apa, aku nggak akan melarangmu. Tapi sebelum berangkat kuliah makanlah dulu!"
"Terimakasih sekali lagi, tapi aku tidak lapar, Om!"
"Oh, Baiklah, aku tidak akan memaksa!" Devan mengeluarkan lembaran ratusan ribu pada istri kecilnya, "Tolong terima ini, ini nafkah ku untuk kamu. Aku akan membuatkan rekening untukmu!"
Key menerimanya, kata Mamih nggak baik menolak nafkah dari suami, "Aku berangkat," ucap Aisha.
"Eh, tunggu. Tunggulah aku sebentar, kita berangkat bareng. Aku akan mengantarmu sampai kampus!"
"Nggak perlu," tolak Aisha, "Pagi-pagi sekali aku menyuruh orang untuk mengantarkan motorku ke sini. Sekarang motorku sudah ada di depan. Aku akan berangkat sekarang!" Aish meraih tangan suaminya. Devan bingung.
"Salim," Aish mencium punggung tangan suaminya. Kata Mamihnya juga, meraih tangan suami dan meminta salim sebelum meninggalkan rumah, maka akan mendapatkan keberkahan di setiap langkahnya.
Devan tersenyum simpul. Entah kenapa jantungnya berdetak begitu cepat, dan ada perasaan yang aneh di dalam hatinya.
Bremmmmm ...
Bremmmmm ...
Suara menggelegar dari depan, Devan sampai terkejut dibuatnya. Buru-buru dia keluar untuk melihat siapa sih pagi-pagi sudah menghidupkan mesin motor.
Mata Devan membelalak dengan sempurna saat melihat ternyata sang istri yang menghidupkan starter motor. Dan yang membuatnya merasa sangat heran, bukan motor matic yang dikendarai oleh istrinya tapi motor sport pria.
OMG, apa ini?
Aisha melajukan motornya dengan laju yang sangat kencang. Akhirnya dia bisa mengendarai si Merah lagi, motor kesayangannya. Dengan senyum yang mengembang, dia melajukan kendaraannya. Menguasai jalanan ibu kota adalah keahliannya.
Ayo Aisha! Berhenti memikirkan orang yang tidak pernah mencintaimu!
Ahhhh, akhirnya aku bisa mengendarai si merah lagi!
Aku bisa jadi diriku sendiri!
Hahahaha .... senangnya ....
To be continued ....
Buat author kalian semangat, bagaimana caranya?
Jangan lupa Like, komentar, dan giftnya ....
Author kasih visualnya ya Beb....
Aisha
Devan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
sari emilia
waduh knp hrs om luar sih visualnya...kn om2 indo byk bs ari wibowo,bs ari sehasale ongki aleksander 😃😃 lbh cakep n keren2 lbh bersih2...itu om nya buluk...aku yg tuwir aja ga selera 🤣🤣🤣 apa lg kl aku canrik ky aisa 🤗🤗
2024-04-09
1
watashi tantides
keren banget aish
2023-07-23
0
Sukliang
bagus la aisah begitu
biar si devan sadar diri udah tua juga belagu
2023-07-22
0