Bab 8 : Ketahuan

"Auw, sakit. Bisa-bisanya ya dia bilang kalau aku mau memperkosa. Aku kan suaminya. Dan pukulannya kuat banget. Pipiku sakit!" ucap Devan sambil mengelus-elus pipinya.

Sementara Aisha di kamar menarik nafasnya dalam-dalam. Dia begitu kesal dengan sikap suaminya yang sudah mencuri ciuman pertamanya. Benar-benar membuatnya sangat jengkel.

Aisha meraba bibirnya. Dia masih merasakan benda kenyal milik suaminya menempel jelas di bibirnya. Ada perasaan berdebar, ada juga perasaan jijik. Jijik karena mengingat suaminya yang sudah berzina dengan sang mantan istri.

Bergegas Aisha pergi ke kamar mandi untuk mencuci bibirnya. Setelah itu ia kumur-kumur, dan menggosok bibirnya dengan facial foam. Masih saja Aisha merasakan hangatnya benda kenyal itu.

"Dasar suami nggak waras, enak saja main nyosor! Ini lagi, susah banget ya dihilangin!" umpat Aisha merasa jengkel.

"Berapa banyak wanita yang dia cium? Ah, Aisha, Lo ini gimana sih? Dia itu kan duda, tentu saja pengalamannya dengan wanita lebih banyak!" monolog Aisha sendiri.

"Lebih baik aku berendam di bathtub! Biar otakku tenang!"

_____

_____

Selesai mandi dan berganti baju, Aisha langsung meraih ponselnya di atas nakas. Banyak notifikasi pesan dan panggilan masuk dari Arsy.

'Aish, akan ada balap motor liar. Kau mau liat atau tidak?'

'Dimana?'

'Tempat biasa,' jawab Arsy.

'Jam berapa?"'

'Dua belas malam. Lo liat kan?' tanya Arsy.

'Oke, Oke. Gue ikut. Ketemu ditempat biasa!'

"Oke, Gue tunggu di sana!" ujar Arsy.

Tut ... Tut ... Tut

...°°°°®®®°°°°***...

"Malam, Pak Mun!" sapa Aisha yang baru turun dari lantai dua.

"Malam, Nyonya," balas Pak Mun.

"Wah, Pak Mun masak apa?"

"Bukan saya yang masak, Nyonya. Ada Bi Minah yang memasak di dapur. Saya cuma menyiapkan saja!"

"Oh," Aisha membulatkan bibirnya.

"Silahkan Nyonya. Ini ada opor ayam, Sop buntut, perkedel kentang, sambel goreng hati, dan ayam goreng kremes juga ada!"

"Wah, kesukaan aku semua tuh!" senang Aisha langsung mengambil piring dan menyendok nasi.

Saat akan menyuapkan nasinya ke mulut, tiba-tiba ...

"Ehm, Ehm!" seseorang berdiri di belakang Aisha berdehem. Aisha menoleh ke arah sumber suara.

"Eh, Om." Aisha langsung berdiri dan mempersilahkan suaminya duduk.

"Maaf, Om. Aku laper. Makanya aku makan duluan!"

"Hem!" Devan hanya mengeluarkan suara eraman dari mulutnya.

"Kenapa, Om? Om sakit tenggorokan ya! Makanya Om, jangan suka ngomel!" kekeh Aisha.

Devan menatap tajam ke arah Aisha.

"Ups, Maaf. Cuma bercanda, Om! Ih, Om nggak asyik!" bibir Aisha mengerucut.

Oh, sudah mulai berani dia meledekku! Oke aku kerjain dia!

"Ambilkan nasi!" suruh Devan.

"Eh, Apa?"

Dia lagi ngomong sama aku kan? Tapi dia ngomong apa ya?

"Kamu nggak denger?"

"Iya, Iya!"

Segera Aisha mengambilkan nasi untuk suaminya.

"Om, Mau lauk apa?"

"Aku mau ayam kremes!" Aisha langsung mengambilkan ayam kremes.

"Eh, Jangan itu. Aku mau perkedel!" ucapnya. Aisha menaruh ayam kemudian mengambil perkedel.

"Jadi ayam kremes sama perkedelnya nggak jadi nih?" dengus Aisha.

"Nggak. Aku mau Sop buntut aja!" meskipun kesal, Aisha masih mau mengambilkan apa yang Devan mau.

"Oke, Aku ambil ini ya!" ucap Aisha.

"Eh, Aku nggak jadi makan itu. Aku mau opor aja!" ujarnya lagi. Siapa coba yang nggak kesal?

"Hah!" Aisha melongo dengan wajah yang benar-benar sangat kesal.

Bener-bener ya! Ngajak ribut nih!

"Lah, terus ini gimana?"

"Kamu makanlah. Aku maunya opor ayam!" Devan mengambil piring yang ada ditangan Aisha. Kemudian memakannya dengan lahap. Sementara Aisha mendengus sebal.

Aisha duduk di kursi. Dengan terpaksa dia harus memakan makanan yang sudah ia ambil untuk suaminya, namun suaminya lebih memilih opor ayam dari pada Sop buntut. Tentunya sambil memberengut sebal ia memakannya sampai tandas tak tersisa. Sementara Devan terkekeh dalam hati.

Selesai makan malam, Aisha hendak pergi ke kamar. Namun Devan menghentikan langkahnya. Ia nampak mengeluarkan sesuatu dari dompetnya.

"Ini ATM buat kamu. Anggap saja ini nafkah dari saya. Disitu sudah ada uangnya. Nanti setiap bulan, aku akan transfer ke rekening kamu!"

Aisha tersenyum, ternyata suaminya tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang suami. Aisha menerimanya dengan senang hati.

"Terimakasih, Om. Saya terima!" ucapnya.

"Bagaimana kuliahmu?" tanyanya. Ini adalah pertama kalinya Devan menanyakan masalah kuliah.

"Baik." jawabnya singkat.

"Nanti kau tidak perlu meminta uang kepada orang tuamu. Sekarang kau adalah tanggung jawabku. Aku yang akan membayar semua biaya kuliah mu!"

"Beneran, Om?"

"Iya,"

"Tapi ... !"

"Sebentar!" tiba-tiba telfon Devan berdering.

Pria itu menjauh, dia memilih berbicara di dekat kolam renang. Aisha sempat mendengar kalau suaminya menyebut nama mantan istrinya, bisa dipastikan bahwa sang suami sedang melakukan panggilan telepon dengan mantan istrinya.

Aisha pun memilih untuk kembali ke kamar. Tidak berapa lama, ia mendengar kalau mobil Devan keluar dari garasi. Dari balik korden, Aisha bisa melihat mobil suaminya keluar gerbang.

"Huft," Aisha menghembuskan nafasnya panjang.

Sampai kapan dia akan seperti itu?

Bagaimana bisa aku menyaingi Tante itu?

Melirikku saja Om Devan nggak!

Aku seksi kok, bokong juga nggak tepos-tepos amat. Kenapa dia nggak tertarik ya?

_____

_____

Akhirnya malam yang ditunggu-tunggu Aisha tiba juga. Jam menunjukkan pukul 11 malam. Ia langsung menyambar jaket dan kunci motornya untuk keluar rumah. Lagipula suaminya juga belum pulang, mungkin juga nggak akan pulang malam ini.

Bergegas Aisha keluar dengan menggunakan motor. Pak Mun yang mendengar ada suara motor yang keluar dari garasi, dia panik. Pasalnya nyonya kecilnya tidak berpamitan pergi, dia takut, bagaimana kalau tuannya pulang dan bertanya. Pak Mun takut disalahkan oleh majikannya.

Dengan sangat kencang, Aisha melajukan motornya ke tempat tongkrongan dengan teman-temanya. Ternyata di sana sudah berkumpul Clara, Arsy dan lainnya juga sudah berkumpul di sana.

Clara melambaikan tangan, memberikan kode agar Aisha datang ke tempatnya duduk. Aisha pun menghampiri Arsy dan Clara di sana.

"Akhirnya Lo datang juga!" ucap Clara dengan suara yang tinggi. Tempatnya sangat ramai, hingga mereka harus berucap keras jika ingin berbicara.

"Iya, Gue suntuk!" ucap Aisha tidak kalah tinggi.

"Sebentar lagi balapannya akan dimulai, Sini Lo duduk dekat gue!" seru Arsy menunjuk ke kursi tengah.

"Oke, terimakasih,"

Brem ... Brem .... Brem

Di hitungan ke tiga balapan liar dimulai. Suasananya sungguh sangat ramai, sebagian besar teman-teman kampusnya ikut di balapan tersebut. Dan ke tiga sekawan itu menjagokan mereka di balapan liar itu.

Nampak tiga sekawan itu bersorak sorai dengan gembira. Apalagi melihat kawan-kawannya sudah berada di urutan nomor tiga, sungguh sangat seru sekali.

Setelah memasuki garis finish, para pembalap ribut. Mereka berebut menjadi nomor satu di balapan tersebut. Akhirnya dua klub motor itu berakhir geger. Mereka saling baku hantam, mereka saling tendang dan saling menyakiti. Semuanya rusuh, semuanya tidak terkendali.

Saat suasana menjadi sangat riuh, tiba-tiba suara sirine polisi bergema. Semua penonton yang melihat perseteruan itu, lari tunggang langgang, termasuk pembalapnya juga. Ke tiga sekawan itu juga ikut berlari. Mereka tidak mau terciduk polisi gara-gara cuma melihat balapan liar yang berakhir dengan kericuhan.

"Ayo Aisha, Clara, cepat! Jangan sampai kita terciduk polisi!" seru Arsy.

"Oke," jawab mereka serentak.

Mereka melajukan motornya dengan sangat kencang menjauh dari tempat tersebut. Syukurnya para polisi itu tidak mengejar mereka, justru mereka bisa bersamaan dengan klub motor yang tadi sempat bertengkar.

Dan orang-orang klub motor itu mengira kalau tiga sekawan adalah bagian dari mereka. Mereka pun mengajak ribut di tengah jalan.

Baku hantam tidak terelakkan lagi. Arsy di serang oleh klub motor itu, dan Aisha nggak bisa tinggal diam melihat Arsy di serang. Dia pun membantu Arsy menghajar mereka semua. Sementara Clara memilih tempat yang aman untuk menghindari perkelahian itu.

Bugh ... Bugh ... Bugh

Jumlah mereka cukup banyak, Aisha dan Arsy tidak bisa menghadapi mereka semua. Mereka juga nampak kelelahan. Saat mereka akan dikeroyok, tiba-tiba dari jauh seseorang memberhentikan perkelahian tersebut.

"Stop! Berhenti!" teriak orang itu.

Orang-orang klub motor yang mengira itu adalah polisi, mereka langsung lari terbirit-birit. Mereka takut di tangkap polisi. Makanya mereka lari tunggang langgang.

Aisha menoleh ke arah suara tersebut. Dia merasa mengenal suara itu. Sangat kenal malahan. Saat tahu siapa orang itu, mendadak wajahnya pias. Benar-benar diluar ekspektasinya.

Bersambung ....

***Siapa pria itu? Nantikan kelanjutannya ....wkwkwkwk ....

Jangan lupa tetap kasih komentar dan like-nya. Gift juga boleh banget. Biar author tambah semangat ...

Salam hangat dari Author ...

Muuuuuuuuaaaaaaaccccchhhhhh*** ..

Terpopuler

Comments

Mulan Jameela

Mulan Jameela

Apa itu Devan????😁

2023-01-16

0

Fang

Fang

Siapa sih Thor????😁

2023-01-16

0

🥀⃞Weny🅠🅛

🥀⃞Weny🅠🅛

pasti Om Devan

2023-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!