Bab 13 : Dasar Pasangan Ngeselin

Devan mengerjapkan matanya. Dia melirik jam dinding yang terpasang di kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Devan beranjak dari tempat tidurnya, mencari keberadaan Aisha. Dia ingat, sebelum dia terlelap Aisha masih duduk di ranjangnya. Sekarang entah kemana istrinya itu.

"Pak Mun!" panggil Devan pada kepala pelayan.

"Iya, Tuan."

"Dimana istriku?"

"Nyonya keluar, Tuan!" jawab Pak Mun.

"Kemana?"

"Saya kurang tau, Tuan. Sepertinya Nyonya memakai mobil Tuan,"

Devan mencari kunci mobil yang tadi ia letakkan di atas meja. Kunci mobilnya memang tidak ada di tempat, dompetnya juga terlihat berantakan.

"Ah, Sial!" Devan mengusap wajahnya kasar, "Aishaaaa!" Devan sedikit geram.

Belum reda kemarahan Devan, ada tamu yang mengetuk pintu rumahnya. Dia semakin kesal.

"Biar saya buka, Tuan!"

Sofia menerobos masuk ke dalam. Dia tidak perduli dengan pria separuh baya yang berusaha menghalanginya. Bahkan gara-gara dorongan kuat dari Sofia, tubuh Pak Mun hampir saja terjatuh.

"Sayaaaaaang!" seru Sofia memanggil Devan.

"Sofia, Apa yang kau lakukan disini?"

"Ya Ampun, Sayang. Aku baru datang lho. Kamu suruh aku duduk dulu dong, Sayang!" ujarnya.

"Apa yang kau lakukan disini? Bukankah sudah aku bilang, jangan datang ke rumah ini lagi. Kenapa kau tidak mau menurut padaku?" kesal Devan.

"Sayang, aku kangen sama kamu. Dan aku datang ke kantor. Tapi kamu tidak masuk. Kata sekertaris kamu, Kamu sedang sakit. Kamu sakit apa sih, Sayang? Aku khawatir banget tau!"

"Hhhhh," Devan menghela nafasnya panjang, "Aku sedang banyak masalah. Tolong jangan menambah daftar masalahku, Sofia. Sekarang juga kamu pulang!" perintah Devan.

"Kamu kenapa sih, Sayang. Marah-marah kayak gitu!"

"Dengar ya, ini bukan urusanmu. Ini urusan rumah tangga ku!"

"Oh, gara-gara gadis tengil itu! Apa sih yang dia lakukan hingga membuat sayangku semarah ini?"

"Udah deh. Kamu nggak usah ikut campur. Sekarang kamu pulang!" suruh Devan lagi.

"Ih, kok gitu sih!"

_____

_____

Aisha baru saja pulang dari supermarket. Dia buru-buru ke supermarket tanpa berpamitan pada suaminya. Sebenarnya dia merasa bersalah.

Saat memasuki rumah, tumben banget pintunya terbuka. Mungkinkah ada tamu, itu yang dipikirkan Aisha. Namun saat masuk ke dalam ternyata yang datang mantan istri suaminya.

"Assalamualaikum!" Aisha mengucapkan salam dengan nada yang sedikit tinggi. Sengaja ia lakukan supaya suami dan mantan istri suaminya dengar salamnya.

"Walaikumsalam," Pak Mun yang menjawab.

"Aisha, Kamu dari mana? Kamu membuka dompet aku! Lancang kamu!" bukannya menjawab salam, Devan justru memarahinya. Sofia menggelayut manja di lengan suaminya sambil tersenyum mengejek.

"Ma-af, Om. Ini kun-ci mo-bil, Om. Dan ma-sa-lah dompet, aku memang ngambil uang, Om. Ma-af!" ucap Aisha begitu ketakutan melihat tatapan suaminya yang begitu tajam.

"Kenapa kamu buka dompet aku? Dan kamu juga nggak minta izin sama aku! Bukankah aku sudah memberikan ATM buat kamu! Keterlaluan kamu!" sewot Devan. Dia paling tidak suka kalau ada seseorang yang membuka barang-barang pribadinya.

Aisha menoleh ke arah suaminya. Maniknya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka, Devan sebegitu marahnya hanya gara-gara uang yang ia ambil.

"Aku minta maaf, Om. Tadi aku nggak ada uang cash. Tadinya aku mau minta izin dulu, tapi aku nggak tega liat Om yang tertidur pulas. Aku pun ngambilnya nggak ngomong dulu. Aku tau aku salah," jelas Aisha.

"Memang untuk apa uang itu?"

"Aku harus membeli pembalut di supermarket terdekat. Aku juga nggak mungkin nyuruh Pak Mun atau pelayan lain. Aku malu, Om. Dan masalah uang, nanti aku ganti!" ucap Aisha lirih, "Maaf, Aku sudah lancang membuka barang pribadi Om!"

Mendengar alasan Aisha, amarah Devan sedikit reda. Sebenarnya bukan masalah uang yang ia khawatirkan. Tapi di dalam dompetnya ada surat-surat penting yang hanya dia yang tahu. Tidak seorangpun boleh tau apa isi surat itu.

"Ya sudah, aku maafin kamu. Lain kali jangan ulangi lagi!"

Aisha mengangguk, "Maafkan aku ya, Om!"

"Huh, dasar kucing liar. Kucing liar tetep aja kucing liar!" ejek Sofia, "Saat aku jadi istrinya, aku nggak pernah tuh selancang kamu!"

Aisha melotot tajam ke arah Sofia, dia lebih memilih kembali ke kamar. Dia nggak sudi melihat pasangan yang menyebalkan itu.

Devan tetap memaksa Sofia untuk pergi dari rumahnya. Masalah akan semakin runyam dengan adanya Sofia di rumahnya. Dan dia tidak mau semua orang yang bekerja di rumahnya berpikiran negatif, walaupun mereka tidak akan berani terang-terangan untuk mengatakannya. Tapi yang namanya hati, orang kan nggak ada yang tahu.

Devan menatap ke lantai dua. Dia jadi merasa bersalah karena sudah memarahi Aisha. Tapi sebenarnya bukan masalah uang yang ia permasalahkan, tapi dia takut jika Aisha mengetahui rahasianya. Rahasia yang ia tutup-tutupi selama bertahun-tahun.

Devan membuka kembali isi dompetnya. Di sana ada selembar surat dari Rumah Sakit yang ia lipat dengan rapih dan ia masukkan di dalam dompetnya. Dan karena surat itu, dia enggan untuk berumah tangga.

Di sisi lain Devan heran, kenapa tiba-tiba mantan istrinya ingin kembali rujuk. Jelas-jelas Sofia tahu, kalau dirinya bukanlah pria yang sempurna.

"Tuan, tidak apa-apa?" tanya Pak Mun.

"Nggak apa-apa, Pak Mun. Saya ke atas dulu!"

Devan melangkahkan kakinya menuju kamar Aisha. Ia ingin meminta maaf.

Namun saat sudah berada di depan kamar Aisha, dia mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu. Dia terlalu gengsi untuk mengakui kesalahannya. Itulah Devan.

Aisha memukul-mukul bantal yang ada didepannya. Dadanya terasa sesak, lagi-lagi dia harus melihat wanita itu di rumahnya. Dan caranya menggelayut manja, Aisha benar-benar merasa jijik.

Benar-benar wanita murahan!

Wanita macam apa seperti itu. Sudah tahu Om Devan sudah memiliki istri, tetep aja dia datang ke sini.

Om Devan lagi! Kenapa sih nggak dorong aja tuh Tante?

Bener-bener mereka pasangan ngeselin!

Apa maksudnya coba menunjukkan kemesraannya di depanku? Mau mengejekku!

Aisha bermonolog sendiri dengan hati yang panas. Ia tak akan mampu menahan diri untuk tidak marah, jika dia masih berada di sana. Itulah kenapa dia naik ke lantai dua, dan memilih kembali ke kamar.

Lelah dengan posisinya yang telungkup, dia pun bangun dan duduk di sisi tempat tidur. Aisha menatap wajahnya di cermin. Jika di pagi hari dia akan memuji kecantikannya di depan cermin, maka hari ini dia melihat wajah yang sangat mengenaskan.

Nasib telah mempermainkannya, dia yang awalnya memang menjebak seorang pria dewasa, kini justru dialah yang terjebak pada pernikahannya sendiri.

Aisha merasa tenggorokannya tercekat. Dia marah dan kesal dengan suaminya. Karena kelelahan menggerutu sendiri, membuatnya kelelahan. Akhirnya tanpa ia sadari, ia sudah terlelap dan bermimpi.

to be continued ...

Jangan lupa komentar dan Like nya... Gift juga boleh banget. Apalagi Vote ....✌️✌️

Terpopuler

Comments

Fang

Fang

Aisha aja kesel apalagi yang baca juga kesel sama Sofia

2023-01-22

0

Mulan Jameela

Mulan Jameela

Sofia yang menyebalkan

2023-01-22

0

🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️

🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️

pd hal yg liar sofia.
enak'a sing betina liar.
jgn" sofia tau Devan sakit jd dy mnt rujuk. klu devan dead kan harta'a jatuh k sofia semua 🤭🤭
lanjut thor

2023-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!