Bab 2 : Sudah Menjadi Istri

Di sebuah rumah mewah, di pusat kota, yang letaknya memang agak jauh dari kediaman Xaquille. Gadis cantik itu tersenyum bahagia, menampilkan deretan giginya yang putih dan sangat rapih.

Devan turun dari mobil tanpa menyuruh istrinya untuk keluar dari mobil, dan itu membuat Aish kesal dan sedikit menggerutu. Dia pun langsung menyusul di belakang suaminya.

Aish memasuki rumah mewah bergaya Eropa, dia dibuat terpukau dengan rumah milik suaminya. Kok dia baru tahu ya kalau suaminya memiliki rumah di Indonesia. Setau dia, Om Devan tinggal lama di Singapura. Bahkan bisa dibilang hampir menetap di sana.

Saat mau bertanya, Aish mengurungkan niatnya, karena melihat tatapan Om Devan tidak bersahabat. Aish hanya tersenyum dihadapan Om Devan.

Empat pelayan berjejer di depan pintu. Tiga pelayan wanita masih nampak muda, dan satu pelayan pria nampak sudah tua. Mereka semua menunduk dengan hormat.

"Selamat datang, Tuan! Sudah lama Tuan tidak kesini?" tanya pelayan tua.

"Terimakasih, Pak Mun. Perkenalkan, dia istri saya!" Devan memperkenalkan Aish pada para pelayan, "Tolong layani dia seperti kalian melayaniku!" suruhnya.

"Baik, Tuan."

"Aish, ikuti aku!" Devan mengajak Aish ke suatu ruangan. Aish sudah tidak sabar ingin segera tahu kamarnya.

Rumah itu memiliki dua lantai, Devan mengajak Aish naik ke lantai dua. Lalu, dia membuka sebuah kamar yang cukup mewah, tidak jauh berbeda dengan kamarnya.

Satu tempat tidur ukuran besar, meja, lemari, kulkas mini, dan kamar mandi dalam.

"Kau tidur di sini!" suruhnya.

Tentu Aish sangat bahagia mendapatkan kamar mewah dan cukup nyaman, tapi ...

"Om, mau kemana?" tanya Aish.

"Ke kamar ku,"

"Lho kita sudah sah suami istri? Kenapa Om tidak tidur di sini bersamaku?"

Devan tersenyum sinis, "Aku tidak tahu apa rencana mu, Kucing Liar. Aku yakin kau sudah menjebakku!"

"Apa? Kenapa Om berpikiran seperti itu?"

"Aku ini pria dewasa. Aku kenal betul mana wanita yang ingin menipu, wanita yang hanya memanfaatkan kekayaan ku, wanita yang haus akan kasih sayang, dan wanita hiperseks. Apakah kau wanita seperti yang aku sebutkan?" Devan tersenyum mengejek.

"Om, jangan berpikiran rendah tentang aku ya! Aku bukan wanita seperti itu!"

"Lalu Kau wanita seperti apa? Hah!" Devan masih saja mengejek Aish, "Wanita belia yang berusaha menjebak seorang pria dewasa seperti aku. Sungguh lucu!" Devan tersenyum sinis.

"Om, ini ngomong apa sih? Siapa yang menjebak siapa?" Aish ketakutan, dia menundukkan kepalanya.

"Bukankah kau menjebakku, agar Papihmu menikahkan kita? Hah?"

"Nggak. Itu nggak bener. Bukankah sudah jelas Om melakukan hal itu pada Aish!"

Devan mencengkeram kuat lengan Aish, membuat gadis belia itu meringis kesakitan. Devan menatap tajam ke arahnya, tatapan menelisik dan mencari jawaban dari manik gadis manis itu.

"Kau tidak bisa membodohi ku, Kucing Liar! Aku ini seorang duda, jadi aku tau mana pria yang sudah menyetubuhi wanita maupun tidak. Dan aku tau betul bagaimana rasanya." Devan menyeringai.

Tatapan Devan sungguh menakutkan, jantung Aisha hampir saja lolos dari tempatnya. Pria itu benar-benar tidak bisa dipandang rendah.

Dan seringainya membuat hati Aish menciut. Dia sedang berpikir, bagaimana jika tipu muslihatnya terbongkar. Apakah Om Devan akan langsung menceraikannya, atau akan membuangnya seperti sampah.

Oh, tidak. Bukankah itu tujuanku. Membuatnya jatuh cinta kepadaku. Menjadikan dia milikku.

Ya Tuhan, kenapa rasanya menakutkan sekali. Aku jadi merinding.

Kau memang bodoh Aisha, kenapa kau membuat dirimu terjebak dengan pernikahan ini.

Aku pikir dia akan langsung menerima ku sebagai istri. Tapi ternyata tidak. Dia sangat susah ditaklukan.

Dia sangat pintar, dia tahu aku menjebaknya.

"Hhhhhh, istirahatlah! Aku capek. Aku mau istirahat, jika kau butuh sesuatu atau mau makan, kau bisa meminta kepada pelayan!" Devan meraih gagang pintu hendak keluar. Tiba-tiba ...

"Tidak bisakah Om mencintai aku?" tanya Aish dengan keberanian tinggi. Sontak Devan menoleh ke arah istri kecilnya. Menatap lekat manik itu.

"Aku mau jujur. Duduklah!" Devan menyuruh Aish untuk duduk di sofa. Aish menurut.

"Sebelum aku menikahi mu. Sejujurnya aku berniat ingin rujuk dengan mantan istriku. Kami sepakat untuk melupakan masa lalu. Karena jujur, aku masih sangat mencintainya. Tujuh tahun kami pacaran. Dan lima tahun kami berumah tangga. Dan itu bukanlah waktu yang sebentar bagiku!"

"Lalu maksud Om apa? Om mau menceraikan ku?"

Tidak ada jawaban dari mulut Om Devan. Tiba-tiba suasana menjadi beku, mereka saling terdiam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga Om Devan beranjak dari tempat duduknya, dia masih belum menjawab.

Devan langsung keluar dari kamar Aish. Selepas kepergian suaminya Aish bisa bernafas lega. Akhirnya pria itu keluar.

Aish menjatuhkan pantatnya ke ranjang. Sekarang dia bingung mau melakukan apa. Bagaimana bisa ia justru terjebak dengan pernikahannya sendiri. Tanpa Ia sadari buliran bening menetes begitu saja.

Aku benar-benar bodoh. Seharusnya aku tau kalau dia tidak mencintaiku.

Bahkan dia akan rujuk dengan mantan istrinya. Lalu aku bagaimana?

Maafkan Aish, Mih. Seharusnya Aish nggak berbuat nekad. Semua gara-gara tindakan Aish yang ceroboh.

Aish menyesal. Aish benar-benar menyesal.

...°°°°°®®®°°°°°***...

"Aisha gimana ya, Pih? Dia sudah makan apa belum?" gumam Zee pada suaminya.

"Papih yakin kok. Devan mengurus anak kita dengan baik. Sebetulnya Devan itu orang baik. Cuma karena anak kita aja yang agak kecentilan!" jawab Alan, "Sudah dong, Mih. Mamih makan!"

"Yang dikatakan Alan benar, Nak. Kamu jangan sedih terus. Mama yakin kok, Devan bisa menjaga Aisha kita dengan baik!" ucap Mama Sarah.

Dia memang ibu yang sangat pengertian. Mama Sarah sudah terlihat sangat tua. Rambutnya sudah memutih semua, tidak jauh berbeda dengan papa. Papa juga sering keluar masuk Rumah Sakit.

Rencananya jika Papa mertua sakit lagi, mereka sekeluarga akan membawa Papa berobat ke luar negeri. Sekalian menjenguk adiknya Aisha yang kuliah di sana. Rencana tinggallah rencana, Tuhan juga yang menentukan semuanya.

Zidan memang kuliah di Luar Negeri. Dia anak yang cukup pintar. Terkadang Zee begitu rindu pada putranya. Dan niatnya tahun ini mereka sekeluarga ingin berlibur sambil menjenguk Zidan di luar negeri. Rencana itu sudah disusun oleh Ibu dua anak tersebut dengan rapih.

_____

_____

Keesokan harinya, penyakit papa mertua kambuh lagi. Semua panik, semua bingung. Bergegas Alan menyiapkan mobil untuk membawa Papa ke Rumah Sakit. Alan begitu panik, Zee sebagai istri berusaha untuk menenangkan suaminya.

"Papih hati-hati, Mamih akan langsung menyusul ke Rumah Sakit!"

"Iya, Mih. Jangan lupa beritahu keadaan Papa kepada Aisha. Aisha harus tahu Opa-nya masuk Rumah Sakit lagi!" tutur Alan.

"Iya, Pih. Buruan, Pih. Kasian Papa!"

"Baik, Papih berangkat ke Rumah Sakit dulu ya!"

Zee mengangguk.

Dengan ditemani sopir, Alan membawa papanya ke Rumah Sakit. Sementara Zee berusaha untuk menguatkan sang Ibu mertua.

"Aku akan memberitahu Aisha, Mah."

"Iya, Nak. Beritahu kalau Opa-nya masuk Rumah Sakit!"

To be continued ...

Jangan lupa tinggalkan jejak ditiap part-nya.....

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️

🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️

ternyata Aisy kecil doyan om".
yg d jebak om tmn babeh'a 🤣🤣

2023-01-11

0

Fang

Fang

Jadi ini kelanjutannya Om I Love You, Thorr????😂

2023-01-08

0

Mulan Jameela

Mulan Jameela

bagus ceritanya bikin penasaran

2023-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!