Bab 15 : Perhatian Devan

Kepalanya yang terlalu pening, membuatnya tidak bisa menahan tungkainya yang terasa lemas. Gadis itu jatuh pingsan karena beban pikiran yang berat, dan membuat asam lambungnya naik. Dia pun jatuh tersungkur.

"Aisha!" Arsy panik, dia berlari mendekat ke arah Aisha.

"Ars, keningnya berdarah!" tunjuk Clara, "Cepat bawa ke rumah sakit!"

"Aishaaaaaa!" panggil Arsy menggoyangkan tubuh Aisha.

Arsy membopong tubuh Aisha masuk ke mobil Clara, dan ia juga ikut masuk untuk memangku kepala Aisha. Arsy menekan kepala Aisha untuk menghentikan pendarahan.

"Ya Allah, Aisha. Lo kenapa sih? Biasanya Lo tuh kuat banget, kenapa setelah menikah Lo lemah begini?" batin Arsy.

Sesampai di Rumah Sakit, Aisha langsung dibawa ke unit gawat darurat untuk mendapatkan penanganan. Dahinya mendapatkan beberapa jahitan karena mengalami luka robek akibat benturan yang terlalu keras.

"Ars, Lo, cepetan telfon suaminya. Gue khawatir terjadi sesuatu pada Aisha," ucap Clara.

"Gue nggak punya nomornya," jawab Arsy.

"Terus, gimana dong?" Clara sangat khawatir.

"Oh, ya, ponsel Aisha. Mana ponselnya?" tanya Arsy.

"Bentar, Gue cari di tasnya!" Clara mengacak tas Aisha. Syukurlah ponselnya ada di sana.

"Ini dia. Aku akan cari nama kontaknya," Clara menemukan nama kontak dengan panggilan 'My Husband'. Clara yakin itu nomor suaminya.

Clara langsung menghubungi nomor tersebut, syukurlah nomor itu memang nomor suaminya Aisha. Clara langsung menelpon Devan untuk datang ke Rumah Sakit.

Setengah jam kemudian, Devan memang datang ke Rumah Sakit. Suara derap langkah menuju unit gawat darurat terdengar oleh Clara dan Arsy. Dia nampak khawatir.

"Maaf, Om, suaminya Aisha?" tanya Clara.

"I-iya. Aku suaminya Aisha. Di mana Aisha?" tanya Devan pada gadis yang berdiri di depan ruangan UGD.

"Aisha sedang di dalam, Om. Dia lagi ditangani oleh dokter," jawab Clara.

Devan melirik bangku di sudut ruangan. Lagi-lagi dia bertemu dengan laki-laki itu, laki-laki yang nampak begitu akrab dengan istrinya. Namun laki-laki itu acuh dengan kedatangan dirinya.

Seorang dokter baru saja keluar dari ruangan UGD, dan memberitahukan bahwa keadaan pasiennya baik-baik saja. Devan yang khawatir langsung menerobos untuk masuk.

"Om kok disini?" tanya Aisha.

"Tadi temanmu menelfon. Katanya kamu masuk Rumah Sakit dan pingsan. Aku langsung ke sini!" jawab Devan, "Kamu nggak apa-apa kan? Kenapa kamu bisa pingsan?"

"Emang tadi Om nggak tanya dokter, aku sakit apa?"

Devan menggeleng, "Aku begitu mencemaskan mu. Makanya aku langsung masuk!"

Boleh nggak sih Aisha bahagia? Rasanya seperti terbang di atas awan, mendengar Devan mencemaskan nya.

"Baiklah, kau disini dulu. Aku akan menemui dokter," ucap Devan.

Aisha menghela nafasnya panjang. Kenapa baru bertanya pada dokter?

"Aishaaa!" teriak Clara masuk ke ruangan.

"Clara," Aisha kaget, ternyata sahabatnya ada di Rumah Sakit. Oya, dia baru ingat tadi Devan mengatakan, kalau dia tahu dirinya di rumah sakit dari Clara.

"Lo, tuh bikin panik. Lo kenapa sih?" tanya Clara.

"Gue lemes. Asam lambung gue kumat. Lo yang bawa gue ke Rumah Sakit?"

"Iyalah, gue yang bawa. Lalu, siapa lagi? Eh, tadi ada Arsy juga,"

"Terimakasih ya," senang Aisha.

"Sama-sama. Oya, Itu yang tadi suami, Lo?"

Aisha mengangguk.

"OMG. Kalau gantengnya kayak gitu, gue sih mau!" kekeh Clara.

"Ih, Lo tuh ada-ada saja. Dia itu sudah tua, tau?"

"Hah, Masa sih? Masih muda kayak gitu!" Clara tidak percaya.

"Tapi beneran. Dia itu sudah tua. Mungkin kalau sama papih gue, beda 3 tahun. Lebih tua Papih gue sih," jawab Aisha, "Meskipun tua, gue tetep suka!" senangnya.

"Wah, mirip artis Hollywood dibilang tua! Gue mau satu kalau gitu, Sugar Daddy tuh! Hehehe!"

"Ck, Lo pikir barang!" cebik Aisha.

"Usaha, Aish!" kekeh Clara.

"Mana Arsy?"

"Ada di luar," jawab Clara.

"Kok nggak masuk?"

"Nggak tau. Dia tuh khawatir banget dengan keadaan Lo," ujar Clara, "Wajahnya kelihatan panik gitu!"

"Arsy dari dulu memang gitu,"

"Kayaknya Arsy suka Lo deh, Aish," ujar Clara asal.

"Ih, jangan ngaco kamu. Mana mungkin dia suka aku. Itu nggak akan mungkin!"

"Siapa yang suka kamu?"

Aisha dan Clara menoleh bersama. Devan baru saja kembali menemui dokter, dan saat masuk dia mendengar dua sahabat itu sedang mengobrol serius.

"Om,"

...°°°°°°°®®®®®°°°°°°...

Hening. Hampir tidak ada suara di sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Hanya suara deru mesin kendaraan yang terdengar. Berkali-kali Aisha melirik, ingin tahu apa yang suaminya pikirkan dan apa arti diamnya itu. Namun dia tetap tidak mengerti.

"Apakah pria itu kekasihmu?" Devan tiba-tiba bertanya.

"Hah, Apa?"

Apa dia sedang bertanya padaku?

Devan menghela nafas, dia mengulangi pertanyaannya kembali kepada istrinya. Entah apa yang sedang dipikirkan wanita cantik itu.

"Apakah dia pacarmu?"

"Maksud, Om?" Aisha benar-benar tidak mengerti.

"Yang sedang kamu dan teman kamu bicarakan tadi di rumah sakit?"

"Maksud Om, Arsy?"

"Nggak tau siapa namanya," jawab Devan gamang.

"Namanya Arsy, Om. Dia anaknya Mama Ratu dan Papa Yudha. Papa Yudha itu keponakan Papih, Om. Mereka bercerai, dan Mama Ratu menikah sama Papa Elmar. Jadi antara aku dan Arsy masih satu keturunan," jelas Aisha.

"Apa?" Devan bingung dengan silsilah keluarga Aisha yang begitu rumit.

"Iya, gitu, Om. Ehm, harusnya Arsy panggil aku, Tante. Tapi karena usia kami sama, aku suruh dia panggil nama aja," kekeh Aisha, "Lagian masa aku dipanggil Tante. Ya aku nggak mau lah, kan aku belum tua," gelaknya lagi.

"Oh," Devan membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o'.

"Kenapa? Om cemburu?" kekeh Aisha.

"Heh, Siapa bilang? Kepedean kamu?"

"Tapi kenapa mukanya gitu banget?"

"Kenapa muka saya? Muka saya emang gini!"

"Ih, nggak. Beda kok," jawab Aisha. Tapi Aisha cukup bahagia untuk hari ini. Devan yang perhatian, dan dia sudah mulai cemburu padanya.

"Istirahatlah!" ujar Devan saat mereka sampai di rumah, dan mereka sudah berada di dalam kamar.

"Om, mau kemana?" tanya Aisha curiga karena melihat suaminya akan pergi lagi.

"Aku mau ke ruang kerja. Jika kamu butuh apa-apa kamu panggil saja saya di ruang kerja!"

"Om ada pekerjaan?"

"Iya, sedikit,"

"Tidak bisakah bekerja di kamar ku saja?"

Devan menautkan kedua alisnya mendengarkan permintaan Aisha.

"Memangnya kenapa?"

"Nggak apa-apa sih. Tapi untuk kali ini, Aisha mohon tetap disini!" pintanya.

"Aku mau keluar sebentar. Aku akan suruh Pak Mun untuk membawakan makanan ke sini!" ucap Devan.

"Baiklah," jawab Aisha.

Devan keluar kamar, tidak lama menunggu dia kembali ke kamar lagi. Namun kali ini Devan kembali ke kamar dengan membawa makanan dan minuman.

"Kamu makan dulu ya? Kata dokter asam lambung kamu kumat karena telat makan!" ucap Devan saat mendudukkan pantatnya di sisi ranjang.

"Suapin," manja Aisha.

"Kau manja sekali?" cibir suaminya.

"Aku seperti ini juga salah, Om," jawabnya.

"Kok salahku?"

"Coba tadi pagi Om tidak menyuruh Tante itu masak. Aku jadi nggak selera makan kan?"

"Aku nggak menyuruhnya masak. Tiba-tiba dia datang, aku saja nggak tau jam berapa dia datang,"

"Ah, nggak mungkin," Aisha tidak percaya.

"Betul. Kalau nggak percaya kau bisa tanyakan saja pada Pak Mun," jelasnya, "Aku lari pagi, aku juga nggak tau dia akan datang,"

Aisha tetap tidak percaya.

"Lalu, kenapa Om begitu menikmati makanan buatannya?"

"Lho, memang masalahnya apa? Makanan kan nggak salah? Kau saja terlalu perasa!"

"Apa? Aku perasa? Siapa yang perasa?" sewot Aisha, "Sini piringnya. Biar aku makan sendiri!" Aisha merebut piring yang ada ditangan suaminya.

"Tuh kan, PERASA!" ejek Devan terkekeh.

"Wah, Om, tersenyum," ujar Aisha. Baru kali ini, dia melihat suaminya tersenyum saat berdua dengannya.

"Siapa yang tersenyum?"

"Om lah,"

"Mana ada aku tersenyum," bohong Devan.

"Tuh kan," Aisha menusuk-nusuk pipi Devan.

"Ah, sudahlah. Habiskan makanan mu! Aku mau ambil berkas-berkas di ruang kerjaku!"

"Tapi nanti kesini lagi kan?" tanya Aisha.

"Iya, bawel,"

Entah kenapa hatinya begitu bahagia dan begitu nyaman ketika di dekat istrinya. Dia tersenyum kembali membayangkan kebersamaannya bersama sang istri.

To be continued ...

Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa like dan komentarnya....

Terpopuler

Comments

sari emilia

sari emilia

hah..... sp bilang devan msh muda....udh tua banget itu...mn dekil lg...tanpan dr mn...haduh rabun ky nya clara..yg pasti kotor ga enk d liat...ga bs mandi wajib ky nya...mk nya aura nya krg enak d pandang mata 😃😃

2024-04-09

0

Lailatul Istiqomah Istiq

Lailatul Istiqomah Istiq

seneng nya ..berasa jdi Aisya nih...🤪

2023-06-12

0

Whaty S

Whaty S

jatuh cinta itu bang

2023-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!