Kembali ke masa kini, di mana aku menceritakan masa lalu kepada Azazel. Waktu yang kuhabiskan untuk bercerita cukup lama dengannya.
Setelah mendengar semuanya, Azazel tertunduk diam. Ia tenggelam dalam pikirannya tanpa menghiraukan keberadaanku di sini.
“Mungkin … terjawab sudah pertanyaanku selama ini,” kata Azazel.
“Pertanyaan? Apa maksudmu?”
“Kesampingkan itu terlebih dahulu. Aku akan membalas informasi yang kau berikan padaku.”
Yang kutunggu telah tiba. Sebuah informasi penting yang ku dapatkan langsung dari musuh. Aku penasaran, informasi apa yang akan dia berikan kepadaku.
“Yang pertama, tentang Avalon. Pernahkah kau berpikir adanya negara selain Avalon?”
“Ya, aku pernah berpikir seperti itu. Kenapa kau bertanya tentang itu?”
Azazel tersenyum tipis mendengar pertanyaanku. “Asalkan kau tahu, bahwa di dunia ini … hanya ada negara Avalon.”
Aku terkejut mendengar pernyataan tersebut. Avalon hanya satu-satunya negara di dunia ini? Apakah dia sedang bercanda denganku?
“Kau … jangan coba-coba mempermainkanku.”
“Sekarang, aku ingin bertanya kepadamu. Pernahkah kau mendengar ada kunjungan pemimpin dari negara lain? Atau, pernahkah kau mendengar Avalon memiliki hubungan diplomatik dengan negara lain?
Aku hanya bisa menggelengkan kepala ketika Azazel memberikan pertanyaan tersebut. Di saat yang bersamaan, tak pernah sedikitpun terpikirkan olehku tentang hal ini.
“Asalkan kau tahu, empat kota yang berada di Avalon dulunya adalah kerajaan yang masing-masing berdiri sendiri. Namun, ketika Kerajaan Iblis melakukan invasi … tiga kerajaan mengalami keruntuhan. Elghazi, Sumarah, dan Tsukuyomi adalah tiga kerajaan tersebut. Masyarakat yang masih tersisa dari tiga kerajaan tersebut pergi ke Kerajaan Camelot lalu bersedia dibawah komando Raja Camelot. Itulah kenapa, masing-masing dari kota tersebut memiliki budaya dan lingkungan yang berbeda.”
Aku hanya bisa terdiam setelah mendengarkan informasi tersebut dari Azazel.
“Yang kedua, tentang elemen. Kau pasti ingin tahu tentang elemen, kan?”
Aku hanya bisa mengangguk untuk menanggapi pertanyaannya.
“Lima ratus tahun yang lalu, terdapat dua elemen saling bertolak belakang satu sama lain. Elemen itu adalah elemen suci dan elemen terkutuk.”
“Elemen suci? Elemen terkutuk?”
“Ya, elemen suci merupakan elemen yang diberikan oleh Spirits of Elements. Mereka membantu umat manusia untuk bisa mengalahkan Raja Iblis. Sementara itu, elemen terkutuk merupakan elemen yang diberikan langsung oleh Raja Iblis Satan. Ia merupakan Raja Iblis pertama sekaligus ayah dari Raja Iblis Lucifer.”
“Apakah kau tahu perbedaan di antara keduanya?”
“Tentu saja, aku tahu. Namun, aku tidak akan memberitahukannya secara mendalam.”
“Hah? Kenapa seperti itu?”
“Karena … aku ingin kau mencari tahu sendiri. Jadi, tidak apa-apa, kan?”
Aku menghela nafas dan menyuruhnya untuk melanjutkan pembahasan tersebut.
“Perbedaan yang pertama, elemen suci disimpan dalam cawan bernama Cawan Suci. Sementara itu, elemen terkutuk disimpan dalam cawan bernama Cawan Terkutuk. Kedua cawan tersebut memiliki perbedaan pada warna, di mana Cawan Suci berwarna emas dan Cawan Terkutuk berwarna hitam gelap.”
“Cawan … berwarna hitam gelap? Jangan-jangan…”
“Benar sekali. Yang kau dapatkan adalah … salah satu dari elemen terkutuk.”
Aku terkejut mendengarnya mengatakan seperti itu. Tidak disangka elemen yang saat ini bersemayam di dalam tubuhku adalah salah satu dari elemen terkutuk.
“Perbedaan yang kedua, tentang kepemilikan elemen. Elemen suci bisa diwariskan kepada ras manusia yang dianggap mampu menggunakannya. Sedangkan elemen terkutuk diwariskan hanya kepada dari ras Iblis saja. Atau, dia memiliki gen dari ras Iblis.”
“I-itu berarti … aku memiliki gen Iblis dari keluargaku, benar begitu?”
“Ya, kau memiliki gen Iblis. Dan ini sudah menjawab pertanyaanku sejak kita pertama kali bertemu.”
“Pertanyaan? Apa itu?” tanyaku dengan rasa penasaran.
“Pertanyaan kenapa bisa kau menggunakan elemen kegelapan. Dan itu sudah terjawab.
Tiba-tiba, Azazel menunjukku dengan tatapan yang serius. ”Kau … merupakan keturunan dari Rio Hydra, seorang dari ras Iblis dan pengguna elemen kegelapan yang berkhianat di masa lalu.”
.........
Di tengah suara bising kendaraan dan suara langkah manusia yang berlalu-lalang. Pernyataan Azazel, tersampaikan kepadaku dengan sangat jelas. Aku tidak percaya hal ini. Apakah aku berada di dalam mimpi?
“Rio … Hydra? Siapa itu? Dan kenapa dia bisa berkhianat?”
“Ya, Rio Hydra merupakan salah satu prajurit sekaligus bagian dari anggota Tujuh Dosa Mematikan.”
“Tujuh Dosa Mematikan? Apa itu?”
“Semacam julukan kepada tujuh prajurit yang diakui oleh Raja Iblis Satan, sekaligus mereka adalah pemilik dari elemen terkutuk.”
“Apakah kau adalah salah satu dari mereka?”
“Hahahaha, tentu saja tidak. Aku hidup selama kurang lebih dua ratus tahun. Bisa dikatakan, aku merupakan penerus elemen api hitam dari pemilik sebelumnya.”
“Bisakah kau memberitahuku siapa saja anggota dari Tujuh Dosa Mematikan?”
Rasa penasaranku semakin bertambah. Aku ingin tahu lebih banyak tentang hal ini. Mulai dari Avalon, elemen, kakek moyangku dan lainnya.
“Raja Iblis Lucifer merupakan salah satu anggota Tujuh Dosa Mematikan. Beliau diberi julukan sebagai Pride (Kesombongan). Kemudian, ada Rio Hydra yang diberi sebutan sebagai Wrath (Kemarahan). Itu saja yang kuberitahukan.”
“Sebelumnya kau bilang aku memiliki gen Ras Iblis. Tapi, kenapa aku tidak memiliki semacam sayap atau tanduk?”
“Aku juga tidak tahu alasannya. Yang jelas, hanya dari ras Iblis atau memiliki gen Iblis yang mampu memperoleh dan menggunakan elemen terkutuk.”
Antara benar dan tidak, keduanya saling bergelut di dalam pikiranku. Semua yang dia beritahukan, sulit untuk diterima.
Azazel kemudian berdiri dan melakukan peregangan. Sementara aku, hanya duduk diam termenung. Dan tanpa terasa obrolan di antara kami cukup lama, hingga membuatku lupa untuk membawakan minuman Sara dan lainnya.
“Jadi, apakah kau sudah menemukan alasanmu untuk hidup dan alasan bergabung dengan DHA?” tanya Azazel.
“Kenapa kau menanyakan hal itu lagi? Bukankah sudah kuberitahukan?”
“Aku hanya ingin tahu. Apakah masih sama atau sudah berubah?”
“Huh, baiklah kalau begitu.”
Aku pun ikut berdiri dan meregangkan tubuh yang pegal. Kemudian, aku menatap Azazel dengan tatapan yang serius.
“Tentu saja, sudah berubah. Saat ini, aku sudah memiliki alasan. Dan alasan ini, akan kugunakan sebagai motivasiku untuk mengalahkanmu dan juga Raja Iblis Lucifer.”
“Hooh, menarik sekali. Aku sangat menantikannya.”
Azazel membalikkan badannya kemudian berjalan meninggalkanku. Ia melambaikan tangannya, lalu menghilang bersama daun-daun yang diterbangkan oleh angin.
Setelah Azazel pergi, aku tersadar jika Sara dan lainnya menungguku. Dengan cepat, aku berlari ke tempat mereka menunggu.
Akhirnya, aku sampai dan bertemu mereka dengan napas yang terengah-engah.
“Dari mana saja kamu?” tanya Sara.
“Kenapa kau lama sekali?” tanya Nasya.
“Iya, kami cukup khawatir denganmu,” kata Sandy.
“Maaf semuanya, aku terlambat.”
“Jadi, bagaimana dengan minumannya?”
Aku menyerahkan minuman kepada mereka. Tiba-tiba, wajah mereka terlihat kebingungan setelah mendapatkan minuman yang mereka inginkan.
“Anu, Kai. Kenapa minumanku tidak dingin yah?” tanya Nasya.
“Iya, punyaku juga,” kata Sara.
“Jangan-jangan … kau habis ketemu dengan seseorang,” kata Sandy.
Tiba-tiba, aku merasakan aura yang menakutkan dari diri Sara. Sepertinya, ajalku telah datang. Tidak, aku harus mengakali mereka bagaimana pun caranya.
“Yah, setelah memesan aku berbicara dengan salah satu guru di sekolah. Secara kebetulan kami bertemu di sana. Aku lupa nama guru itu, tapi dia tahu tentangku.”
“Begitu yah.” Aura Sara kembali normal seperti sebelumnya.
“Bagaimana kalau kita pulang sekarang?” tanya Sandy
Kami bertiga mengangguk secara bersamaan. Sandy dan Nasya pulang dengan mengambil rute yang berbeda denganku dan juga Sara. Kami berdua naik ke dalam bus menuju stasiun kereta.
Dalam perjalanan, suasana terasa hening. Tak ada percakapan di antara kami. Mungkin, dia tidak percaya dengan perkataanku sebelumnya.
“Kai, apakah benar kau bertemu dengan salah satu guru di sekolah kita?” tanya Sara.
“Te-tentu saja, walaupun aku tidak tahu nama guru itu.”
“Kalau boleh tahu, kalian membahas tentang apa?”
“Yah, tentang pelajaran pastinya.”
“Hmmm, begitu yah.”
Kemudian, Sara bersandar pada pundakku hingga tertidur. Aku terkejut dengan tindakannya. Kelihatannya, ia lelah setelah bersenang-senang. Aku turut bahagia jika ia menikmati jalan-jalan hari ini.
Disisi lain, aku merasa bersalah karena harus berbohong kepadanya. Hal ini terpaksa dilakukan, demi kebaikannya juga. Aku tidak ingin ia menjauh dariku setelah mengetahui kebenarannya.
Suatu hari, aku pasti akan memberitahu semuanya, tentang diriku. Aku berharap, ia bisa menerimanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
yuki1104
semangat
2023-03-24
2