Bab 10

Arya menatap Naura dengan seksama. "Bagaimana kau bisa tercebur di kolam renang?" 

"Aku hanya ingin menenangkan diri sejenak di pinggir kolam renang, memasukkan kedua kakiku disana. Tapi tiba-tiba ada yang mendorongku dari belakang, tapi aku tidak tahu siapa pelakunya." Ungkap Naura yang kembali mencoba mengingat kejadiannya. "Ya, aku ingat ada seorang wanita di pinggir kolam dan aku sangat yakin dia orangnya." 

"Apa kau yakin? Maksudku, apa kau tidak salah melihat?" 

"Tidak. Aku sangat yakin dan masih sadar saat itu." Sontak kedua pupil mata Naura membesar, hanya mengingat satu orang yang paling membenci dirinya. "Aku yakin jika Lili yang melakukannya!" 

"Tidak akan ada pelayan ataupun penyusup yang berani masuk dan mendorongmu, tentu saja dia orangnya." 

Naura diam-diam merencanakan untuk membalaskan dendam pada Lili, dia bukanlah seorang wanita lemah yang diam saja saat perlakukan tidak adil. "Awas saja kau!" tekadnya di dalam hati. 

Di pagi buta, Naura sengaja bangun dari tidurnya untuk memasak menyiapkan sarapan semua orang. Kedua sudut bibirnya di tarik ke atas saat melihat masakan nya sudah siap untuk di hidangkan. 

"Naura tidak akan diam saja, aku ingin lihat bagaimana kau akan menderita." Gumamnya tersenyum tipis. "Aku ingin kalian menyajikannya seperti jam biasanya, dan pastikan hidangan ini di makan habis oleh wanita benalu itu!" titahnya. 

"Baik Nyonya." 

Naura bernafas lega saat kekuasaan di Mansion Atmajaya tertinggi setelah sang kakek memutuskan pergi ke tempat lain. "Akulah nyonya di rumah ini, tidak akan aku biarkan kau merusak kedamaianku." Ucapnya di dalam hati penuh tekad. 

Naura sangat berterima kasih pada Arya yang menolongnya saat tenggelam di kolam renang, dirinya yang tidak suka dengan balas budi menjadikan dia sedikit lebih terbuka  pada suami kontraknya. 

"Sayang, ayo bangun!" panggil Naura di telinga Arya dengan mesra dan juga sangat lembut. 

Arya tersenyum mendengar suara lembut itu. "Pagi Bella." Jawabnya yang tidak sengaja keceplosan. 

"Bella? Siapa dia?" tanya Naura yang sangat penasaran, sedangkan Arya yang menyadari hal itu segera mengganti topik.

"Kenapa tiba-tiba kau memanggilku sayang? Sangat aneh sekali, aku curiga kalau kau merencanakan sesuatu." 

"Jangan mengalihkan topik pembicaraan, siapa Bella? Apa dia kekasihmu?" 

"Bukan siapa-siapa, aku tadi memimpikan seorang wanita cantik dan juga menawan yang memiliki suara merdu tapi ternyata itu suaramu. Kau merusak mimpiku saja!" elak Arya yang berharap Naura tidak menanyakan hal lebih lanjut lagi. 

Naura mengangkat sebelah alis, awalnya dia penasaran siapa itu Bella, tapi tiba-tiba dirinya merasa tak tertarik lagi dan segera beranjak dari ranjang. "Sebaiknya kau bersihkan dirimu dan bersiap-siap ke kantor, turunlah setelah itu aku menunggumu di meja makan." 

"Hem, apa otakmu mulai konslet saat semalam tercebur ke dalam kolam renang?" 

"Berhentilah membuat mood ku turun, turun dan makan sarapannya! Aku sudah memasak untuk semua orang." 

"Kenapa tiba-tiba kau memasak, pasti ada sesuatu yang di tutupi." 

Naura tersenyum tipis. "Nanti kau juga akan tahu," ucapnya tanpa menoleh, berjalan menuju meja makan.

Diam-diam dia tersenyum saat semua orang makan dengan sangat lahap, mereka menghabiskan makanan dan menyisakan piring kosong. 

"Masakannya sangat lezat, siapa koki yang memasak selezat ini?" Amar sangat bahagia memegang perutnya yang terisi penuh.

"Benar, sangat lezat dan aku menyukainya." Timpal Lili. 

Salah satu pelayan berjalan mendekat sambil menundukkan kepala sebagai bentuk rasa hormat pada majikannya. "Makanan di masak oleh nyonya Naura." 

"Apa?" baik Lili maupun Amar sangat terkejut, mereka tidak mengira jika wanita yang mereka sakiti pintar memasak dan memanjakan perut. 

"Benar Tuan, nyonya Naura bangun pagi sekali dan memasak sarapan untuk semua orang." 

"Ouh, jadi dia yang memasaknya, lumayan juga tapi masakannya masih banyak kekurangan dari segi rasa juga penampilannya." Ralat Lili yang tidak tahu menahu mengenai keahlian Naura yang pintar dalam memanjakan perut, karena selama ini dirinya tidak terlalu mengenal hobi dari mantan sahabatnya.

"Naura bisa memasak selezat ini, kenapa dia tidak pernah memasak untukku?" batin Amar yang melirik mantan calon istrinya sekilas. 

Arya menggenggam tangan sang istri dan tersenyum penuh cinta. "Tidak menyangka kalau masakan istriku sangat luar biasa, bahkan koki disini kalah jauh." Pujinya. 

Naura meletakkan tangannya dan membalas dengan perkataan manis, tentu saja mempunyai niat terselubung di balik keromantisan mereka. "Tentu saja." 

"Kalau begitu aku ingin setiap hari kau memasak untukku, dan mengantarkannya ke kantor." Ucap Arya memanfaatkan situasi. 

Naura menganggukkan kepala, jauh di lubuk hati dirinya mengumpat Arya yang memanfaatkan keadaan. "Apapun demi suamiku," balasnya. "Kau menyukai masakanku? Maka aku akan memasakkan hal spesial agar kau kapok." Batinnya tersenyum sangat tipis hingga tidak ada yang menyadarinya. 

Lili yang merasa malu sempat memuji masakan luar biasa Naura memutuskan untuk pergi ke pemotretan, segera bersiap-siap melangkah menuju mobil. 

"Antarkan aku ke pemotretan." Pintanya dengan suara manja, membelai dada Amar untuk menggodanya. 

"Kau pergi saja dengan supir, kakek memintaku untuk kembali bekerja di kantor." Tolak Amar, dia tidak akan melewatkan kesempatan emas untuk merebut hati sang kakek yang perlahan memintanya untuk kembali bekerja di kantor yang sama dengan adik tirinya, walaupun statusnya bukan lagi CEO. 

Lili bersiap dengan menjaga penampilannya tetap sempurna, saat giliran dirinya tiba-tiba merasakan perut mulas dan tidak sengaja mengeluarkan kentut yang cukup nyaring. Semua orang sangat terkejut, begitupun sang empunya yang langsung berlari keluar dari sesi pemotretan nya menuju toilet. 

Selepas kepergian Lili, beberapa kru yang tak berada jauh dari lokasi mengibasi tangan mereka karena aroma menyengat yang bisa merontokkan bulu hidung. 

"Ya ampun, kentutnya bau sekali." 

"Kau benar, apa dia habis makan ikan? Baunya seperti kotoran ikan." Sambung salah satu kru. 

"Untung saja dia sudah keluar, aku rasa setelah ini pasti kehilangan wajahnya di hadapan kita." 

"Cantik sih cantik, tapi aroma kentutnya sangat dahsyat bau." Cekikikan yang lain. 

Lili sangat malu, namun perutnya kembali mulas dan juga mengeluarkan suara yang begitu nyaring terdengar. 

"Sial! Aku begini setelah memakan masakan Naura, apa dia sengaja mengerjai aku?" Lili sangat kesal penuh emosi, karena terakhir kali dia makan masakan dari mantan sahabatnya itu yang membuat namanya tercemar dan kehilangan wajah di hadapan kru yang bertugas. 

"Naura…aku akan membalasmu lebih daripada ini!" Tekad dan semangat Lili menggebu-gebu, bahkan kentut besar keluar bersamaan tangannya yang di angkat ke atas. "Hah, sial. Ini sangat menyiksaku." Menghela nafas menahan rasa sakit di perut, berkali-kali dirinya bolak-balik ke toilet untuk menyelesaikan masalah perutnya yang belum teratasi hingga membuatnya lemas. 

Terpopuler

Comments

pipi gemoy

pipi gemoy

🤣🤣🤣🤣🤣

2023-02-04

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

pasti di kasih obat pencakar biar mules...Naura hati hati sama ular 🐍🐍🐍 betina yang licik..😆😆😆😆

2023-01-19

3

✨Nana✨

✨Nana✨

kasian bgt km lily...gmn rasanya psti enak kan🤭😂😂

2023-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!