Lili mengejar Amar yang pergi meninggalkan altar pernikahan, namanya yang dibanggakan kink citranya juga rusak karena telah dipermalukan oleh Naura. Kehilangan wajah pada semua orang memang membuat keduanya tak bisa menatap siapapun lagi.
Amar pergi tanpa mengatakan apapun, sorot mata penuh dendam juga kebencian, api kemarahan yang tak bisa dibendung olehnya. Dia memukul tembok melampiaskan rasa kesal yang telah di permainkan oleh Arya dan juga calon istrinya.
"Sial, mereka telah mempermainkan aku. Aku tidak akan tinggal diam dan akan menghancurkan mereka!" tekad Amar yang sudah bulat, kembali melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa menuju mobil yang terparkir.
"Amar, tunggu!" Lili mengatur nafas saat kekasih gelapnya itu menghentikan langkah.
"Apa?"
"Aku ingin ikut bersamamu."
"Itu tidak perlu, aku butuh waktu sendiri."
"Tapi aku juga korban disini, kita sama-sama di permalukan oleh mereka."
"Hem, baiklah." Amar menghela nafas, dengan terpaksa menyetujui permintaan dari kekasih gelapnya yang selalu memuaskan hasrat sebagai seorang laki-laki yang tidak pernah diberikan oleh Naura.
Di dalam mobil, Amar masih memikirkan kejadian memalukan itu. Kerugian yang begitu banyak diterima olehnya, video syur itu juga membuat nama baik yang selama ini dijaga menjadi hancur. Tangan yang berada di stir mobil mulai mencengkram kuat, tatapan lurus kedepan dan rahang yang mengeras.
"Aku tidak bisa menerima hal ini, pasti otaknya ada pada Arya. Aku berjanji akan menghancurkan kalian berdua, tunggu saja tanggal permainannya." Gumam Amar di dalam hati yang menyimpan dendam.
Lili juga sangat kesal saat mengetahui Naura yang menikah dengn Arya, seorang pria tampan dan juga pemilik perusahaan terbesar, tidak kalah dari Amar. Rasa dengki kembali mengusik jiwanya yang hendak menghancurkan, dan berniat untuk merebut.
"Bersenang-senanglah sekarang, Naura. Aku pastikan merebut apa yang kau punya, nikmatilah kemenangan sementaramu." Batin Lili tersenyum licik.
Ya, Lili sangat terobsesi merebut apa yang menjadi milik Naura. Semua yang di sukai oleh mantan sahabatnya itu, dan terkadang dia juga mencuri barang-barang kesayangan milik wanita malang yang beruntung menikah dengan Arya.
"Apa kamu hanya diam saja disini? Sebaiknya kita mengucapkan selamat pada mereka." Lili berusaha meracuni pikiran kekasih gelapnya itu.
"Apa maksudmu?" Amar menatap tajam Lili, semakin marah saat mendengar perkataan itu.
"Begini, kau jangan mau kalah dari mereka. Bermain cantik untuk menghancurkan keduanya, hancurkan kesombongan mereka."
"Apa kau punya rencana?"
"Tentu saja." Jawab Lili dengan sombong seraya mengibaskan rambutnya menyombongkan diri.
****
Pernikahan yang penuh dengan drama akhirnya usai, menjadi pemberitaan di semua awak media. Seorang perancang busana menikah dengan Arya yang terkenal kejam dan licik di dunia bisnis, banyak yang tak menyangka kalau pernikahan mendadak itu terjadi.
Naura menyusuri pandangan melihat sekeliling ruangan itu, kamar pengantin yang telah dihias dengan indah dan juga romantis. Menatap malas dan mendelik kesal, masih menyimpan kemarahan di khianati oleh dua orang yang sangat dipercaya.
"Apa gunanya semua dekorasi indah ini?" Naura menanggalkan satu persatu dekorasi indah dan mematikan lilin, dirinya dipenuhi rasa benci dan bahkan cinta itu masih tersisa.
"Apa dengan merusak kau bisa tenang? Norak sekali." Ucap seseorang yang tak lain Arya, pria yang telah sah menjadi suaminya sendiri.
"Diamlah! Pergilah dari sini!" usir Naura yang menatap Arya jengkel.
"Apa kau lupa? Kita sudah sah menjadi suami istri."
"Hah, aku tidak peduli. Lagipula ini pernikahan kontrak saja, tidak perlu mengingatkanku akan hal itu."
Naura tersenyum saat melihat kondisi kamar pengantin yang sangat berantakan, puas akan maha karyanya yang merusak dekorasi indah yang kini seperti kapal pecah, sangat berantakan. Meringis meratapi nasibnya yang malang, mencintai seorang pria secara berlebihan malah mendapatkan balas pengkhianatan dari sahabat kecilnya.
"Kau seperti orang gila."
"Apa kau tahu? Takdir ini begitu lucu, mempermainkan kehidupan dengan membolak-balikkan keadaan. Kemarin kau menjadi calon adik iparku, tapi sekarang malah menjadi suami ku."
"Memangnya apa yang kau harapkan darinya, kesepakatan di antara kita ini sudah benar. Jangan mengikuti hatimu saat merasakan semua pilihan dalam hatimu dipenuhi keraguan, kau sudah menandatangani kontrak pernikahan. Di depan kakek dan semua orang kita pasangan suami istri, bersikap romantis jika berhadapan di hadapan publik." Jelas Arya yang ikut duduk di sebelah Naura.
"Sudah cukup mengingatkan ku!"
Naura sangat jengkel mendengar perkataan Arya yang seperti menggurui nya, namun kemarahannya mereda saat pintu yang diketuk dari luar.
"Buka pintunya!" Arya berbaring dan hanya memerintah, malas membukakan pintu apalagi dirinya sangat lelah menyambut tamu yang memberikan selamat.
"Aku?"
"Hem, tentu saja kau."
Naura menghela nafas, berjalan gontai karena dirinya juga lelah. Membukakan pintu dan melihat seorang pegawai hotel berdiri di hadapannya.
"Ada apa?"
"Tuan besar meminta kalian untuk pergi menemuinya!"
"Baiklah, kami akan menemuinya."
Setelah menutup pintu kamar, dia segera mengganti pakaian. Mengenakan gaun seharian sangatlah melelahkan.
"Siapa?"
"Pegawai hotel."
"Tapi kenapa?"
"Kakekmu meminta kita untuk menemuinya di ruangannya."
"Hem, jangan lupakan sandiwara ini."
"Ya ya ya, jangan mengatakan itu berulang kali. Dinding pun mempunyai telinga dan bisa mendengar semua perkataan mu."
Naura dan Arya yang telah mengganti pakaian milik pengantin, mereka berjalan sambil bergandengan tangan. Sandiwara yang di mainkan hanya untuk keuntungan pribadi, balas dendam, dan juga cerita di masa lalu yang belum terungkap.
Terlihat seorang pria tua dengan rambut perak, namun masih terlihat tampan di usianya yang sudah tak muda lagi. Tersenyum melihat sepasang pengantin berjalan menghampirinya, menyambut kedatangan mereka dengan hati yang gembira.
"Selamat atas pernikahan kalian berdua."
"Kami diminta untuk menemui Kakek, sebenarnya ada apa?" Arya mengerutkan kening, tak tahu apa yang berada di dalam benak pria tua berambut perak itu.
"Begini, selama ini aku tidak tahu kala Amar begitu buruk. Aku sempat pilih kasih antara kau dan dia, tapi sekarang aku yakin kalau kau bisa menjaga nama dan juga citra yang selama ini aku bangun."
"Hem, lalu?"
"Kakek ingin kalian tinggal di Mansion utama."
"Tapi aku masih punya apartemen untuk kami."
"Jangan menolak permintaan pria tua seperti ku, di usiaku ini sangat membutuhkan keluargaku." Pinta Beno dengan penuh harap.
Beno memang tidak bisa menerima perbuatan yang dilakukan Amar, tapi dia tetap seorang kakek yang tak ingin hidup berpisah dari kedua cucu laki-lakinya.
"Ini yang aku tunggu." Batin Arya tersenyum sekilas, tidak ada yang tahu apa niatnya.
Sementara Naura sangat kesal, tapi Arya sudah mengatakan sebelumnya kalau ini pasti akan terjadi.
"Ini saatnya aku balas dendam, baik Amar ataupun Lili. Aku tidak akan mengampuni kalian berdua, dan akan membalasnya dengan bermain cantik." bGumamnya di dalam hati.
"Baiklah, kami setuju." Jawab Arya dan Naura serempak, berkontak mata beberapa detik melemparkan senyuman indah penuh arti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Rara Kusumadewi
kayaknya Arya sudah menyukai Naura sejak lama....dehh
2023-01-28
2
✨Nana✨
niat arya apa ya....takutnya mlh bikin sengsara naura🤭🤭smg aja mrk berdua trs waspada akan kemungkinan si amar dan lili akan balas dendam sm mrk
2023-01-17
2
Rika Rahayu
mantap
2023-01-16
1