Bab. 10

Rasmi menunjuk ke arah dirinya sendiri," apa! Cincinnya untuk saya?" Tunjuknya Rasmi tepat di depan hidung mancung nan bangirnya.

Ersam segera menarik tubuhnya Rasmi lalu memeluknya dengan posesif di hadapan semua orang, "Iya, dia Rasmi Wulandari Nasution calon istrinya Ersam Dewantara."

Ersam segera mengambil salah satu cincin di dalam kotak beludru tersebut. Tanpa ragu ia menarik dengan paksa tangan kirinya Rasmi yang sudah tidak memakai cincin nikahnya dari almarhum suaminya itu Eko Prasetyo.

Rasmi tersentak kaget karena sedang sibuk dengan memperhatikan dengan seksama dan menghayati sebuah cincin yang bertahtakan berlian swarovski yang sangat cantik di matanya.

Ersam tanpa meminta ijin dan persetujuan dari Rasmi segera memasangkan cincin di jari manisnya Rasmi. Ia hanya melongok tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh pria pemaksa yang ada di depannya itu.

"Kamu tidak perlu berkomentar ataupun banyak mikir apalagi untuk berani coba-coba melepaskan cincinnya karena aku Ersam Dewantara tidak akan mengijinkan hal itu terjadi!" Tegasnya Ersam yang tidak ingin terbantahkan.

Rasmi mencoba untuk melepas cincin tersebut,tapi sama sekali tidak bisa padahal Rasmi sekuat tenaga sudah berusaha untuk melepaskannya.

"Ya Allah kenapa cincin ini enggak mau terlepas? padahal aku sudah menariknya dengan kuat!" Kesalnya Rasmi.

Penjaga toko yang melihat apa yang sedang dilakukan oleh Rasmi segera menegurnya.

"Mbak kalau dipaksakan terus takutnya bukannya cincinnya yang lepas malah tangannya Mbak Yuni akan luka dan berdarah karena ini di design khusus untuk jarinya Mbak jadi sangat pas di jari manisnya Mbak gitu," tampik penjaga toko perhiasan tersebut.

Ersam tersenyum penuh maksud," kamu kenapa tidak ingin memakainya dan berniat sekali ingin melepasnya, apa kamu tidak ingin menjadi istriku?"

Ersam berbicara seperti itu sambil menolehkan kepalanya ke arah lain karena sangat tidak percaya diri untuk berbicara seperti itu di depan Rasmi. Beberapa pengunjung toko tersebut yang hanya bisa dihitung dengan jari itu menjadi saksi dan penonton saja dan melupakan niat awalnya kedatangannya or toko tersebut.

Rasmi segera berlari ke arah luar, ia meneteskan air matanya karena baginya hal ini terlalu cepat dan juga ia baru kehilangan suaminya belum cukup dua bulan, tidak semudah membalik telapak tangan untuk memulai hubungan baru apalagi terlalu banyak kenangan bersama dengan mendiang suaminya dan juga putrinya yang tidak mungkin ia bisa lupakan dalam waktu sekejap mata.

Ersam segera meraih paper bag yang tersimpan di atas etalase kaca toko tersebut. Ia segera mencari keberadaan Rasmi. Ersam sudah berputar-putar di dalam mall tersebut, tapi hasilnya masih sama tidak menemukan wanita pujaan hatinya itu.

"Ya Allah… apa aku salah jika kali ini aku sudah serius untuk membina hubungan dengan seorang wanita yang aku cintai dan suka, walaupun wanita itu seorang janda dan dicap pembawa sial tapi,aku tulus mencintainya," batinnya Ersam.

Ersam mencoba untuk menelpon nomor hpnya Rasmi,tapi sama sekali tidak diangkat.

"Rasmi Wulandari!! Aku sangat mencintaimu, kamulah wanita yang selalu aku rindukan dan cintai dalam hidupku, kamu perlu tahu karena aku tidak menemukanmu terpaksa aku menjalin hubungan dengan wanita matre itu tapi, itu kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan dalam hidupku!!" Teriaknya Ersam seraya memukul setir mobilnya saking kesalnya karena sudah mendapatkan kesempatan yang terbaik dalam hidupnya tapi harus kandas karena keadaan wanita pujaan hatinya yang baru saja menjanda.

Rasmi segera pulang ke rumahnya yang baru di belinya itu, sesekali ia menyeka air matanya saking tidak percayanya dengan keadaan dan kenyataan yang baru saja terjadi di dalam hidupnya.

Rasmi masih saja berusaha untuk mencoba melepas cincin yang disematkan pada jarinya dengan paksa oleh pria yang pernah dulu hadir dalam kehidupannya.

"Maaf untuk saat ini, aku tidak mungkinlah membuka hatiku untuk hubungan yang baru, aku tidak ingin kesialan dalam hidupku Abang juga alami dan rasakan, cukup Mas Eko Prasetyo yang mengalami kejadian yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan dalam hidupku," Rasmi membatin seraya sesekali menghapus jejak air matanya yang masih terkadang menetes membasahi pipinya tersebut.

Kehidupan in bukan untuk menemukan cinta, tapi untuk membangun cinta. Cinta yang indah tidak mungkin hanya ditemukan. Cinta yang indah menuntut pengorbanan yang tidak sederhana.

Hanya dibutuhkan beberapa detik untuk jatuh cinta, tapi seumur hidup untuk membuktikannya.

"Menunggumu dalam kesabaran lebih indah bagiku dari pada mengungkapkannya. Menantimu dalam doa lebih bermakna dari pada menjelaskannya."

Kebahagiaan tidak menghampiri mereka yang memiliki segalanya, namun kebahagiaan akan menghampiri mereka yang berterus bersyukur atas nikmatnya.

Terkadang cobaan menghampiri hidup kita, agar kita menjadi orang yang lebih sabar dan ikhlas untuk menghadapi segalanya.

Hal yang paling sulit dari hidup ini adalah menerima kenyataan pahit, percuma disesali jadikan saja pelajaran.

Semua hanya tentang waktu, tunggulah dan tetap doakan, jangan berubah atau menyerah.

Terpopuler

Comments

Dahlia Lia

Dahlia Lia

aku suka ceritanya

2023-01-12

0

Irmayanti Reci

Irmayanti Reci

lanjut kk ceritanya bagus

2023-01-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!