Bab. 9

"Awalnya aku sangat marah, sangat benci dan mengutuk pria tidak punya hati nurani itu yang mabuk-mabukan ketika mengendarai mobilnya, tapi untuk apa juga harus hidup dalam suasana hati yang seperti itu, tidak ada gunanya," ungkap Rasmi.

"Ya Allah… saya tidak menduga jika Rasmi lah orang yang aku tabrak waktu itu, kalau dia tahu aku lah pelakunya mungkin ia akan sangat membencinya," batinnya Ersam.

Ersam mengelus wajahnya dengan gusar, betapa tidak terjadi hal seperti ini ketika ia baru mengetahui jika gara-gara ulahnya lah, perempuan yang sejak dulu ia sayangi itu.

"Ya Allah… gara-gara aku sehingga Rasmi harus menderita kehilangan suami dan kedua buah hatinya dan juga diusir dari rumahnya sendiri," batinnya Ersam yang berwajah sendu memikirkan kemalangan yang menimpa keluarga kecilnya Rasmi.

Rasmi menyeka air matanya yang sedari tadi, berusaha ia tahan, tapi semakin ia tahan air matanya semakin menetes membasahi pipinya jika, harus kembali teringat dengan kejadian insiden yang merenggut tiga nyawa sekaligus.

Ersam refleks menghapus air matanya Rasmi," saya berjanji akan menghapus jejak air mata ini dengan kebahagiaan, mau kah kamu hidup bersamaku hingga aku menjadi menua dan menjadi seorang kakek?" Tanyanya Ersam dengan mimik wajahnya yang serius.

Rasmi menatap intens ke arah Ersam yang melongok tidak percaya dengan perkataan dari Ersam tersebut.

"Makasih banyak sudah menghiburku hari ini, tapi aku merasa cukup terhibur dengan candaannya loh!" Elaknya Rasmi dengan tertawa cengengesan.

"Kalau aku tidak bercanda gimana menurutmu?" Ersam menatap ke dalam ke-dua bola matanya Rasmi seraya menggenggam kedua tangannya Rasmi wanita pujaannya sejak masih berpakaian putih abu-abu itu.

Rasmi semakin tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dari Ersam yang menurutnya seperti lelucon saja.

Puk!!

Rasmi memukul pundaknya Ersam dengan menggunakan sendok makan yang masih sempat ia pegang.

"Ya elah Abang, candanya cukup menghibur banget loh, aku sudah tidak sedih lagi, thanks sudah hibur aku loh," pungkasnya Rasmi yang menganggap itu hanya sebuah lelucon dan guyonan yang bertujuan untuk menghibur lara hatinya itu.

Ersam yang tidak sanggup melihat tawa renyahnya Rasmi segera menarik tangan kanannya Rasmi agar segera mengikuti langkah kakinya.

"Abang, kita mau ke mana?" Tanyanya Rasmi yang terus berusaha memberontak tapi, usahanya sia-sia saja.

Ersam menolehkan kepalanya ke arah belakang," kamu cukup diam, patuh dan mengikuti langkahku saja itu yang cukup kamu lakukan tanpa banyak protes!" Larangnya Ersam kemudian melanjutkan kembali perjalanannya.

Rasmi pun terdiam dan hanya menduga apa kira-kira yang akan dilakukan oleh Ersam untuknya.

"Ya Allah… apa Abang marah sama saya yah, karena tatapan matanya itu seolah ingin menerkam dan memakanku saja," batinnya Rasmi yang sedikit panik dan gugup karena seumur hidupnya selama ia mengenal Ersam baru kali ini melihatnya menampilkan wajah seriusnya.

Tapi, dugaannya itu pudar tergantikan dengan rasa keheranan dan kebingungan, karena ternyata Ersam membawanya ke dalam salah satu toko perhiasan yang cukup besar terkenal di mall tersebut yang kemungkinan jika cuma hanya mengandalkan uang yang ada didalam tabungannya hanya bisa beli dua buah cincin saja sudah habis.

"Abang, kita ke sini untuk apa, apa Abang ingin membeli cincin nikah untuk kekasihnya yah Abang?" Tebaknya Rasmi yang main nyerocos saja tanpa henti.

Ersam sama sekali tidak menggubris perkataan dari Rasmi, ia berjalan ke salah satu etalase kaca yang menyimpan beberapa koleksi cincin kawin edisi terbaru.

"Mbak, apa cincin yang saya pesan sudah jadi?" tanyanya Ersam yang beberapa bulan lalu sudah memesan dua pasang cincin nikah yang khusus dibuat untuk kekasihnya dan bakal calon istrinya itu.

"Atas nama Pak Ersam yah? Kalau itu sudah jadi Tuan Muda, ini cincinnya," imbuhnya penjaga itu sambil menyodorkan satu kotak buludru berwarna merah ke hadapan Ersam.

Ersam langsung membuka kotak itu tanpa menunggu lama. Ia tersenyum melihat bentuk cincin itu sesuai dengan keinginannya.

"Sangat pas dan sesuai dengan yang aku inginkan," tampiknya Ersam.

"Ini buatan toko kami yang hanya ada satu pasang saja hanya untuk Tuan Muda Ersam jadi, jika ada yang lain yang mirip berarti itu imitasi, ngomong-ngomong dia adalah calon istrinya Tuan Muda?" Pegawai toko itu tersenyum ramah dan tulus sembari menunjuk ke arah Rasmi yang hanya tersenyum tipis dengan raut wajahnya yang keheranan dan melongok tak percaya.

Rasmi menunjuk ke arah dirinya sendiri," apa! Cincinnya untuk saya?" Tunjuknya Rasmi tepat di depan hidung mancung nan bangirnya.

Ersam segera menarik tubuhnya Rasmi lalu memeluknya dengan posesif di hadapan semua orang, "Iya, dia Rasmi Wulandari Nasution calon istrinya Ersam Dewantara."

Terpopuler

Comments

Yanti Daryanti

Yanti Daryanti

main lamar aja... rasmi masih dalam masa iddah

2023-08-22

0

Aprilia Sari Ribie

Aprilia Sari Ribie

Erwan lamar rsmi

2023-01-09

1

Andara bia

Andara bia

Rindu harus jujur klo menurut aku

2023-01-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!