Bab. 3

"Masalah itu kita pikirkan lain kali saja, yang paling penting kita angkut semua barangku lalu pergi dari sini karena aku sudah muak mendengar perkataan mereka dan melihat wajah jelek mereka juga," tegasnya Rasmi.

Rasmi segera mengangkut barang-barangnya dibantu oleh beberapa tetangganya yang masih peduli terhadap nasibnya.

"Rasmi, stop biarkan kami saja yang mengurus semuanya ini,kamu cukup istirahat saja," larangnya Bu Sarah tetangganya Rasmi.

"Benar sekali apa yang dikatakan oleh Bu Sarah, kamu itu baru selesai dioperasi seharusnya bedrest saja," timpalnya Pak Yoga suaminya Bu Tatih tetangganya Rasmi yang selalu baik kepada keluarga kecilnya.

"Makasih banyak Pak,Ibu saya sudah merepotkan kalian lagi," tampiknya Rasmi yang merasa tidak enak hati karena kembali membuat orang lain kesusahan.

Darma mengelus punggungnya Rasmi yang tertutup hijab itu," Ingat di dunia ini kamu tidak sendirian tapi, masih banyak orang yang perduli sama kamu dan juga bukan hanya mereka manusia terkutuk itu yang hidup di dunia ini, jadi yakinlah dan percaya kepada Allah SWT jika pertolongannya selalu datang pada orang-orang yang baik," terang Darma yang sangat mengutuk keras tindakannya Pak Damar dan kedua anaknya serta adiknya Bu Dewi.

Berselang beberapa menit kemudian, semua barang-barangnya Rasmi yang hanya pakaian saja dan sisanya mereka ambil untuk dirinya sendiri yang katanya akan dijual seperti perabot rumah, furniture,alat elektronik dan lainnya diklaim miliknya Pak Damar padahal jelas-jelas Rasmi juga bekerja untuk membantu membiayai keluarganya.

"Ya Allah… jadikanlah aku manusia yang selalu senantiasa bersyukur, bersabar dan ikhlas dengan ketentuan takdir yang Engkau gariskan untukku, dan jauhkan pikiran picik,dengki dan pendendam dari dalam lubuk hati dan pikiranku," lirihnya Rasmi yang duduk di kursi pojok halaman rumahnya.

Erna berjalan ke arah Darma," saya sangat heran dengan kalian semua, apa kalian tidak takut jika nasib sialnya menular pada kalian!" Sarkasnya Erna sambil menunjuk ke arah Rasmi yang duduk diam.

"Maaf yah aku sama sekali tidak takut tuh karena sejak aku selalu bersamanya tapi, Alhamdulillah aku baik-baik saja dan juga rezeky aku semakin lancar saja ketika Rasmi membantuku jadi, ketiban sial dari mana, kalau ketiban duren iya," cibirnya Darma yang sangat tidak menyukai sifat tidak terpuji mereka yang berfikiran sempit.

Rasmi berdiri dari duduknya karena barangnya sudah diangkut dalam mobil, dan berjalan perlahan menuju ke arah Darna, "Sudah Mbak, tidak perlu repot-repot meladeni mereka, karena sama saja kita semakin terjerumus untuk berbuat kesalahan jika terus meladeni permainan mereka,lagian Allah SWT itu tidak buta, tidak tuli dan tidak mungkin menutup matanya jika melihat ada umatnya yang ditindas," pungkasnya Rasmi yang tidak ingin mengambil pusing dengan perkataan jelek ke empat nya.

Berbeda dengan apa yang terjadi di dalam rumah besar, seorang pria yang lagi-lagi pulang pagi Pergi pagi dengan sesuka hatinya dan berbuat onar seenaknya.

Tak.. tak..

Suara langkah sepatu bersentuhan dengan lantai keramik. Seorang pria yang sudah berumur dibuat geram dengan kelakuan putra bungsunya itu.

Pak Dewantara melihat kedatangan anaknya dalam keadaan yang berantakan, "Ersam! Kamu kemarin pergi pagi sekarang sudah pukul 11 siang, apa sebenarnya maumu? Kamu itu bukan anak remaja lagi,kamu sudah berumur 25 tahun tapi kelakuan masih seperti anak SMP saja?" Kesalnya Pak Dewantara papa kandungnya Ersam.

Ersam segera berhenti di atas undakan tangga pertama yang baru diinjaknya itu," papa tidak perlu mengurusi urusanku dan kehidupanku, papa cukup mengurusi Istri brondongnya papa yang setiap malam keluyuran di luar sana!" Sindir Ersam.

"Ersam!! Kamu semakin melunjak, semakin tidak terkendali saja bukannya sadar dan segera memperbaiki diri tapi,malah semakin hancur saja,kalau kamu seperti ini terus kamu tidak akan memiliki masa depan apapun!" Ketus Pak Dewantara.

"Aku sama sekali tidak peduli!" Tampiknya Ersam.

Pak Dewantara semakin tersulut emosinya mendengar perkataan dari mulut anaknya itu.

Bu Elga segera menenangkan suaminya itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang," Mas, ingat tekanan darahnya, jangan terlalu emosi mungkin Ersam masih ingin menikmati indahnya masa muda jadi jangan terlalu mengekangnya," tukasnya Bu Elga istri kedua Papanya itu.

"Apa? Apa kamu bilang barusan! Ingat baik-baik apa kamu sudah lupa gara-gara siapa yang menyetir mobil dalam keadaan mabuk disiang bolong hingga menyebabkan satu keluarga tertabrak dan seorang perempuan harus menjadi janda? Haa!!" Hardiknya Pak Dewantara yang sudah ada tersulut emosinya itu.

"Kalau masalah itu yang papa pusingkan dan gara-gara perempuan janda itu yang papa kasihani, aku akan menikahinya agar Papa bisa berhenti marah-marah padaku terus!" Ersam tersenyum penuh maksud ke arah ibu sambungnya itu.

"Ini tidak boleh dibiarkan,jika Ersam menikahi perempuan janda itu, gimana dengan nasibku?" Batinnya Bu Elga yang mencengkram kepalan tangannya dengan sekuat tenaganya.

Ersam segera pergi dari rumahnya dan menyetir mobilnya dengan ugal-ugalan. Ersam memukul setir mobilnya dengan kuat," sial!! Semua masalah yang timbul dalam hidupku dan keluargaku sejak kedatangan wanita tidak tahu diuntung itu, aku bodoh terlalu percaya padanya jika ia tidak sama dengan perempuan matre lainnya yang rela menikah dengan pria tua demi harta haaaa!!' jeritnya Ersam di dalam mobil.

Jangan lupa untuk memberikan dukungannya yah! mampir juga dinovel aku yang judulnya:

Majikan Ayah Dari Anakku

Rindu Bintang Kejora

Makasih banyak all readers..

Terpopuler

Comments

Mutia bee🐝

Mutia bee🐝

ersam labil

2023-01-09

2

Siti Nurbaya

Siti Nurbaya

lanjut

2023-01-09

1

Jenita ipa

Jenita ipa

ersam swpertinya akan bucin

2023-01-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!