Bab. 19

Erga bersyukur karena akhirnya saudara angkatnya sekaligus atasannya itu menemukan wanita idamannya yang akan dihalalkan segera.

"makasih banyak ya Allah... saudaraku sudah menemukan pujaan hatinya dan jodohnya di dunia ini, saya bersyukur karena Ersam bisa terbebas dari Ibu tirinya yang matre itu sehingga Elga tidak punya kesempatan untuk menggodanya lagi," Erga membatin.

Rasmi segera dimake up oleh penata rias pengantin yang sengaja didatangkan khusus oleh Ersam. Tapi,Ersam sudah mewanti-wanti mereka untuk tidak ada yang buka mulut tentang siapa dia sebenarnya. Ersam berencana untuk sementara waktu merahasiakan identitasnya dan juga pernikahannya tersebut dari orang-orang.

"Wooo pengantin mempelai perempuannya cantik banget yah," pujinya Mbak Linda penata rias pengantin tersebut memuji kecantikan alami yang dimiliki oleh Rasmi.

Asistennya segera berjalan ke arah Rasmi yang tersipu malu mendapatkan banyak pujian, "Benar sekali apa yang dikatakan oleh Mbak Linda, saya sangat setuju pasti pengantin laki-lakinya sangat bahagia mendapatkan istri secantik ini," timpalnya Irna asistennya Linda.

"Mbak terlalu memuji padahal dasarnya saya tidak cantik kok,saya seperti ini karena berkat tangan ajaibnya Mbak yang mampu menyulap saya menjadi sangat cantik seperti sekarang ini," tampiknya Rasmi yang sama sekali tidak mau dibilang cantik karena menurutnya wajahnya biasa dan standar.

"Ya elah Mbak Rasmi,kalau Mbak enggak cantik mana mungkin Tuan Muda Ersam jatuh cinta dengan Mbak sejak dulu," imbuhnya Mbak Irna yang keceplosan membicarakan tentang rahasianya Ersam pria yang akan menikahinya.

"Tuan Muda," beonya Rasmi sambil mengerutkan keningnya karena tidak menyangka jika Irna memanggil Ersam dengan panggilan tuan muda.

Mbak Linda spontan menginjak kaki kirinya Irna," aauhh!!" Keluhnya Irna.

"Maaf Ras, Irna hanya sekedar salah sebut saja, karena saking tampannya Pak Ersam yang sudah memakai pakaian pengantin lengkap sehingga nampak seperti tuan muda yang ada di dalam novel yang sering dibacanya," candanya Linda yang memaksakan dirinya untuk tersenyum karena anak buahnya tanpa terduga harus keceplosan padahal sudah diperingatkan dan diwanti-wanti sebelumnya agar merahasiakan identitas asli Ersam untuk sementara waktu.

"Oh gitu toh Mbak, aku juga kadang kalau ada waktu senggang pasti baca novel," tukasnya Rasmi.

Mereka tertawa bersama dengan perasaan yang berbeda-beda. Rasmi tertawa menutupi rasa gugupnya itu, sedangkan dua orang itu menutupi rasa gelisah karena ketakutan jika, sampai asisten Erga mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di dalam kamar pengantin.

Sedangkan di ruang tamu rumah itu yang sudah disulap sedemikian rupa, Ersam Arsenio Dewantara sudah duduk di depan Pak penghulu yang akan menikahkan keduanya.

Tak lupa Ersam mengundang khusus Pak RT dan RW setempat untuk menyaksikan langsung pernikahan mereka agar bertujuan kedepannya tidak terjadi masalah yang tidak mereka inginkan.

"Baiklah apa Tuan Ersam sudah siap untuk menikah?" Tanyanya Pak Hasan penghulu dari KUA yang harus bekerja lembur demi Ersam dan iming iming gaji yang sangat tinggi.

"Saya siap lahir batin dan mental Pak," jawab Ersam yang tersenyum penuh bahagia.

Pak Hasan tersenyum, "Baiklah kalau begitu ikuti apa yang saya ucapkan Tuan Muda, saya nikahkan dan kawinkan engkau Ersam Arsenio Dewantara dengan ananda Rasmi Wulandari Nasution Rahman dengan mas kawin emas murni 24 karat seberat delapan belas gram dengan uang tunai 18 juta dan seperangkat alat sholat dibayar tunai," tuturnya Pak Hasan seraya menjabat tangannya Ersam.

"Saya terima nikah dan kawinnya Rasmi Wulandari Nasution bin Rahman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucapannya Ersam dengan hanya sekali tarikan nafas dan penuh keyakinan dan mantap tanpa ada pengulangan sekalipun.

"Bagaimana dengan saksi apakah sah?" Tanya Pak Hasan sambil mengarahkan pandangannya ke sekeliling ruangan tersebut.

"Sah!" Teriak dengan lantang dari semua orang yang hadir di sana.

"Alhamdulillah akhirnya kalian sudah sah sebagai suami istri," imbuhnya Pak Hasan sambil memberikan petuah dan wejangan pernikahan serta nasehat bagaimana cara mengarungi samudra bahtera rumah tangga.

Ersam mengelus wajahnya dengan cukup bahagia karena akhirnya perempuan yang sudah menjadi cinta pertamanya semasa putih abu-abu itu sudah resmi menjadi istrinya itu.

Ersam sama sekali tidak mengabari salah satu pun anggota keluarganya, termasuk abangnya Erick Arka Dewantara dan juga papanya Tuan Arya Dewantara.

Semua orang yang datang segera memberikan ucapan selamat,doa dan beberapa guyonan untuk membuat Ersam lebih santai karena setelah mengucapkan ijab qobul barulah terlihat guratan rasa panik, gelisah dan khawatir yang hanya ia yang mengetahui apa yang terjadi padanya.

"Ya Allah… kenapa baru sekarang muncul rasa takut itu dalam dadaku, saya sangat takut ya Allah jika esok atau suatu hari nanti Rasmi mengetahui siapa aku sebenarnya," Ersam membatin.

Erga yang melihat mimik wajahnya Ersam yang tidak seperti biasanya segera menepuk pundaknya itu.

"Jangan terlalu banyak pikiran, biarkan semuanya berjalan dan mengalir begitu saja tanpa ada paksaan apapun, santai saja dan perbanyak usaha dan doa insya Allah semuanya akan berjalan indah pada waktunya," nasehatnya Erga yang hanya beda beberapa hari saja dengan Ersam.

Ersam tersenyum sedikit dipaksakan," insya Allah… Amin makasih banyak atas bantuannya dan masukannya Abang," ucapnya Ersam sambil nyengir lebar.

"Mbak Irna sudah waktunya pengantin perempuannya dibawa ke luar karena mereka sudah resmi menjadi suami istri," pintanya Pak Guntur Bumi yang ikut bahagia melihat anak didiknya sekaligus anak angkatnya tersebut.

Rasmi diapit oleh dua penata rias pengantin yaitu Mbak Irna dengan Mbak Linda. Mereka berjalan bergandengan tangan dengan raut wajah mereka berseri-seri sedangkan Rasmi berusaha untuk mencoba tersenyum tulus walaupun hal itu sangat susah untuk dia lakukan.

"Ya Allah… bantu aku dan tuntun aku untuk selalu berada di jalanmu yang Engkau ridhoi, dan jadikanlah pernikahan kami ini ladang pahala untuk kami disisa hidup kami," lirihnya Rasmi yang menatap penuh kasih sayang ke arahnya pria yang baru saja menjadi suaminya itu.

Ersam menyambut kedatangan mereka dengan senyuman yang tulus dan ikhlas. Semua mata tertuju pada kedatangan mempelai perempuannya.

"Nona Rasmi sangat cantik yah, saya tidak menduga jika setelah dimake up akan cantik seperti ini pantesan menjadi idamannya Tuan Muda," celetuk Leo anak buahnya sekaligus supir pribadinya Ersam jika malas memakai mobil sendiri.

Rasmi berdiri di hadapan Ersam dengan senyuman yang tidak pernah pudar dari wajahnya itu.

"Rasmi silahkan dicium punggung tangannya suaminya itu dengan penuh kasih sayang," pintanya Pak Hasan.

Resmi meraih tangan kanannya Ersam lalu segera mencium punggung tangannya itu dengan penuh taksim. Ada perasaan aneh yang langsung menyelimuti perasaannya Ersam ketika bibir merah merona milik istrinya yang dingin itu menyentuh punggung tangannya.

"Ya Allah… seperti ini rasanya menjadi seorang suami, ternyata begitu dahsyat dan bahagianya memiliki seorang istri yang cantik,baik hati dan sholehah semoga hatinya sudah bisa berpaling dari mendiang suaminya Eko Prasetyo," gumam Ersam.

"Gilirannya Ersam yang mengecup keningnya Rasmi tapi, ingat hanya kening yah bukan yang lain," terangnya Pak Hasan yang sedikit bercanda karena melihat raut wajahnya Ersam yang tersenyum malu-malu ketika dirinya berbicara memerintahkan kepadanya untuk segera mencium dahinya Rasmi Wulandari Arsenio Dewantara.

Ersam tanpa peduli dengan perkataan dari beberapa orang yang sengaja menimpali perkataan dari pak penghulu. Dia main nyosor saja langsung mengecup sekilas keningnya Rasmi wanita yang paling sangat dicintainya itu setulus hatinya sejak mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Semua orang tersenyum melihat tingkahnya Ersam yang awalnya malu-malu tapi, lama-lama main nyosor saja. Ersam malam itu memesan beberapa makanan untuk mereka santap setelah melaksanakan ijab qobul.

Rasmi masih sering tidak percaya dengan apa yang terjadi dalam hidupnya hari ini. Dia seolah sedang bermimpi dan bagaikan roll cooster saja. Rasmi terduduk di ujung ranjangnya sambil merenung kehidupannya yang secepat kilat berubah drastis.

"Maafkan aku Mas Eko Prasetyo aku sudah menjadi istri dari pria lain, aku memilih jalan ini agar kami ingin mendapatkan keberkahan dalam kehidupan kami dari Allah SWT, karena harus hidup bersama dalam satu atap dengan pria yang sama sekali tidak ada hubungan darah denganku, semoga Mas memaklumi apa yang sudah aku putuskan," cicitnya Rasmi.

Terpopuler

Comments

Alika Babotz Afa

Alika Babotz Afa

mereka sudah nikah sepertinya

2023-01-23

1

MauLya 💟andi

MauLya 💟andi

makasih sudah crazy up

2023-01-19

1

Irmayanti Reci

Irmayanti Reci

semoga samawa

2023-01-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!