"Itu ide yang bagus, kalau gitu semangat!" Teriaknya Mbak Darma dengan penuh antusias.
Kondisi kesehatan Rasmi masih belum stabil dan normal seperti sebelumnya. Tapi, tidak mungkin ia tidak berusaha untuk mencari rumah baru, walaupun terbilang sederhana saja.
Uang kompensasi yang diberikan oleh keluarga Dewantara kepadanya sebesar 1 M sungguh besar jika nominalnya dihitung tapi, apabila dibandingkan dengan nyawa tiga orang sekaligus itu tidak lah sebanding.
Rasmi juga lebih memilih untuk berdamai dengan musibah yang menimpa keluarga kecilnya dengan tidak menuntut keluarga pihak pria yang menabraknya. Kesal dan jengkel itu sudah pasti, tapi harus berlarut-larut dalam kesedihan dan keterpurukan yang sama sekali tidak ada gunanya.
Rasmi segera mencair cek yang diberikan oleh pak Erick khusus untuknya. Setelah dari Bank, Rasmi menuju ke salah satu perumahan yang menjual unit rumah sesuai dengan tipe yang dia inginkan.
"Rasmi, kalau menurut aku ini rumah sangat cocok untukmu sesuai dengan yang kamu impikan," ujarnya Darma sambil berkeliling melihat kondisi rumah itu.
"Iya Mbak, ini modelnya bagus, aku perhatiin bangunannya juga kokoh dan kuat yang paling penting adalah sesuai dengan isi kantong," pungkas Rasmi.
"Bagaimana Bu, apa jadi mengambil unit ini atau masih mau lihat-lihat yang lain?" Tanyanya seorang bapak-bapak pengurus perumahan tersebut.
"Saya ambil ini saja Pak dan rencananya hari ini saya langsung menempatinya," terangnya Rasmi dengan penuh keyakinan.
Rasmi berbincang-bincang santai dengan pengurus tersebut yang bernama Pak Edi seraya mengurus kelengkapan administrasinya sebagai bukti transaksi pelunasannya.
"Alhamdulillah,kalau seperti itu silahkan mengurus semua administrasi dan juga pembiayaannya di bagian administrasi kami karena saya akan menyuruh seseorang untuk membersihkan terlebih dahulu sebelum Mbak Rasmi menempatinya,"
"Tapi, kami bisa kan menyimpan barang-barangku kebetulan saya tidak tahu harus simpan di mana semua tas saya ini Pak,kalau boleh sih?" Rasmi menatap intens ke arah Pak Edi selaku wakil pengurus perumahan tersebut.
"Itu tidak masalah karena rumah ini sudah resmi menjadi milik Anda dan ini dua kuncinya untuk Anda pegang dan satunya akan saya berikan kepada tukang yang akan membersihkannya rumahnya Mbak dan masalah peraturan tambahan atau apapun itu, insya Allah ada seseorang pihak dari kami yang akan menjelaskan lebih rinci tentang kondisi kehidupan masyarakat perumahan sini yang khusus untuk blok sini tersisa dua unit saja Mbak, Anda beruntung dapat rumah ini dengan harga yang spesial dan keamanan bagus terjamin," jelas Pak Edi panjang lebar.
"Makasih banyak Pak,"
"Sama-sama Mbak,"
Rasmi dibantu oleh beberapa tukang untuk mengangkat semua barang-barangnya kedalam rumahnya.
"Mbak Darma dimana kok enggak ada? Padahal tadi ada di sini?" Rasmi mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Darma kakak sepupunya itu.
Rasmi melihat Darma berbicara lewat telpon dengan raut wajahnya yang cukup serius.
"Apa yang terjadi pada Mbak Darma, sepertinya ada yang cukup serius?" Gumamnya Rasmi yang berjalan mendekati Darma yang berdiri membelakanginya.
"Mbak Darma!" Teriaknya Rasmi.
Darma tersentak terkejut mendengar teriakannya Rasmi, "Eehhh a-da a-pa?" Tanyanya Darma dengan gugup dan sedikit terbata saat berbicara.
"Apa yang terjadi pada Mbak, siapa yang menelpon Mbak?"
Mbak Darma terdiam sejenak dan tidak tahu harus menjawab apa karena ia juga sudah berjanji pada adik sepupunya untuk selalu membantunya dan akan membuka toko kue yang rencananya akan dia buka setelah rumahnya selesai.
"Itu bapak yang menelpon, katanya aku harus segera balik ke kampung katanya nenekku jatuh dari motor jadi dirawat di rumah sakit katanya bapak aku harus balik ke kampung untuk beberapa hari sementara waktu, tapi aku juga tidak mungkin ninggalin kamu di Ibu kota seorang diri," ujarnya sendu.
Rasmi menggenggam tangannya Darma,"Mbak pulang saja,saya sama sekali tidak ingin menahan Mbak terus disini lagian aku masih sanggup untuk jaga diri dan Mbak tidak perlu memikirkan saya yang perlu Mbak pikirkan baik-baik adalah kondisi Neneknya Mbak di kampung,kalau sudah sembuh baru Mbak pikirkan akan kembali ke sini lagi atau tidak, itu haknya Mbak aku tidak ingin memaksa atau memberikan beban,"
Darma segera memeluk tubuhnya Rasmi,"insya Allah…. Secepatnya aku akan kembali lagi jika keadaan sudah membaik, kalau gitu aku pamit pulang dulu, assalamualaikum," imbuhnya Darma saat berpamitan untuk pulang ke rumah kontrakannya.
Rasmi Wulandari tersenyum hangat dan tulus, "Hati-hati Mbak dijalan kalau sudah sampai di kampung tolong menelpon, Mbak ini ada sedikit uang untuk biaya ongkos Mbak pulang dan maaf hanya sedikit," tuturnya Rasmi sambil menyodorkan sebuah amplop berisi beberapa uang berwarna merah kedalam genggaman tangannya Darma.
Awalnya Darma bersikeras menolak dan tidak ingin menerima pemberiannya Rasmi karena menurutnya itu seharusnya dia yang memberikan uang karena atas dasar musibah yang begitu banyak yang menimpa keluarga kecilnya Rasmi.
"Syukur Alhamdulillah… kalau gitu aku pamit pulang dulu, assalamualaikum,"
"Waalaikum salam Mbak, hati-hati dan jaga diri baik-baik di jalan, aku titip salam sama keluarga di kampung," ucapnya Rasmi lalu melepaskan pelukannya dari tubuhnya Darma.
Beberapa jam kemudian, Rasmi menuju salah satu mall terbesar yang ada di daerah situ. Rasmi rencananya akan berbelanja beberapa barang perabot rumah tangga dan juga seperti furniture yang paling dibutuhkan oleh Rasmi saat itu.
"Bismillahirrahmanirrahim, semoga semuanya berjalan lancar dan seperti yang aku inginkan," lirih Rasmi lalu berjalan ke arah tempat menunggu ojek online.
Tapi,ia hampir saja ketabrak mobil gara-gara tiba-tiba saja ada mobil yang melaju dengan kecepatan sedang saja sehingga Rasmi harus segera menghindar.
"Aahhh!!" Jeritnya Rasmi yang secepat kilat menghindar dari tabrakan mobil tersebut.
Rasmi mengelus dadanya yang berdetak kencang wajahnya pucat pasi karena kembali harus teringat dengan kejadian satu bulan lalu ketika mengalami kecelakaan maut yang menewaskan kedua anaknya dan juga suaminya.
"Ya Allah… kenapa aku kembali mengalami kejadian ini, padahal dengan susah payahnya aku berusaha untuk melupakan kecelakaan itu, apa semua orang itu tidak bisa mengemudikan mobilnya dengan baik dan pelan saja!" Umpatnya Rasmi.
Mobil itu segera menghentikan laju mobilnya lalu bergegas turun untuk melihat Rasmi yang sudah seperti mayat hidup saja karena kondisinya yang cukup mengenaskan dan mengkhawatirkan.
"Maaf apa Anda baik-baik saja?" Tanyanya penuh selidik seraya memeriksa kondisi dari Rasmi.
Rasmi menghempaskan tangannya pria itu dengan cukup kasar, "Saya tidak apa-apa kok Pak, Anda tidak perlu menyentuh saya seperti itu juga," dengusnya Rasmi yang rasa takutnya hilang seketika gara-gara pria di depannya menyentuhnya tanpa permisi terlebih dahulu.
Ersam terkejut melihat reaksinya Rasmi yang menurutnya aneh," maaf saya hanya memeriksa kondisi Anda tidak ada niat jahat sedikit pun dari saya Mbak, saya hanya tidak ingin gara-gara ulahku sehingga ada yang terluka," kilahnya pengemudi mobil yang kembali harus teringat ketika dirinya menabrak tubuh seorang perempuan yang sedang hamil beberapa hari lalu.
"Tidak apa-apa kok," tuturnya Rasmi sembari menengadahkan kepalanya ke arah pria yang telah meminta maaf dengan sungguh-sungguh dihadapannya itu.
Rasmi sungguh terkejut melihat siapa pria yang berdiri di depannya itu, pria itu teman dekatnya dulu saat mereka duduk di bangku sekolah menengah atas. Sedangkan pria itu cukup kaget karena setelah hampir enam tahun lamanya akhirnya mereka kembali bertemu, perempuan yang pernah menjadi alasan dirinya memilih untuk kuliah di luar negri karena ingin membuktikan kepada perempuan itu jika ia layak menjadi pendamping hidupnya.
Walau pun banyak yang mengatakan cinta semasa putih abu-abu itu adalah cinta monyet dimana seseorang baru mengenal indahnya cinta. Tapi, setelah bertemu dengan Elga perempuan matre mampu merubahnya yang menjadikannya menjadi seorang pria dingin, keras kepala, egois yang kembali tidak percaya dengan apa yang dinamakan cinta yang tulus.
"Ersam!"
"Rasmi Wulandari!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
erina awa
Ersam belum mengetahui jika Rasmi korban yang ditabraknya
2023-01-08
1
Inha Khaerunnisa
mereka ternyata teman lama
2023-01-07
0
Indah Sari ja
apa yang akan terjadi jika sahabat lamanya ternyata pria yang menabraknya dulu
2023-01-05
1