Where'S My Daddy?
Pagi hari Sean dan Alexa bangun bersamaan. Mereka saling menatap di balik selimut. Alexa bangkit dari tempat tidur dan turun dari tempat tidur, menjejakkan kakinya di lantai.
“Kau mau kemana.... temani aku, aku masih ingin bersama mu.”ucap Sean menarik Alexa kembali ke tempat tidur dan membuat gadis itu kembali berbaring.
Alexa tersenyum dan menyentuh pipi Sean lembut lalu memeluk lehernya.
“Mau sampai kapan kita berada di sini ?”ucap Alexa menatap mata biru Sean.
“Seharian aku bisa kalau kau mau.”jawab Sean balas tersenyum sambil memeluk Alexa erat.
Sean membelai rambut Alexa dengan lembut. Dia kembali mencium bibir Alexa.
“Argh.... !”Alexa merintih saat Sean kembali merapatkan tubuhnya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.
Alexa larut dalam buaian cinta Sean.
Dua jam kemudian Sean berpindah tidur di samping Alexa dan tetap memeluknya.
“kruuk...”suara perut Sean.
Alexa kembali tersenyum menatap lelaki itu. Dia pun kemudian menarik selimut dan segera memakai bajunya. Dia menarik Sean yang terlihat malas dan masih tetap ingin berada di kamarnya.
Sean berjalan keluar dari kamar mengikuti Alexa masuk ke dapur. Lelaki itu berdiri di belakang Alexa yang sedang memasak sambil memeluknya dari belakang dan menciumi pipinya.
“Tuan Sean Aldric... duduklah dulu, aku tak bisa masak.”ucap Alexa menyentuh dan memeluk leher Sean sebentar lalu mendorong tubuhnya.
Sean duduk dan memberikan waktu sebentar bagi gadis itu untuk memasak karena dirinya memang sudah tak bisa menahan laparnya.
“Lima belas menit... lebih dari itu aku akan menghukum mu.”ucap Sean tersenyum nakal.
“Coba saja kalau kau bisa menghukum ku.”balas Alexa balas tersenyum.
Gadis itu berbalik sambil membawa telur omelette dan spaghetti, menghidangkannya ke meja.
“Sepuluh menit lewat dua puluh detik.”ucap Alexa sambil duduk dan mengambil garpu.
Mereka berdua kemudian makan bersama. Dua jam kemudian Alexa terlihat sudah rapi dan cantik sehabis mandi.
Sean yang duduk di tempat tidur, kembali menarik Alexa ke tempat tidur, namun Alexa menolaknya.
“Sekarang bukan saat yang tepat tuan Sean Aldric. Aku mau ke resort tempatku bekerja. Kau mau ikut dengan ku ?”ucap Alexa balas menarik tangan Sean dan membuatnya berdiri.
Kali ini Alexa yang bersikap diktator pada Sean.
“Lima menit, ku rasa cukup untuk berganti baju.”ucap Alexa menarik kerah baju Sean dan menuntunnya menuju ke lemari.
Alexa mengambil baju untuk Sean dan menyerahkannya. Dia melepas kancing baju Sean dan membiarkan lelaki itu berganti baju sendiri.
Sean dan Alexa kemudian keluar rumah dan berhenti di depan motor sport Alexa.
“Kau meminta ku naik ini ?”ucap Sean menyentuh motor Alexa.
Alexa mengangguk sambil tersenyum kecil dan melempar kunci motor yang dipegangnya ke arah Sean.
“Atau kau mau aku yang menyetir nya ?”ucap Alexa menghampiri Sean dan memegang tangan lelaki itu memegang kunci di tangannya.
“Kau kira aku tak bisa mengendarai motor sport ? Ayo kita berangkat sekarang.”jawab Sean menarik kembali kunci yang sudah direbut oleh Alexa.
Sean naik ke motor dan menyalakannya, tanpa di minta Alexa segera duduk di belakangnya.
“broom.... !”motor meluncur di jalanan dengan kecepatan tinggi meskipun Sean tak tahu arah jalannya.
“Kau tunjukkan arahnya pada ku sebelum kita tersesat.”ucap Sean sambil menoleh ke samping sebentar.
Alexa kemudian menunjukkan jalan menuju ke area resort. Dia terus memandu dan menunjukkan jalan pada Sean hingga mereka tiba di lokasi.
“Tidak buruk... !”ucap Alexa saat mereka berada di tempat parkir area resort.
Alexa segera turun dari motor dan Sean berjalan mengikuti gadis itu.
“Alexa tunggu... !”ucap Sean mempercepat jalannya dan meraih tangan Alexa.
Mereka berdua kemudian berjalan bergandengan tangan masuk ke area resort.
Alexa bertemu dengan beberapa temannya guide yang sedang bekerja.
“Alexa... kapan kau kembali ?”ucap seorang lelaki berlari menghampiri gadis itu setelah melihatnya dari kejauhan.
“Adrian... aku baru kembali semalam.”jawab Alexa sambil tersenyum kecil menetap temannya dan masih menggenggam tangan Sean.
Adrian lelaki di samping Alexa dan dia seperti pernah melihatnya.
“Alexa.... bukankan dia dulu salah satu turis yang kau pandu ? Jangan bilang kalian...”ucap Adrian terkejut menatap Sean yang semakin mempererat genggaman tangannya.
Sean yang tak mengerti percakapan bahasa antara Alexa dan Adrian menatap tajam pada Adrian.
“Excuse moi... elle est ma copain. Reste loin de lui.”ucap Sean terlihat marah.
Alexa yang tahu jika Sean cemburu dan mungkin saja salah paham segera menjelaskannya.
“Chérie... il juste mon amie. Ne vous pas jaloux de lui.”ucap Alexa menjelaskan pada Sean dan meredam kemarahannya.
Gadis itu kemudian kembali menatap Adrian lalu menjelaskan padanya jika Sean cemburu padanya dan berpamitan melanjutkan perjalanan sebelum masalah bertambah semakin panjang.
Alexa dan Sean kembali berjalan, dan di setiap jalan mereka bertemu dengan teman Alexa dan bercakap sebentar. Sean hanya diam saja dan mencoba sabar karena tak mengerti apa percakapan mereka.
Setelah beberapa saat kemudian akhirnya mereka berdua tiba di sebuah lokasi yang sepi dan jauh dari area turis.
Alexa mengajak Sean duduk di bawah pohon kelapa sebentar sambil menikmati pemandangan di depan mereka.
Di lain tempat, di Paris terlihat Austin yang berada di rumahnya. Dia ternyata kesel karena gagal menemui putrinya di sana.
“Aku tidak tahu apa gadis itu akan kembali ke mari atau tidak, tapi menurutku tak mungkin kembali ke sini tanpa alasan.”gumam Austin duduk di ruangan kerjanya menatap jauh ke arah luar.
Lelaki itu kemudian diam dan berpikir. Jika dia terus menunggunya tak mungkin gadis itu akan datang menemuinya.
“Jadi.... apa sebaiknya aku menemui nya di sana ?”gumam lelaki itu lagi setelah berpikir dan tak sabar ingin segera bertemu dengan Alexa.
Austin tak pernah berpikir lama. Dia pun kemudian memanggil anak buahnya dan memberi perintah.
“Baik tuan Austin perintah akan segera kami laksanakan.”ucap sekarang lagi yang merupakan anak buah Austin.
Lelaki tadi segera keluar dari ruangan kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sebuah nomor.
“Tolong pesankan tiket pesawat dengan rute Paris-Jakarta nanti sore untuk tuan Austin Bertrand.”ucap lelaki tadi di microphone memesan tiket setelah panggilan tersambung.
Setelah selesai memesan barang kita di segera memutuskan sambungan teleponnya.
Sementara Austin terlihat kembali memanggil pelayan rumah dan memintanya untuk menyiapkan koper berisi baju ganti dan keperluan lainnya yang akan dia bawa nanti.
Lelaki itu kemudian berdiri dan menuju ke brankas besinya.
“klik....”dia menekan kode sandi brankas.
Saat brankas terbuka terlihat beberapa dokumen penting di sana. Austin mengambil satu berkas dokumen dari rumah sakit beberapa waktu yang lalu dan membawanya keluar dari ruangannya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Salma Suku
Baru mampir thor
2024-08-21
0
Lee
Mampir kk..
Salam kenal ya,.
semangat berkarya..💪🤗
2023-01-04
1
meli meilia
semangat kak ruby..
2023-01-03
1