Di lain tempat di salah satu rumah sakit di Paris terlihat Sean berada sebuah ruangan VIP dengan beberapa Bodyguard yang menjaganya di sekitar ruangannya.
Sean duduk di atas tempat tidur menghadap ke jendela degan mata tertutup perban.
“Aku mau berjalan keluar sebentar.”ucap lelaki itu turun dari tempat tidur dan berdiri.
“Baik tuan Sean.”jawab salah satu body guard nya segera menghampiri lelaki itu dan memegang lengannya kemudian menuntunnya berjalan keluar.
Body guard tadi kemudian berjalan menuju ke taman yang ada di dekat rumah sakit karena biasanya Sean memintanya mengantar ke sana.
“Tuan kita sudah sampai di taman.”ucap body guard tadi berhenti di depan taman.
“Antar aku ke kursi deretan nomor tiga.”balas Sean masih memegang body guard nya.
“Ya tuan...”jawab Bodyguard tadi kemudian pengantarnya menuju ke kursi ke tempat tuannya itu biasa duduk.
Sean duduk di sebuah kursi yang berada di bawah pohon yang rindang, sementara tadi kan tadi berdiri di dekat kursi.
“slaap... !”Sean melepas perban yang menutup kedua matanya dan menara perban yang dipegangnya ke samping kursi.
Dia mengangkat kedua tangannya dan melihatnya.
“Aku tak bisa melihat tanganku sendiri meskipun aku bisa merasakannya.”batin Sean menunduk dan menggerakkan jemari tangannya.
Sean kemudian mendongak ke atas ke arah cahaya matahari berada.
“Sinar cahaya matahari terlihat terang dan terasa hangat menyinari kedua mataku.”gumam Sean lirih. Dia pun tersenyum menatap seberkas sinar yang bisa dilihatnya meskipun itu hanya remang-remang.
Setiap hari dia selalu menanyakan tanggal dan jam berapa sekarang dan setiap hari bola dia tak pernah berhenti memikirkan Alexa.
“Alexa sayang... sudah berapa tahun aku tidak bertemu denganmu. Bagaimana keadaan saat ini ? Aku sangat rindu sekali padamu.”ucap Sean teringat dan membayangkan wajah wanita yang dikasihinya.
Sean meraba pergelangan tangan kanannya dan memegang liontin di tangannya itu.
“klik...”Sean membuka liontin dimana di sana ada foto dirinya dan foto Alexa. Dia menyentuh dan mengusap foto Alexa sambil tersenyum kecil lalu menempelkannya ke dada tepat di jantungnya.
“Seandainya saja saat itu aku menuruti perkataan mu untuk menunda kepulangan ku satu atau dua hari setelahnya pasti aku tak akan bernasib seperti ini.” gumam Sean terlihat sedih.
Flash back lima tahun yang lalu. Di hari kepulangan Sean, lelaki itu dalam keadaan terhimpit di dalam mobil. Dia melihat drivernya sudah meninggal.
“Apapun caranya aku harus bisa keluar dari sini agar petugas medis menyelamatkan diriku.”ucap Sean yang tak bisa bergerak karena tubuhnya terhimpit oleh rangka mobil tronton yang melindas mobilnya.
Sean mengangkat kakinya dan memaksanya untuk bergerak meskipun darahnya banyak keluar. Dengan segala upaya akhirnya lelaki itu bisa membuka pintu mobil dengan kondisi tubuh terluka parah.
“bugh... !”Sean yang sudah kehabisan tenaga tak bisa turun dari mobil dan jatuh dari sana ke aspal.
Belum sempat dia menepi, kendaraan lain meluncur dengan keras setelah terkena tabrakan beruntun dan menghantam mobilnya.
“Crash... !” mobil berpenumpang itu menghantam dengan keras hingga membuat seluruh kaca jendela di mobil itu hancur berkeping-keping dan menyebar ke segala tempat.
“Plic... !”salah satu serpihan mobil tadi mengenai kedua bola mata Sean.
“Argh... mata ku... tolong !!”ucap Sean berteriak sambil menyentuh kedua matanya yang terasa perih dan menyayat.
Tiba-tiba dia merasakan pandangannya kabur dan menjadi gelap disertai rasa pusing yang hebat dan akhirnya dia tak sadarkan diri.
Satu jam setelahnya petugas medis datang bersama ambulans ke lokasi kejadian. Mereka mengevakuasi korban selamat maupun yang sudah meninggal.
“Coba lihat lelaki ini dan periksa dia, apakah dia masih hidup atau sudah meninggal ?”ucap seorang petugas medis yang melihat Sean tergeletak di tengah jalan.
Petugas medis kemudian segera memeriksa denyut nadi dan nafas Sean.
“Korban kecelakaan ini masih hidup namun tubuhnya terluka parah sekali.”ucap petugas mandi setelah selesai memeriksa kondisi Sean.
“Cepat bawa korban ke rumah sakit segera siapa tahu dia bisa diselamatkan meskipun harapannya tipis.”ucap petugas medis yang lain.
Ambulans datang ke tempat Sean berada setelah petugas medis melakukan panggilan pada driver ambulans dan membawanya ke rumah sakit terdekat.
Tak lama kemudian Sean tiba di rumah sakit dan langsung dilarikan ke ruang IGD. Dokter memeriksa kondisi Sean.
“Pasien ini mengalami patah tulang di betis kiri. Dia kehilangan banyak darah, dan juga kedua retina nya terkena serpihan kaca.”ucap dokter setelah mendiagnosa.
Dokter pun memaksimalkan usaha mereka dan memberikan perawatan yang terbaik untuk Sean.
Keesokan harinya saat Sean membuka mata dia berteriak histeris karena tak ada apapun yang bisa dilihatnya, selain itu dia juga tak bisa berjalan dan sekujur tubuhnya terasa perih.
“Tidak..... aku tak mau seperti ini.”teriak Sean nyaring dan Terdengar sangat frustasi.
Kembali ke masa sekarang.
Masih di rumah sakit tempat Sean dirawat, ibunya Sean menemui dokter spesialis mata.
“Dokter sudah empat tahun lebih putraku menunggu donor mata, tapi hingga saat ini dia belum mendapatkan donor mata. Bagaimana pastinya, kapan putraku itu bisa melihat kembali ?”ucap ibunya Sean pada dokter spesialis mata menagih janjinya.
“Ya nyonya kami sudah menaruh daftar antrian tuan Sean di nomor urut satu, tapi memang susah mencari donor mata, nyonya.”balas dokter spesialis mata itu menjelaskan.
“Apa tidak ada cara lain dokter yang bisa membuatnya kembali melihat seperti sedia kala ?”ucap wanita itu kembali mendesak.
“Maaf nyonya retina mata tuan Sean sudah rusak total dan hanya akan bisa melihat kembali jika mendapatkan cangkok retina.”balas dokter menjelaskan kondisi yang sebenarnya pada ibunya Sean.
“Aku mohon padamu dokter untuk mencarikan donor mata putraku secepatnya. Berapapun biayanya itu tak masalah bagiku, asal dia kembali bisa melihat.”ucap wanita itu memohon dengan sangat karena sangat prihatin pada kondisi putranya saat ini.
“Ya nyonya kami akan mencoba menanyakan kembali apakah sudah ada donor mata untuk tuan Sean.”jawab dokter spesialis mata.
Ibunya Sean keluar dari ruangan dokter spesialis mata. Dia merasa kecewa dengan lamanya penanganan rumah sakit ini.
“Harus Berapa lama lagi buat aku harus menunggu donor mata untuknya ? Aku tak boleh mengandalkan dokter saja dan aku harus berusaha sendiri.”gumam wanita itu.
Dia pun mencoba berpikir untuk mencari solusi saat ini dan akhirnya dia memanggil salah satu orangnya dan memintanya untuk menyebar informasi itu di media cetak secara online dan lainnya, mencari donor mata untuk Sean.
“Semoga saja ada seseorang yang mau mendonorkan matanya dalam waktu dekat ini. Aku benar-benar merasa iba pada Sean.”ucap ibunya Sean lirih.
Wanita itu kemudian berjalan dan mencari Sean untuk menemani dan memberinya support.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
penggila bola
seandainya cari donor mata itu gampang pasti tak perlu menunggu 5 tahun
2023-01-28
1
Vincent
Bagaimana bisa lama sekali tidak mendapatkan donor mata padahal ibunya Sean termasuk orang berpuasa apa dia tidak bisa mencari ke semua tempat tinggal mendapatkan donor mata
2023-01-15
2