Angel membuang nafas berat. Dia baru mengetahui kondisi kesehatan ayahnya yang sebenarnya setelah mendengar penuturan dari ayahnya.
Dia sama sekali tak menyangka jika kondisi ayahnya sudah separah itu dan dokter bilang sudah angkat tangan. Dia juga tak habis pikir kenapa dokter menyembunyikan kondisi sebenarnya ayahnya dari dirinya.
“Ayah... aku harap yang ayah katakan padaku itu tidaklah benar.”ucap Angel menatap ayahnya dengan sedih dan belum siap jika memang lelaki itu akan pergi dari hidupnya untuk selamanya.
“Cepat... cepat hubungi kontak person yang tertera di brosur itu. Aku tidak tahu kapan waktuku akan berakhir. Dan ayah ingin membantumu satu hal sebelum ayah pergi, agar aku bisa pergi dengan tenang.”ucap lelaki itu terus mendesak putrinya untuk segera menghubungi nomor peminta donor.
Angel tidak tahu menahun tentang maksud dari kata bantuan ayahnya untuk dirinya, dan dia pun ingin mengecewakan ayahnya, serta ingin menuruti semua keinginannya sebelum dia pergi dari dunia ini.
Angel mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya kemudian menelepon nomor yang tertera di brosur.
“kring... kring...kring...”suara dering ponsel berbunyi.
Seorang body guard yang ada di rumah Sean mengeluarkan ponselnya setelah mendengar ponselnya berdering dan segera mengangkatnya.
“Halo... selamat pagi.”ucap lelaki itu menjawab ditelepon.
“Halo... aku Angel. Aku membaca brosur tentang donor mata ini. Ada seseorang yang bersedia mendonorkan mata untuk tuan anda. Namun pendonor ingin meminta waktu sebentar dan bertemu dengan peminta donor untuk membicarakan suatu hal.”jawab Angel menjelaskan panjang lebar di telepon.
Body guard tadi terlihat terkejut mendapatkan telepon pertama setelah satu bulan lamanya dia memasang pengumuman namun sama sekali tak ada yang menghubunginya.
“Ya nona... aku akan sampaikan hari itu pada tuan kami. Tolong Nana berikan alamat tempat tinggal pendonor saat ini.”balas lelaki itu meminta alamatnya secara detail.
Angel memberikan alamat rumah sakit di mana ayahnya saat ini sedang dirawat.
“Baik nona terima kasih banyak kami akan segera menyampaikannya pada tuan kami dan akan segera menindaklanjutinya.”balas lagi tadi menjawab.
Setelah panggilan berakhir, body guard tadi segera berlari ke rumah menuju ke ruangan nyonya nya.
“tok... tok... tok...”lelaki tadi mengetuk pintu ruangan khusus nyonya rumah.
“Masuk saja.”jawab ibunya Sean segera menaruh berkas yang dibawanya ke meja dan menetap ke arah pintu.
Lelaki tadi membuka pintu dan segera masuk.
“Nyonya ada kabar bagus. Barusan ada penelepon yang bersedia menjadi donor mata untuk tuan Sean.”ucap lelaki itu menjelaskan kabar baik itu.
“Benarkah... ? Akhirnya Setelah beberapa lama menunggu ada pendonor yang tersedia mendonorkan matanya.”balas wanita itu dengan wajah berseri-seri dan berdiri dari tempat duduknya.
“Ini nyonya is Marion nama dan alamat pendonor yang ingin mendonorkan matanya untuk tuan Sean. Dia bilang ingin bertemu untuk bicara dengan tuan Sean.”ucap lelaki itu menjelaskan pada ibunya Sean sambil menyerahkan nama dan alamat yang barusan dia catat.
Marion menerima catatan alamat pendonor mata dan membacanya.
“Alamat rumah sakit ? Kenapa dia memberikan alamat rumah sakit pada kita ?”ucap wanita itu merasa aneh setelah membacanya.
“Maaf nyonya untuk hal itu aku tidak tahu, apa perlu aku menanyakannya sekarang ?”balas lelaki itu.
“Tidak perlu, nanti biar aku sendiri yang menghubungi dan menemuinya. Terima kasih, kau boleh keluar dan kembali bekerja.”balas Marion.
Wanita itu kembali duduk di kursinya. Dia merasa senang sekali sebentar lagi putranya akan bisa kembali melihat seperti sedia kala.
“Apa ya ingin benar mata ini bicarakan denganku ? Apa dia meminta kompensasi lebih tinggi ?”batin wanita itu berpikir dan mengira pendonor mata bermaksud memanfaatkan dirinya.
“Tak apalah selama dia meminta dalam jumlah yang wajar aku akan tetap bisa menyetujuinya, yang terpenting Sean bisa melihat terlebih dulu.”gumam ibunya Sean berpikir dan memutuskan.
Tak menunggu waktu lama, Marion kemudian keluar dari rumah mengendarai mobilnya bergegas menuju ke rumah sakit yang disebut oleh pendonor mata.
“ckiit....”Marion berhenti di rumah sakit Internasional Care dan memarkir mobilnya.
“tap-tap...”wanita itu kemudian berjalan masuk ke rumah sakit dan segera menuju ke kamar pasien yang di sebutkan oleh pendonor mata.
“Apakah benar di sini ruangannya ?”gumam Marion berhenti di depan sebuah ruangan rumah sakit. Dia melihat ke sekitar dan melihat rumah sakit itu bukanlah rumah sakit biasa, dan menetap kembali catatan kertas yang dibawanya dan mencocokkannya dengan nama ruangan yang tertera di pintu.
Marion kemudian masuk ke ruangan setelah mendapati ruangan yang dituju memanglah benar sesuai dengan yang tertulis di catatan yang dia pegang.
“Maaf... apakah ada pasien di sini yang bernama tuan Young ?”tanya wanita itu pada pada seorang gadis yang ada di ruangan itu, dan hanya ada satu pasien di ruangan itu.
Angel segera berdiri dan menghampiri Marion.
“Ya... tuan Young adalah ayahku. Apa ada yang bisa ku bantu ?”balas Angel menatap wanita yang berdiri di depannya dan dia sama sekali tidak mengetahui siapa wanita itu.
“Aku Marion, ibunya pencari donor mata. Nona adalah nona Angel ?”balas Marion menebak nama gadis itu sampai menunjukkan secarik catatan yang dia bawa padanya.
“Ya benar aku Angel. Baik Nyonya Marion silakan duduk dulu Aku akan mencoba memberitahu ayah.”balas Angel mempersilahkan wanita itu duduk untuk menunggu sebentar.
Angel kemudian menghampiri ayahnya yang masih tertidur dan membangunkannya.
“Oh... baik.”jawab Ayahnya Angel membuka mata kemudian duduk.
Marion kemudian berpindah duduk di samping ayahnya Angel, setelah lelaki itu memanggilnya.
“Perkenalkan aku Young, nyonya. Aku tersedia mendonorkan retina mataku untuk putra mu. Tapi ada syarat yang harus kau penuhi.”ucap lelaki itu setelah memperkenalkan dirinya dan mengetahui nama orang tua Sean.
Angel dan Marion terlihat sedikit terkejut dengan ucapan lelaki itu barusan sekaligus penasaran dengan syarat apa yang diajukan.
“Ya tuan Young Syarat apa yang tuan ajukan padaku ?”jawab Marion segera mengejar saya datang diajukan oleh lelaki itu karena dia ingin segera mendapatkan donor mata untuk Sean.
“Nyonya aku tidak meminta kompensasi berupa uang sebagai ganti mata yang didonorkan ini, tapi aku memintamu membantu putriku.”ucap lelaki itu mengawali pembicaraannya yang membuat Angel seketika terlihat serius mendengar apa yang diucapkan oleh ayahnya dan dia ingin tahu apa yang diinginkan oleh ayahnya itu.
“Nyonya Marion. Aku hanya mempunyai seorang putri dan dia sudah lebih dari cukup umur untuk menikah, saat ini dia berusia 30 tahun. Dia sangat sibuk sekali mengurusi perusahaan kami. Karena penerima donor adalah seorang lelaki maka aku minta Nyonya untuk menikahkan putra anda dengan putriku.”ucap lelaki itu menyambung pembicaraannya dan langsung menyampaikan poin utamanya.
Angel seketika terbelalak matanya karena terkejut mendengar syarat yang diajukan oleh ayahnya itu, begitu juga dengan Marion yang menerima syarat tak wajar seperti itu.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
havanah
Wah Semoga saja tidak memberatkan tapi yang terlebih penting Sean sembuh dulu
2023-01-15
0
agen hijau
Relakan kepergian ayahmu Angel Kau harus hidup melanjutkan hidupmu
2023-01-15
0