Tiga hari berlalu dan ternyata kondisi tuan White semakin memburuk dengan cepat, dan dokter sudah angkat tangan tak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan nyawa lelaki itu.
Di sebuah ruangan di rumah sakit terlihat tuan White sedang bicara dengan Angel.
“Angel... ayah merasa sudah waktunya tiba. Panggilkan dokter segera juga bilang pada penerima donor untuk segera bersiap melakukan operasi cangkok mata.
Angel terlihat sedih mendengar apa yang diucapkan oleh ayahnya. Air matanya tak berhenti-hentinya mengalir.
“Ayah jangan berkata seperti itu, umur ayah masih panjang.”ucap Angel memegang erat tangan ayahnya.
“Angel... cepat panggilkan dokter ke sini.”ucap tuan White terus mendesak gadis itu.
Dengan terpaksa Angel pun memenuhi permintaan ayahnya itu. Dia berlari keluar dari ruangan dan memanggil dokter ke ruangan tempat ayahnya dirawat.
Beberapa saat kemudian dokter tiba dan segera memeriksa kondisi pasien.
“Nona maaf kami ingin menyampaikan hal ini padamu.”ucap seorang dokter menghampiri Angel dan mengajaknya bicara agak jauh dari pasien.
“Ya dokter, ada apa ?”jawab Angel sambil menghapus air matanya.
“Nona kondisi ayah anda tak bisa diselamatkan lagi, dan hari ini atau besok mungkin pasien akan berpulang.”ucap dokter menjelaskan kondisi yang sebenarnya.
Angel tubuhnya menjadi gemetar seketika dan air matanya berhenti mengalir kembali mengalir lagi.
“Itu tidak benar kan dokter ?”balas Angel tak ingin mempercayai ucapan dokter.
“Keadaannya memang seperti itu nona. Nona harus siap dan menerima kenyataan. Satu lagi, pasien menghendaki mendonorkan matanya. Maka secepatnya operasi itu akan dilakukan segera setelah pasien tiada.”balas dokter kembali menjelaskan panjang lebar.
Angel tak bisa berucap dan menjawab, dia hanya mengangguk saja pada apa yang diucapkan oleh dokter padanya.
Setelah dokter pergi dan kondisinya sudah lebih tenang, Angel akhirnya mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Marion.
“kring... kring... kring...”suara ponsel Marion yang berdering.
Wanita itu sedang berada di kantor dan mengikuti meeting bersama beberapa klien.
“Siapa yang meneleponku di jam padat seperti ini ?”batin Marion mengeluarkan ponselnya. Dia sengaja seketika saat melihat nomor yang meneleponnya.
“Nomor ini kan...”gumam wanita itu kemudian keluar dari ruangan meeting dan mengangkat teleponnya.
“Ya halo...”ucap Marion di telepon.
“Nyonya Marion, ini Angel. Dokter menyatakan ayahku akan pergi hari ini atau besok. Dokter menyampaikan akan segera dilakukan operasi pencangkokan mata setelah kepergian ayahku. Jadi tolong bawa pasien ke rumah sakit hari ini juga.”ucap Angel menjelaskan ditelepon panjang lebar dengan suara terisak.
“Ya... aku mengerti. Aku akan membawa putra ku ke rumah sakit sekarang juga.”balas Marion kemudian segera menutup panggilan setelah percakapan mereka berakhir.
Marion kemudian masuk kembali ke ruang meeting. Dia bicara pada sekretarisnya dan memintanya untuk melaporkan apa saja hasil meeting hari ini padanya nanti.
Marion berjalan dengan cepat menuju ke tempat parkir dan mengendarai mobilnya menuju ke rumah.
“tap... tap... tap...”suara langkah kaki Marion masuk ke kamar Sean.
“Ibu... ada apa terburu-buru masuk ke sini ?”tanya Sean duduk dan menatap ibunya yang berdiri di depannya.
“Sean... cepat ikut ibu ke rumah sakit sekarang juga. Kau akan segera melakukan operasi pencangkokan mata. Kau harus stand by hari ini hingga beberapa hari ke depan.”balas wanita itu menjelaskan.
Sean tersenyum lebar dan baginya ini seperti mimpi saja karena dia akan bisa melihat kembali setelah ini.
“Ibu... benarkah itu aku akan segera mendapatkan donor mata ?”balas Sean masih tak percaya dengan ucapan ibunya.
“Ya Sean... cepatlah bersiap sekarang, jangan sampai terlambat atau kau akan kehilangan donor matamu.”ucap ibunya Sean lagi.
Wanita itu kalian melihat para pelayannya ada di kamar itu dan menghampirinya.
“Cepat kalian ganti baju tuan Sean sekarang. Aku akan menunggunya di mobil.”ucap Marion memberi perintah pada pelayan.
“Baik nyonya.”jawab pelayan lelaki ada di ruangan itu.
Marion keluar dari kamar Sean mencari driver pribadi nya untuk segera menyiapkan mobil. Setelah kepergian nyonya mereka, para pelayan yang ada di sana segera mengganti baju Sean.
Tak lama kemudian pelayan mengantar Sean menuju ke mobil yang sudah menunggunya di depan.
“broom...”mobil meluncur menuju ke rumah sakit tempat tuan White di rawat.
Setibanya di sana Sean segera masuk ke sebuah ruangan khusus dan menunggu instruksi selanjutnya dari dokter.
Tiga jam kemudian terdengar suara tangisan menyayat hati dari ruangan tempat tuan White di rawat.
“Ayah... tidak... jangan pergi, jangan tinggalkan aku. Kumohon bangunlah.”ucap Angel menangis sejadi-jadinya sambil mengguncang tubuh ayahnya dengan keras.
Dokter yang sedari tadi memantau keadaan segera menghampiri pasien dan membawa tubuh pasti akan keluar dari ruangan itu masuk ke ruang operasi.
“Ayah...”Angel hanya bisa melihatnya saja, dokter membawa tubuh ayahnya keluar dari ruangan.
Di ruangan tempat Sean menunggu, petugas medis datang dan memberitahukan padanya jika operasi akan segera dilangsungkan saat ini juga dan memintanya segera bersiap.
Sean berada di rumah operasi bersama jenasah tuan White. Dokter segera melakukan tindakan cepat dan melakukan operasi sebelum organ yang didonorkan tak bisa berfungsi.
“Tolong anda tunggu di luar saja.”ucap dokter pada ibunya Sean.
Marion keluar dari ruangan operasi dan menunggu di luar dengan cemas. Dia berharap operasi kali ini berhasil.
Empat jam kemudian dokter membuka pintu ruang operasi setelah melakukan proses operasi yang lumayan panjang.
“Bagaimana keadaan putra ku, dokter ?”tanya Marion begitu dokter keluar dari ruangan.
“Nyonya, selamat operasinya berjalan sukses. Namun untuk saat ini pasien masih belum sadarkan diri.”jawab dokter menjelaskan.
Marion tersenyum lebar mendengar jawaban dari dokter meskipun dia sebenarnya masih merasa cemas.
Keesokan paginya Marion masih tertidur di dekat tempat tidur Sean di rumah sakit.
Sedangkan Sean duduk dan merasakan ada seseorang yang menunggunya di sampingnya.
“Ibu... apa ibu masih di sini ?”ucap Sean menoleh ke samping ke arah ibunya dengan mata yang masih tertutup oleh perban.
Marion kemudian bangun mendengar panggilan dari putranya.
“Sean... kau sudah sadar rupanya. Bagaimana keadaan saat ini apa yang kau rasakan ?”balas ibunya bertanya.
“Aku masih belum bisa melihat ibu apakah operasinya berhasil ?”balas Sean sambil memegang perban yang menutupi kedua matanya.
“Ibu yakin operasi mu pasti berhasil dan kita tunggu instruksi selanjutnya dari dokter.”jawab wanita itu tersenyum lebar kemudian beralih duduk di samping putranya dan memeluknya.
Selama dua hari lamanya dokter tidak membuka perban mata Sean, dan baru pada hari ketiga barulah dokter membuka perban matanya.
“Bagaimana tuan Sean, apa anda sudah bisa melihat sekarang ?”ucap dokter itu bertanya.
Sean mengerjapkan matanya dan tersenyum bahagia, betapa tidak kali ini dia bisa melihat semuanya dengan jelas dan tidak berwarna hitam putih saja seperti sebelumnya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Salma Suku
Syukur Sean bisa melihat lagi...
2024-08-22
0
cinta indonesia
semoga saja operasinya berjalan lancar
2023-01-29
0
garuda ganteng
akhirnya mendapatkan donor mata semoga saja cocok dan bisa melihat kembali Sean
2023-01-15
0