Meskipun sudah bisa melihat, Sean tidak diperbolehkan untuk pulang dulu dan masih berada di rumah sakit untuk menjalani observarium terlebih dulu sampai dinyatakan kondisi benar-benar aman.
Seorang dokter masuk ke ruangan tempat Sean berada dan memeriksa kondisinya.
Sean sedang duduk di kursi menghadap ke luar jendela dan melihat angin segar yang berhembus menerobos masuk ke jendela rumah sakit.
“kriek...”suara pintu ruangan terbuka dan Sean menoleh ke arahnya.
“Dokter...”ucap Sean saat melihat lelaki berbaju sebab putih masuk ke ruangan.
“Tuan Sean, tolong berbaring sebentar sana aku akan memeriksa kondisi mu.”ucap Dokter tadi berhenti di depan tempat tidur yang ada di ruangan.
Sean kemudian berjalan dan naik ke tempat tidur untuk berbaring. Dokter memegang alat mirip dengan senter dan mengarahkannya ke bola mata Sean.
“Sepertinya bagus dan mata anda tidak menolak donor mata ini.”ucap dokter kemudian mematikan alat yang mirip dengan senter itu.
Sean mengerjapkan matanya setelah terkena silau dari sinar alat dokter barusan.
“Dokter lalu apakah aku sudah boleh pulang ?”balas Sean bertanya dengan antusias, karena dia merasa bosan berada di rumah sakit selama beberapa hari.
“Kita lihat dulu bagaimana kondisinya tiga hari ke depan dan jika memang tak ada masalah maka anda boleh pulang saat itu.” jawab dokter menjelaskan.
Sean kembali duduk setelah Dokter tadi selesai memeriksanya dan keluar dari ruangan.
“Aku tak sabar ingin melihat istri ku.”gumam Sean.
Dia melihat pergelangan tangannya dan liontin itu masih berada di sana.
“klik... !”Sean membuka liontin di gelangnya. Terlihat dua buah foto di sana, foto dirinya dan juga foto Alexa yang berada di atas foto lama yang ada di sana sebelumnya.
Sean menyentuh foto Alexa dan menciumnya kemudian menaruh ke dadanya.
“Alexa sudah berapa tahun aku tidak melihat dirimu dan aku penasaran seperti apa kau saat ini.”ucap Sean kembali menatap foto wanita yang dia sayangi. Tak sabar rasanya dia ingin segera terbang menuju ke Jakarta dan menjemput istrinya.
“kriek...”pintu ruangan tempat Sean berada kembali terbuka dan lelaki itu menoleh ke arah pintu yang terbuka.
“Ibu...”ucap Sean memanggil ibunya yang masuk ke ruangan.
Wanita itu kemudian menghampiri Sean yang duduk dan menatap di tangannya. Sean segera menutup liontin yang dia buka karena dia sama sekali belum pernah menceritakan tentang Alexa pada ibunya, apalagi perihal pernikahannya.
“Bagaimana keadaanmu ?”ucap Marion menepuk bahu Sean dengan lembut.
Sean segera memeluk ibunya dengan hangat.
“Ibu... terima kasih, terima kasih Ibu sudah mencarikan donor mata untukku. Dan aku bisa melihat sekarang. Dunia ku kembali penuh warna seperti dulu lagi.”jawab Sean tersenyum lebar dan merasa bersyukur sekali bisa melihat kembali warna-warni dunia.
Marion menitikkan air mata karena merasa terharu setelah usahanya yang keras dan belanjaan yang panjang akhirnya bisa melihat kembali Sean yang mulai pulih dari keterpurukan. Namun dia segera menghapusnya sebelum Sean melihatnya.
Tiga hari kemudian di pagi hari, dokter kembali masuk ke ruangan tempat Sean berada. Dia melakukan pemeriksaan kembali untuk melihat kondisinya dan mengambil keputusan apakah lelaki itu boleh pulang atau tidak.
Sean berbaring di bawah sebuah alat besar yang ada di bagian kepala.
“klik...”dokter mulai melakukan pemeriksaan dan menguji mata Sean dengan alat itu selama kurang lebih hampir satu jam lamanya.
Dokter mematikan alatnya dan menepikan alat itu kemudian meminta Sean untuk duduk.
“Dokter bagaimana kondisi mataku saat ini ?”ucap Sean bertanya pada dokter yang memeriksanya sambil mengusap kedua matanya yang terasa perih setelah pemeriksaan.
“Selamat tuan Sean, kondisi mata anda benar-benar sudah pulih dan bisa berfungsi normal seperti biasanya.”jawab dokter menjelaskan kondisinya saat ini.
“Jadi dokter, aku diperbolehkan untuk pulang hari ini ?”jawab Sean tersenyum lebar dan merasa lega karena bisa kembali tidur di rumah.
“Ya tuan, tapi anda harus kontrol ke rumah sakit selama tiga bulan ke depan, untuk memantau perkembagan mata anda. Karena terkadang retina mata tidak berfungsi meskipun pada awalnya cocok.”ucap dokter memberikan penjelasan.
“Baik dokter, terimakasih.”ucap Sean pada dokter.
Lelaki itu kemudian menunggu kedatangan ibunya karena biasanya wanita itu sebentar-sebentar melihatnya.
“Dimana ibu... ?”gumam Sean menatap ke arah luar pintu dan mencari sosok ibunya.
Di lain ruangan, terlihat Marion, ibunya Sean sedang berada di ruang jenazah bersama Angel. Terlihat gadis itu masih menatap tubuh ayahnya yang beku yang barusan dikeluarkan dari ruangan super dingin.
“Ayah... beristirahatlah dengan tenang. Aku janji akan sering-sering ke makam ayah nanti.”ucap Angel memegang tangan ayahnya yang sedingin es. Dia pun memeluknya untuk yang terakhir kalinya dan mencium keningnya sebelum petugas rumah sakit mengirim jenazahnya untuk dikebumikan.
Beberapa saat setelahnya Marion yang dari tadi berdiri di samping Angel dan tak mengucapkan sepatah kata pun mengajaknya untuk duduk setelah jenazah tuan White di bawa keluar dari ruangan itu.
“Nona... aku berterima kasih sekali pada ayahmu dan juga dirimu karena sudah mendonorkan mata untuk putraku. Sesuai dengan perjanjian kami sebelumnya maka aku akan mempertemukan mu dengan putraku yang juga dirawat di rumah sakit ini.”ucap Marion menjelaskan setelah ikut berbela sungkawa atas meninggalnya ayah dari gadis itu.
Angel yang dari awal memang tak ingin menerima perjodohan itu kemudian angkat bicara.
“Nyonya... dari awal sebenarnya aku tak menginginkan perjodohan ini, aku hanya ingin mengabulkan permintaan terakhir ayahku di ujung usianya.”jawab Angel sambil mengusap air matanya yang masih menitik dengan tisu.
“Bagus jika kau tidak menginginkan perjodohan itu, maka aku tidak perlu khawatir.”batin Marion merasa senang karena gadis itu ternyata menolak perjodohan nya.
Namun Marion tetap menawarkannya ulang dan meminta gadis itu untuk memikirkannya kembali, meskipun itu hanya di bibir saja karena dia tak ingin dicap sebagai pembohong yang akan berpengaruh pada reputasinya.
“Ya nyonya.”jawab Angel singkat. Dia Sampai detik ini juga belum pernah melihat bagaimana rupa lelaki yang dijodohkan dengan dirinya itu. Dan entah kenapa dia masih belum memikirkan hal itu.
Marion melihat jam di tangannya dan dia teringat jika sebelumnya dokter sudah bilang padanya untuk menyelesaikan administrasi dan keperluan lainnya sebelum Sean pulang.
Marion kemudian keluar dari ruangan itu setelah berpamitan pada Angel. Dia pun segera menyelesaikan administrasi dan barulah dia masuk ke ruangan tempat Sean berada.
“Sean...ayo kita pulang sekarang.”ucap wanita itu sambil mengemasi semua barang Sean.
Dari luar ruangan tanpa sepengetahuan Marion dan juga Sean, Angel berjalan melewati ruangan Sean. Dia pun berhenti selama beberapa detik dan melihat dari luar pasien yang mendapatkan donor mata dari ayahnya.
Dia hanya menatap sekilas dan kemudian berlalu dengan membawa tisu yang basah menuju ke pintu keluar rumah sakit.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
sigigi manis
Lanjut kk
2023-01-28
0
sandîago
Akhirnya Sean kamu bisa melihat juga dan mungkin saja nanti kamu bisa mencari kembali wanita yang kamu sayangi
2023-01-15
0