Sore hari di area resort, terlihat Sean dan Alexa menikmati pemandangan sunset. Mereka berdua duduk bersama di depan pantai.
“Aku teringat malam terakhir di Menara Eiffel.”ucap Alexa menoleh ke samping kanan dan menatap Sean.
Sean menggeser Alexa duduk di depannya dan memeluknya dari belakang.
“Aku lebih suka pemandangan di sini daripada di tempatku.”balas Sean masih memeluk Alexa dan mencium lehernya.
Senja pun berakhir, Alexa dan Sean memutuskan untuk pulang. Sean kembali mengendarai motor dengan Alexa yang memandu jalannya.
Di rumah, mereka berdua bercanda setelah makan malam bersama.
Alexa menatap Sean yang sedang makan dan duduk di depannya dalam-dalam.
“Hey... kenapa kau menatap ku seperti itu ?”tanya Sean menatap kesedihan yang terlihat di mata Alexa.
Alexa merasa kebersamaannya dengan Sean akan berlangsung lama karena dia berpikir sebentar lagi mereka akan berpisah sedangkan bagi dirinya tak mungkin mengikuti lelaki itu ke Paris lagi.
“Tidak ada... aku hanya berpikir apa kita akan bisa terus selamanya bersama seperti ini ?”ucap Alexa tersenyum sedih.
Sean seketika menaruh piringnya. Dia bisa melihat kekhawatiran dengan jelas di wajah kekasihnya itu. Dia berdiri dan menghampiri Alexa
“Sayang... apa yang kau ucapkan ? Kita akan terus bersama. Kau akan tinggal denganku setelah kita menikah nanti.”balas Sean menarik Alexa berdiri dan kembali memeluknya.
“Cepat sekali kau sudah mau mengajakku menikah.”balas Alexa tersenyum dan berbalik sambil menyentuh bibir lelaki itu.
“Untuk apa menunggu waktu lebih lama lagi ? Kurasa menikah sekarang atau nanti akan sama saja. Tapi jika bisa lebih cepat maka itu lebih baik.”balas Sean menyentuh bibir Alexa.
Sean mencium bibir merah Alexa. Dan tak lama kemudian dia menggendong gadis itu dan membawanya masuk ke kamar.
“Alexa... je t'aime beaucoup...”ucap Sean saat berada di atas tubuh Alexa dan kembali mencium bibirnya.
“Aaah... tu es si puissant.”balas Alexa menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka dan memeluk pinggang Sean dengan erat.
Dua jam setelahnya terlihat Alexa sudah tertidur pulas, namun tidak dengan Sean yang masih terjaga. Dia membangunkan Alexa dan kembali menyentuhnya.
“Sean... aku lelah...”bisik Alexa lirih di telinga lelaki itu.
Sean tidak menghiraukan ucapan Alexa dan dia membekap bibir gadis itu dengan ciumannya yang membuat Alexa ahkirnya pasrah saja padanya.
Di lain tempat terlihat Austin yang sudah selesai bersiap, duduk di ruang tamu. Datang satu orangnya menghadap dan memberitahu jika kendaraannya sudah siap.
“Tuan mobil sudah menunggu di depan.”ucap anak buah Austin memberitahukan.
Tanpa bicara Austin berdiri dan menepukkan tangannya. beberapa orang pelayan datang dan langsung membawa koper dan barang lainnya menuju ke mobil yang ada di depan rumah.
“klik...”Austin masuk ke mobil dan pintu tertutup secara otomatis.
Mobil meluncur menuju ke airport. Austin langsung turun begitu mereka sampai di bandara. Tiga anak buahnya segera mengawal lelaki itu masuk ke airport dan satu orang lainnya membawakan barangnya.
Salah satu anak buah Austin mengeluarkan sebuah alat pendeteksi.
“tit... tiit...”anak buah Austin segera mendeteksi keadaan sekitar.
“Kondisi aman tuan.”ucap seorang lelaki setelah mendeteksi keadaan sekitar.
“Baiklah setelah aku naik pesawat kalian berdua boleh pergi.”jawab Austin singkat.
Lelaki itu sengaja datang mepet supaya dia tak lama menunggu di sana. Sean masuk ke pesawat bersama satu bodyguardnya. Di anak tanggal terakhir dia berbalik dan menatap anak buahnya.
“Kalian berdua pergilah.”ucap Austin.
“Siap tuan !”jawab dua anak buah Sean kemudian berbalik.
Austin kemudian masuk bersama Paul, bodyguardnya. Namun mereka berdua duduk terpisah. Austin duduk di depan sedangkan Paul duduk di deretan empat kursi di belakangnya untuk mengawasinya.
“whoosh....”lima menit setelah Austin duduk pesawat tinggal landas menuju ke Jakarta.
Austin menatap jendela di sebelahnya dan pikirannya menerawang.
“Sayang... aku tahu kau di sana melihatku. Aku akan menemui anak kita. Semoga dia bisa menerima kehadiran ku setelah semua yang kulakukan padanya.”gumam Austin lirih menatap sinar terang yang berkedip di luar jendela.
Satu jam setelahnya Austin memejamkan mata dan tertidur.
Delapan jam kemudian lelaki itu bangun dan mrlihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 03.00 dini hari.
“Oh...sebentar lagi aku sampai.”batin Austin menegakkan duduknya.
Dua jam kemudian pesawat landing di bandara Soekarno-Hatta dan semua penumpang pesawat turun dari sana.
Austin berjalan keluar dari bandara dengan Paul yang mengawalnya.
“Tuan ke mana kita pergi ?”ucap Paul setelah mereka berada di luar bandara di jalanan raya.
Austin tak pernah melupakan alamat tempat tinggal ibunya Alexa dan itu sudah ada di luar kepala meskipun sudah berpuluhan tahun lamanya dia menjamah tempat itu.
“Panggil taksi dan aku akan berikan alamat tepatnya pada drivernya nanti.”ucap Austin memberi perintah.
Paul segera bergerak dan memanggil beberapa taksi yang lewat. Dia merasa menghentikan taksi setelah beberapa kali memanggilnya.
Austin segera masuk dan duduk di mobil bersama bodyguardnya. Di dalam dia memberitahukan alamat tempat tujuan pada driver taksi.
“Okay sir, I will take you there.”ucap driver taksi mengarahkan taksi ke jalanan menuju ke rumah Alexa.
Empat puluh menit kemudian taksi turun di depan rumah Alexa. Austin melangkahkan kakinya masuk ke area perumahan itu. Dia berjalan dengan santai sambil melihat ke sekitar.
“Dua puluh tahun lebih aku tak pernah menjamahkan kaki ku ke sini dan semuanya sudah berubah. Semoga saja aku masih bisa mengenali tempat tinggal mu.”gumam Austin terus berjalan dan melihat banyak perubahan di sana.
Setelah sepuluh menit berjalan dia pun akhirnya berhenti di depan sebuah rumah sederhana.
“Tuan apakah di sini rumah nona Alexa ?”ucap Paul bertanya.
Austin hanya mengangguk dan tanpa diminta Paul segera berjalan maju dan mengetuk pintu.
“tok... tok...”
Alexa dari kamar membuka mata saat mendengar suara seseorang mengetuk pintu rumahnya. Dia pun segera duduk dan mengenakan pakaiannya.
Sean ikut terbangun dan kembali menarik gadis itu berbaring di sisinya.
“Ada yang mengetuk pintu di luar. Aku tidak tahu siapa yang bertamu sepagi ini.”ucap Alexa melepas tangan Sean dan berdiri.
“Ayo pemalas... bangun.”ucap Alexa sambil tersenyum kecil menarik Sean turun dari tempat tidur.
“Aku sebenarnya masih ingin tidur. Tapi tak apalah bangun pagi, kita bisa sekalian jogging.”balas Sean dengan malas sambil memakai bajunya.
Lima menit setelahnya Alexa dan Sean berjalan menuju ke pintu.
“klik....”Alexa membuka pintu dan dia terkejut sekali saat melihat siapa yang berada di balik pintu.
“Tuan Austin Bertrand ?”ucap Sean yang juga ikut terkejut saat melihat Austin yang bertamu ke sana.
Dengan cepat dia bergeser berdiri di depan Alexa untuk melindungi gadis itu dari serangan yang mungkin saja akan dilakukan oleh Austin.
Alexa tidak tahu kenapa lelaki itu datang ke rumahnya dan mencarinya. Dia bersembunyi di balik tubuh Sean dan memegang bahu kekasihnya itu.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
phoenix
kalau kisah yang menyedihkan
2023-01-15
0
lentera
Aku senang cerita nya di lanjut
2023-01-07
0