Beberapa jam setelahnya Alexa kembali membuka mata setelah beberapa saat tertidur pasca melahirkan.
Tepat di saat dia membuka mata di depannya terlihat Austin yang sedang menggendong dua bayinya secara bergantian.
“Sayang sekali kalian tak bisa bertemu dengan ayah kalian. Tapi tak apa ada aku yang akan menjadi pengganti ayahmu.”batin Austin menatap iba pada kedua cucunya yang baru lahir sekaligus gembira bisa bersama mereka.
“Ayah.... ? Kapan kau ke sini ?”ucap Alexa menatap Austin sambil duduk.
Austin membawa dua bayi Alexa dan menunjukkannya padanya.
“Aku datang di saat yang tepat. Aku kita tahu kabar tentang kehamilan mu dan begitu sampai ke sini untuk menjemputmu ternyata kau melahirkan.”jawab Austin tersenyum lebar menatap bayi mungil di tangannya.
“oek... oek...”kedua bayi itu menangis bersamaan dan Alexa mengambilnya satu kemudian menyusuinya.
“Cucuku yang tampan, kau mirip sekali dengan ayah mu. Kau diam dulu bersama kakek. Nanti setelah adik mu kenyang gantian kau yang menyusu ibu mu.”ucap Austin pada bayi lelaki gendongnya dan berusaha menenangkannya agar tidak menangis.
Mendengar kata Sean di sebut, Alexa yang sudah lama tak mendengar kabarnya dan sangat merindukannya, menanyakan hal itu pada ayahnya.
“Ayah... apa kau tahu di mana Sean saat ini, maksud ku apa kesibukan dia sekarang ? Sudah hampir setahun dia tak pernah pulang.”tanya Alexa dengan penasaran dan berharap ayahnya mengetahui kabar tentang suaminya itu.
Austin terkejut mendengar pertanyaan Alexa. Dia menyesal kenapa barusan dia menyebutkan nama lelaki itu.
“Oh... Sean... dia-dia... aku sama sekali tak tahu kabarnya dan dimana dia sekarang. Dia seperti hilang di taman bumi begitu saja.” ucap Sean menjelaskan.
Alexa terlihat sedih mendengar jawaban yang diucapkan oleh ayahnya.
“Sebaiknya aku tidak memberitahukan perihal tentang lelaki itu atau dia akan bertambah lebih sedih lagi.”batin Austin juga ikut merasa sedih melihat kesedihan Alexa.
“Bayi itu sepertinya sudah kenyang, sekarang susui bayi ini.”ucap Austin segera mengalihkan pembicaraan. Dia mengambil bayi perempuan dari tangan Alexa dan memberikan bayi lelaki yang digendong untuk disusui.
Alexa menatap bayi lelaki yang disusui nya dan dia memang benar-benar mirip dengan Sean.
“Sayang...sayang sekali ayah ku tak ada di sisi kita menemani kita.”batin Alexa menatap bayinya dengan iba sambil menitikkan air mata.
Keesokan harinya setelah kondisi Alexa benar-benar sehat dokter mengizinkannya untuk pulang.
Sebuah taksi datang tepat di saat mereka berempat keluar dari rumah sakit.
“Ayo kita pulang.”ajak Austin sambil menggendong bayi lelaki Alexa.
“Tuan silahkan masuk.”ucap Paul membukakan pintu.
Alexa dan Austin kemudian masuk dan duduk di belakang dengan tenang dalam taksi, sementara Paul duduk di depan.
Taksi segera meluncur ke rumah Alexa. Beberapa saat kemudian mereka tiba di tempat. Alexa turun dan menggendong bayi perempuannya, diikuti Austin yang menggendong cucu lelakinya.
Di luar rumah tampak Austin dan Paul terlibat suatu pembicaraan.
“Apa kau sudah memesan tiket pesawat nya ?”tanya Austin.
“Sudah tuan. Ini tiketnya.”jawab Paul sambal mengeluarkan tiket dari sabun bajunya dan menunjukkan pada tuannya itu.
“Bagus... satu hal lagi jangan beritahu Alexa apapun informasi tentang Sean jika saja dia bertanya padamu.”ucap Austin lagi menambahkan.
“Baik tuan. Informasi tentang itu akan terkunci rapat.”balas Paul.
Austin kemudian masuk ke rumah. Dia melihat Alexa sedang menaruh bayi perempuan ke box bayi saat bayi itu sudah tertidur.
“Alexa cepatlah berkemas sekarang juga. Bawa semua barang mu yang kau perlukan. Panggil Paul jika kau butuh bantuan.”ucap Austin menghampiri Alexa setelah ia menidurkan bayi yang digendong nya ke box bayi.
Alexa berbalik dan menghadap ayahnya sambil mengerutkan kedua alisnya.
“Berkemas ? Ayah mau mengajakku ke mana ?”jawab Alexa bingung dan tidak tahu ke mana lelaki itu membawanya pergi.
“Satu jam lagi pesawat akan tinggal landas. Kau akan ikut dan tinggal dengan ku.”jawab Austin menjelaskan.
Alexa diam sejenak untuk berpikir. Menurutnya itu kesempatan bagus jika dia tinggal bersama ayahnya di Paris, karena itu artinya setidaknya dia bisa mencari informasi tentang keberadaan Sean yang sampai saat ini masih mengganjal di hatinya.
“Oh... baik ayah.”jawab Alexa. Dia pun terlihat bersemangat dan segera mengemasi barang-barangnya.
Dua puluh menit kemudian Alexa selesai berkemas. Ada empat koper besar di lantai depan rumahnya.
“Ayo kita berangkat sekarang.”ucap Austin sambil menggendong salah satu bayi Alexa menuju ke taksi Ya sudah menunggu mereka 10 menit yang lalu.
“klak...”pintu taksi tertutup dan Alexa menatap rumahnya untuk yang terakhir kalinya.
“Selamat tinggal ibu.”gumam Alexa mengingat kembali sosok ibunya.
Taksi meluncur menuju ke bandara dan mereka segera turun setelah taksi tiba di sana.
“tap... tap...”Alexa berjalan mengikuti Austin menuju ke sebuah pesawat. Dia berhenti sejenak saat menatap destinasi pesawat itu.
“Ayah... apa kita tidak salah pesawat ? Kenapa kita naik ke pesawat dengan tujuan Paris ?”ucap Alexa bertanya sebelum mereka benar-benar salah masuk ke pesawat dengan tujuan Britain.
“Pesawat yang kita tumpangi benar. Siapa bilang kita akan menetap dan tinggal di Paris ?”jawab Austin sambil tersenyum kecil dan terus berjalan.
Alexa tertegun karena telah salah mengira.
“Ayo cepat masuk. Tiga menit lagi pesawat akan tinggal landas.”ucap Austin menoleh ke belakang menatap Alexa yang masih diam mematung.
“Ouh...”hanya itu kata yang keluar dari bibir Alexa. Terlihat wanita itu kecewa mengetahui tujuan keberangkatan mereka, namun dia tetap melangkahkan kakinya juga dan berjalan masuk ke pesawat itu.
Tiga menit kemudian pesawat mengudara menuju ke Britain. Alexa duduk di samping Austin yang juga menggendong buah hatinya.
Gadis itu melamun dan pikirannya melayang pada Sean. Namun segera teralihkan saat kedua buah hatinya menangis.
17 jam kemudian di sore hari pesawat yang mereka naiki mendarat di bandara Britain.
Setelah turun dari pesawat dan berjalan keluar dari airport, di depan airport sudah ada mobil mewah yang menjemput mereka.
“Tuan Austin silahkan masuk.”ucap driver turun dari mobil lalu membuka pintu mobil dan mempersilahkan tuannya masuk.
Setelah semuanya masuk ke mobil, mobil segera meluncur ke rumah Austin yang ada di Britain.
Alexa turun dari mobil setelah mereka sampai di sebuah rumah mewah. Dia melihat ke sekitar menatap pemandangan hijau di sana yang membuat matanya segar saat menatapnya.
Alexa masuk ke rumah dan pelayan di rumah itu segera menunjukkan kamarnya.
Terlihat Austin berada di kamar bayi sedang menggendong dua bayi Alexa secara bergantian dan mengajaknya bicara.
“Ooh... kalian mengerti ucapan kakek ternyata.”ucap Austin tersenyum saat melihat dua bayi mungil itu tersenyum saat dia mengajak mereka bicara.
Sedangkan Alexa yang berada di kamarnya berdiri di depan jendela dan menatap keluar dengan tatapan sedih teringat pada Sean
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
milyader koin
Vooov goooood
2023-01-15
0
garuda ganteng
Sayang sekali malah menjauh lalu Kapan ketemunya mereka nanti
2023-01-07
0
pelangi indah
ceritanya bagus seru bikin penasaran
2023-01-07
0