Di usianya yang belum ada lima tahun, Cyrano dan Cerylle saat ini mereka duduk di bangku SD kelas enam setelah mengikuti program akselerasi.
Di kelas mereka adalah murid berusia termuda yang pernah ada di sekolah dan berbeda dengan murid pada umumnya.
Meskipun IQ mereka menyamai anak usia 12 tahun, tapi pemikiran mereka masih seperti anak seusianya dan cenderung lebih suka bermain daripada belajar.
Di kelas saat pelajaran berlangsung terlihat dua anak itu mengalami kejenuhan saat guru menerangkan pelajaran.
“Aku sudah tahu dan hafal apa yang diucapkan oleh bu guru kali ini. Dia sudah mengulang lebih dari tiga kali. Aah...”gumam Cyrano terlihat bosan dan berulang kali menguap.
Cyrille yang duduk di sebelahnya segera merespon ucapan saudara kembarnya itu.
“Kau bosan ?”ucap gadis kecil itu menarik tangan Cyrano.
“Memang kau mau apa ?”balas Cyrano menoleh ke samping kiri menatap Cyrille.
Gadis kecil itu hanya tersenyum kecil dan mengedipkan matanya. Dia kemudian mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah pensil mekanik.
“tuc....!”Cyrille menekan pensil mekaniknya dan mengarahkannya pada punggung guru mereka yang sedang menulis di papan tulis. Sebuah peluru keramik kecil melesat ke arah pantat sang guru.
“Auwh.... !”pekik sang guru merintih kesakitan. Dia kemudian berbalik dan menatap satu persatu muridnya yang ada di kelas.
Dia kemudian melihat ke bawah dan memungut batu kecil yang terbuat dari keramik.
“Ini... ini ulah siapa ? Ini milik siapa ? Siapa melemparkan ini padaku ?”ucap Mrs. Eve bertanya dengan tampang serius dan tatapan menyelidik.
Seketika kelas menjadi semakin hening dari sebelumnya. Semua murid takut pada Mrs. Eve yang terkenal killer.
Hening, tak ada jawaban dan semua murid tampak tegang kecuali Cyrano dan Cerylle yang lihat santai dan tetap tenang.
“Cerylle pasti kau kan yang melakukannya ?”ucap Cyrano pelan menatap saudari kembarnya itu.
“Aku hanya mewujudkan keinginanmu saja.”jawab gadis kecil itu sambil tersenyum lebar.
“Aku ulangi lagi siapa yang melemparkan ini padaku ?”tanya Mrs. Eve sekali lagi.
Kelas masih tetap hening dan tak ada jawaban dari mereka sama sekali yang membuat Mrs. Eve berjalan melewati satu persatu murid yang ada di sana.
“Baiklah keluarkan semua isi tas kalian dan letakkan di meja. Awas saja jika aku menemukan benda yang serupa dengan ini di meja kalian maka kalian akan mendapatkan hukuman menyalin PR sebanyak lima kali.”ucap wanita itu panjang lebar dan menjelaskan hukuman apa yang akan mereka terima.
Semua murid yang ada di sana seketika wajahnya pucat pasi, kecuali dua orang tadi.
“Kalian tidak mau mengaku jadi jangan salahkan aku melakukannya.”ucap Mrs. Eve mulai berjalan dan melihat satu per satu bangku yang ada di kelas.
Mrs. Eve tidak menemukan benda yang seperti di bawanya di beberapa bangku muridnya.
“Coba keluarkan semua benda yang ada di saku baju kalian !”ucap wanita itu karena mengira mereka menyembunyikannya di sana.
Semua murid segera merogoh saku baju dan celananya lalu mengeluarkan semua benda yang ada di saku mereka ke meja termasuk si kembar C.
Mrs. Eve berhenti di meja mereka dan melihat barang mereka yang ada di sana. Dia mengambil bolpoin milik Cerylle.
“Bolpoin mu bagus juga.”ucap wanita itu melihat bolpoin milik Cerylle yang berbeda dari bolpoin pada umumnya.
“Iya bu... itu hadiah dari papy dari Hungaria.”jawab Cerylle singkat dan tersenyum manis.
“Oh ya....jika papy mu nanti punya lagi satu, ibu guru mau.”jawab wanita itu tersenyum lebar lalu menara kembali bolpoin itu ke meja.
Mrs. Eve kemudian kembali berjalan dan menuju ke bangku lainnya untuk mencari benda tadi.
“Anak-anak ini di mana mereka menyembunyikannya ? Pintar sekali menyembunyikan hingga aku tak bisa menemukannya.”batin wanita itu berdiri dan kembali berpikir karena masih belum menemukan benda itu juga.
“Baiklah sekarang lepas semua sepatu kalian dan balik !”ucap Mrs. Eve memberikan perintah terakhir.
Semua Mun seketika melepas sepatu mereka masing-masing dan membaliknya ke lantai.
“tac... !”secara sengaja Cyrano menyenggol bolpoin Cerylle dan membuatnya jatuh ke lantai.
Meskipun tanpa menekan apabila jatuh atau terbentur walaupun itu akan bekerja secara otomatis.
“dsing.... !”peluru yang terbuat dari keramik kembali melesat ke lantai dan berhenti di bawah kaki seorang murid.
“Oo-oo...”ucap Cyrano mengambil bolpoin itu kembali dan menyerahkannya pada saudaranya. Dia pun menoleh pada seorang murid yang duduk di deretan bangku sebelah baratnya, menatap ke lantai.
Tak beberapa lama kemudian Mrs. Eve berhenti di sebuah meja dan matanya tertuju pada suatu benda di lantai.
“Ini apa, Axel ?”ucap wanita itu dan menunjukkannya pada Axel.
Seketika anak kecil itu pucat pasi wajahnya dan keringat dingin mulai keluar.
“Mrs... Mrs. Eve ak-aku... Aku tidak tahu itu punya siapa. Dan Aku tidak pernah mempunyai benda seperti itu.”jawab Axel menyangkal.
“Ini jelas ada di bawah kursi mu, tapi kau masih menyangkalnya. Kalau berani berbuat harus berani mengakui ! Sekarang tugas tambahan mu mengerjakan LKS halaman 49 sampai halaman 58.”ucap Mrs. Eve menjelaskan hukuman yang harus diterima oleh Axel.
Axel pun hanya mengangguk dengan takut meskipun Sebenarnya dia ingin protes karena pada awalnya guru itu bilang tugasnya lima halaman saja tidak seperti yang barusan ia sebutkan.
“kriing.... !” bel tanda jam istirahat berbunyi dan pelajaran berakhir.
“Ouh... astaga gara-gara kalian berolah jamnya jadi habis dan terbuang sia-sia. Baiklah jika begitu tugas kalian mengerjakan LKS halaman 43 - 45.”ucap wanita itu kembali menjelaskan sebelum keluar ruangan.
Setelah Mrs. Eve keluar dari ruangan, Axel kemudian menatap satu persatu temannya yang ada di kelas dan mencari siapa pemilik sebenarnya benda tadi.
“Aku curiga itu ulah dari Cyrano.”batin Axel. Dia pun segera menghampiri Cyrano sebelum anak itu keluar dari kelas, karena malah akan sulit mencarinya.
“Hei Cyrano... pasti kau kan yang mempunyai benda seperti itu ?”ucap Axel bertanya dan langsung menuduh.
“Apa kau punya bukti ?”jawab Cyrano dengan tenang.
“O-oh... aku memang tak punya buktinya tapi aku yakin itu adalah perbuatan mu !”balas anak itu.
“Berarti tuduhan mu itu tidak kuat.”balas Cyrano.
Axel pun tak berdaya dan tak meneruskan perdebatan mereka karena dirinya memang tak mempunyai bukti itu.
Di luar kelas terlihat Cyrano berlari setelah kembali dari kantin untuk membeli burger. Di tengah jalan dia melihat Axel dan dia masih kesal pada temannya itu.
Click... !”Cyrano menekan tombol putih di jam tangannya yang ternyata mengaktifkan sebuah robot serangga kecil.
“wiingg....”seekor robot nyamuk terbang dan hinggap di leher Axel yang terus menerus menggigitnya setiap tiga menit sekali.
“phaaak.... aduh gatal sekali dasar nyamuk nakal !”ucap Axel menepuk lehernya dengan keras.
“Rasakan... berani sama aku dan nikmatilah ciuman dari robot nyamuk itu.”gumam Cyrano berjalan berlalu meninggalkan Axel dan tersenyum dalam hati.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Vincent
Bibit unggul si kembar C
2023-01-08
0
dewi bumi
Luar biasa si kembar
2023-01-07
0
lentera
Wah mungkin kepintaran itu Nurun dari Sean dan juga Austin
2023-01-07
0