Mengubah Identitas

Melihat kedatangan Miguel Reina langsung berlutut di hadapannya.

"Ampuni aku Miguel, aku rela melakukan ini semua, karena perasaan cintaku padamu yang terlalu besar. Aku tak ingin kau mencintai wanita lain melebihi mencintaiku. Karena aku perempuan mandul, Kau pasti akan mencintai wanita yang bisa memberimu keturunan dan akan mencampakkanku begitu saja," ucapnya sambil menangis.

Tubuh Miguel gemetaran dengan bola mata yang memerah mendengar ucapan dari Reina.

Miguel berjongkok kemudian mencekik leher Reina, kemudian mengangkatnya.

Kaki Rena melayang setinggi 5 cm di udara

Akh! Reina menggelepar  merasakan tenggorokannya begitu sakit, tangannya berusaha melepaskan cengkraman tangan Miguel yang menahan aliran darahnya yang ada di kerongkongan.

"Maaf katamu?! bukannya kau tahu sendiri, jika aku tidak menyukai sebuah pengkhianatan! apalagi karena perbuatanmu! ketiga istriku yang lain tidak bisa hamil!"

Akh! Reina mengerang, selama ini dia tidak pernah diperlakukan kasar oleh Miguel.

Miguel menatap tajam ke arah Reina, getaran tangannya menjalar ke seluruh tubuh.

Karena cekikan Miguel tersebut, Reina tidak bisa berkata-kata. Iya hanya mengepakkan tangannya meminta Miguel melepaskannya.

Ketika wajah Reina semakin pucat dengan bibir yang membiru, Miguel langsung melemparkan tubuh Reina hingga membentur lantai.

Bruak ..

Hiks hiks

Sekujur tubuh Reina terasa sakit, pandangannya mulai gelap, matanya menoleh ke arah Miguel yang berjalan menghampirinya.

"Ampuni aku Miguel jangan bunuh aku!" Pinta Reina sambil menakupkan Kedua telapak tangannya memohon pada Miguel.

Miguel berlutut dan mencekik kembali Reina.

Reina  terus meneteskan air matanya, menatap Miguel dengan tatapan yang memohon belas kasihan.

"Maafkan aku Miguel," ucap Reina lirih.

Miguel melepaskan cengkraman tangannya.

"Jika saja aku tak ingat siapa dirimu! mungkin saat ini kau sudah ku habisi! Karena telah melanggar aturan ku, maka kau, akan dipenjara di ruangan ini selama 10 tahun, Reina !" Bentak Miguel.

Mendengar hukuman tersebut Reina menangis histeris

"Tidak! jangan, jangan lakukan itu padaku, ingatlah Miguel, aku istrimu. Aku cinta pertamamu, tidakkah kamu merasa kasihan padaku," pinta Raina sambil mengemis dan mengiba.

"Karena aku kasihan padamu, Aku berikan kau penjara selama 10 tahun! Jika tidak saat ini juga kau kan kukirimkan ke neraka!" Seru Miguel.

Miguel langsung beranjak pergi meninggalkan tempat itu

"Tidak Miguel Jangan lakukan itu! Lebih baik kau bunuh saja aku kalau begitu!"seru Reina.

Namun Miguel tak menghiraukannya.

"Penjaga, kalian awasi dia perlakukan dia seperti tahanan!"seru Miguel pada dua algojo yang bertugas mengawasi penjara tersebut.

Reina bangkit kemudian berlari menghampiri Miguel. Ia kembali berlutut dan menangis memohon belas kasihan dari Miguel.

"Tidak Miguel, Jangan lakukan ini padaku hiks hiks, aku janji tidak akan mengulangi kesalahan ini, tapi maafkan aku kali ini saja, berilah kesempatan untukku! Lagi pula, istrimu juga bisa sembuh, mereka bisa kembali hamil setelah obat tersebut benar-benar hilang dari tubuh mereka."

Helena coba berlutut dan bersujud di hadapan kaki Miguel yang hendak membuka pintu sel tahanan.

Namun, tangan tReina ditepis oleh Miguel dengan menggunakan kakinya, hingga tubuh Reina yang sudah lemah itu, terhuyung dan jatuh ke arah samping.

Miguel keluar kemudian kembali mengunci pintu.

"Miguel hiks hiks jangan tinggalkan aku Miguel!" Tangis Helena dengan pilu.

***

Sudah dua hari ini Helena jalan-jalan untuk mencari pekerjaan.Namun, tak ada yang mau menerimanya, karena ia tidak memiliki kartu identitas.

"Huh aku harus ke mana lagi, ucap Helena sambil melangkahkan kakinya melihat-lihat ke arah kanan dan kiri jalan.

"Jika saja aku menggunakan identitasku, maka Miguel bisa menemukanku dengan mudah, bagaimana caranya aku mengubah identitasku."Helena bermolong di dalam hatinya.

"Ya Tuhan, bantulah aku dalam memecahkan masalah ini," ucap Helena dengan lirih.

Panasnya matahari siang itu tak membuat langkah Helena menjadi gontai, ia masih bersemangat karena secepatnya ia harus mencari pekerjaan.

Tiba-tiba Helena melihat sebuah truk melaju seperti tak terkendali dari arah yang berlawanan dengannya, saat yang bersamaan di seberang jalan ada seorang wanita muda sedang berjalan di pinggir jalan

Bola mata Helena terbelalak melihat apa yang terjadi di seberang jalan.

"Awas!" Teriak Helena memperingati wanita yang berada di seberang jalan, tapi percuma.

Blus…truk tersebut menyambar pejalan kaki, hingga membuat tubuh wanita itu terpental sejauh beberapa meter.

Sementara truck itu terus melaju.

Helena yang melihat itu segera menyeberang jalan, kebetulan saat itu jalan begitu sepi, karena ia berada di daerah pinggiran kota.

Helena berlari menghampiri gadis yang tergeletak di pinggiran jalan itu.

Jantung Helena seperti ingin copot ketika melihat wajah wanita itu bersimbah darah.

Wanita itu menatap Helena dengan bola mata yang berembun.

"Bertahanlah," ucap Helena,hanya kata-kata itu yang bisa dia ucapkan.

"Ah a-ku Sepertinya aku tidak sanggup lagi bertahan," ucap gadis itu.

"Tidak, aku yakin kau pasti mampu, aku akan telepon ambulans mereka pasti akan menolongmu."

Gadis itu menangis dengan nafas yang terengah-engah.

"Bertahanlah Kau pasti bisa," Ucap Helena sambil merogoh tasnya mencari gawei pintar untuk menghubungi ambulans.

Helena ikut menangis, karena Ia tak tega melihat penderitaan gadis itu yang sepertinya kesakitan.

"Aku yakin aku tak bisa bertahan," lirih gadis itu.

"Maukah ka-u men-olong-ku?" tanya wanita itu dengan terbata-bata.

Helena mengangguk "Katakanlah, apa yang bisa aku lakukan untukmu?"tanya Helena.

"Di tasku, ada identitas ku, aku sudah melarikan diri dari rumah, meninggalkan ibuku yang sedang sakit. Aku meninggalkan ibuku mengikuti lelaki yang aku cintai, tapi justru pria itu yang menghianatiku."

"Sekarang Aku sangat menyesal, begitu menyesal karena meninggalkan ibuku."

"Aku mohon sampaikan maaf ku pada ibuku," ucap wanita muda itu dengan terbata-bata..

Helena menggenggam tangan gadis itu.

"Iya akan aku sampaikan pada ibumu," ucap Helena.

"Kalau begitu teri…"

Gadis itu tak sempat melanjutkan kata-katanya, nafasnya tersengal-sengal dengan bola mata hitam yang naik ke atas, satu hembusan nafas terakhir dari wanita itu, seketika mengakhiri hidupnya.

"Tidak!" tangis Helena yang tidak tega melihat gadis itu.

Setelah kepergian gadis itu, ada beberapa orang pengendara mobil  yang berhenti melihat gadis itu. Tapi tak ada seorang pun yang mau membawa gadis itu ke rumah sakit.

Beberapa saat kemudian ,ambulans tiba. Helena ikut mengantar mayat gadis itu ke rumah sakit.

Mayat gadis itu pun di kremasi di rumah duka yang ada di rumah sakit. Sambil menunggu pihak keluarga yang datang.

Namun, tak ada satupun pihak keluarga gadis itu yang datang hingga berhari-hari, gadis itu pun dimakamkan.

Helena bermaksud mencari alamat ibu kandung dari gadis bernama Maria Dienz.

Alamat di kartu identitasnya, menunjukkan jika ibunya Maria tinggal di kota yang jaraknya sekitar 6 jam dari lokasi nya saat ini.

Untuk memenuhi permintaan dari Maria, Helena pun menghampiri rumah Maria.

Setelah hampir 7 jam perjalanan dengan menggunakan bus, Helena tiba juga di rumah orang tua Maria.

Setibanya di rumah Maria, ternyata rumah tersebut kosong. Helena pun bermaksud untuk menghampiri tetangga yang ada di sebelah rumah.

"Permisi!" Ucap Maria pada seorang pria tua yang sedang berkebun.

"Ada apa?"tanya pria itu.

"Benarkah rumah yang di sebelah adalah rumah nyonya Debora Diez?"tanya Helena.

"Iya, tapi Nyonya Debora Diez sudah meninggal 6 bulan yang lalu," sahut pria tersebut.

"Meninggal?"gumam Helena

"Kalau begitu, apa mereka memiliki keluarga yang lain?"tanya Helena lagi.

Pria tua itu menggelengkan kepala."Sepertinya mereka tak punya keluarga lain, karena tak ada yang berkunjung ke rumah itu, bahkan saat Nyonya Debora meninggal, tak ada yang tahu hingga mayatnya membusuk di dalam rumah."

Helena kaget mendengar penuturan pria itu. Itu berarti dia tidak bisa memenuhi permintaan terakhir dari Maria.

Setelah berpamitan pada pria tua itu, Helena memutuskan untuk pulang, di dalam bus tiba-tiba Helena terpikir sesuatu.

Iya kemudian merogoh tasnya mencari identitas Maria Diez.

'Bagaimana kalau identitas Maria aku gunakan saja,' batin Helena.

Untuk beberapa saat, Helena berpikir dan mempertimbangkan ide yang ia mendapatkan secara mendadak itu.

Mungkin itu sebuah Ilham dari Tuhan atau hanya kebetulan saja, ketika ia bermaksud ingin mengganti identitasnya, Ia mendapatkan kartu identitas lengkap dan utuh dari seseorang yang mengalami kecelakaan.

"Yah, aku yakin aku akan mengubah identitasku menjadi Maria Diez ,dengan begitu aku akan mudah mencari pekerjaan."

Helena tersenyum, "Selamat tinggal Helena Gwen, karena mulai saat ini aku akan mengganti namaku menjadi Maria Diez ."

Bersambung dulu gengs.

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

Helena lg, Reina kali

2023-04-21

0

👑Ria_rr🍁

👑Ria_rr🍁

Welcome Maria, I hope you are healthy

2023-03-19

0

Eva Karmita

Eva Karmita

welcome Maria Diez semoga kebahagiaan selalu menemani hari" mu ya 🤗😘🥰

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!