Hari yang melelahkan bagi Miguel, setelah 4 hari berturut-turut melayani nafsu buas para istrinya.
Saat ini Miguel Terlentang di atas tempat tidurnya. Beruntung hari ini adalah hari Sabtu Miguel memutuskan untuk istirahat seharian di dalam kamarnya.
Pukul 04.00 sore Miguel bangun dengan tubuh yang sedikit segar. Setelah mandi, Miguel bersiap menghampiri kamar Helena.
***
Uek uek! Terdengar suara orang muntah-muntah di dalam kamar mandi.
Miguel langsung masuk ke dalam kamar Helena.
Melihat Helena yang tak ada di atas tempat tidur, Miguel buru-buru menghampiri kamar mandi.
Uek! uek! suara orang muntah terdengar lagi. Di dalam kamar mandi ia melihat Momo sedang memijit tengkuk Helena.
"Ah perutku sakit sekali Momo," keluh Helena setelah muntah seharian.
"Dia kenapa Momo?"tanya Miguel.
"Nyonya mengalami ngidam yang ekstrim tuan, setiap perutnya terisi makanan atau minuman ia pasti akan muntah," ujar Momo
Setelah muntah tubuh Helena seketika merasa begitu lemas.
Momo menahan tubuh Helena yang tak berdaya itu agar tak jatuh. Melihat hal itu, Miguel menghampirinya kemudian meraih tubuh Helena dan menggendong nya.
Sementara Momo masih memegang standar infus.
Sambil menggendong Helena, Miguel menatap wajah pucat istrinya yang selalu memalingkan wajahnya tersebut.
Dengan hati-hati Miguel meletakkan tubuh Helena di atas tempat tidur. Lagi-lagi Helena membuang wajahnya,enggan menatap wajah Miguel.
Helena merasa menderita ketika tinggal di harem ini, dan semakin bertambah menderita lagi, ketika ia mengandung benih Miguel, seorang pria yang paling ia benci di dunia ini.
Miguel mendaratkan bokongnya di atas tempat tidur di samping Helena.
"Momo apa wanita hamil memang seperti itu?" tanya Miguel khawatir.
"Iya Tuan, wanita hamil biasanya muntah-muntah."
"Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi perasaan mual-mualnya?"
"Entahlah Tuan, coba anda tanyakan pada Nyonya, apa yang ia inginkan saat ini."
Miguel meraba kepala Helena yang berbaring membelakanginya.
"Helena,katakan apa yang kau inginkan? Agar aku bisa mewujudkan keinginanmu, supaya calon bayi kita yang merasa nyaman?"tanya Miguel dengan nada membujuk.
Helena bergeming, tangannya meremas sprei dengan gemetar. Ia terlalu membenci Miguel, hingga tubuhnya bereaksi dengan gemetar.
Bahkan untuk menjawab pertanyaan dari Miguel saja, Helena tak sudi.
Helena membenci Miguel dengan perasaan benci sebenci-bencinya. Saking membencinya, timbul perasaan Helena untuk membunuh pria itu.
"Katakanlah Helena apa yang kau butuhkan, maaf jika selama ini aku bersikap kasar terhadapmu,aku janji aku tak akan menyakitimu lagi, karena kau telah mengandung anak ku," ucap Miguel sambil membelai rambut Helena.
Kemudian Miguel memeluk Helena dari belakang, karena masih belum mendapat respon dari Helena.
"Maafkan aku Helena, karena kau telah mengandung anak ku, akan ku lakukan apa saja untuk menebus kesalahan ku pada mu. Sekarang kau dan aku adalah sepasang suami istri, dan sebentar lagi kita akan memiliki anak, aku mohon berusahalah melupakan dendam mu terhadap ku, seperti aku yang telah berusaha melupakan dendam ku terhadap mu," bisik Miguel.
Helena mendorong wajah Miguel agar menjauh darinya.
"Keluarlah dari kamar ini! Yang aku inginkan saat ini adalah kematianmu!" Seru Helena dengan Vibra suara yang bergetar karena benci.
Miguel menjauh, ia tahu jika tak akan mudah melupakan rasa sakit dan trauma yang pernah ia torehkan di hati Helena.
Namun, Miguel tetap akan berusaha meyakinkan kepada Helena jika dirinya sudah berubah, .Bagaimanapun, Helena kini telah mengandung calon pewaris untuknya, sesuatu yang begitu ia dambakan selama hampir 10 tahun.
Momo menganggukkan kepalanya memberi isyarat kepada Miguel untuk mengikuti perintah Helena terlebih dahulu.
"Baiklah Helena, jika kau ingin aku pergi, aku akan pergi dari ruangan ini,"ucap Miguel sambil beranjak dari tempat tidur.
Miguel menjauh dari ranjang Helena.
"Maaf tuan saya harus menutup pintu ini, mungkin Nyonya sedang trauma, untuk sementara biarkan Nyonya Helena sendiri dulu. Selain trauma, mungkin Nyonya Helena butuh refreshing, ia butuh sesuatu yang baru untuk menghilangkan kejenuhannya yang selama sebulan lebih terus berada di dalam harem ini."
"Jenuh?"gumam Miguel.
"Iya Tuan, biasanya orang hamil butuh suasana yang berbeda, suasana baru yang membuat perasaannya menjadi tenang dan rileks."
"Begitu ya?"
"Baiklah, karena besok hari Minggu aku akan bawa Helena jalan-jalan ke kota, katakan pada Helena, besok sore aku akan membawanya jalan ke kota."
Momo tersenyum, sekarang Miguel sudah bisa menerima saran darinya.
"Baiklah tuan, nanti saya sampaikan kepada Nyonya Helena, Semoga dengan keluar dari harem ini untuk beberapa saat, perasaan Nyonya Helena akan jadi semakin baik, moodnya jadi bagus dan nafsu makannya bisa bertambah."
"Ya sudah tutup saja pintunya kau harus menjaga Helena selama 24 jam."
***
Momo menutup pintu kamar tersebut kemudian ia menghampiri Helena.
"Nyonya ada berita baik untuk anda," ucap Momo.
"Berita baik apa Momo?"tanya Helena dingin.
"Besok Tuan berencana akan membawa anda jalan-jalan ke kota, Bukannya Anda ingin keluar dari harem ini? Dengan berjalan-jalan, mungkin pikiran anda akan lebih tenang nyonya,"ucap Momo.
Helena membalikkan tubuhnya menatap ke arah Momo.
'Keluar dari harem ini?' batin Helena. Sepertinya Helena begitu tertarik.
***
Keesokan harinya Helena sudah bersiap untuk pergi bersama Miguel.
"Biar saya bantu bereskan barang Anda Nyonya," ucap Momo.
"Tidak usah Momo, biar aku bereskan barang-barang ku sendiri."
Helena membereskan barang-barang yang dirasa perlu, setelah siap, ia duduk di atas tempat tidur.
Perasaan Helena masih tak menentu saat itu, tangannya terus saja mengepal seolah sedang menggenggam amarah dan dalam sekejap lagi akan ia lepaskan.
Miguel tiba di ruangan pribadi Helena.
"Kau sudah siap?"tanya Miguel.
Helena hanya bergeming, sambil menatap tajam ke arah Miguel.
"Ayo kita berangkat sekarang juga,"ucap Miguel sambil menarik lengan Helena kemudian berjalan beriringan dengannya.
Keempat istri Miguel yang lain menatap sinis ke arah Helena dan Miguel.
Menurut mereka, Miguel sudah berbuat tidak adil dengan membawa Helena saja yang berjalan-jalan ke kota.
Namun, mereka bisa apa. Helena sudah menjadi kesayangan bagi Miguel, apalagi dengan kehadiran anak yang ada di rahim Helena.
Mereka sendiri mengakui,kekurangan mereka yang tidak bisa memberikan keturunan bagi Miguel.
***
Mobil melaju meninggalkan kastil mewah milik Miguel.
Miguel sengaja tak membawa Bodyguard serta sopir, ia ingin benar-benar menikmati waktu bersama Helena.
Sepanjang jalan Helena terus menggenggam erat tangannya sambil menatap lurus ke arah depan.
Otaknya bekerja keras merencanakan sesuatu.
"Kau mau ke mana Helena?"
"Kau mau kita belanja atau ke tempat rekreasi?"tanya Miguel sambil mengelus perut Helena yang masih datar.
Helena melirik tajam ke arah Miguel.
'Aku ingin membawamu ke neraka,'batin Helena.
Miguel terus melempar senyum ke arah Helena yang terlihat begitu dingin.
Namun, beberapa saat kemudian tiba-tiba saja Helena tersenyum.
"Bisa kau berhenti sebentar?" pinta Helena.
"Loh kenapa?"
"Aku ingin buang air kecil,"sahut Herlina sambil tersenyum tipis.
Melihat Helena yang sudah bisa tersenyum di hadapannya, Miguel merasa senang, Ia pun memberhentikan mobilnya di sebuah pinggir jalan yang cukup sepi.
"Biar aku temani kau,"ucap Miguel ketika Helena mulai membuka pintu mobil.
Helena menganggukan kepalanya pertanda setuju.
Keduanya turun secara bersamaan.
Miguel menuntun Helena menuju tempat yang sepi dan sedikit tersembunyi agar Helena bisa buang air kecil dengan aman dan nyaman.
"Di sini saja kau buang air kecil," ucap Miguel sambil menunjuk tempat yang sedikit lapang namun tersembunyi.
Helena menghampiri Miguel.
"Silakan saja, biar aku yang menjagamu di sini," ucap Miguel.
"Iya tapi balikan tubuhmu, karena aku malu dilihat olehmu," ucap Helena.
Miguel menurut saja keinginan Helena ,Ia pun membalikkan tubuhnya.
Miguel heran karena tak mendengar suara apapun. Tak terdengar seperti ada orang yang buang air kecil.
"Kau sudah selesai tanya Miguel?"setelah beberapa saat hening, bahkan suara langkah kaki pun tak ada.
"Iya aku sudah selesai, sekarang kau boleh membalikkan tubuhmu."
Mendengar itu Miguel langsung membalikkan tubuhnya.
Namun tiba-tiba saja bola mata Miguel membelalak dengan sempurna.
"Kau! Akh! Apa yang kau lakukan?"tanya Miguel sambil menahan rasa sakit akibat tusukan yang ada di perutnya.
Helena tersenyum menyeringai ,kemudian mendorong tubuh Miguel yang sudah berdarah pada bagian perutnya karena sebuah pisau yang menancap.
"Selamat tinggal Miguel," ucap Helena, kemudian ia meraih kunci mobil yang ada di saku celana jeans Miguel.
Miguel mencoba menarik tangan Helena agar ia tidak lari . Namun, Helena menendang tangan Miguel yang mencengkram tangannya.
Setelah cengkraman Miguel terlepas ,Helena berlari kencang menuju mobil.
"Helena! Jangan pergi Helena!" teriak Miguel.
Bersambung dulu gengs.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
👑Ria_rr🍁
please ya Thor jangan bikin Helena berbuat hal yang macam² yang bisa mengancam kedudukannya
2023-03-19
0
Lia_Sriwijaya
Memang sulit bagi Helena, tapi terlalu nekat juga, Miguel sudah baik. jadi tmbh penasaran dg ceritanya... hehe
2023-01-15
2
mom's Arthan
benci yg sdh merasuk ke jiwanya Helena 😔 semoga Helena gk sampe nekad menggugurkan kandungan yaa thor...
2023-01-15
0