Raina menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, sesekali ia keluar dari kamar menunggu Miguel yang biasanya menghampiri ke kamarnya.
"Dimana Miguel, bukannya malam ini adalah jatah ku untuk tidur bersamanya."
Raina menunggu dengan gelisah, bahkan malam sudah begitu larut Miguel belum juga datang.
Harusnya malam yang dingin ini, akan menjadi hangat bersama Miguel.Raina sudah membayangkan percintaan indah bersama sang suami, seperti sebelum-sebelumnya.
***
"Bagaimana keadaannya?" tanya Miguel kepada seorang dokter yang tengah memeriksa keadaan Helena.
"Dia mengalami demam tinggi, harus banyak istirahat tuan, mungkin karena kelelahan hingga ia mengalami dehidrasi hebat."
Miguel menghela nafas panjang.
"Kuharap dia belum mati, aku belum puas membalaskan dendam ku terhadapnya," dengus Miguel sambil menatap wajah pucat Helena.
"Saya resepkan obat dan Vitamin, saya sarankan untuk menjaga istri anda malam ini, istri anda bisa saja mengalami hal yang tak diinginkan karena suhu tubuhnya yang terlalu tinggi," ucap Dokter tersebut.
Miguel mengangguk lirih.
Dokter memberikan secarik kertas kepada Miguel.
"Kalau begitu saya permisi Tuan."
"Iya silahkan!"
Miguel menatap ke arah dokter yang berlalu dari hadapannya, kemudian ia menoleh ke arah Helena.
"Sayang sekali jika kau harus mati sekarang, padahal baru dua hari aku menikmati tubuhmu," ucap Miguel sambil tersenyum menyeringai.
Duar! byur ! seketika hujan melanda harem tersebut. Angin berhembus kencang menggoyangkan tirai jendela.
Malam yang sebelumnya sunyi, kini gaduh akibat lebatnya hujan.
Miguel beranjak mematikan pendingin udara.Kemudian ia kembali ke meja kecil tempat ia meletakkan laptopnya.
Terdengar gemericik gigi Helena yang kedinginan.
Miguel mendekati Helena kemudian menarik selimut tebalnya hingga menutupi bagian leher Helena.
Wajah Helena tampak merah mungkin karena suhu tubuhnya yang begitu tinggi.
Helena masih menggigil meski tubuhnya ditutupi oleh selimut tebal.
Miguel mengompres Helena dengan kompres instan yang diberikan dokter.
Kemudian ia kembali mengukur suhu tubuh istri tawanannya itu.
"Ehm seperti demamnya semakin tinggi."
Bibir Helena masih gemetar tubuhnya semakin menggigil.
Miguel kembali mencari selimut tebal untuk menutupi tubuh Helena dengan selimut tebal yang berlapis-lapis.
Namun tetap saja ia menggigil.
"Wah Bagaimana caranya agar dia merasa hangat."
Miguel memicingkan matanya karena Ia mendapat sebuah ide.
Miguel melepaskan penutup tubuhnya bagian atas kemudian naik ke atas tempat tidur dan masuk dalam selimut Helena.
Di pelukannya tubuh Helena.
Miguel merasakan ada kenikmatan tersendiri ketika memeluk tubuh Helena yang terasa hangat, apalagi cuaca semakin dingin.
Karena Helena saat itu mengenakan gaun tidur yang tipis dan terbuka, kulit mereka bersentuhan secara langsung.
Helena masih menggigil dalam pelukan Miguel, hembusan hangat Miguel yang hangat menyapu lembut di tengkuk Helena.Tanpa sadar, Helena semakin membenamkan kepalanya di ceruk leher Miguel yang terasa hangat.
Dada Miguel bergemuruh ketika bibir Helena menyentuh bagian dadanya dengan hembusan nafas yang terasa panas.
Perlahan lahan gemericik gigi Helena tak lagi terdengar. Beberapa detik berikutnya Miguel mendengar suara dengkuran lirih yang keluar dari Helena.
Angin yang kencang serta suasana yang dingin membuat Miguel juga ikut mengantuk. Ia ikut terlelap di bawah selimut tebal dengan tubuh Helena yang hangat memeluknya.
***
Karena merasa geram menunggu Miguel yang tak juga datang.
Raina berusaha mencari keberadaan Miguel di sekitar harem.
Setiap istri Minguel memang diberi jatah bergiliran untuk bisa bermalam bersama suami mereka.
Raina menggedor pintu satu persatu ruangan di dalam harem mencari keberadaan Miguel.
"Cecilia apa Miguel bersamamu?"tanya Helena pada istri kedua Miguel.
Cecilia menyunggingkan senyum tipis.
"Mana aku tahu, coba saja cari di harem si bungsu,"ucap Cecilia sambil menutup pintu kamarnya.
"Bedebah! awas saja jika Miguel menghabiskan malam ini bersama Helena lagi, akan kubuat perhitungan dia."
Dengan langkah tergesa-gesa Raina menghampiri kamar Helena.
Kemudian ia masuk ke kamar tersebut, seketika emosinya semakin memuncak melihat sang suami yang seharusnya tidur bersamanya malam ini, malah tidur bersama Helena, apalagi saat itu mereka tengah berpelukan mesra.
Api cemburu kembali membakar hati Raina. Namun ia tak berani marah-marah karena ada Miguel disana.
Raina meluar sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai melampiaskan rasa sakit hati,kecewa dan cemburunya terhadap Miguel.
"Awas aja akan kubunuh gadis itu jika dia berani merebutmu dariku!"
Raina kembali ke kamar, sambil menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.
Ia menatap dirinya di cermin, kemudian membandingkan wajahnya dengan wajah cantik Helena.
Lagi-lagi, karena merasa dirinya tak secantik Helena ,Raina kembali terbakar cemburu dan merasa iri.
***
Sudah 3 hari Helena dirawat,keadaannya tak jauh berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Selain perlakuan Miguel dan kekerasan yang ia dapat,Helena juga mengalami trauma yang semakin memperburuk keadaannya.
Harusnya Helena di bawah ke rumah sakit, karena keadaannya yang tak berubah setelah tiga hari. Namun Miguel lebih memilih untuk merawatnya di rumah.
Ini malam yang ke-4 Miguel tidur di kamar Helena menemaninya, setiap malam Helena memang selalu menggigil dan hanya bisa hilang jika mendapat pelukan dari Miguel.
Pukul 09.00 malam Miguel menghampiri kamar Helena, saat itu mata Helena masih tertutup dengan rapat.
Helena dalam keadaan seperti itu tetaplah terlihat cantik, tubuhnya yang seksi dibalut kain tipis.
Miguel menyunggingkan senyum tipis.Melihat lekuk tubuh Helena.
Miguel yang memiliki hasrat yang begitu besar itu mulai bergairah.
Apalagi bibir Helena yang tipis dan kemerahan selalu menantang untuk dijamah.
Miguel melepaskan seluruh penutup tubuhnya agar bisa mendapatkan kehangatan sempurna.
Ia berbaring di samping tubuh Helena kemudian melorotkan gaun tidur yang dikenakan Helena.
Setelah semua terlepas, Miguel semakin tak bisa menahan hasratnya, padahal jika ia mau, bisa saja ia melampiaskan hasrat pada keempat istrinya yang lain.
Miguel mendekati wajah Helena kemudian mengecup bibir mungil istrinya itu.
"Ehm, hangat dan lembut," gumam Miguel sambil mengulum bibir istrinya.
Tangan Miguel mulai bergeleria menjamah setiap inci dari tubuh Helena. Kecupan ia hujani di setiap jengkal tubuh yang mulus dan seksi tersebut.
Nafas Miguel memburu hasratnya sudah menuntut untuk di lampiaskan.
Tanpa menunggu lagi Miguel langsung menin*dih tubuh yang hangat tersebut, membuat nafasnya semakin memburu. Miguel memeluk tubuh Helena sebelum memasukan senjatanya ke tempat semestinya.
"Akh! Nikmat sekali," racau Miguel sambil membenamkan senjata hingga ke dasar dan menyentuh rahim Helena.
Beberapa saat Miguel menikmati sensasi berdenyut yang membuatnya mabuk kepayang.
Setelah tak lagi mampu menahan hasratnya, Miguel mulai mendorong senjata keluar masuk secara perlahan.
Akh! Ehm, Nikmat, racau Miguel ketika merasakan senjatanya di jepit kencang oleh kehangatan yang lembut.
"Luar biasa! Nikmat sekali!"Rintih Miguel sambil mengayunkan senjata bergerak dengan lembut.
Suara ******* Miguel menggema di ruangan tertutup tersebut, membuatnya semakin semangat dan bergairah.
Tubuhnya mulai dibanjiri keringat meski suasana malam itu begitu dingin karena diguyur hujan lebat.
"Akh! Hangat dan nikmat!"racau Miguel sepanjang malam.
Entah berapa lama Miguel melakukan peraduan dengan Helena yang masih berada di alam bawah sadarnya.
Miguel baru benar-benar berhenti, ketika tubuhnya benar-benar lelah dan senjatanya sudah tak mau menegang lagi.
Tubuh Miguel roboh di samping tubuh Helena, nafasnya tersengal-sengal baru ia sadari jika bercinta dengan lembut, lebih nikmat daripada apa yang selama ini ia lakukan terhadap Helena.
Helena membuka matanya karena merasa ada terpaan hangat yang menyentuh ubun-ubunnya.
Telinganya juga mendengar suara detak jantung yang berdetak dengan teratur.
Helena mendongakkan kepalanya melihat siapa yang memeluknya tanpa busana tersebut.
Helena berbaring terlentang ia merasakan bagian bawah tubuhnya begitu lembab, seketika ia langsung menoleh ke arah Minguel.
"Dasar bajingan! Bahkan saat aku tak sadar pun dia melakukannya terhadap ku!" Benih kebencian di hati Helena tumbuh semakin menjadi-jadi.
***
Raina mengumpulkan para istri Miguel di dalam ruangan pribadinya.
"Ada apa, memanggil kami ke sini?"tanya Cecilia.
"Sudah berapa lama kalian tak mendapatkan jatah giliran?"tanya Raina.
"Sejak kehadiran wanita itu!"sahut salah satu istri Miguel.
"Aku rasa wanita itu akan menghancurkan kedamaian yang selama ini terjadi di harem ini."
"Ia bermaksud menguasai Miguel, dengan membuat Miguel iba terhadapnya, jika dibiarkan seperti ini terus, bisa-bisa kita semua tersingkir dari harem ini,dan kalian semua tidak ingin kan? suami kalian dikuasai oleh perempuan sialan itu!"
Para istri itu memang mulai merasakan perbedaan yang terjadi di lingkungan harem, sejak kehadiran Helena.
Bahkan sejak kedatangan Helena di rumah itu, Miguel tak pernah menyentuh mereka lagi dan lebih banyak menghabisi waktunya bersama Helena.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Aku merasa suami kita itu sudah jatuh cinta pada gadis itu," cetus Elisabeth istri Miguel yang ketiga.
"Kau benar !sebelum semua terjadi,Bagaimana jika Hajar saja Helena itu sampai dia cacat atau mati," usul Raina.
"Benar juga!"
"Bagaimana caranya? Miguel pasti marah besar jika kita menyakiti Helena."
"Kalian tenang saja, aku yang akan mengatur semuanya, kita sakiti Helena saat Miguel tak ada di rumah dan kita buat seolah-olah itu adalah kecelakaan.
"Baiklah setuju!"
"Oke kita akan atur rencana selanjutnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Kaizar Kaizar
oh tidak jangan menyakiti lebih dari ini
2023-02-11
0
👑Ria_rr🍁
Ck, sekarang aja bersikap kasar kelak klo udah jatuh hati baru nah ribet cemburu
2023-01-18
0
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
moga2 Author mengagalkan rencena isteri² Tua Miguel....Dan mereka lah yg mendapat Kan Rencana itu
2023-01-08
0