Helena mulai bosan karena harus berbaring atas ranjangnya. Matanya menatap ke arah infus yang membuatnya tak bebas bergerak.
Ia melepas sendiri infus yang melekat di tangannya.
Kemudian Helena berjalan dari kamar menuju balkon untuk mencari angin segar. Namun, tanpa sengaja ia melihat para Bodyguard keluar melalui pintu yang ada di pagar tembok yang pernah ia datangi.
Helena mengamati tembok tersebut dari kejauhan. Seorang Bodyguard meletakkan telapak tangan di bagian sebelah kanan bawah tembok tersebut.
Tiba-tiba saja Pintu itu terbuka sendiri.
Helena membelalakkan bola matanya. Entah apa yang disentuh pria itu. tiba-tiba tembok itu berputar dan membuka dengan sendirinya.
Helena menutup mulutnya, ia hampir tidak percaya, ia pikir tembok seperti itu hanya ada dalam film-film action yang pernah ia tonton.
"Jadi seperti itu membuka pintu pagar tembok itu," gumam Helena.
Helena kembali memperhatikan pria tadi yang ternyata membawa beberapa bungkusan plastik besar.
Helena menunduk, agar pria yang keluar masuk di tembok itu tak menoleh ke arahnya.
Setelah pria itu tak lagi tampak,Helena kembali masuk ke dalam kamar.
"Aku sudah tahu cara pergi dari tempat ini, mumpung Miguel tidak ada dan penjagaan sepi, nanti malam aku akan lari menggunakan pintu itu."
Helena kemudian mempersiapkan pelariannya.
Ia membawa gunting, membawa barang penting dan senter, karena ketika malam, keadaan di taman itu cukup gelap.
Helena tak membawa pakaian apapun, Ia hanya membawa barang-barang yang dirasakan penting untuk melarikan diri.
Setelah semua beres, Helena kembali ke tempat tidur, berpura-pura sakit.
***
Sudah berhari-hari ini Reina menunggu waktu agar bisa menaburkan obat penggugur kandungan pada makanan Helena.
Namun, tidak semudah yang ia bayangkan, bahkan di hari ketiga, ia belum berhasil menabungkan bubuk ramuan penggugur kandungan tersebut.
"Sialan! aku harus cepat-cepat menaburkan obat ini ke makanan Helena, jangan sampai Miguel mengetahui jika Helena hamil, ia akan semakin protektif terhadap Helena."
"Tapi bagaimana caranya?"
"Aku juga tak mungkin datang ke kamar Helena, hanya untuk menaruh bubuk ini."
"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Reina sambil berjalan mondar-mandir di depan ranjangnya.
Saat itu waktu menunjukkan pukul sebelas malam, tiba-tiba Reina melihat bayangan di kaca jendelanya seperti orang yang lewat sedang mengendap-ngendap.
"Siapa itu? kenapa ada yang keluar dari harem malam-malam begini, apa yang akan dilakukannya?"
Reina kemudian mengejar sesosok bayangan yang berjalan mengendap-ngendap menghindari sorut lampu di koridor.
"Dia? bukannya itu Helena, apa yang dilakukan Helena di malam seperti ini."Reina bermonolog
"Aku ikuti saja dia," pungkasnya.
Dengan mengendap-ngendap pula, Reina coba mengikuti Helena yang sedang berjalan melewati koridor.
Helena berjalan menuju ujung koridor, sesekali ia melihat ke arah sekeliling khawatir ada yang mengikutinya dan memergokinya.
'Ya Tuhan tolonglah bantu aku agar bisa kabur dari sini,' batu. Helena.
Sekitar 10 menit berjalan mengelilingi harem, akhirnya ia tiba juga di sebuah taman.
Helena terus melanjutkan perjalanan.Namun tidak dengan Reina. Dari kejauhan Reina melihat sosok Miguel Yang sepertinya baru saja tiba dari luar kota.
"Gawat! Aku harus kembali ke harem secepatnya. Aku berharap Helena berhasil melarikan diri."
Agar Miguel tak curiga, Reina berjalan santai, dari kejauhan saja ia sudah bisa mendengar langkah kaki Miguel yang menggunakan sepatu boot nya.
"Reiina!" panggil Miguel.
Reina berhenti ia mengatur nafas dan memulai sandiwaranya kembali.
"Miguel kau baru datang?" tanya Helena berusaha untuk mencari simpati.
Miguel menatap aneh ke arah Raina.
"Apa yang kau lakukan malam-malam begini?" tanya Miguel.
"Oh aku tidak bisa tidur, mungkin karena aku terlalu merindukanmu, kali ini kau pergi lama sekali," tutur Reina coba untuk membujuk Miguel dengan memeluk nya.
"Miguel, Apa kau tak merindukanku?" tanya Reina.
"Tentu saja aku merindukanmu dan semua istri-istriku yang lainnya, "sahut Miguel dingin.
Reina memutar bola mata malasnya, saat itu kepalanya masih bersandar di dada bidang milik Miguel.
"Miguel aku merindukanmu, malam ini temani aku tidur," pinta Reina.
"Tidak! hari ini masih hukuman bagi kalian, besok hukuman kalian baru berakhir. jadi malam ini aku akan tetap tidur di kamar Helena."
'Gawat! jika Miguel tahu Helena melarikan diri, Ia bisa mengejar Herlina dan rencana Helena untuk kabur akan sia-sia,' batin Helena.
Reina melepaskan pelukannya.
Aku tidak mau miguel sampai tahu, jika Helena kini tengah mengandung anaknya.
"Tolonglah Miguel, sudah sebulan ini kau tak pernah tidur bersamaku, aku ini istri pertama mu, harusnya aku lebih istimewa daripada istrimu yang lainnya," pintaRaina dengan sedikit memohon
"Aku sudah bilang padamu Reina! besok baru kita mulai jadwal bergilir lagi, malam ini aku akan tidur di kamar Helena," ucap Miguel dengan dingin.
Entah apa yang dirasakan miguel saat itu, setibanya di harem, ia sepertinya ingin cepat-cepat menuju kamar Helena.
Kletak.. kletek ..kletok.. langkah sepatu Miguel menaiki anak tangga. Suara sepatu yang sangat khas, hingga membangunkan para istri-istrinya.
Mereka semua bangkit dari tempat tidur secara bersamaan, ketika mendengar suara langkah kaki seorang pria yang begitu mereka rindukan.
Namun, karena masih masa hukuman, mereka harus tetap berada di kamar dan hanya mengintip lewat jendela kamar.
Rindu sudah tidak terbendung untuk pria tampan tersebut, hampir sebulan mereka tak pernah mencicipi kehangatan Miguel, bahkan selama itu, Miguel juga tak pernah bicara pada mereka.
Kreak … Miguel tiba di kamar Helena.
Begitu pintu terbuka, ia langsung membuka saklar hingga kamar tersebut yang semula gelap menjadi terang.
Miguel semakin membelalakkan bola matanya, ketika tak mendapati Helena berbaring di tempat tidur. Padahal menurut penuturan Momo, Helena sedang sakit.
Miguel kemudian menghampiri kamar mandi untuk mencari keberadaan Helena.
Tentu saja Ia juga tak menemukannya di sana.
'Ke mana perginya Helena?" tanya Miguel dengan penuh emosi.
Kletek ….kletek …kletek ..kletok langka Miguel di tengah malam itu, dari suara langkah kakinya terlihat sekali jika Miguel berjalan cepat. ia langsung menuju kamar Momo.
Tok tok tok pintu digedor secara kuat oleh Miguel.
"Momo! bangun Momo!"
Kreak …pintu langsung dibuka Momo karena mendengar suara teriakan Miguel
"Ada apa Tuan?" tanya Momo.
"Di mana Helena?!" tanya Miguel emosi.
"Nyonya ada di kamarnya tuan," "jawab Momo dengan gugup, ia khawatir terjadi sesuatu pada Helena
"Kalau ada di kamarnya, aku takkan mencarinya sampai ke sini!"
"Maaf tuan saya tidak tahu!"
"Bedebah!" cari Helena sampai ketemu.
Miguel kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil handphonenya.
"Helena kabur melarikan diri!cepat periksa dan kepung kawasan ini!" titah Miguel pada sambungan teleponnya.
bersambung dulu gengs jangan lupa dukungannya ya seikhlasnya saja terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
👑Ria_rr🍁
makin kesini makin ilfil sama Miguel, dah kaya komedi putar. Iih jijay, semoga Helena lancar jaya aksi kaburnya
2023-01-19
0
Lia_Sriwijaya
thorrr4 aq kasih kopi pagi² biar semangat ngetik nya hari ini jadi double up lagi... hehe
2023-01-12
1
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
Kabur Dan ank itu usah digugurkan..asbab kamu kabur makanya kamu Selamat dari madu2 mu yg jahat apalagi isteri tua itu Reina
2023-01-12
0