Yang Disembunyikan Selama Ini.

"Kalau begitu selamat Nyonya, tuan Miguel pasti senang mendengar berita ini," ucap Momo.

"Tidak Momo! Jangan beritahu pada siapapun tentang kehamilan ku ini," ucap Helena sambil meneteskan air matanya.

"Tapi kenapa Nyonya,saya yakin tuan Miguel akan bersikap lebih lembut jika mengetahui Anda dalam keadaan hamil. Bukankah Tuhan Miguel memang menginginkan pewaris, Karena itulah ia menikahi banyak wanita."

"Menginginkan pewaris?  Tapi kenapa harus aku yang mengandung anaknya hiks hiks,"tutur Helena dengan perasaan kalut.

"Nyonya saya yakin jika Tuan Miguel mengetahui Anda hamil ia akan memperlakukan anda lebih baik bahkan Anda akan menjadi istri yang paling dia sayangi."

Helena melirik ke arah Momo yang terlihat berbinar, momo  ikut merasakan kebahagiaan.

Maklum saja, selama ini yang ia lihat Helena selalu menderita karena perlakuan buruk dari Miguel dan para selir-selir Miguel terhadapnya.

'Tapi aku tak menginginkan itu, aku tak ingin disayangi olehnya, aku hanya ingin pergi dari sini, karena aku tak ingin terjebak di dalam pernikahan ini bersamanya!'batin Helena.

Helena memutar otaknya mencari jalan keluar, ia masih bertekad untuk melarikan diri dari harem ini.

"Baiklah Nyonya, jika itu yang anda inginkan,saya tak akan  memberitahukan kehamilan anda ini pada siapapun."

***

Reina berada di dapur untuk memasak makananya sendiri. Tanpa sengaja, ia melihat Momo sedang membuka kotak susu kemudian menaruh susu bubuk tersebut di dalam wadah. 

Sementara kotaknya ia buang di tong sampah. Setelah segelas susu siap disajikan, Momo mengantar susu itu ke kamar Helena.

Setelah kepergian Momo Reina mencari  kotak susu yang dibuang oleh Momo di tong sampah.

Tanpa rasa jijik, Reina  meraih kotak susu yang berada di tong sampah itu 

Matanya langsung membulat dengan sempurna, ketika melihat kotak  susu khusus ibu hamil yang dibuang oleh Momo.

"Oh jadi Helena hamil pantas saja dia di infus."

Reina menatap tajam ke arah depan sambil meremas kemasan karton tersebut.

Ia langsung menuju kamarnya dan meninggalkan makanan yang sudah susah payah ia masak sendiri.

Di lingkungan harem kini tak ada siapa-siapa kecuali Momo dan kelima istri Miguel.

Helena menuju kamar, kemudian mengunci pintu kamarnya. Segera saja ia mencari benda pipih yang biasanya digunakan untuk menelpon.

Halo ada apa nyonya Reina suara seberang telepon menyapa.

''Graces, Aku ingin kau membuatkanku ramuan," ucap Helena.

"Beres Nyonya, Nanti sore akan kukirim ramuan tersebut."

"Tunggu dulu Grace, selain ramuan pencegah kehamilan, Aku ingin pesan ramuan penggugur kandungan. Apa kau bisa?"tanya Helena.

"Hahaha Nyonya sudah berapa tahun Anda berlangganan dengan saya, ramuan yang saya buat selalu manjur, Anda lihat sendiri kan madu-madu Anda sampai saat ini tidak ada yang hamil."

"Bagus kalau begitu aku berharap janin itu bisa mati tanpa meninggalkan kecurigaan."

"Siap Nyonya, Besok aku antar. Kalau boleh saya tahu, untuk apa anda memesan ramuan penggugur kandungan, Apakah salah satu madu anda sedang mengandung?"

"Iya dan yang hamil saat ini adalah istri baru Miguel. Aku lupa memberinya ramuan pencegah kehamilan, seperti aku memberi minuman itu pada madu-maduku yang lain."

'Hahaha biarkan sajalah nyonya, Kasihan juga tuan Miguel jika ia sampai benar-benar tak bisa mendapatkan keturunan."

Tidak akan, aku takkan membiarkan istri Miguel yang lain hamil. Mereka juga harus ikut mandul sama sepertiku."

"Itu kesalahan anda sendiri nyonya, saya sudah bilang jika anda ingin meminum obat penggugur kandungan harus pakai dosis yang benar, agar tidak merusak rahim anda. Tapi anda justru tidak sabar dan menginginkan keguguran dalam waktu yang cepat."

"Mana aku tahu jika efeknya bisa membuat aku menjadi mandul!"

"Saat itu Miguel dan aku akan menikah, jadi aku harus bisa membuang janin yang ada dalam rahimku secepatnya, agar Miguel tidak curiga jika ada anak dalam kandung bukanlah anaknya."

"Kalau perlu, kau buat saja nasib Helena sama  sepertiku. Dengan meminum ramuan itu, dia bisa jadi mandul."

"Tidak bisa nyonya, jika anda memberikan pada Helena ramuan itu, mereka pasti akan curiga Karena rasa sakit yang luar biasa yang akan timbul dengan tiba-tiba."

"Tapi jika anda berikan obat itu sedikit demi sedikit, maka obat itu secara perlahan bisa membunuh janin di dalam rahimnya, hanya saja tidak akan berakibat buruk sampai merusak rahimnya."

"Terserah saja, yang jelas aku tidak ingin ada wanita yang mengandung anak Miguel. Miguel pasti akan mencintai wanita itu lebih dari mencintaiku! jika mereka mengandung pewaris baginya."

Reina langsung menutup telepon tersebut.

Tatapannya menatap tajam ke arah lurus.

"Kali ini aku tidak boleh melakukan kecerobohan," ucapnya dengan bibir gemetar.

***

Momo tiba di kamar Helena. Saat itu Helena tampak termenung karena ia masih syok  dengan berita kehamilannya.

"Nyonya, saya bawakan susu untuk ibu hamil, susu ini baik untuk kesehatan janin anda."

Helena menatap hampa ke arah Momo.

"Aku tidak mau meminumnya hiks hiks. Aku tak mau ada darah daging pria itu di dalam rahimku!  hiks Aku begitu membencinya," tutur Helena dengan wajah yang sudah basah oleh air mata.

"Nyonya, jangan salahkan bayi yang ada di kandungan anda, dia tidak bersalah. Bisa jadi kelak bayi itu yang akan membawa kebahagiaan di hidup anda."

Momo mendekati Helena untuk menenangkan Nyonya mudanya itu, ia melihat Helena dalam keadaan rapuh saat itu.

"Nyonya, banyak sekali wanita yang ingin memiliki anak, tapi tak  bisa melahirkan, contohnya seperti Nyonya Reina sudah 10 tahun menikah, tapi belum juga dikaruniai seorang anak."

"Anak Anda akan jadi pewaris tunggal harta Tuan Miguel Simon, Bukannya Anda bilang jika Anda, tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Jika anda menggugurkan kandungan anda, bisa saja akan  berakibat jangka panjang yang akan membuat anda menyesal seumur hidup, seperti rahim anda akan rusak dan tidak bisa lagi mengandung."

Helena tertegun mendengar penjelasan dari Momo, benar apa yang dikatakan oleh Momo Anak itu tidak bersalah. Lagi pula hanya anak itu satu-satunya orang yang ia miliki saat ini. Sementara ayahnya sudah dipenjara dan dia sendiri tak tahu bagaimana nasib ibu sambungnya.

"Ayo minumlah Nyonya, berikan yang terbaik untuk putramu, kelak Ia juga akan memberikan yang terbaik untuk dirimu."

"Jangan terlalu banyak dipikirkan nyonya, jalani saja, saya yakin suatu saat anda akan bahagia karena kehamilan ini."

Setelah dibujuk dan diberi pengertian akhirnya Helena mau minum susu yang dibuatkan oleh Momo.

Helena meneguk  habis minuman tersebut daneletakkan gelasnya di atas Nampan.

Kemudian ia kembali ke dapur.

***

Di tangan Reina kini sudah ada ramuan berupa bubuk penggugur kandungan.

Sesuai dosis, obat itu harus diminum selama 3 hari berturut-turut.

Raina ke dapur, ia bermaksud menaburkan bubuk penggugur kandungan itu ke dalam makanan Helena.

Reina mengintip Momo yang sedang memasak sup untuk Helena.

Karena kejadian sebulan yang lalu, Miguel meminta Momo untuk berhati-hati dan memperketat penjagaan terhadap Helena.

"Momo!" panggil Reina.

Momo menoleh ke arah Reina.

"Ada apa Nyonya?" tanya Momo.

"Momo, Aku butuh bantuan.  Di kamarku, ada kecoa, Aku takut sekali. Kau bisa menolongku kan membersihkan kecoa itu."

'Maaf Nyonya, tapi saya sedang memasak untuk Nyonya Helena."

"Ayolah, sebentar saja. Aku takut berada di kamar."

"Maaf nyonya, saya antar makanan dulu ke kamar Nyonya Helena."

"Tuan Miguel meminta  saya untuk lebih memperhatikan Nyonya Helena dan tidak meninggalkannya, apalagi saat ini nyonya Helena tidak enak badan."

Momo langsung membawa makanan tersebut menuju kamar Helena.

Ia takkan terpengaruh oleh wanita licik itu lagi.

Reina melototkan bola matanya sambil mendengus kesal.

"Sialan sepertinya aku harus menghabisi Momo terlebih dahulu, baru aku bisa membunuh janin yang ada di rahim Helena tapi bagaimana caranya?" Batin Reina bermonolog.

Bersambung dulu gengs jangan lupa dukungannya ya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***