Helena keluar dari penginapan pagi-pagi sekali.
Dengan membawa mobil milik Miguel, ia menuju ke salah satu kota.Perjalan untuk tiba di kota besar selanjutnya membutuh waktu selama enam jam.
***
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Jika aku tetap menggunakan mobil ini, mereka pasti akan mudah mendapatkan ku."
Sambil menyetir mobil, Helena memikirkan rencana kedepannya.
''Apa aku jual saja mobil ini?" gumam Helena. Helena melirik dompet Miguel.
Ia memeriksa surat-surat kendaraan yang ternyata lengkap dan ada di dashboard mobil.
Helena tersenyum.
"Sepertinya Tuhan memang mempermudah pelarian ku ini," gumam Helena.
Tiba di kota yang ia maksudkan, Helena langsung menjual mobil Miguel dengan harga miring.
Ia mengetahui tempat penjualan mobil bekas di kota itu, melalui internet.
Setelah menjual dan mendapatkan uang dari hasil penjualan mobil tersebut. Helena mencari rumah sewaan.
Kebetulan ada rumah plat yang murah, dan ia bermaksud menyewa rumah tersebut sebagai tempat tinggal. Setelah selesai dengan administrasi, Helena langsung mendapatkan kunci rumah tersebut.
Helena membuka pintu kamarnya, seketika senyum terkembang di bibirnya, karena hari ini ia akan memulai hidup baru kembali.
Dengan lantah gontai Helena mendekati tempat tidur.
"Huh! Hari yang melelahkan," gumam Helena sambil mendaratkan bokongnya di atas tempat tidur.
"Sekarang aku sudah mendapatkan tempat tinggal, apalagi yang akan kulakukan sekarang."
"Apa aku harus bekerja, karena aku tak mungkin bertahan hanya dengan uang ini."Helena bermonolog.
"Tapi jika aku menggunakan identitasku sendiri, maka orang-orang Miguel akan mudah mencariku. Apa sebaiknya Aku ubah saja identitasku."
"Tapi bagaimana caranya? Pasti itu takkan mudah, tapi hanya itu satu-satunya cara agar aku bisa lari selamanya dari pria brengsek itu."
Helena terus memeras otaknya memikirkan bagaimana kelangsungan hidupnya.
"Ah sudahlah, ku rasa tak akan yang bisa menemukan ku di tempat ini," dengus nya kemudian ia berbaring.
Selama dua hari Helena tak keluar ia masih bersembunyi di dalam rumah sederhana yang ia tempati saat ini.
Bahkan Helena enggan menyapa atau berkenalan dengan beberapa penghuni kamar lainnya.
****
Setelah tiga hari dirawat pasca operasi,Miguel diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya.
Dua belas jahitan di bagian perut Miguel mulai mengering. Keadaan Miguel pun perlahan membaik.
Keempat istri Miguel sendiri masih setia menjaga Miguel selama di rumah sakit.
Setelah berberes, Miguel didorong dengan menggunakan kursi roda menuju lobby rumah sakit.
Setelah satu jam perjalanan, mereka tiba di rumah.
Setelah turun dari mobil, Reina mendorong kursi roda Michael menuju kamarnya.
"Miguel karena kau sedang sakit, kau beristirahat lah di kamar ku," ucap Reina.
"Baiklah, tapi tolong panggilkan Black dan Jack!"titah Miguel.
"Untuk apa lagi kau memanggil mereka?! Sudahlah, lebih baik kau istirahat saja, kau masih belum pulih,pikirkan saja kesehatanmu."
Reina terus mendorong kursi roda milik Miguel.
Namun, tangan Miguel menahan roda tersebut agar tak berputar.
"Ada apa Miguel?"tanya Reina ketika kursi roda tersebut berhenti.
"Aku ingin bicara pada Jack dan Black!" bentak Miguel.
Melihat Minguel bersikeras, mau tak mau Reina mengikutinya.
Reina membiarkan Miguel bertemu dengan dua asistennya itu.
"Ada apa Tuan memanggil kami?"tanya Black.
"Bagaimana dengan pencarian kalian pada Helena?"
"Maaf tuan, saat ini kami masih belum bisa menemukan nyonya Helena."
"Bodoh! Mencari seorang wanita saja kalian tidak becus!" Bentak Miguel, Miguel merasakan sakit akibat suara yang ia keluarkan terlalu tinggi.
"Akh!"seru Miguel kesakitan.
"Miguel, untuk apa kau memikirkan Helena? Lihatlah apa yang sudah ia lakukan terhadapmu?! Dia melakukan percobaan pembunuhan terhadap mu!"
"Diam Kau!" Tunjuk Miguel ke arah Reina.
"Helena mengandung anak ku!Aku harus mencari keberadaannya dan membawanya ke rumah ini lagi!"ucap Miguel dengan tegas.
Reina memutar bola mata malasnya.
"Terserah kau saja!"
Karena kesal,Reina berlalu meninggalkan Miguel.
"Black! Jack! Kalian harus cari Helena secepatnya, kerahkan berapa orang pun,asal Helena secepatnya ketemu!" titah Miguel.
"Baik Tuan."
Reina kembali ke kamarnya kemudian menuju brankas.
Ia meraih sekantong bubuk putih.
"Aku harus tetap memberikan bubuk ini kepada istri Miguel lainnya.Jangan sampai ada Helena lain! Aku tidak akan rela jika Miguel lebih mencintai istrinya yang lain karena mereka mengandung anaknya," ucap Helena sambil tersenyum menyeringai.
***
Malam harinya Reina kembali melancarkan aksinya, ia mengendap-ngendap ke dapur untuk menaburkan bubuk tersebut pada wadah air minum.
Seminggu sekali ia harus melakukan ritual itu, bubuk itu akan menghancurkan benih yang ada di rahim setiap orang meminumnya.
Air minum itu adalah mata air yang ditampung dalam sebuah wadah yang disterilkan untuk minum para nyonya di rumah itu yang nantinya akan dialirkan melalui pipa steril ke ruangan para Nyonya.
Terkecuali ruangan yang ada di kamar Helena, karena ruangan yang ditempati Helena sebenarnya ruang isolasi para istri Miguel yang melakukan kesalahan-kesalahan.
Menghadapi empat istri dengan berbagai tipe, bukanlah perkara gampang bagi Miguel, apalagi membuat mereka agar tetap rukun.
Karena itulah, Miguel membagi semua nya secara adil untuk keempat istrinya. Baik untuk uang maupun kebersamaan dengannya.
Selain itu ada hukuman yang tak main-main jika sampai mereka melakukan kesalahan-kesalahan.
Karena itulah meskipun mereka berempat punya karakter yang berbeda-beda mereka bisa akur, karena takut menerima hukuman dari Miguel.
"Apa yang kau lakukan di sini?"tanya Cecilia yang ternyata mengikuti Reina dari belakang.
Reina membelalakkan bola matanya mendengar pertanyaan seseorang dari arah belakang,tapi bukan Reina namanya jika ia tak bisa bersikap tenang.
"Kran air ku tidak mengalir, karena itulah aku mencari penyebabnya di sini," ucap Reina dengan entengnya.
Cecilia menatap curiga, karena ia sempat melihat jika Reina memasukkan sesuatu kedalam wadah air raksasa tersebut.
Reina berjalan menghampiri Cecilia.Ia berhenti untuk membalas tatapan Cecilia yang menatapnya dengan tajam.
"Kenapa?Apa kau pikir aku akan meracuni kalian semua? Bukannya aku juga minum air yang sama," ucap Reina dengan sangat meyakinkan.
Ia pun berlalu dari Cecilia.
"Lalu ini apa?"tanya Cecilia ketika ia menarik sebuah plastik transparan yang berkabut bekas serbuk putih.
Reina kembali membelalak bola matanya.
"Lalu ini apa?"tanya Cecilia mengulang sambil mengangkat plastik transparan tersebut.
Reina bergeming, otaknya mulai bekerja untuk mencari alasan.
" Aku melihat sendiri kau menuang ini kedalam wadah minuman itu!" Cecilia mempertegas.
Reina menelan salivanya, tiba -tiba saja tenggorokannya terasa kering.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Helena? Reina kali
2023-04-21
0
👑Ria_rr🍁
Kalau mau menyiksa mending siksa si tukang kawin itu kk Mey jangan biarkan hidup Helena tertalu-talu
2023-03-19
1
Fatma Kodja
ayolah Cecilia laporkan tindakan Reina ke Miguel agar Miguel menceraikan Reina, dia yang mandul malah dia tega menghancurkan rahim kalian padahal sebenarnya rahim kalian subur jadi secara otomatis bisa memiliki anak
2023-01-16
0