Hanya Farel yang tahu

Dyta mengambil foto diatas meja belajarnya, dia tersenyum getir melihat foto papahnya. Sampai saat ini, Dyta masih menunggu kedatangan papahnya untuk pulang.

“Papah mu sedang sibuk, Dyta. Jangan selalu memaksa mamah untuk menghubungi papah. Dia akan datang, jika waktunya sudah tiba.”

Kata-kata Kayla, tiga tahun yang lalu. Semenjak saat itu, Dyta tidak menanyai lagi, kapan papahnya pulang.

''Pah...sesibuk apasih kerjaan papah diluar negeri,'' gumam Dyta menyimpan kembali foto Elga diatas nakas.

''Dyta!''

Suara itu adalah suara milik adiknya, Dyra.

''Ya!'' jawab Dyta.

''Dibawah ada Farel, katanya mau main bola basket!''

''Bilang sama dia, gue mandi bentar!''

''Iya-iya!'' balas Dyra lalu pergi dari depan pintu kamar Dyta.

''Citing mana?'' tanya Farel, duduk santai di atas sofa, dengan membawa bola basket.

''Mandi bentar,'' jawab Dyra.

''Ra,'' panggil Farel memperbaiki duduknya diatas sofa.

''Apa?'' jawab Dyra malas.

Farel langsung melemparkan bantal sofa kearah Dyra.

''Nggak sopan lo!''

''Siapa suruh, nolak cintanya Dyra!'' sewot Dyra dengan cemberut.

''Anak kecil nggak baik pacar-pacaran!''

''Kak Farel, kita cuman beda dua tahun.''

Farel menggelengkan kepalanya. Baginya, ucapan Dyra itu masih ucapan seorang anak kecil. Dia sudah menganggap Dyra sebagai adiknya sendiri.

''Gue maunya seumuran,'' ucap Farel.

Farel berdiri dari kursi sofa yang ia duduki, saat melihat Dyta menuruni anak tangga, dengan celana trening.

''Ra, kalau mamah pulang. Bilang sama mamah, kalau gue lagi kerja tugas sama Farel,'' ucap Dyta dan dibalas acungan jempol oleh Dyra.

''Jangan bilangin sama mamah, kalau gue keluar main basket,'' tambah Dyta lagi.

''Iyya-Iyya!''

''Pintar.'' Farel mengusap rambut Dyra.

''Kak Farel!''

Dyta langsung menggandeng tangan Farel keluar, dia yakin wajah Dyra sedang memerah karna tindakan Farel.

Dyta dan Farel langsung pergi, di lapangan basket dekat rumah Dyta.

''Dyra sampai baper, gara-gara tindakan lo selama dia kecil. Sampai sekarang.''

Tring…

Bersmaan dengan itu, Dyta memasukkan bola basket kedalam ring.

''Gue gituin juga, Hasya. Dia nggak baper tuh.''

Tring

Farel berhasil memasukkan bola basket kedalam ring, saat Dyta lengah.

Dyta membambil bola basket, lalu melemparkannya kearah Farel.

''Dyra sama Hasya beda, tolol!''

Bisa-bisanya Farel menyamai, antara Dyra dan Hasya. Hasya adalah keponakanya, sementara Dyra?

''Tapi, kan, gue udah anggap mereka berdua kayak adek gue.''

''Gue capek!'' Farel melangkahkan, kakinya menuju kursi untuk istirahat.

‘’Karna tindakan lo itu, Dyra sampai baper.'' Dyta ikutan bergabung, duduk bersama dengan Farel.

Farel merangkul pundak Dyta, lalu mereka berdua bertatapan. Farel dan Dyta sudah biasa sedekat ini.

Meski kadang-kadang mereka berkelahi.

''Emang lo rela kalau gue sama adik lo?''

''Dih! Sok ganteng lo, sok cool dan sok segalanya!''

''Lo beneran nggak punya perasaan sama gue?'' tanya Farel santai.

‘’Punya,'' jawab Dyta. ''Perasaan mau bunuh lo!''

Buk

''Awkh!''

Farel mendorong Dyta kebawa, membuat gadis itu mengusap bokongnya. Farel bersiap ingin kabur, namun bajunya langsung di tarik oleh Dyta.

''Mau kemana lo, Hah!'' murkah Dyta.

''Citing....jangan....jangannnnn!''

''Akh...berhenti....hahhahaha....berhenti....Citing.... Hahahha!''

''Rasain!!!'' Dyta terus-terusan menggelitik tubuh Farel.

''Citing....udah....hahahahhah...!!''

Dyta melepaskan tanganya, tidak menggelitik Farel lagi.

Semwntara Farel masih mengatur nafasnya, sungguh, jika Dyta mulai menggelitik tubuhnya, dia akan gila.

''Citing, jangan gelitikan gue, nafsu gue naik tau nggak!'' ujar Farel masih memperbaiki rambutnya acak-acakan.

''Dihhhhh!!''

Bughhhh

Dyta melemparkan Farel bola basket, membuat gadis itu tertawa. Sementara Farel meringis.

''Udahlah, gue mau pulang,'' ujar Dyta mengambil bola basket yang di lempar tadi.

Dyta berjalan lebih dulu meninggalkan Farel, dengan cepat Farel mengikuti Dyta.

''Citing,'' panggil Farel seraya merangkul pundak Dyta.

''Aaaa,'' jawabnya malas membuat Farel terkekeh.

Kebiasaan Farel ini, Farel selalu merangkul pundak Dyta sejak mereka SMP, Dyta sampai risih, namun seiring berjalanya waktu, dia mulai nyaman, dengan kebiasaan Farel itu padanya.

''Nggak niat lo mau ganti bola basket?'' tanya Farel, bola basket Dyta yang selalu dia bawa, sudah burik, warnanya sudah berubah warna.

Bayangkan saja, bola basket sejak dia Sd, di berikan papahnya untuk dirinya.

''Nggak,'' cetus Dyta. ''Ini bola basket kesayangan gue, Rel. Nggak mungkin gue ganti.''

Dyta tersenyum memeluk bola basketnya, ''ini pemberian papah, sebelum dia keluar negeri.''

Farel diam, tentu saja dia tau dimana papahnya Dyta sekarang. Kejadian beberapa tahun yang lalu itu, masih Farel ingat dengan jelas.

“Maaf, Ta. Andai lo tau papah lo sebenarnya nggak di luar negeri, tapi di penjara. Maaf, gue nggak bisa bilang ini semuanya.”

''Gue nggak habis pikir aja sama papah, sejak kecil dia udah ninggalin gue, Dyra, Revan dan mamah,'' tegar Dyta, mengingat jelas, semenjak dia kecil, papahnya sudah pergi meninggalkan mereka.

Farel memberhentikan langkah kakinya, sehingga Dyta juga ikutan berhenti.

Mereka berdua saling bertatapan, mata Dyta memerah. Hanya Farel saja yang tau, jika dia gadis lemah, cengeng, dan hanya Farel yang tau, betapa rapuhnya dirinya itu.

Orang-orang hanya mengira, gadis tomboi itu kuat dan tidak mempunyai kesedihan di wajahnya semenjak remaja.

Yah, semenjak dia duduk di bangku SMP, dia sudah jarang menangis, bahkan Dyta selama tiga tahun ini tidak menanyai lagi, kapan papahnya pulang. Karna jawabanya akan tetap sama di berikan oleh mamahnya.

“Papah akan pulang, jika waktunya sudah tiba.” Itulah perkataan mamahnya kepada dirinya.

Farel memegang pundak Dyta, sehingga keduanya bertatapan begitu dalam. Air mata Dyta turun begitu saja.

Farel langsung membawa Dyta kedalam pelukanya. Dia tau, gadis dalam pelukanya itu rapuh.

Dia mengenal Dyta sejak kecil, anak itu selalu saja menagis memanggil nama Elga, namun ketika dia mulai beranjak dewasa, gadis itu sudah jarang menangis, sehingga orang-orang Mengira, jika dia sudah terbiasa dengan situasi ini.

Hanya Farel saja yang tau dirinya, sedihnya, bahagianya.

''Rel...''

Farel mengusap punggung Dyta, bola basktenya jatuh. Dia biarkan menggelinding kebawah.

''Papah lo kerja, buat masa depan lo juga, Dyra sama Revan,'' ucap Farel bijak.

''Perjuangan seorang ayah itu luar biasa, Citing. Dia rela bekerja keras demi membahagiakan anak-anak mereka. Bahkan dia rela kerja diluar negeri. Ksatria tanpa pedang adalah ayah.''

''Jika papah lo pulang, peluk dia....jangan bertanya mengenai mengapa dia pergi ninggalin lo begitu lama. Karna seorang ayah nggak akan mampu ngejalasin itu semua. Hanya ada kesedihan di wajahnya jika lo bertanya seperti yang gue bilang tadi,'' jelas Farel.

Dyta tidak membalas ucapan Farel, dia hanya menangis. Namun telinganya mendengar dengan seksama, apa yang di ucapkan oleh Farel.

Terpopuler

Comments

Tulip

Tulip

nah ni mah pengganti lea nathan 😂😂😂😂

2023-03-06

0

Muhammad Dimas Prasetyo

Muhammad Dimas Prasetyo

boleh semua menutupi kebenaran tentang papa nya tapi ga tau jika nanti agrif kembali

2023-01-03

1

IK

IK

kalo pun dtanya jg ga bakal jawab c Elga ny... berarti bentar lagi Elga bebas n siap siap ktmu agrif

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Dyta dan Farel
2 Hanya Farel yang tahu
3 Beban pikiran
4 Tetap stay
5 Farel Kebo
6 Apartemen
7 Hasya
8 Perdebatan kecil Dyra & Riki
9 Senja
10 Tatapan matanya
11 Lion dan kedatangan Tegar
12 Permainan basket
13 Penolakan Hasya untuk Zhar
14 Dyra dan Raka
15 Hanya memastikan
16 Para mantan Dyra
17 Rara versi Hasya
18 Obrolan om dan keponakan
19 Mencari Dyra
20 Entah mengikuti jejak siapa
21 Hasya dan Riki
22 Hasya yang lalod
23 Tantangan
24 Menatap Zhar
25 Ziya muncul
26 Bos Cafe Bintang
27 Bule kesasar+Pulsa
28 Tatapan memuja
29 Mendekati Farel
30 Kembalinya Reta
31 Mampir dlu
32 Turut berduka cita
33 Luka lama kini muncul
34 Anak haram mu
35 Ngantuk berat
36 Jangan sampai suka Zhar
37 Ingin menjodohkan
38 Cemburu
39 Dyta dan Agrif
40 Perubahan sikap
41 peserta olimpiade
42 Satu minggu lagi
43 Murah
44 Matematika (Zhar) 44
45 Meminta hadiah
46 Menyetujui perjodohan ini 46
47 Kamu dan Zhar
48 Menyetujui 48
49 Besok lusa
50 Kedatangan Tegar
51 Menyebalkan
52 Cinta monyet
53 Tidak lama lagi
54 Nongkrong
55 Makan malam
56 Baik-baik saja
57 Agrif
58 Ziya dan Agrif club
59 Kei dan Raka di club
60 Menunggu pagi tiba
61 Kumpul
62 Pelukan Reta dan Farel
63 Merubah wajah Kayla
64 Menunggu kedatangan Elgara
65 Seperti mimpi bertemu
66 Lepas rindu
67 Negosiasi
68 Nasi goreng cinta
69 Elgara dan Kayla
70 Balik
71 Promosi
72 Kembali berulah
73 Hukuman
74 Dyta dan Lion
75 By one
76 Gue Agrif
77 Sebuah pengakuan
78 Ketakutan Hasya
79 Riki vs Zhar
80 Pengakuan Hasya
81 Menunggu kehancuran
82 Kamu cemburu
83 Pinjam baju kaos
84 Tugas
85 Target
86 Batal
87 Seperti ada yang mengikuti kita
88 Gue tertarik sama saudara lo
89 Dua nyawa itu berharga
90 Al, ini apa?
91 Kamu mau bunuh aku?
92 Gue takut
93 Hasya lebih penting (Riki)
94 Lo udah milik gue
95 Lo cantik tapi nggak cukup sama satu cowok
96 Cerita sama gue
97 Mencari
98 Menginginkan Dyta
99 Dyta mana?
100 Dalam bahaya
101 Zhar dan Riki
102 Bersimbah darah
103 Nyawa harus dibalas dengan nyawa
104 Masa lalu
105 Mendonor
106 Penghilang rasa capek
107 Jantung lo Aman?
108 Takut
109 Ada aku di sini (Zhar)
110 Olimpiade yang batal
111 Apa sudah melihat berita pagi ini? (Frezan)
112 Mencari Revan
113 Tatapan tajam
114 Nasehat dari Farel
115 Gelagat aneh
116 Dia Hasya, tunangan gue (Zhar)
117 Diam, jangan berisik
118 Perdebatan kecil
119 Keluarga Lea dan Nathan
120 Ziya dan Farel
121 Sahabat terbaik Farel dan Dyta
122 Kianna dan om
123 Mengetahui
124 Keributan di pagi hari
125 Cinta segitiga
126 Tolong lepasin
127 Karna dendam
128 Kenyataan pahit
129 Agrif Vs Farel
130 Berantem sama siapa?
131 Kamu mau aku lupa ingatan?
132 Mencari tahu
133 Tamu tampan
134 Selalu ada
135 cewek pertama
136 Maafin papa
137 Suami yang terbaik untuk aku
138 Cantik
139 Pengen punya anak 8 (Hasya)
140 Lo cantik, Sya
141 Hasya dan Zhar
142 Jadi pacar gue
143 Hadiah dari Hasya
144 Olahraga
145 Kemungkinan yang terjadi
146 Menatap nya beda
147 Gue sahabat lo
148 Ngambek atau marah?
149 Tidak gagal
150 I Love You My Twin
151 Awal yang baik
152 Putus
153 Agrif dan keputusannya
154 Aneh
155 Bully-an
156 Teman sekolah sudah tahu
157 Dyta masuk rumah sakit
158 Saya yatim piatu
159 Ada kak Lea
160 Agrif merasa bersalah
161 Kedatangan Agrif
162 Cek 1M
163 Stay With Me
164 Hasya udah suka sama kak Zhar
165 Zayn
166 Jalan bareng
167 Romantis
168 Perdebatan
169 Gimana kalau di jodohin?
170 Farel dan Dyta
171 Lebih menyeramkan dari setan
172 Kagum
173 Permintaan gila
174 Kakak adik
175 Senyuman bak orang gila
176 Ziya
177 Frustasi karna kegantengan
178 Sahabat terbaik
179 Permintaan Farel
180 Raka dan Dyra
181 Perdebatan unfaedah
182 Pacaran sehat
183 Dilema Riki dan Hasya
184 Mau bertemu
185 Ancaman kecil
186 Permintaan Zayn
187 Minta di hukum
188 Hasya dan ancaman hukumannya
189 Kesempatan dalam kesempitan
190 Cewek yang lo suka
191 Lo sentuh dia, lo pulang dalam keadaan berdarah
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Dyta dan Farel
2
Hanya Farel yang tahu
3
Beban pikiran
4
Tetap stay
5
Farel Kebo
6
Apartemen
7
Hasya
8
Perdebatan kecil Dyra & Riki
9
Senja
10
Tatapan matanya
11
Lion dan kedatangan Tegar
12
Permainan basket
13
Penolakan Hasya untuk Zhar
14
Dyra dan Raka
15
Hanya memastikan
16
Para mantan Dyra
17
Rara versi Hasya
18
Obrolan om dan keponakan
19
Mencari Dyra
20
Entah mengikuti jejak siapa
21
Hasya dan Riki
22
Hasya yang lalod
23
Tantangan
24
Menatap Zhar
25
Ziya muncul
26
Bos Cafe Bintang
27
Bule kesasar+Pulsa
28
Tatapan memuja
29
Mendekati Farel
30
Kembalinya Reta
31
Mampir dlu
32
Turut berduka cita
33
Luka lama kini muncul
34
Anak haram mu
35
Ngantuk berat
36
Jangan sampai suka Zhar
37
Ingin menjodohkan
38
Cemburu
39
Dyta dan Agrif
40
Perubahan sikap
41
peserta olimpiade
42
Satu minggu lagi
43
Murah
44
Matematika (Zhar) 44
45
Meminta hadiah
46
Menyetujui perjodohan ini 46
47
Kamu dan Zhar
48
Menyetujui 48
49
Besok lusa
50
Kedatangan Tegar
51
Menyebalkan
52
Cinta monyet
53
Tidak lama lagi
54
Nongkrong
55
Makan malam
56
Baik-baik saja
57
Agrif
58
Ziya dan Agrif club
59
Kei dan Raka di club
60
Menunggu pagi tiba
61
Kumpul
62
Pelukan Reta dan Farel
63
Merubah wajah Kayla
64
Menunggu kedatangan Elgara
65
Seperti mimpi bertemu
66
Lepas rindu
67
Negosiasi
68
Nasi goreng cinta
69
Elgara dan Kayla
70
Balik
71
Promosi
72
Kembali berulah
73
Hukuman
74
Dyta dan Lion
75
By one
76
Gue Agrif
77
Sebuah pengakuan
78
Ketakutan Hasya
79
Riki vs Zhar
80
Pengakuan Hasya
81
Menunggu kehancuran
82
Kamu cemburu
83
Pinjam baju kaos
84
Tugas
85
Target
86
Batal
87
Seperti ada yang mengikuti kita
88
Gue tertarik sama saudara lo
89
Dua nyawa itu berharga
90
Al, ini apa?
91
Kamu mau bunuh aku?
92
Gue takut
93
Hasya lebih penting (Riki)
94
Lo udah milik gue
95
Lo cantik tapi nggak cukup sama satu cowok
96
Cerita sama gue
97
Mencari
98
Menginginkan Dyta
99
Dyta mana?
100
Dalam bahaya
101
Zhar dan Riki
102
Bersimbah darah
103
Nyawa harus dibalas dengan nyawa
104
Masa lalu
105
Mendonor
106
Penghilang rasa capek
107
Jantung lo Aman?
108
Takut
109
Ada aku di sini (Zhar)
110
Olimpiade yang batal
111
Apa sudah melihat berita pagi ini? (Frezan)
112
Mencari Revan
113
Tatapan tajam
114
Nasehat dari Farel
115
Gelagat aneh
116
Dia Hasya, tunangan gue (Zhar)
117
Diam, jangan berisik
118
Perdebatan kecil
119
Keluarga Lea dan Nathan
120
Ziya dan Farel
121
Sahabat terbaik Farel dan Dyta
122
Kianna dan om
123
Mengetahui
124
Keributan di pagi hari
125
Cinta segitiga
126
Tolong lepasin
127
Karna dendam
128
Kenyataan pahit
129
Agrif Vs Farel
130
Berantem sama siapa?
131
Kamu mau aku lupa ingatan?
132
Mencari tahu
133
Tamu tampan
134
Selalu ada
135
cewek pertama
136
Maafin papa
137
Suami yang terbaik untuk aku
138
Cantik
139
Pengen punya anak 8 (Hasya)
140
Lo cantik, Sya
141
Hasya dan Zhar
142
Jadi pacar gue
143
Hadiah dari Hasya
144
Olahraga
145
Kemungkinan yang terjadi
146
Menatap nya beda
147
Gue sahabat lo
148
Ngambek atau marah?
149
Tidak gagal
150
I Love You My Twin
151
Awal yang baik
152
Putus
153
Agrif dan keputusannya
154
Aneh
155
Bully-an
156
Teman sekolah sudah tahu
157
Dyta masuk rumah sakit
158
Saya yatim piatu
159
Ada kak Lea
160
Agrif merasa bersalah
161
Kedatangan Agrif
162
Cek 1M
163
Stay With Me
164
Hasya udah suka sama kak Zhar
165
Zayn
166
Jalan bareng
167
Romantis
168
Perdebatan
169
Gimana kalau di jodohin?
170
Farel dan Dyta
171
Lebih menyeramkan dari setan
172
Kagum
173
Permintaan gila
174
Kakak adik
175
Senyuman bak orang gila
176
Ziya
177
Frustasi karna kegantengan
178
Sahabat terbaik
179
Permintaan Farel
180
Raka dan Dyra
181
Perdebatan unfaedah
182
Pacaran sehat
183
Dilema Riki dan Hasya
184
Mau bertemu
185
Ancaman kecil
186
Permintaan Zayn
187
Minta di hukum
188
Hasya dan ancaman hukumannya
189
Kesempatan dalam kesempitan
190
Cewek yang lo suka
191
Lo sentuh dia, lo pulang dalam keadaan berdarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!