"Kamu menginap di Rumah saya ya Ir?" pinta Radiman Said Nugraha pada sahabatnya itu. Mereka baru saja selesai makan dan sudah bersiap untuk pulang.
"Itu adalah tawaran yang sangat bagus Man. Akan tetapi saya belum berjumpa dengan Nana, cucuku," jawab pria tua itu dengan wajah tak nyaman.
"Kalau begitu kita jemput calon cucu menantuku itu di rumah kontrakannya. Dan kalian menginap di Rumah ku bagaimana?"
"Hum. Itu ide yang bagus. Tapi saya akan menanyakan hal itu terlebih dahulu pada Nana. Dia mau atau tidak. Lagipula ia sebenarnya tidak tahu kalau saya ada di kota ini."
"Baiklah. Kalau begitu hubungi Nana sekarang. Saya sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya. Pasti ya sudah sangat cantik." Irham Ibrahim tersenyum kemudian meraih handphonenya. Ia pun menghubungi cucunya itu tetapi ternyata tidak bisa tersambung.
"Bagaimana Ir?" tanya Radiman Said Nugraha dengan wajah penasaran. Ia sudah bisa menebak kalau hubungan telepon itu tidak tersambung tetapi rasanya tidak afdal kalau tidak dijawab sendiri oleh Irham Ibrahim.
"Tidak tersambung. Nomornya selalu berada di luar jangkauan kata operatornya," jawab pria tua itu seraya memandang layar handphonenya dengan wajah yang sangat khawatir. Ia sangat takut kalau terjadi hal yang buruk pada gadis yang hidup di perantauan itu.
"Apa kamu tahu alamat Rumah dan kantor tempatnya bekerja?" tanya Radiman Said ikut khawatir. Irham Ibrahim hanya menjawab dengan gelengan kepala. Kedua pria tua itu saling berpandangan dengan tarikan nafas berat.
"Nana pernah mengirimkan alamat rumah dan perusahaan tempatnya bekerja lewat SMS tetapi sepertinya sudah terhapus," ujar Irham Ibrahim dengan wajah menunduk.
"Tak apa. Kita pulang ke rumahku untuk beristirahat terlebih dahulu. Mungkin handphone cucumu sedang tidak ada baterai jadi tidak aktif. Saya yakin setelah aktif kembali ia pasti menghubungimu kembali." Radiman Said Nugraha memberikan penawaran seraya menepuk bahu sahabat lamanya itu.
"Hum, baiklah. Saya juga sudah sangat ingin beristirahat. Punggung tuaku ini sudah ingin dibaringkan di atas ranjang yang empuk, hehehe." kekeh Irham Ibrahim menyetujui saran dari sahabatnya itu.
"Baiklah, kita pulang. Dan kita akan lanjutkan di rumah dengan bermain catur seperti kebiasaan kita dahulu, hehehe," jawab Radiman Said Nugraha ikut terkekeh.
"Astagfirullah. Kemana Yusril Surya? Anak itu sepertinya sedang mencari kesenangan sendiri dan melupakan kita." Pria berusia 70 tahun itu baru menyadari kalau asistennya sejak tadi belum kembali ke meja mereka dengan izin ke Toilet.
Ia pun meraih handphonenya dan dengan segera menghubungi Yusril Surya sang asisten.
"Kembali ke sini sekarang juga!" titahnya saat panggilannya diangkat oleh pria muda itu.
"Baik Pak!" jawab Yusril Surya dengan hormat. Ia yang ikut makan dan bercanda ria di meja Amar Furqon langsung berpamitan.
Pria itu sadar kalau bos-nya itu pasti sudah marah karena ia menghilang cukup lama.
"Pak Amar, Mbak Najla, Mbak Ralian. Saya permisi pamit terlebih dahulu karena Pak Bos sudah ingin pulang," pamitnya seraya berdiri dari duduknya. Ia pun tersenyum kemudian melanjutkan,
"Terima kasih banyak traktirannya Pak Amar tapi biarkan saya yang akan bayar semuanya. Permisi." Ia pun segera pergi dari sana dengan hati tenang. Ada Ralian diantara Amar Furqon dan juga Najla. Itu artinya pria playboy itu pasti tidak akan melakukan apa-apa pada kekasih Irfin Setyo sang CEO.
"Terimakasih banyak ya Pak!" ujar Ralian dan Najla bersamaan. Kedua gadis cantik itu tersenyum dan saling berpandangan.
"Hey, berterimakasih nya biasa aja kali, Aku kan bisa bayar semua makanan ini. Tapi kak Yus aja yang sok mau ngambil perhatian kalian," dengus Amar Furqan dengan wajah kesal. Tapi dalam hati ia gembira karena itu artinya uangnya tidak akan berkurang.
Sementara itu, Radiman Said Nugraha yang melihat Asistennya baru datang langsung menatapnya dengan tatapan kesal.
"Darimana saja kamu Ril?" tanyanya dengan suara yang menahan rasa marah. Pria itu tersenyum sopan seraya meremas tengkuknya tak nyaman.
"Ada Pak Amar di ruangan bagian dalam Pak. Dan saya ikut bergabung dengannya. Maafkan saya."
"Kenapa tidak diajak bergabung di meja sini?"
"Anak muda Pak. Mereka tidak mungkin bergabung dan menggangu waktu berharga bapak," jawab Yusril Surya seraya mempersilahkan dua pria tua itu untuk berjalan terlebih dahulu meninggalkan tempat itu.
"Oh iya. Kamu betul. Mereka tidak boleh mengganggu keasyikan kita ya Ir?" Radiman Said memandang wajah sahabatnya itu membenarkan perkataan Yusril Surya.
"Ah Iya. Ini reuni kita Man. Jadi anak muda tidak perlu mengganggu kita."
Yusril Surya pun tersenyum karena alasannya diterima dengan baik oleh dua pria tua itu. Mereka pun meninggalkan Restoran itu menuju kediaman keluarga Radiman Said Nugraha.
🌺
Irfin memakai kembali masker dan kacamatanya saat melihat mobil Amar Furqon berhenti di depan rumah kontrakan Najla sang kekasih. Pria itu mengeratkan rahangnya karena sangat kesal melihat Najla baru pulang di saat waktu sudah sangat sore.
Berjam-jam menunggu di sana dengan satu paket martabak yang ia bawa membuatnya merasa sangat kesal dan juga bosan. Ia yakin sekali kalau makanan yang ia bawa ini pasti sudah tidak enak lagi karena sudah dingin.
Ia menyesali dirinya yang tidak bisa menghubungi gadis itu karena nomornya selalu berada di luar jangkauan.
Ingin rasanya ia langsung menyambut kekasih nya itu tetapi ia tidak ingin bertemu dengan Amar Furqan untuk saat ini. Ia khawatir pria itu akan memperkeruh suasana hatinya. Akhirnya ia menunggu sampai mobil sepupunya itu pergi dari sana barulah ia mengunjungi gadis yang sudah lama ia rindukan itu.
"Na, darimana saja? kok baru pulang?" tanyanya saat Najla sedang berusaha membuka pintu rumahnya. Gadis itu langsung menolehkan kepalanya kearahnya dengan wajah ditekuk. Tak ada senyuman di wajah cantik yang ia rindukan itu.
"Bukannya Aku yang mau tanya, kamu darimana saja hah?" balas Najla dengan pertanyaan yang sama. Nampak sekali kalau gadis itu sangat kesal. Lebih dari sepekan pria itu menghilang tanpa kabar samasekali.
Irfin Setyo Nugraha tercekat. Ia mengakui kalau ia salah karena pergi tanpa memberi kabar. Dan sekarang ia baru datang dengan perasaan yang sama kesalnya. Akhirnya ia pun tersenyum kemudian menjawab, "Aku kan sudah datang dan bawa martabak kesukaanmu. Maafkan Aku ya."
"Enak saja. Kamu pikir Aku suka dicuekin kayak gitu? Aku chat gak pernah dibalas. di baca pun tidak. Jangan datang sekalian!" ujar Najla dengan bibir mencebik.
"Na!"
"Apa lagi? Aku kesal tahu gak?!"
"Martabaknya!"
"Makan sendiri saja! Atau kasih tuh cewek barumu yang namanya Mega?!"
"Hah Mega?!"
Brak!
Najla Irham Ibrahim membanting pintu rumahnya di depan hidung Irfin sang kekasih.
🌺🌺🌺
Nah lho, ini pasti gara-gara Mega nih 🤣😂🤧.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Mammeng
cuek2 butuh....😎
2023-01-12
2
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
sekali kali boleh dong aku jadi pepacor,, perebut pacar orang🤣🤣😆
2023-01-12
2
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
wahh ngakak aku, aku di jadikan kambing hitam nya 🤣🤣tapi seneng sih namaku masuk ke cerita nya najla sama irfin🤣😍😍
2023-01-12
3