Bab 14 Pesona KK

Yusran Aspar memandang Amar Furqan, sang putra dengan senyum bangga di wajahnya. Hatinya sangat senang saat ini melihat pria muda itu bersemangat untuk bekerja. Ia sekarang yakin kalau putranya itu layak untuk dijadikan sebagai pewaris kekayaan Ayahnya Radiman Said Nugraha.

Pagi-pagi sekali pria muda itu sudah siap ke Perusahaan sang Kakek dengan harapan akan diangkat sebagai seorang CEO di tempat itu. Bukan hanya kedudukan yang akan ia dapatkan melainkan hati sang kakek akan ia dapatkan seutuhnya.

"Kamu sangat tampan Amar. Aku yakin Kakekmu pasti menjadikanmu sebagai CEO saat kamu sampai di Perusahaan pagi ini."

"Ah ayah, kamu memang tidak salah memuji. Selain tampan Aku juga sangat multi talent seperti dirimu," balas pria muda itu dengan senyum lebar diwajahnya.

"Like father like son, begitu 'kan sayang?" timpal Lestari sang ibu. Ia memperbaiki letak dasi sang putra kemudian merapikan setelan jas yang sedang dipakai putranya itu.

"Peribahasa yang sangat cocok sayang, hahaha," ujar Yusran Aspar dengan tawa bahagianya. Ia semakin merasa diatas angin saja saat ini karena langkahnya untuk mengambil semua warisan dari ayahnya sebentar lagi akan tercapai.

Dulu mereka selalu iri dengan harta dan kedudukan yang diberikan kepada Irfin putra dari Setyo Nugraha kakak pertamanya, tetapi sekarang mereka sudah harus tenang.

Irfin sudah terusir dari Rumah dan keluarganya. Ia pun tidak bisa lagi menikmati segala fasilitas yang pernah dinikmatinya. Jadi sekarang saatnya lah keluarganya yang akan mengambil alih semuanya.

"Apa Ayah harus mengantar mu pada hari pertama mu bekerja Mar?" tawar pria itu saat mereka berdua sudah berada di depan Rumah dan bersiap menaiki mobil masing-masing.

"Tidak perlu Ayah, Aku kan bukan anak Paud yang harus diantar orang tuanya saat pertama masuk bekerja," ujar Amar Furqan tersenyum lucu.

"Ya ya ya, kamu benar. Kamu juga sebentar lagi akan menikah. Jadi kamu sudah harus mandiri."

"Menikah? dengan Nana yang katanya culun dan kampungan itu? Oh No! Irfin saja tidak mau menikahinya apalagi Aku ayah," ujar Amar Furqan dengan wajah bergidik.

"Trus kamu putusin pacarmu untuk apa Mar?"

"Ya, karena Aku sudah bosan. Dia itu rese' dan kadang malu-maluin. Nanti kalau Aku jadi CEO gak level lagi bawa pacar seperti Ralian." Yusran Aspar tertawa seraya menepuk bahu putranya.

"Kamu memang putra Ayah yang terbaik nak. Ayah sangat bangga padamu." Amar Furqan tersenyum seraya menepuk dadanya bangga.

"Kalian kapan berangkatnya, ini sudah siang!" tegur Lestari dari dalam rumah dengan suaranya yang keras. Kedua ayah dan anak itu langsung memasuki mobil mereka dan melakukannya keluar dari pekarangan rumah itu.

"Dasar! gimana bisa mengambil hati ayah kalau mereka berdua lebih banyak bicara daripada bekerja!," gerutu perempuan itu kemudian menutup pintu rumahnya. Ia pun masuk ke dalam dan melanjutkan bermain sosial media saat suami dan anaknya sudah keluar rumah.

Ia mulai membuka handphonenya dan berniat untuk memamerkan putranya yang akan menjadi seorang CEO di sebuah perusahaan besar di kota itu. Dalam hati ia sudah membayangkan akan ada banyak ibu-ibu sosial media yang akan memberinya pujian untuk itu.

🌺🌺🌺

Amar Furqan tiba di sebuah gedung pencakar langit berlantai ratusan itu. Sebuah gedung yang sangat indah dan mahal milik Radiman Said Nugraha yang disewakan untuk beberapa usaha termasuk adalah perusahaan miliknya sendiri.

Dengan langkah cepat dan ringan, pria itu memasuki sebuah kotak besi yang akan mengantarnya sampai ke lantai 10. Ia yakin sekali kalau pagi ini ia sudah lama ditunggu oleh sang kakek untuk diperkenalkan sebagai CEO baru di Perusahaan itu.

Huffft

Pria itu menghembuskan nafasnya pelan saat kakinya melangkah keluar dari lift yang membawanya sampai di lantai 10.

Ada rasa tegang yang ia rasakan saat puluhan karyawan berbaris dengan rapih menyambutnya di depan pintu loby perusahaan.

Wajahnya ia angkat dengan punggung ia tegakkan. Membusungkan dadanya seraya berjalan bagaikan seorang model di atas catwalk, Amar Furqon tersenyum ramah pada semua karyawan. Di ujung sana sang kakek berdiri menyambutnya dengan wajah gembira.

"Selamat datang kembali Pak Irfin."

"Kami sudah lama menunggu kedatangan anda."

Amar merasakan telinganya berdenging. Ia bagaikan terkena tamparan yang sangat menyakitkan di wajahnya saat mendengar suara-suara karyawan yang sedang mengucapkan selamat datang untuk orang lain dan bukannya pada dirinya sendiri.

Pria itu pun menolehkan wajahnya ke belakang. Di sana ia melihat Irfin Setyo Nugraha sedang membalas sapaan karyawan yang sedang menyapanya dengan sangat ramah.

"Selamat datang Amar. Kemarilah berdiri bersama dengan Kakekmu ini. Kita sambut kedatangan CEO kita yang sudah berlibur beberapa bulan di jalanan," ujar Radiman Said Nugraha dengan wajah gembiranya. Pria tua itu merangkul bahu Amar seraya menepuk-nepuknya.

"Hai Amar. Apa kabar?" sapa Irfin Setyo Nugraha seraya mengarahkan tangannya ke arah sepupunya itu. Dengan ekspresi tak terbaca, Amar pun membalas jabatan tangan Irfin dengan erat.

"Baik Fin. Kamu bagaimana?" tanyanya balik dengan suara yang nampak terdengar bergetar karena perasaan emosi yang sedang ia tahan.

"Alhamdulillah baik, seperti yang kamu lihat," jawab Irfin tersenyum. Ia pun segera melepaskan tangannya dan berpindah menyalami sang Kakek.

"Kita masih punya perhitungan Kakek. Dan kamu harus menjawab rasa penasaranku," ujarnya pada Radiman Said Nugraha yang sedang menahan tawanya.

Pria tua itu rasanya ingin tertawa terbahak-bahak karena berhasil menyeret cucu nakalnya ini untuk datang dan bekerja kembali di Perusahaannya.

"Apakah ada yang sedang kalian rahasiakan dariku?" tanya Amar dengan wajah bingung. Ia sangat tidak nyaman dengan ekspresi kedua orang yang sedang ada di hadapannya itu. Ditambah lagi dengan kehadiran Yusril Surya yang juga sedang menahan senyumnya.

"Ah tidak Amar. Kamu tahu kan kalau CEO kita ini sedang terkena jetlag dari sebuah penerbangan jarak jauh. Jadi ia sedikit rada-rada aneh," jawab Radiman yang kemudian tertawa keras karena tidak bisa lagi menahan kelucuan yang terjadi pada Irfin sang cucu.

"Ah sudahlah kek. Apapun itu. Kak Yus dan kakek harus bertanggung jawab atas semua ini," ujar Irfin kemudian segera berlalu dari hadapan mereka semua.

Belum sampai ia di ruangannya, ia pun menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap tiga orang itu dengan tatapan serius.

"Aku bisa membuat perusahaan ini diambang kehancuran jika ada yang mengusik hubunganku dengan Najla, ingat itu!" ancamnya dengan wajah mengeras sempurna.

Yusril Surya dan Radiman Said Nugraha saling bertatapan kemudian menutup mulutnya menahan tawa untuk tidak meledak di tempat itu.

Rupanya rencana mereka berhasil membuat pria itu kembali pulang dengan mengirimkan Foto Najla bersama dengan sang kakek waktu itu.

Radiman Said Nugraha mengancam akan membocorkan identitasnya pada gadis itu jika ia tidak Kembali mengurus perusahaan.

Amar Furqan Nugraha tersenyum miring dengan ekspresi yang ditampilkan oleh sepupunya itu. Ia jadi sangat penasaran dengan gadis yang bernama Najla.

🌺🌺🌺

*Tobe Continued.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

si amar bukan lg plin plan,tp emg jahat ya,tega sama ralian,tunggu penyesalan mu amar ,kalau ralian jodohnya sama Yusril nanti

2024-09-14

0

yuuuu123

yuuuu123

wkwkwk Amar

2023-01-13

0

Uya Suriya

Uya Suriya

Amar....kamu kena zonk..😋

2023-01-09

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!