Bab 12 Pesona KK

Yusril Surya merebut kembali handphonenya dari tangan Ralian sebelum Najla ikut melihat foto-foto itu. Ia tiba-tiba menyadari satu hal kalau apa yang dilakukannya saat ini bisa saja berakibat tidak baik pada hubungan Tuan mudanya itu dan pacarnya.

"Hey! kok diambil sih? Aku kan belum lihat semuanya!" gerutu Ralian dengan wajah cemberut.

"Mau lihat apa lagi?" tanya pria itu seraya melihat galeri foto yang masih terbuka itu. Di dalam ternyata menampilkan dirinya yang sedang bertelanjang dada di depan sebuah kolam renang.

"Dasar matamu tidak bisa dijaga!" pria itu langsung mendengus kesal karena Ralian menatapnya dengan tatapan lain dari yang lain.

Gadis yang baru saja diputuskan oleh pacarnya beberapa jam yang lalu itu langsung tersenyum malu. Ia kedapatan telah menggulir foto Irfin yang sudah ia siapkan dan malah menampilkan dirinya sendiri.

"Ah sudahlah! cuci kepala dan otakmu setelah ini, mengerti!" seru pria itu di depan Ralian dengan wajah dan perasaan tidak nyaman. Sesungguhnya foto-foto itu adalah koleksi pribadinya yang tidak boleh dilihat oleh umum.

Ralian mengangguk pelan dengan kepala tertunduk. Ia bagaikan seorang siswa yang kedapatan menyontek oleh guru saat ujian sedang berlangsung.

"Jangan katakan dan ingat apapun!" titah Yusril Surya lagi seraya menyimpan handphone itu kembali ke dalam saku jasnya.

"Hey, ada apa sih? kalian berdua saling kenal?" Najla yang tadinya diam saja akhirnya ikut menimpali percakapan kedua orang itu.

"Tidak Na, Aku gak kenal ini orang. Tadi kamu dengar sendiri 'kan kalau ia ingin membuktikan kalau Irfin pacarmu itu adalah Irfin Setyo Nugraha. Dan eh bukti foto itu bukannya milik Irfin tapi UPS!" Ralian tidak melanjutkan kata-katanya karena tatapan tajam dari seorang Yusril Surya sepertinya sedang menembus jantungnya.

"Lah trus?" Najla menatap dua orang itu secara bergantian dengan tatapan menyelidik.

"Begini Mbak. Foto yang sudah dilihat oleh teman Mbak ini tidaklah penting. Saya cuma ingin mengajak Mbak Najla untuk menemui seseorang," timpal pria itu dengan cepat.

Pria itu ingin segera mengalihkan pembicaraan tentang foto itu dengan mengatakan maksudnya yang sebenarnya.

"Anda siapa?" tanya Najla dengan rasa penasaran dihatinya. Keningnya berkerut karena sama sekali tidak pernah bertemu dengan pria ini sebelumnya.

"Saya adalah orang kepercayaan Tuan Radiman Said Nugraha. Apakah Mbak pernah mendengar nama itu?" Najla tampak berpikir kemudian menggelengkan kepalanya.

Nama itu pernah ia dengar tetapi ia lupa dimana dan dalam hubungan apa dengannya. Dan ia juga tidak ingin memaksa kepalanya untuk berpikir.

"Bisakan ikut dengan saya Mbak?" pinta Yusril Surya dengan senyum diwajahnya. Gadis itu pun tampak berpikir. Ia memandang Ralian untuk meminta jawaban.

Karena sebenarnya ia masih sering ragu dan khawatir dengan orang baru yang tidak ia kenal dengan baik.

"Tolonglah Mbak. Kalau misalnya Mbaknya ragu, saya bisa kok kasih tanda pengenal saya sebagai jaminan," ujar Pria itu seraya membuka dompetnya dan memberikannya pada Najla.

"Ini KTP asli Mas?" tanya Ralian yang ikut melihat kartu identitas yang pria itu berikan.

"Ya jelas asli lah, emangnya saya ini punya tampang penipu?"

"Ya bisa jadi 'kan. Soalnya kamu lebih tampan dari pada yang ada di dalam kartu identitas ini," jawab Ralian dengan senyum diwajahnya. Yusril Surya hanya bisa menarik nafasnya panjang.

"Baiklah Mas. Kami berdua ikut, tapi kartu identitasnya masih kami yang pegang ya," ujar Najla memutuskan.

"Okey, siap Mbak," jawab pria itu kemudian membawa kedua gadis itu ke mobilnya. Mereka pun dibawa ke Rumah kediaman keluarga Radiman Said Nugraha.

"Gak nyangka ya Na, weekend kita berakhir di rumah orang kaya kayak gini," ujar Ralian saat mereka berdua sudah sampai di Rumah orang yang katanya ingin bertemu dengan Najla, sang sahabat.

"Iya Aku juga gak nyangka. Tapi ini tidak sedang bercanda kan ya Mas?" tanya Najla pada pria yang sedang menemani mereka memasuki rumah besar itu.

Yusril Surya tersenyum kemudian menjawab, "Ya tidaklah Mbak. Ini serius. Pemilik rumah ini benar-benar ingin bertemu dengan Mbak Najla."

"Silahkan duduk. Saya akan panggilkan Pak Radiman untuk menemui kalian disini," lanjut pria itu kemudian meninggalkan dua gadis itu di dalam ruang tamu itu.

"Na, kira-kira umur Pak Radiman itu seumuran siapa sih? Aku kok penasaran banget." Ralian mencolek tangan sahabatnya itu dengan tanda tanya di wajahnya.

"Apa jangan-jangan ia sedang mencari calon istri Na. Dan kamulah orang yang sedang dicari itu."

"Ih, kamu kok mikir kejauhan gitu sih?"

"Ya habisnya sultan kayak gini dari gadis cantik kayak kamu untuk apa coba? atau jangan-jangan? kamu mau dijodohkan sama anaknya atau cucunya, hehehehe," ujar Ralian terkekeh.

Najla hanya bisa memutar bola matanya malas seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pun lantas berucap," Eh, kamu sepertinya sudah gak sakit hati lagi sama Kak Amar."

"Eh iya ya, Aku kok udah gak sedih lagi ya? padahal tadi Aku sampai berniat untuk bunuh diri gara-gara dia mutusin Aku."

"Ish, istighfar kamu Yan. Masak diputusin gitu aja udah mau bunuh diri, kayak gak ada cowok lain aja di Dunia ini," ujar Najla dengan bibir mencebik. Ralian langsung tersenyum kemudian menjawab," Eh Ita sih, di sini masih ada cowok tampan yang tak kalah menariknya dari si brengsek itu!"

Gadis itu mengarahkan pandangannya pada Yusril Surya yang sedang berjalan bersama dengan seorang pria tua.

"Ini Pak, Najla dan ini temannya, siapa nama mbak?" Yusril memperkenalkan Najla kemudian mengarahkan pandangannya ke arah gadis lainnya di ruangan itu.

"Selamat sore Pak. Saya Ralian dan ini teman saya Najla Irham Ibrahim."

Deg

Entah kenapa dada Radiman Said Nugraha berdebar saat mendengar nama lengkap dari gadis yang sangat ingin ia temui itu. Nama belakang gadis cantik itu terasa begitu dekat dengannya.

"Oh ya, maafkan saya, karena telah mengambil waktu berharga kalian dan datang kemari," ujar pria tua itu dengan senyum teduhnya.

"Eh tidak apa-apa Pak. Kami berdua juga senang memenuhi undangan bapak," jawab Najla balas tersenyum. Ia menatap pria tua itu dengan perasaan yang sangat nyaman di hatinya.

Gadis itu merasakan hatinya menghangat. Ia seperti sedang bersama dengan kakeknya di kampung.

"Aaaargh!" tiba-tiba saja pria tua itu meremas dadanya karena rasa sakit yang menyerang salah satu bagian dari tubuhnya itu. Menit berikutnya, Ia pun terjatuh ke lantai dan tak sadarkan diri.

"Pak!"

Tiga orang itu langsung berteriak dan segera melompat ke arah tubuh tua tak berdaya itu.

🌺🌺🌺

*Tobe Continued.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

yang belum mampir ke karya othor yang ini, mampir dong sayang 😍

Terpopuler

Comments

Mazree Gati

Mazree Gati

akting goblok bin tolol,,mati beneran aja radiman

2024-08-28

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BAGUS RALIAN SAMA YUSRIL.. DRIPADA SAMA AMAR SI PEMALAS..

2023-06-17

0

☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀

☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀

sakit eaaaa... dengar kabar itu

2023-01-17

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!