Najla Irham membuka pintu rumah kostnya dengan wajah malas. sebuah ketukan panjang pada daun pintu itu membuatnya terpaksa membuka pintu. Senyumnya yang biasanya manis dan menarik kini ia tekuk tak bersemangat.
"Assalamualaikum Nana," sapa Irfin dengan wajah sumringah. Ia mengangkat satu bungkus makanan kesukaan pacarnya itu didepan wajahnya.
Satu paket martabak asin pun mengeluarkan aroma yang sangat menggugah selera bagi yang mencium baunya.
"Waalaikumussalam. Kok baru datang?" tanya gadis itu dengan wajah cemberut. Nampak sekali kalau ia sangat kesal pada sang pria saat ini.
Irfin menarik bibirnya ke kiri dan ke kanan membentuk senyum diwajahnya. Satu lesung pipinya langsung nampak dan semakin menambah ketampanannya.
"Maaf Na, satu pekan ini Aku sibuk banget. Banyak paket yang harus Aku antar dan malamnya Aku kerja lagi," jawab pria itu seraya meraih tangan Najla dan meletakan satu paket martabak asin kesukaan gadis itu di sana.
"Nelpon atau ngechat aja masak gak bisa sih? kan bikin Aku kesal tahu gak?" ujar gadis itu dengan wajah yang masih nampak sama, yaitu cemberut.
"Masak gak punya waktu sedikit aja buat Aku sih? minimal balas chat aku gitu, ih sebel!" gerutunya seraya menghentakkan kakinya di depan pria itu. Setelah itu ia kemudian meninggalkan Irfin di depan pintu tanpa mempersilahkannya masuk.
"Na, boleh Aku masuk gak nih?" tanya Irfin dengan bermaksud meminta izin.
"Bodo! pergi saja sana!" balas gadis itu dengan nada yang meninggi. Sebuah hal yang menyentak hati Irfin yang tidak pernah dilakukan oleh pacarnya itu padanya selama beberapa bulan mereka jadian.
Irfin menghela nafas berat. Hatinya kecewa karena Najla marah padanya. Sungguh ia benar-benar sangat sibuk mengumpulkan recehan rupiah untuk mengganti tabungan gadis itu saat ia nanti ingin pulang kampung.
Irfin melongokkan kepalanya ke dalam Rumah itu. Ia berharap gadis cantik yang sudah bertahta di dalam hatinya itu mau menemuinya meskipun sebentar. Karena ia sungguh sangat rindu padanya.
Huffft
Irfin menarik nafasnya pelan. Pria itu kemudian menarik sebuah kursi plastik dan mendudukinya di depan teras rumah Najla. Meskipun sangat rindu ia tidak mungkin masuk tanpa seizin gadis pemilik rumah itu.
Ia pun meraih handphonenya dan membuka-buka akun sosial media miliknya yang selama ini ia abaikan dan tinggalkan. Selama sibuk menjadi seorang kurir yang miskin, ia hanya menstimulus otaknya untuk giat bekerja dengan usahanya sendiri.
Sementara itu di dalam ruang tamu, Najla mulai mengunyah martabak asin yang dibawa oleh Irfin beberapa saat yang lalu itu dengan bersungut-sungut kesal.
"Gak peka banget sih jadi cowok! ih sebel!" ujarnya sembari terus mengunyah dan tidak menyadari kalau sudah dua potong martabak itu ia habiskan.
"Harusnya kan kamu minta maaf dengan benar. Ish benar-benar gak peka kalau Aku cemburu." Najla terus bermonolog dengan tidak menghentikan kunyahannya pada makanan favoritnya itu.
"Ih kesel!"
Nyam
Nyam
Nyam
"Aaaah uuuuuuh aaahh." Najla mengeluh kepedasan karena tidak sadar menggigit langsung cabe rawit merah yang ia selipkan kedalam potongan martabak itu.
Cikkue
Cikkue
Najla langsung merasakan cegukan dengan mata berkaca-kaca. Irfin yang sedang berada di teras dan mendengarnya berteriak langsung memasuki ruangan tamu itu dengan tatapan khawatir.
"Na, kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya pria itu seraya memberikan segelas air putih untuk gadis cantik yang sedang cegukan hebat itu.
Cikkue
Cikkue
"Tidak apa-apa, pedasnya gak seberapa dibandingkan panasnya hatiku Fin," jawab Najla dengan wajah yang masih kesal.
"Hey, panasnya kenapa? kamu kesal sama Aku atau sama orang lain sih?" Irfin mulai mendudukkan tubuhnya disamping ke kasihnya itu.
"Kamu gak peka. Kamu sekarang ngelupain aku," gerutu Najla merajuk manja. Ia membelakangi pria itu dengan ekspresi yang masih sangat kesal.
"Na, katakan sayang ada apa? Aku kan tidak tahu apa salahku?"
"Apa? kamu tidak tahu?" Najla memutar tubuhnya kemudian menatap pria tampan itu dengan tatapan tajam.
"Iya," jawab Irfin dengan wajah polos tak merasa bersalah sedikitpun.
"Kamu sudah terkenal di dunia belanja online Fin!"
"Maksudnya?" Irfin menatap Najla dengan wajah bingung.
"Nih lihat ini, para customer itu memberikan ulasan bukan untuk barang atau paket yang mereka terima. Akan tetapi karena kamu. Kurir yang tampan dan katanya mempesona!" jelas Najla dengan wajah memerah cemburu.
Gadis itu langsung memperlihatkan layar handphonenya yang memperlihatkan beberapa postingan gadis-gadis bersama dengan sang kurir yang tidak lain adalah Irfin, pacarnya sendiri.
Sekali lagi Irfin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia pun tersenyum meringis karena tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak tahu kalau sikap baik dan ramah yang ia tampilkan akan berakibat buruk seperti ini pada hubungannya dengan sang kekasih.
Ia sekarang jadi bingung apa yang harus dilakukannya untuk membujuk Najla yang sedang merajuk karena cemburu. Dengan gerakan cepat ia pun menarik tubuh gadis itu dan meraih bibirnya untuk ia cium.
"Aaargh uuuuhh aaaah," desis pria tampan itu dengan wajah memerah. Bukan sensasi manis yang ia dapatkan dari bibir sang kekasih tetapi sensasi pedas level bon cabe yang ia dapatkan.
"Hahahaha," Najla tertawa terpingkal-pingkal dengan ekspresi kekasihnya yang sangat lucu itu. Ia sampai memegang perutnya seraya tertawa karena merasa sangat lucu.
Irfin ikut tertawa. Ia tidak masalah merasakan sensasi pedas bibir Najla, yang penting gadis itu tidak marah lagi padanya.
🌺🌺🌺
*Tobe Continued.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Mazree Gati
baru jadi pacar uda mau di sosorrrrrr
2024-08-28
0
Ta..h
makanya fin jngn asal sosor udah kaya soang aja 😂😂😂.
2023-08-06
0
Sulaiman Efendy
NAHHH, BETULKN, PANGGILANNYA NANA..
2023-06-17
0