Irfin Setyo Nugraha membuka lembar demi lembar proposal yang baru saja disodorkan oleh Amar Furqan sang sepupu. Bibirnya tiba-tiba membentuk senyum samar saat ia melihat watermark di setiap lembaran kertas itu bertuliskan Najla Sweet.
"Dasar ceroboh!" gumamnya pelan tetapi tertangkap jelas di telinga Amar Furqan yang masih duduk dengan tenang di hadapannya.
"Najla Sweet, ada-ada saja," lanjut pria itu dengan suara yang masih sangat pelan. Senyum diwajahnya semakin melebar saat ia menemukan satu emoticon senyum di bagian footer kertas terakhir proposal itu.
Rasa rindu pada gadis itu tiba-tiba saja menyeruak dari dalam hatinya. Sepekan lebih tidak menjadi kurir dan bertemu dengan Najla membuat hatinya merasakan rindu yang sangat berat. Dadanya kini berdetak kencang dengan wajah menghangat.
Amar Furqan yang sejak tadi memperhatikan ekspresi yang ditunjukkan oleh CEO itu merasakan antena di kepalanya menegak sempurna. Sebuah signal khusus telah sampai kepada dirinya dengan sangat cepat.
Kecurigaannya semakin jelas kalau ada sebuah hubungan istimewa yang terjadi antara Irfin dan Najla dari perusahaan anak cabang yang dipimpin oleh Boy Syam itu.
"Proposalnya bagus Mar, sudah sangat sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Aku suka sekali. Gaya penulisan yang sangat bagus dan juga tentunya sangat menarik untuk dijual," jelas Irfin dengan senyum diwajahnya.
"Proposal ini lolos dan sampaikan pada Pak Boy Syam kalau semuanya sangat sesuai. Tak ada kesalahan sedikit pun, kecuali watermarknya," lanjut Irfin dengan bibir kembali tersenyum samar.
"Watermark?" Amar memandang Irfin dengan tatapan bingung. Ia tidak mengerti dengan kata-kata Irfin yang menyebutkan tentang istilah watermark.
"Iya, lain kali kalau meminta orang lain untuk mengetik berkas penting milik perusahaan maka seharusnya watermark perusahaan yang ada di sini Mar, dan bukannya watermark seorang gadis bernama Najla sweet," jawab Irfin seraya menunjuk kertas-kertas proposal itu.
"Ah ya, hahahaha. Aku minta maaf. Aku memang ceroboh," Amar tertawa sumbang karena sudah ketahuan tidak teliti dalam bekerja. Ia pun menyalahkan gadis cantik itu yang tidak mengganti watermark itu dengan milik perusahaan.
"Gadis itu yang ceroboh Mar bukannya kamu," timpal Irfin dengan ekspresi yang sangat aneh dimata Amar.
"Lho kok kamu tahu kalau yang mengerjakan proposal ini seorang gadis?" tanya pria itu dengan tatapan menyelidik pada sepupu sekaligus CEOnya itu.
"Hum ya, Aku kan cuma menebak saja Mar. Lihat saja namanya, itu kan jelas sekali kalau itu nama seorang gadis." jawab Irfin tidak mau kalah. Ia sangat tidak ingin kalau sepupunya itu mencurigai sesuatu pada dirinya.
"Aku akan meminta Pak Boy Syam untuk memperbaiki proposal ini dan segera mengirimkannya ulang," lanjut pria itu dengan tangan meraih gagang telepon di samping mejanya untuk menelpon seorang pria yang bernama Boy Syam itu.
"Eh tidak perlu kamu hubungi Fin. Biar Aku saja yang membawa kembali proposal ini ke Perusahaan anak cabang ini," timpal pria itu cepat.
"Aku juga ingin menemui gadis yang membuat proposal ini. Ia sangat cantik Fin dan Aku sangat suka. Aku ingin sekali menjadikannya kekasihku." lanjut Amar Furqan dengan seringai diwajahnya.
Pria itu bisa melihat sendiri bagaimana wajah tampan Irfin berubah keruh mendengar ia mengatakan hal itu. Ia juga bisa melihat tangan sepupunya itu mencengkram kuat gagang telepon yang sedang dipegangnya.
Kena kau! ternyata gadis itu adalah kekasihmu ya.
Pantas saja kamu tidak mau menerima perjodohanmu dengan Nana si culun dan kampungan itu. Ujar Amar membatin dengan tatapan lurus pada wajah Irfin yang sedang menatapnya itu.
"Kenapa Fin? Apa kamu mengenal gadis itu?" tanya Amar dengan senyum miringnya.
"Ah tidak. Aku tidak mengenalinya. Ya, kalau begitu kamu saja yang mengantarkan kembali proposal ini. Dan katakan pesanku tadi," jawab Irfin seraya menyimpan kembali gagang telepon yang tidak jadi ia gunakan.
"Baiklah. Aku akan berangkat sekarang juga. Dan Aku pastikan meminta Najla untuk mengerjakannya dengan sangat baik."
"Ah ya, kamu bisa melakukannya besok Mar. Ini tidak terlalu darurat. Proposal ini hanya formalitas saja kok. Aku sudah tahu apa tujuan dan isinya."
"Tidak Fin, Aku akan berangkat sekarang juga. Aku sangat ingin bertemu dengan gadis itu lagi. Lembur pun akan aku lakukan bila bersama dengannya," jawab Amar Furqan dengan ekspresi yang sangat menyebalkan bagi Irfin.
"Ia sangat cantik Fin. Dan Aku yakin bisa meraih hatinya," lanjut pria itu dengan maksud untuk memanas-manasi sepupunya yang sudah nampak mengeratkan rahangnya.
"Kamu tidak lihat jam berapa sekarang hah?!" tanya Irfin dengan emosi yang sudah mulai terpancing.
"Sekarang sudah hampir jam pulang kerja dan kamu ingin memaksa seseorang untuk bekerja lagi?!" tanya Irfin dengan perasaan kesal di hatinya.
"Hey ada apa denganmu Pak CEO, ini masih siang. Aku bisa sampai di Perusahaan itu dengan cepat. Lalu apa masalahmu?!" Amar menatap tajam mata Irfin seraya merebut proposal itu dari tangan pria itu.
"Amar!" teriak Irfin dengan keras karena pria itu tidak mengindahkan kata-katanya.
"Apa Irfin Setyo Nugraha! kamu pikir Aku mau kamu perintah-perintah seperti ini?!" tantang Amar dengan wajah mengeras.
"Jangan pikir karena Kakek mempercayakan Perusahaan ini kamu pimpin lalu kamu berani memerintah aku seperti ini."
"Jangan mimpi!"
"Kedudukan kita sama. Kita sama-sama cucu dan punya hak yang sama pula. Jadi berhenti untuk mengatur apa yang harus aku lakukan dan yang tidak aku lakukan."
Putra dari Yusran Aspar Nugraha itu pun meninggalkan ruang kerja CEO itu dengan senyum miring diwajahnya.
"Akan ku pastikan hubunganmu dengan Najla akan hancur!" ujarnya dengan semangat membara diwajahnya.
Pria itu tidak akan pernah tenang melihat sepupunya mendapatkan kebahagiaan dengan mendapatkan apa saja yang ia inginkan.
Sementara itu Irfin meraup wajahnya kasar. Ia tidak menyangka kalau hubungan khususnya dengan Najla yang selama ini ia sembunyikan akan berakibat seperti ini.
Dengan cepat pria itu meraih handphonenya dan segera membuka aplikasi kurir makanan yang selama beberapa hari ini ia tinggalkan. Ia berharap sekali ada customer yang sedang membutuhkan jasanya di sekitar perusahaan tempat Najla bekerja.
"Got it!" Pria itu tersenyum. Seorang karyawan di Perusahaan itu baru saja ia dapatkan sebagai customernya.
"Najla, aku datang sayang," ujarnya dengan senyum cerah diwajahnya. Ia akan datang dengan satu alibi yang sangat tepat.
Pria itu pun meninggalkan ruang kerjanya dan bersiap bekerja sebagai kurir lagi. Pakaian kerjanya sudah ia ganti dan simpan di atas mobil mewahnya.
Jaket dengan trade Mark khusus dari Perusahaan tempatnya bekerja ia gunakan kembali dengan masker dan kacamata sebagai pelengkapnya. Senyum lebar dibalik masker itu tersungging diiringi debaran jantung yang terasa sangat keras.
Irfin Setyo Nugraha sang kurir tampan sedang sangat rindu pada sang kekasih hati.
Broom
Motor tuanya melaju dengan kecepatan tinggi menuju tempat kerja Najla. Satu paket martabak asin favorit sang kekasih pun sudah siap di bagian belakang motornya.
Najla I am coming
🌺🌺🌺
*Tobe Continued.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
bang fin sini kirimin aku 1 martabak asin nya😫🤣🤣
2023-01-10
1
꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ekhem rindu kaga tu sama sang ke kasih
2023-01-10
2
Mammeng
pas sampe disana amar sdh duluan bertamu....😃
2023-01-10
3