2. Pelayan Khusus

Elma memejamkan matanya berharap kalau pria tampan yang sedang berdiri di sampingnya bukan orang yang sama yang telah memperkosanya.

"Semoga bukan dia bajingan sialan itu!"

Elma menarik nafas berat. Wajahnya tetap tertunduk sambil membelakangi pria tampan yang ada di belakangnya.

Begitu pintu di buka Elma buru-buru berjalan cepat mencari GO-JEK. Ia tidak ingin mendengar suara lelaki itu karena mengingatkan dirinya pada bajingan pemerkosaan itu.

Keesokan harinya Elma memulai tugas pertamanya sebagai OB. Ia membersihkan ruang kerja Tuan Darren sebagai CEO di perusahaan itu.

"Apakah tuan ini belum berkeluarga? Hampir tidak ada fotonya di dalam sini sama sekali."

Elma meletakkan benda-benda yang ada di atas meja kerja di tempat yang sama. Usai acara bersih-bersih Elma kembali ke pantry untuk membuat kopi untuk bosnya itu.

Elma kembali lagi meletakkan secangkir kopi di atas meja bosnya. Usai melakukan tugasnya Elma baru menyempatkan diri untuk sarapan pagi.

Tuan Darren masuk ke ruang kerjanya diikuti oleh asistennya Kia. Tuan Darren duduk di kursi kebesarannya sambil menyeruput kopi buatan Elma.

Satu kali menyeruput kopi itu membuatnya berhenti sesaat dan merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan seenak ini.

Asisten KIA merasa bingung melihat wajah tampan tuannya ini seakan berbinar saat menyeruput kopi tersebut.

"Ada apa Tuan? Apakah kopinya..?"

"Siapa yang buat kopi ini?" sela tuan Darren sebelum KIA menyelesaikan pertanyaannya.

"Apakah ada masalah Tuan?"

"Aku belum pernah minum kopi seenak ini. Tanyakan siapa yang membuatnya!"

"Baik Tuan!"

KIA menghubungi bagian HRD yang memberikan tugas pada OB untuk membersikan di ruang kerjanya tuan Darren.

Saat mengetahui nama OB itu, KIA memberitahukan lagi pada Darren.

"Nama OB itu Elma Tuan! Dia OB baru di sini."

"Minta bagian HRD itu untuk membawa gadis itu ke sini!"

"Baik Tuan!"

Tidak lama kemudian nyonya Alfi dan Elma masuk ke ruang kerjanya tuan Darren. Gadis ini masuk dengan wajah tertunduk karena takut akan di marahi oleh pemilik perusahaan ini.

Tuan Darren menatap wajah Elma yang masih tertutup masker itu. Hanya mata indah yang di miliki oleh gadis itu yang bisa di pandanginya.

"Ini anaknya tuan Darren! Saya menugaskan gadis ini membersihkan semua ruangan khusus di lantai ini saja dan menyiapkan minuman mereka sesuai kebiasaan tuan Darren dan para karyawan sini."

Ucap Nyonya Alfi menjelaskan tugas Elma.

"Jadi kamu membuat kopi untuk semua orang di lantai ini?"

Tanya tuan Darren pada Elma.

Deggggg...

Elma terhenyak mendengar suara yang sama yang ia dengar dari pria tampan yang bertemunya di lift kemarin.

Tanpa ingin mengangkat wajahnya ia menjawab dengan gugup sambil memainkan jari jemarinya lentiknya.

"Iya Tuan! Saya melakukannya atas permintaan nyonya Alfi."

"Alfi...!"

"Iya tuan..!"

"Mulai besok, dia hanya menjadi pelayan khusus untukku. Dia hanya membuat kopi untukku dan membersihkan ruang kerjaku."

Deggggg...

Elma tercekat spontan menatap wajah tampan tuan Darren. Begitu juga tuan Darren yang menatap dalam mata jeli milik Elma.

Elma merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Bagaimana mungkin tugasnya hanya sebatas melayani bos satu ini.

"Aku tidak mau kamu melakukan pekerjaan yang lainnya apa lagi membuat kopi untuk orang lain di kantor ini, kamu mengerti, nona Elma ?"

"Ba..baik Tuan!"

Ucap Elma gugup.

"Alfi..!"

"Iya tuan..!"

"Pastikan ia tidak boleh di suruh oleh siapapun apalagi kamu. Dia hanya milikku, pelayan khusus milikku."

Ucap tuan Darren penuh penekanan pada kalimatnya.

"Baik Tuan!"

"Kalian boleh kembali ke tempat kalian masing-masing!"

"Baik Tuan!"

Ucap Alfi lalu mengajak Elma keluar dari ruang kerjanya tuan Darren.

Tuan Darren menyeruput lagi kopi buatan Elma dengan menikmati setiap tegukannya.

Asisten KIA sangat penasaran dengan kopi yang di minum oleh tuan Darren karena ia belum sempat meneguk kopi yang ada di mejanya.

"Tuan sebentar! Saya mau ambil berkas yang ketinggalan di ruang kerja saya." Ucap Kia.

"Hmm!"

KIA berjalan setengah berlari menuju ruang kerjanya. Ia melihat cangkir kopi miliknya masih berada di mejanya. KIA buru-buru minum kopi buatan Elma.

Saat ia menyeruput kopi itu rasanya tiada duanya.

"Benar..! Apa yang dikatakan oleh tuan Darren benar, bahwa kopi buatan Elma belum pernah mereka nikmati seenak ini."

KIA langsung menghabiskan kopinya dan kembali lagi ke ruang kerja tuan Darren.

"Apakah kamu sedang menikmati kopi buatan Elma, Kia?"

Tebak tuan Darren yang sedikit cemburu pada Kia.

"He...he..he! iya Tuan. Apa yang dikatakan tuan memang benar kalau kopi buatan Elma sangat enak."

Ucap Darren sambil cengengesan.

"Mulai besok, hanya kopi buatan Elma khusus untukku saja. Dia tidak boleh membuat untuk orang lain walaupun itu adalah kamu."

Ucap Darren tegas.

"Kalau dia jadi pacarku, aku bisa memintanya untuk membuatkan kopi untukku." Ucap Kia tidak mau kalah.

Degggg...

Ucapan KIA barusan membuat tuan Darren merasa sangat terganggu. Entah mengapa dia tidak suka Elma menjadi milik siapapun.

"Selama Elma bekerja denganku, dia tidak boleh pacaran dengan karyawan perusahaan ini."

Timpal tuan Darren tegas.

"Sial! Si bos ini tidak mau rugi." Umpat KIA membatin.

Keduanya kembali fokus dengan pembahasan mereka tentang perusahaan. Tuan Darren terus mengingat sinar mata Elma yang begitu teduh membuatnya ingin menatap lagi mata indah itu.

"Kenapa suara gadis itu seperti suara gadis yang aku perkosa itu. Suara itu tidak pernah lepas dari ingatanku. Ah, tidak mungkin Elma gadis yang aku perkosa itu. Gadis yang aku perkosa itu tidak menggunakan hijab sedangkan Elma menggunakan hijab. Mereka bukan orang yang sama." Ucap Tuan Darren sambil melamun.

Sejak memperkosa Elma, Tuan Darren menjadi lebih dingin dan terkesan introver. Ia terus di kejar rasa bersalah karena merenggut mahkota gadis itu tanpa rasa iba.

Apa lagi kata-kata terakhir Elma yang merasa harta yang tersisa hanyalah harga dirinya yaitu mahkota kesuciannya.

Malam itu Tuan Darren ke klub bersama relasi perusahaannya usai melakukan meeting yang membuat mereka cukup setress.

Entah siapa yang telah mencampurkan obat perangsang dalam minumannya yang membuat ia merasakan syahwatnya yang sudah menggebu-gebu.

Tuan Darren menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mulai gelisah. Ia butuh seorang gadis yang bisa ia ajak bercinta.

Kebetulan Elma yang sedang berjalan kaki di bawah guyuran hujan memancing dirinya menjadikan gadis itu sebagai mangsanya.

Ia terus memperhatikan gadis itu hingga melewati mobilnya. Dengan perlahan ia turun sambil membawa saputangannya untuk membekap Elma hingga gadis itu pingsan.

Walaupun malam itu ia bisa menuntaskan hasratnya, tapi ia tidak bisa mengakhiri permainannya. Entah Elma yang masih gadis atau birahinya yang masih menagih, membuat ia terus-menerus memperkosa Elma tanpa ampun.

Saat ia kembali lagi ke kamar hotel miliknya, usai menghubungi temannya, Elma sudah tidak ada di kamar itu. Yang tersisa hanya baju yang diberikannya teronggok di tempat tidur.

"Andai aku bisa bertemu dengan gadis itu lagi, maka aku akan menikahinya." Batin Tuan Darren.

Terpopuler

Comments

Rohman Doank61

Rohman Doank61

Dasar semprul, udh berbuat baru nyesal. lanjut Thor

2023-02-03

4

Patimah Atim

Patimah Atim

semangat thoor up Nya..

2023-01-21

0

wiwik

wiwik

semoga aq suka sama ceritanya(maaf)

2023-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!