Leandra benar-benar tidak menyadari kapan Leonel kembali, dia bahkan merasa heran karena kini pria dewasa itu tiba-tiba saja datang dan memberikan es batu kepada dirinya.
"Ck! Aku meminta kamu untuk mengompres luka kamu, atau perlu aku yang mengompresnya?" tanya Leonel.
Leonel merutuki apa yang sudah dia ucapkan terhadap Leandra, karena dia merasa sudah berkata kasar terhadap gadis itu.
Padahal, dia hanya ingin bersikap lebih perhatian. Karena apa yang sudah terjadi kepada Leandra, sesungguhnya memang karena ulahnya.
"Hah? Tidak perlu, aku bisa sendiri," ucap Leandra seraya mengambil es batu yang terbungkus sapu tangan dari tangan Leonel dan menempelkannya pada jidatnya.
Sesekali Leonel mendengar Leandra yang meringis kesakitan, ada rasa bersalah di dalam hatinya karena dia mendorong gadis itu dengan begitu kencang.
Sungguh dia tidak bermaksud untuk menyakiti gadis itu, hanya saja dia begitu kaget karena apa yang sudah Leandra lakukan terhadap dirinya.
"Mau langsung pulang atau mau ke suatu tempat dulu?" tanya Leonel tanpa menatap ke arah Leandra.
Mendengar apa yang ditanyakan oleh Leonel, Leandra terlihat menolehkan wajahnya kepada pria dewasa itu. Lalu, Leandra pun berkata.
"Anda bertanya kepada saya?" tanya Leandra seraya menunjuk wajahnya sendiri.
Leonel langsung menolehkan wajahnya ke arah Leandra ketika mendengar pertanyaan seperti itu dari gadis yang berada di sampingnya, gadis yang kini keningnya terlihat memar karena ulahnya.
"Ya, tentu saja aku bertanya kepada kamu. Memangnya aku mau bertanya kepada siapa lagi?" tanya Leonel.
Leandra terlihat mengedarkan pandangannya, di sana ada Lucky dan juga pak sopir selain dirinya. Bisa saja bukan, jika Leonel bertanya kepada pria yang ada di hadapannya itu, pikirnya.
Bukan bertanya kepada dirinya, karena dia tidak mau merasa besar kepala dan berharap banyak kepada pria dewasa itu.
"Maaf, Tuan. Habisnya masih ada Tuan Lucky dan juga ada Pak sopir, siapa tahu anda bertanya kepada kedua pria yang berada di depan saya ini," jawab Leandra logis.
Mendengar jawaban dari Leandra, Leonel terlihat menghela napas berat. Kemudian, dia menepuk pundak pak sopir dan berkata.
"Sepertinya dia tidak ingin pergi ke mana-mana, kita langsung pulang saja," ucap Leonel dengan nada penuh perintah.
Sebagai bentuk rasa bersalahnya, Leonel sengaja bertanya seperti itu. Karena siapa tahu gadis itu ingin pergi ke suatu tempat dan Leonel akan mewujudkannya.
Namun, mendengar apa yang dikatakan oleh Leandra, Leonel menjadi berubah pikiran. Rasanya lebih baik dia segera pulang dan segera mandi lalu beristirahat.
"Eh? Kalau beneran nawarin, aku mau loh pergi ke toko kue. Mau beli kue sus rasa coklat buat ngemil sebelum tidur," ucap Leandra cepat.
Deg!
Jantung Leonel seakan berpacu dengan cepat, dia langsung teringat akan Leana, istrinya. Leana begitu menyukai kue sus, dia selalu membuat kue sus dan selalu dia makan saat dia akan tidur.
Leonel selalu berkata jika memakan makanan manis sebelum tidur akan membuat Leana gendut, tapi Leana selalu saja membantahnya.
'Ngga apa-apa dong gendut, yang penting aku udah nikah sama kamu.'
'Tapi kalau kamu gendut aku tidak suka,' ucap Leonel kala itu.
'Gampang, nanti kamu nikah lagi aja. Cari tuh cewek yang kurus, yang penting kamu ngga ninggalin aku.'
Leonel terlihat kesal dengan jawaban yang terlontar dari bibir Leana, dia langsung mengangkat tubuh ramping istrinya dan merebahkannya di atas tempat tidur.
'Aku tidak akan menikahi wanita lain,' ucap Leonel seraya menunduk dan hendak mencium bibir istrinya. Namun, Leana dengan cepat mendorong wajah suaminya.
'Jangan berkata seperti itu, aku tidak akan keberatan jika memang kamu mau menikah lagi. Asalkan satu hal yang aku pinta, jangan lupakan aku.'
Semua perkataan Leana terasa bermunculan pada memory Leonel, hal itu membuat dirinya malah terdiam seraya melamunkan almarhumah istrinya.
Leandra yang melihat Leonel malah melamun terlihat menggoyang-goyangkan telapak tangan kanannya di depan wajah Leonel, dia takut jika ucapannya menyinggung perasaan dari pria dewasa itu.
"Tuan, apakah anda baik-baik saja? Apakah ucapan saya menyinggung perasaan anda? Kalau memang seperti itu, lebih baik kita pulang saja. Aku tidak menginginkan apa pun lagi," ucap Leandra.
"Aku tidak apa-apa, kalau kamu memang mau membeli kue sus ya silakan saja," ucap Leonel dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan.
"Tidak jadi, ayo Pak, jalan." Leandra langsung menepuk pundak pak sopir.
Pak sopir menurut, dia langsung melajukan mobilnya menuju kediaman Harold. Lucky sempat memperhatikan raut wajah Leonel yang tiba-tiba saja berubah.
Dia sangat paham jika tuannya itu pasti teringat akan istrinya yang sudah tiada, Lucky terlihat menghela napas berat lalu dia juga memperhatikan wajah Leandra yang kini terdiam seraya mengompres keningnya yang terlihat memar.
Tidak dapat Lucky pungkiri jika Leandra terlihat memiliki kemiripan dengan Leana, sudah dapat dipastikan jika Leonel akan terus mengingat almarhumah istrinya lewat Leandra.
"Sudah sampai, Tuan." Pak sopir terlihat turun dan langsung membuka pintu mobil untuk Leonel.
Leonel terlihat turun dengan langkah gontai, entah kenapa kini perasaannya menjadi campur aduk.
Leandra dan Lucky terlihat mengikuti langkah Leonel dari belakang, mereka takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap tuannya tersebut.
Bisa saja bukan, Leonel akan mengalami sesak napas secara tiba-tiba. Atau, bisa saja pria itu mengalami hal yang mereka tidak duga.
Saat tiba di dalam kamarnya, Leonel langsung membuka kaos yang dia pakai. Dia juga terlihat membuka celana yang dia pakai, sehingga menyisakan celana Boxer saja yang kini menutupi area intinya.
Leandra yang melihat akan hal itu langsung menolehkan wajahnya ke arah lain, dia tidak menyangka jika Leonel akan melakukan hal itu. Karena di sana bukan hanya ada Lucky saja, tetapi ada dirinya juga.
'Sialan! Apakah dia tidak berpikir ada gadis polos seperti aku di sini? Dasar pria tidak waras,' keluh Leandra dalam hati.
"Aku ingin merendam tubuhku dengan air hangat, tolong siapkan air untuk aku berendam," ucap Leonel tanpa menolehkan wajahnya ke arah Lucky ataupun ke arah Leandra.
Leandra terlihat menolehkan wajahnya ke arah Lucky, lalu dia mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi.
Gadis itu seakan bertanya kepada Lucky, Leonel menyuruh dirinya atau Lucky untuk menyiapkan air mandi. Lucky tersenyum, lalu dia berkata.
"Tuan Leonel meminta anda yang melakukannya, karena saya masih punya pekerjaan yang harus dilakukan," jelas Lucky.
Leandra terlihat menghela napas mendapat jawaban seperti itu dari Lucky, dia tidak menyangka jika tugas yang diberikan oleh Leonel adalah untuk dirinya.
Mungkin inilah tugas pertama yang harus dia lakukan, pikirnya. Mengurus Leonel yang hendak mandi, setelah itu mungkin saja Leonel akan meminta dirinya untuk menyiapkan makan malam.
Karena hari memang sudah mulai sore dan sebentar lagi waktu makan malam akan segera tiba, satu hal yang Leandra harapkan.
Semoga saja Leonel tidak memintanya untuk memasak, karena dia tidak bisa memasak sama sekali. Dia hanya bisa merebus mie instan saja dan juga membuat telor ceplok.
"Oh, seperti itu. Kalau begitu aku ke kamar mandi dulu," ucap Leandra seraya menurunkan tas ransel yang dia pakai dan menyimpannya di atas sofa.
Setelah itu, Leandra nampak melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Dengan cepat dia memenuhi bathup dengan air hangat, tidak lupa dia juga menuangkan sabun cair ke dalamnya.
"Apakah sudah siap?" tanya Leonel yang ternyata sudah berada di samping Leandra.
"Hastaga!" keluh Leandra seraya memegangi dadanya. "Sudah Tu--"
Leandra tidak berani meneruskan ucapannya, karena dia melihat Leonel yang tanpa banyak bicara masuk ke dalam bathup dengan hanya menggunkan segitiga pengaman saja.
"Gila!" umpat Leandra seraya berlari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Rull
eh kalau nanti dijadiin penganti aku gak terima loh ini,gak asih ah kalau masih nyangkut sama masa lalu😴😴
2023-08-15
1
Unnie Evi✅
aduh Leonel sembarangan buka pakaian,ga ingat apa ada anak perawan disitu
2023-02-21
0
💋ShasaVinta💋
Leonel,,, ada anak perawan ituuu
2023-02-17
0