Arrgh!" teriak Leonel ketika mengingat kejadian buruk yang menimpa istrinya.
Dia tidak menyangka jika dirinya akan kehilangan istri dan juga calon buah hati mereka, padahal dia sudah berjanji akan memperbaiki hubungannya dengan sang istri.
Dia sudah berjanji akan mencintai Leana seumur hidupnya, tidak akan ada Lyra dan wanita mana pun yang menghiasi hari-harinya.
Cukup Leana saja wanita baik hati, lembut dan selalu penuh cinta dalam setiap kali memperlakukan dirinya.
Cukup Leana saja yang memenuhi ruang hatinya, tidak ada wanita lain yang boleh masuk dan tinggal dengan nyaman di dalam hatinya.
Sayangnya, semua keinginannya telah sirna. Karena Leana sudah pergi untuk selamanya, calon buah hati mereka pun sudah tiada.
Wajah Leonel nampak frustasi, Lucky yang melihat akan hal itu langsung menghampiri Leonel dan memberikan segelas air putih kepada atasannya tersebut.
"Minumlah, Tuan. Tenangkan diri anda terlebih dahulu," ucap Lucky.
Leonel terlihat menghela napas panjang, kemudian mengeluarkannya dengan perlahan. Dia melakukannya secara berulang-ulang, hal itu dia lakukan agar dirinya bisa merasa lebih tenang.
Kehilangan Leana benar-benar membuat jiwanya sangat sakit, otaknya yang biasanya terasa sangat pandai dalam berpikir kini nampak sulit sekali untuk mencerna.
"Hem, terima kasih." Leonel terlihat menerima segelas air putih yang disodorkan oleh Lucky
Dengan cepat pria berusia dua puluh tujuh tahun itu menenggak segelas air putih yang diberikan oleh Lucky sampai tandas, setelah itu dia memberikan gelas yang sudah kosong kepada Lucky.
Leonel merasa beruntung Karena kini masih ada Lucky yang selalu setia menemaninya, asisten pribadinya yang sangat peduli terhadap dirinya.
Lucky terlihat menatap jam yang melingkar di tangan kirinya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
Leonel yang kelelahan setelah bekerja malah tertidur di atas sofa ruang kerjanya, awalnya Lucky ingin membangunkannya.
Namun, ketika melihat sang atasan tertidur dengan sangat pulas dia hanya berani untuk menemani atasannya tersebut.
"Tuan, sebaiknya anda segera pulang karena hari sudah malam," saran Lucky.
Leonel yang mendengar pernyataan dari lucky terlihat melirik jam digital yang berada di atas nakas, dia terlihat menghela napas berat kemudian dia kembali berkata.
"Ya, aku memang sebaiknya pulang dan beristirahat di rumah. Kamu juga segeralah pulang, beristirahatlah. Karena besok pagi kita akan pergi keluar kota untuk perjalanan bisnis," ucap Leonel.
Perjalanan ke luar kota tentunya akan menguras tenaga dan juga pikiran, mereka harus segera pulang dan mengistirahatkan tubuh mereka.
"Iya, Tuan," jawab Lucky.
Setelah mengatakan hal itu, baik Leonel atau pun Lucky terlihat keluar dari ruangan kerja tersebut. Tentunya mereka memilih untuk pulang ke kediaman masing-masing.
Saat dipertengahan jalan, Leonel merasa sangat haus dan juga lapar. Namun, dia merasa malas untuk memakan nasi.
Padahal sebelum pulang dia sudah meminum air putih, tapi tenggorokannya kembali terasa kering. Akhirnya Leonel nampak menepikan mobilnya tepat di depan sebuah Mart.
"Sebaiknya aku membeli beberapa minuman dan juga suplemen, roti juga sepertinya enak. Susu juga sepertinya bagus," ucap Leonel lirih.
Leonel nampak masuk ke dalam Mart dan membeli semua yang dia inginkan, setelah membayar semua belanjaannya, Leonel nampak keluar dari dalam Mart.
Namun, langkahnya langsung terhenti ketika dia melihat seorang wanita muda berseragam putih abu sedang tertawa seraya menggerakkan tangannya.
gadis itu terlihat begitu asik dengan apa yang dia lakukan, sesekali dia terlihat menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri seperti sedang memindai situasi.
Gadis itu terlihat begitu aneh, pikir Leonel. Gadis itu benar-benar terlihat mencurigakan, apalagi dengan tingkahnya yang tidak biasa.
Leonel sempat mengernyitkan dahinya, karena dia merasa aneh dengan sikap dari gadis berseragam putih abu itu.
Ini sudah malam, pikirnya. Kenapa bisa-bisanya anak sekolahan masih saja berkeliaran di jalanan?
Namun, tidak lama kemudian Leonel nampak membulatkan matanya dengan sempurna ketika menyadari apa yang sedang gadis itu lakukan.
"Apa yang sedang kamu lakukan, hah?" tanya Leonel dengan sangat marah ketika dia melihat gadis berseragam putih abu itu ternyata sedang mencorat-coret bodi mobilnya dengan pilok.
Baju gadis itu bahkan sudah tidak terlihat putih lagi, sepertinya dia baru saja melakukan pesta kelulusan sekolah, pikir Leonel.
Gadis itu terlihat begitu kaget, dia menghentikan tawanya lalu membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Leonel dengan takut.
Gadis itu terlihat memilin ujung baju yang dia pakai, dia terlihat sangat bingung harus menjelaskan seperti apa.
"Tolong jelaskan apa yang sedang kamu lakukan?" pinta Leonel kembali.
Gadis itu terlihat memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap Leonel dengan rasa takut.
"Eh? maaf Pak. Jangan marah ya, aku hanya sedang uji nyali." Gadis berseragam putih abu itu langsung berlari setelah aksinya ketahuan.
Tidak jauh dari sana dia terlihat menaiki motor sport dengan beberapa temannya yang terlihat sedang menunggu dirinya, Leonel terlihat menendang kosong dengan kesal ke udara.
Jika saja di sana ada samsak, sudah pasti dia akan menunjukkan tangannya pada samsak tersebut sebagai bentuk pelampiasannya.
"Hastaga!" keluh Leonel seraya menghela napas berat.
Dia merasa hari ini benar-benar sangat melelahkan, jika saja tenaganya tidak terkuras, sudah dapat dipastikan dia akan mengejar gadis kecil itu.
Mobil mewahnya kini terlihat kacau dengan coretan pilok berwarna pink, sungguh menggelikan, pikirnya.
Tidakkah gadis itu berpikir dengan apa yang sudah dia lakukan? Tidakkah gadis itu berpikir jika dia sudah merugikan orang lain?
Leonel terlihat terus saja menggerutu karena dia begitu merasa kesal atas apa yang sudah dilakukan gadis kecil itu, baru kali ini ada yang berani terhadap dirinya.
"Sialan! Sudah merusak mobilku dengan benda aneh itu, lalu dia memanggilku dengan sebutan Pak. Hastaga! Apa aku terlihat sangat tua?" tanya Leonel seraya menatap wajahnya pada pantulan kaca spion.
Kembali Leonel terlihat menghela napas berat saat melihat wajahnya yang kini sudah ditumbuhi bulu-bulu halus, kumisnya sudah terlihat tumbuh.
Jenggotnya sudah mulai tumbuh dan terlihat panjang, bahkan jambangnya pun sudah mulai memenuhi sisi wajahnya.
Selama satu bulan ini dia tidak pernah merawat diri, pantas saja dia dibilang bapak-bapak, pikir Leonel.
"Ck! Sepertinya aku harus pulang dan mencukur jenggotku, tapi--"
Leonel terlihat menghela napas berat, karena ternyata rambutnya juga sudah mulai gondrong. Dia benar-benar tidak ingat untuk merawat dirinya.
Tanpa dia sadari ternyata rambutnya sudah sepundak, dia terlalu larut dalam kesedihannya. Hal itu membuat dirinya lupa untuk mengurus tubuhnya sendiri.
"Lebih baik aku ke salon saja," ucap Leonel.
Rasanya dia tidak mungkin untuk pulang ke rumah, karena dia tidak bisa mencukur rambutnya sendiri.
Leonel dengan cepat masuk ke dalam mobilnya, lalu dia segera melajukan mobilnya menuju salon langganannya dengan perasaan kesal ketika melihat kaca mobilnya hampir seluruh bagian terkena coretan pilok.
Saat perjalanan menuju ke salon, dia terlihat menelpon Lucky, asisten pribadinya. Karena dia ingin meminta Lucky untuk membawa mobil mewah miliknya ke bengkel.
"Dasar gadis kecil, awas saja kalau nanti bertemu kembali. Aku akan membalasmu, wajah kamu sudah aku save di dalam memoryku," ucap Leonel seraya tersenyum sinis.
Baru kali ini dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang berani menantang dirinya, bahkan dengan beraninya gadis itu langsung berani meninggalkan dirinya tanpa bertanggung jawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
neng ade
nama nya juga anak muda yang sedang mencari kesenangan euforia kelulusan
2025-04-20
0
Lies Atikah
merapat thor semoga bagus ceritanya
2025-02-22
0
Qaisaa Nazarudin
WHAAATTT😳😳😳Uji nyali katanya??Gila ya uji nyali nyoret mobil orang..kenapa gak ditempat lain aja uji nyali nya,balapan liar kek, terjun jurang kek..🤦🤦
2024-05-30
1