Sebenarnya tuan Lincoln mengajak Leonel untuk pergi meninjau lokasi pembangunan pada esok hari, karena menurutnya hari ini lebih baik mereka menikmati suasana baru di kota B tersebut.
Selain itu, tuan Leonel juga baru pulang dari luar negeri. Dia ingin beristirahat terlebih dahulu, karena tubuhnya terasa sangat lelah.
Sayangnya, Leonel terlihat ingin segera mengetahui lokasi tempat mereka akan membuat apartemen untuk kalangan bawah dan menengah.
Kedua perusahaan besar tersebut sengaja bekerja sama untuk mempermudah para pekerja dengan gaji yang tidak terlalu besar agar bisa memiliki apartemen, tempat yang nyaman untuk dihuni.
Tentunya dengan DP yang tidak terlalu besar dan dengan cicilan yang tidak terlalu besar juga, mereka berpikir dengan seperti itu justru apartemen yang akan mereka buat akan lebih laris manis.
Jika cicilan apartemen lebih murah, sudah dapat dipastikan jika mereka akan lebih memilih untuk mencicil apartemen dari pada mengontrak rumah, setiap bulan bayar tapi tidak bisa mereka miliki.
Leonel terlihat menolehkan wajahnya ke arah jam digital yang berada di atas nakas, ternyata waktu terlihat menunjukkan pukul sebelas siang.
"Ya Tuhan, padahal sudah mulai siang. Matahari juga sudah mulai terik, kenapa hawanya dingin sekali?" tanya Leonel seraya mengusap kedua lengannya.
Leonel tidak habis pikir dengan orang-orang yang tinggal di sana, mereka terlihat biasa saja. Bahkan banyak yang berenang di pagi hari, mereka terlihat begitu kuat melawan rasa dingin.
Berbeda dengan dirinya, jika udara terlalu dingin, maka kulitnya akan memerah. Bahkan, tidak jarang dia akan merasakan sesak napas.
"Sepertinya aku harus tidur terlebih dahulu, setelah itu baru aku makan siang dan jalan-jalan sebelum pergi ke lokasi pembangunan."
Setelah mengatakan hal itu, Leonel nampak membuka jas yang dia pakai. Lalu, dia membuka kemeja dan juga celana bahan panjang yang dia pakai.
Leonel memang terbiasa tidur dengan hanya menggunakan boxer saja, maka dari itu dia melepaskan pakaiannya.
Karena di sana hawanya begitu dingin, Leonel memutuskan untuk mematikan AC-nya. Lalu, dia terlihat membuka jendelanya agar ada sinar matahari yang masuk.
"Hangat," ucap Leonel ketika sinar mentari menerpa tubuhnya.
Dia terlihat menghela napas sepenuh dada, lalu dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menarik selimut sampai sebatas lehernya.
"Aku rasa ini lebih baik, terasa lebih hangat dan nyaman," ucap Leonel sebelum memejamkan matanya.
Baru saja dia memejamkan matanya beberapa menit, tapi dia mendengar suara keributan di depan pintu kamarnya.
Tentu saja hal itu membuat dirinya tidak bisa tidur, karena merasa penasaran Leonel terlihat turun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar hotel yang dia tempati.
Dia tempelkan daun telinganya pada pintu, dia benar-benar sudah seperti netizen +62 yang benar-benar kepo dengan urusan orang lain.
"Seharusnya kita pesan kamarnya satu aja, pan kasurnya juga ada dua. Gue bisa tidur sama Lana, elu tidur di kasur elu sendiri. Ngapain juga kita pesan dua kamar, kalau elu ketakutan pan berabe."
Terdengar suara seorang pria yang sedang menggerutu, tidak lama kemudian terdengar sahutan dari pria lainnya.
"Bener kata Lingga, gue setuju. Elu penakut, apa salahnya kita pesan satu kamar saja?" tanya Lana.
"Kalian berdua itu berisik, walaupun kita temen deket, tapi gue perempuan tulen. Gue ngga mau satu kamar sama cowok celamitan macam kalian, yang ada nanti pas gue tidur malah dianu-anu lagi sama kalian."
Kedua pria sahabat dari wanita itu nampak tertawa, mereka bahkan terlihat saling dorong. Hal itu membuat tubuh Lana terpentok pada pintu kamar Leonel.
"Ck! Sialan, berisik! Tapi, sepertinya aku mengenal suara gadis itu," ucap Leonel.
Kembali dia terdiam, karena dia merasa penasaran dengan apa yang akan mereka bicarakan di luar sana.
"Lea! Elu yakin mau tidur sendirian?" tanya Lana.
Deg!
Jantung Leonel terasa berdetak dengan cepat saat mendengar nama Lea dipanggil, dia malah teringat akan istrinya yang sudah tiada.
"Yakinlah, Gue ini Leandra Putri Axton. Putri dari tuan Lincoln Alex Axton, walaupun gue penakut, tapi pantang bagi gue buat tidur barengan sama laki-laki macam kalian," tegas Lea.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Leandra, Leonel benar-benar merasa tidak percaya. Mungkinkah, wanita itu sedang membual, pikirnya.
Dia memang sempat mendengar jika tuan Lincoln memilik putri yang berusia delapan belas tahun, tapi dia tidak yakin jika wanita yang bernama Leandra itu putri dari rekan bisnisnya.
"Hastaga! Apakah dia benar-benar putri dari tuan Lincoln?" tanya Leonel seraya menggelengkan kepalanya.
Dia benar-benar merasa tidak percaya jika tuan Lincoln yang terlihat begitu kalem, tampan dan juga berwibawa memiliki putri seperti Leandra, wanita yang terlihat begitu nakal di mata Leonel.
"Lea, gue ngga seperti apa yang elu pikirin. Walaupun gue suka gonta-ganti pacar, tapi bukan berarti gue cowok ngga bener."
Lingga terlihat masih berusaha untuk merayu Leandra, dia dan Lana memang sengaja mengajak Leandra ke puncak.
Selain untuk merayakan hari kelulusan, mereka juga berniat untuk meniduri Leandra. Wanita yang sudah bersahabat selama tiga tahun dengan Lingga dan juga Lana itu.
Mereka benar-benar merasa penasaran dengan gadis nakal seperti Leandra, dia nakal dan tidak pernah berpacaran sama sekali.
Mereka sudah membayangkan akan merasakan kenikmatan yang luar biasa saat meniduri sahabatnya itu, bahkan kedua insan rupawan itu sudah menyiapkan obat untuk Leandra.
"Cih! Kalau elu cowok bener ngga bakalan gonta-ganti cewek, dah gitu ada yang elu tidurin juga."
Lana dan juga Lingga terlihat saling tatap, walaupun mereka masih sangat muda tapi untuk urusan seksualitas mereka memang selalu melalukannya.
Setiap berpacaran, pasti mereka akan melakukannya. Karena tanpa adanya pergulatan di atas ranjang, tentu bukanlah pacaran namanya.
"Hush! Jangan bilang kenceng-kenceng, Lea. Kedengeran orang bisa berabe," keluh Lingga.
"Upps! Sorry, ya udah kalian masuk gih! Gue juga mau masuk, mau istirahat. Nanti sore baru kita keliling kampung pake sepeda, kayaknya asik," ucap Leana seraya memejamkan matanya membayangakan asiknya bersepeda.
"Ck! Iya, gue masuk dulu sama Lingga. Tapi entar sore gue yang bawa sepedanya, ya? Elu gue boncengin aja," tawar Lana.
"Ogah gue, bilang aja elu mau nyari kesempatan dalam kesempitan."
Leandra sangat paham jika Lana pasti akan mencari kesempatan dalam kesempitan, dia akan meminta dirinya untuk memeluk Lana kala mereka berboncengan.
"Kaga bakalan, yakin deh sama gue," ucap Lana.
"Ngga bakal yakin gue sama orang kaya elu, dahlah sana masuk," ucap Leandra.
Lana dan juga Lingga terlihat masuk ke dalam kamar dengan wajah ditekuk, setelah memastikan kedua ssahabanya masuk ke dalam kamar hotel, Leandra terlihat tersenyum lalu dia mulai memasukkan kunci kamar hotelnya.
Leonel terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya dengan telinga yang masih menempel pada pintu kamar hotelnya, karena merasa penasaran Leonel terlihat membukakan sedikit pintu kamarnya tersebut.
Bibirnya langsung terlihat menyeringai ketika dia melihat dengan jelas, siapa wanita yang kininsedang berusaha untuk membuka pintu kamar hotelnya.
Tanpa banyak bicara Leonel langsung menarik tangan gadis kecil yang membuat dirinya kesal karena sudah mencoret-coret body mobilnya itu, lalu dia membawanya ke dalam kamarnya dan langsung mengunci pintunya.
Leandra terlihat begitu kesal, dia berusaha untuk melepaskan tangannya dari cengkraman Leonel. Sayangnya Leonel mencengkram tangannya dengan kuat.
Dia terlihat begitu kesal, lalu dia mendongakkan wajahnya. Dia berusaha untuk melayangkan protesnya.
"Elu si--"
Kata-kata yang ingin dia ucapkan seakan tertahan saat melihat wajah Leonel, apalagi saat melihat Leonel yang hanya memakai boxer saja. Leandra langsung memejamkan matanya.
Jantungnya seakan berdetak dengan sangat cepat, dia benar-benar tidak menyangka jika Leonel akan membawa dirinya masuk ke dalam kamarnya.
Leandra lebih tidak menyangka lagi ketika melihat penampilan Leonel yang hampir tidak berpakaian, dia juga terlihat begitu takut ketika melihat tatapan mata Leonel yang terkesan dingin dan juga tajam saat menatap dirinya.
"Ka--kamu mau apa? Kenapa tidak memakai baju? Itunya kelihatan, kamu jorok sekali!" keluh Leandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Arik Kristinawati
mudah2an Leandra bisa karate ato taekwondo
2023-07-11
0
Nurjannah Rajja
Hastaga orang kaya ternyata cuma badung aja...
2023-03-20
0
Maria Ulfa
bukan kah tuan lincolin yang miting dengan lionel
2023-02-24
2