Bab 7

Sebenarnya tuan Lincoln mengajak Leonel untuk pergi meninjau lokasi pembangunan pada esok hari, karena menurutnya hari ini lebih baik mereka menikmati suasana baru di kota B tersebut.

Selain itu, tuan Leonel juga baru pulang dari luar negeri. Dia ingin beristirahat terlebih dahulu, karena tubuhnya terasa sangat lelah.

Sayangnya, Leonel terlihat ingin segera mengetahui lokasi tempat mereka akan membuat apartemen untuk kalangan bawah dan menengah.

Kedua perusahaan besar tersebut sengaja bekerja sama untuk mempermudah para pekerja dengan gaji yang tidak terlalu besar agar bisa memiliki apartemen, tempat yang nyaman untuk dihuni.

Tentunya dengan DP yang tidak terlalu besar dan dengan cicilan yang tidak terlalu besar juga, mereka berpikir dengan seperti itu justru apartemen yang akan mereka buat akan lebih laris manis.

Jika cicilan apartemen lebih murah, sudah dapat dipastikan jika mereka akan lebih memilih untuk mencicil apartemen dari pada mengontrak rumah, setiap bulan bayar tapi tidak bisa mereka miliki.

Leonel terlihat menolehkan wajahnya ke arah jam digital yang berada di atas nakas, ternyata waktu terlihat menunjukkan pukul sebelas siang.

"Ya Tuhan, padahal sudah mulai siang. Matahari juga sudah mulai terik, kenapa hawanya dingin sekali?" tanya Leonel seraya mengusap kedua lengannya.

Leonel tidak habis pikir dengan orang-orang yang tinggal di sana, mereka terlihat biasa saja. Bahkan banyak yang berenang di pagi hari, mereka terlihat begitu kuat melawan rasa dingin.

Berbeda dengan dirinya, jika udara terlalu dingin, maka kulitnya akan memerah. Bahkan, tidak jarang dia akan merasakan sesak napas.

"Sepertinya aku harus tidur terlebih dahulu, setelah itu baru aku makan siang dan jalan-jalan sebelum pergi ke lokasi pembangunan."

Setelah mengatakan hal itu, Leonel nampak membuka jas yang dia pakai. Lalu, dia membuka kemeja dan juga celana bahan panjang yang dia pakai.

Leonel memang terbiasa tidur dengan hanya menggunakan boxer saja, maka dari itu dia melepaskan pakaiannya.

Karena di sana hawanya begitu dingin, Leonel memutuskan untuk mematikan AC-nya. Lalu, dia terlihat membuka jendelanya agar ada sinar matahari yang masuk.

"Hangat," ucap Leonel ketika sinar mentari menerpa tubuhnya.

Dia terlihat menghela napas sepenuh dada, lalu dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menarik selimut sampai sebatas lehernya.

"Aku rasa ini lebih baik, terasa lebih hangat dan nyaman," ucap Leonel sebelum memejamkan matanya.

Baru saja dia memejamkan matanya beberapa menit, tapi dia mendengar suara keributan di depan pintu kamarnya.

Tentu saja hal itu membuat dirinya tidak bisa tidur, karena merasa penasaran Leonel terlihat turun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar hotel yang dia tempati.

Dia tempelkan daun telinganya pada pintu, dia benar-benar sudah seperti netizen +62 yang benar-benar kepo dengan urusan orang lain.

"Seharusnya kita pesan kamarnya satu aja, pan kasurnya juga ada dua. Gue bisa tidur sama Lana, elu tidur di kasur elu sendiri. Ngapain juga kita pesan dua kamar, kalau elu ketakutan pan berabe."

Terdengar suara seorang pria yang sedang menggerutu, tidak lama kemudian terdengar sahutan dari pria lainnya.

"Bener kata Lingga, gue setuju. Elu penakut, apa salahnya kita pesan satu kamar saja?" tanya Lana.

"Kalian berdua itu berisik, walaupun kita temen deket, tapi gue perempuan tulen. Gue ngga mau satu kamar sama cowok celamitan macam kalian, yang ada nanti pas gue tidur malah dianu-anu lagi sama kalian."

Kedua pria sahabat dari wanita itu nampak tertawa, mereka bahkan terlihat saling dorong. Hal itu membuat tubuh Lana terpentok pada pintu kamar Leonel.

"Ck! Sialan, berisik! Tapi, sepertinya aku mengenal suara gadis itu," ucap Leonel.

Kembali dia terdiam, karena dia merasa penasaran dengan apa yang akan mereka bicarakan di luar sana.

"Lea! Elu yakin mau tidur sendirian?" tanya Lana.

Deg!

Jantung Leonel terasa berdetak dengan cepat saat mendengar nama Lea dipanggil, dia malah teringat akan istrinya yang sudah tiada.

"Yakinlah, Gue ini Leandra Putri Axton. Putri dari tuan Lincoln Alex Axton, walaupun gue penakut, tapi pantang bagi gue buat tidur barengan sama laki-laki macam kalian," tegas Lea.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Leandra, Leonel benar-benar merasa tidak percaya. Mungkinkah, wanita itu sedang membual, pikirnya.

Dia memang sempat mendengar jika tuan Lincoln memilik putri yang berusia delapan belas tahun, tapi dia tidak yakin jika wanita yang bernama Leandra itu putri dari rekan bisnisnya.

"Hastaga! Apakah dia benar-benar putri dari tuan Lincoln?" tanya Leonel seraya menggelengkan kepalanya.

Dia benar-benar merasa tidak percaya jika tuan Lincoln yang terlihat begitu kalem, tampan dan juga berwibawa memiliki putri seperti Leandra, wanita yang terlihat begitu nakal di mata Leonel.

"Lea, gue ngga seperti apa yang elu pikirin. Walaupun gue suka gonta-ganti pacar, tapi bukan berarti gue cowok ngga bener."

Lingga terlihat masih berusaha untuk merayu Leandra, dia dan Lana memang sengaja mengajak Leandra ke puncak.

Selain untuk merayakan hari kelulusan, mereka juga berniat untuk meniduri Leandra. Wanita yang sudah bersahabat selama tiga tahun dengan Lingga dan juga Lana itu.

Mereka benar-benar merasa penasaran dengan gadis nakal seperti Leandra, dia nakal dan tidak pernah berpacaran sama sekali.

Mereka sudah membayangkan akan merasakan kenikmatan yang luar biasa saat meniduri sahabatnya itu, bahkan kedua insan rupawan itu sudah menyiapkan obat untuk Leandra.

"Cih! Kalau elu cowok bener ngga bakalan gonta-ganti cewek, dah gitu ada yang elu tidurin juga."

Lana dan juga Lingga terlihat saling tatap, walaupun mereka masih sangat muda tapi untuk urusan seksualitas mereka memang selalu melalukannya.

Setiap berpacaran, pasti mereka akan melakukannya. Karena tanpa adanya pergulatan di atas ranjang, tentu bukanlah pacaran namanya.

"Hush! Jangan bilang kenceng-kenceng, Lea. Kedengeran orang bisa berabe," keluh Lingga.

"Upps! Sorry, ya udah kalian masuk gih! Gue juga mau masuk, mau istirahat. Nanti sore baru kita keliling kampung pake sepeda, kayaknya asik," ucap Leana seraya memejamkan matanya membayangakan asiknya bersepeda.

"Ck! Iya, gue masuk dulu sama Lingga. Tapi entar sore gue yang bawa sepedanya, ya? Elu gue boncengin aja," tawar Lana.

"Ogah gue, bilang aja elu mau nyari kesempatan dalam kesempitan."

Leandra sangat paham jika Lana pasti akan mencari kesempatan dalam kesempitan, dia akan meminta dirinya untuk memeluk Lana kala mereka berboncengan.

"Kaga bakalan, yakin deh sama gue," ucap Lana.

"Ngga bakal yakin gue sama orang kaya elu, dahlah sana masuk," ucap Leandra.

Lana dan juga Lingga terlihat masuk ke dalam kamar dengan wajah ditekuk, setelah memastikan kedua ssahabanya masuk ke dalam kamar hotel, Leandra terlihat tersenyum lalu dia mulai memasukkan kunci kamar hotelnya.

Leonel terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya dengan telinga yang masih menempel pada pintu kamar hotelnya, karena merasa penasaran Leonel terlihat membukakan sedikit pintu kamarnya tersebut.

Bibirnya langsung terlihat menyeringai ketika dia melihat dengan jelas, siapa wanita yang kininsedang berusaha untuk membuka pintu kamar hotelnya.

Tanpa banyak bicara Leonel langsung menarik tangan gadis kecil yang membuat dirinya kesal karena sudah mencoret-coret body mobilnya itu, lalu dia membawanya ke dalam kamarnya dan langsung mengunci pintunya.

Leandra terlihat begitu kesal, dia berusaha untuk melepaskan tangannya dari cengkraman Leonel. Sayangnya Leonel mencengkram tangannya dengan kuat.

Dia terlihat begitu kesal, lalu dia mendongakkan wajahnya. Dia berusaha untuk melayangkan protesnya.

"Elu si--"

Kata-kata yang ingin dia ucapkan seakan tertahan saat melihat wajah Leonel, apalagi saat melihat Leonel yang hanya memakai boxer saja. Leandra langsung memejamkan matanya.

Jantungnya seakan berdetak dengan sangat cepat, dia benar-benar tidak menyangka jika Leonel akan membawa dirinya masuk ke dalam kamarnya.

Leandra lebih tidak menyangka lagi ketika melihat penampilan Leonel yang hampir tidak berpakaian, dia juga terlihat begitu takut ketika melihat tatapan mata Leonel yang terkesan dingin dan juga tajam saat menatap dirinya.

"Ka--kamu mau apa? Kenapa tidak memakai baju? Itunya kelihatan, kamu jorok sekali!" keluh Leandra.

Terpopuler

Comments

Arik Kristinawati

Arik Kristinawati

mudah2an Leandra bisa karate ato taekwondo

2023-07-11

0

Nurjannah Rajja

Nurjannah Rajja

Hastaga orang kaya ternyata cuma badung aja...

2023-03-20

0

Maria Ulfa

Maria Ulfa

bukan kah tuan lincolin yang miting dengan lionel

2023-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 108
109 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Episode 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128 (Tamat)
129 Extra Part
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
108
109
109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Episode 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128 (Tamat)
129
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!