Bab 12

Beberapa saat sebelumnya.

"Mom, Dad, aku pamit sebentar. Mau ke toilet dulu," pamit Leandra.

Lendra terlihat tersenyum manis ke arah kedua orang tuanya, dengan seperti itu dia berharap agar kedua orang tuanya tidak curiga saat melihat raut wajahnya.

"Jangan lama-lama, karena pesanan kita sebentar lagi akan datang," ucap Tuan Lincoln.

Mendengar ucapan dari ayahnya, senyum di bibir Leandra semakin mengembang. Dia sangat senang karena akhirnya dia mempunyai kesempatan untuk melakukan hal yang sedang dia rencanakan.

"Yes, Daddy!" jawab Leandra.

Setelah mengatakan hal itu, Leandra nampak melangkahkan kakinya untuk pergi ke tempat yang dia ingin tuju.

Bukan ke toilet seperti yang sudah dia katakan, karena kini di dalam otaknya dia sudah mempunyai rencana untuk membalaskan dendamnya kepada Leonel.

"Sebentar lagi kamu akan merasakan pembalasan dariku, tuan yang menyebalkan!" ucap Leandra seraya menutup mulutnya karena takut tertawa lepas.

Ketika melihat dapur Resto, Leandra langsung masuk tanpa izin. Pelayan yang melihat kedatangan Leandra, seorang pelayan langsung menghampirinya dan berkata.

"Maaf, Nona. Ini area khusus untuk karyawan, pelanggan tidak boleh masuk ke sini," tegur pelayan tersebut.

Pelayan tersebut nampak menatap Leandra dengan tatapan tidak suka, karena berani-beraninya seorang pelanggan masuk ke tempat yang bukan seharusnya.

"Oh, maaf Mbak. Kalau saya sudah lancang, saya yang duduk di bangku nomor 10. Itu, anu. Saya hanya mau menambahkan pesanan saja, untuk sambel ayam goreng madunya tolong ditambahkan udang goreng terus dihaluskan," pinta Leandra.

Wajah pelayan yang tadinya terlihat masam, kini berubah terlihat lebih ramah. Karena ternyata leandra hanya ingin menambahkan pesanan saja.

"Oh, seperti itu ya, Nona. Baiklah, apa ada lagi yang anda inginkan?" tanya pelayanan tersebut.

Leandra langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat mendapatkan pertanyaan seperti itu dari pelayan, karena apa yang dia inginkan sudah dia sampaikan.

"Tidak ada, itu sudah cukup. Jangan lupa untuk memasukkan udang gorengnya 5, biar enak." Leandra tersenyum setelah mengatakan hal itu.

"Baik, Nona," jawab pelayan tersebut.

Setelah mengatakan hal itu, Leandra nampak keluar dari dalam dapur dengan seringai licik di bibirnya. Dia sudah membayangkan pasti wajah Leonel dan seluruh tubuhnya akan memerah karena alergi dari udang tersebut.

Tanpa Leandra tahu, Leonel memiliki tubuh yang ringkih di balik wajahnya yang selalu terlihat datar tanpa ekspresi.

Dari kecil Leonel sering sakit-sakitan, dia selalu bersikap dingin agar orang lain tidak pernah tahu akan kelemahannya, dia selalu menyendiri karena takut dibully.

Saat Leandra bergabung kembali dengan tuan Lincoln, Lindsay dan juga Leonel, senyum di bibirnya tidak pernah pudar. Karena dia sudah tidak sabar untuk menyaksikan apa yang akan terjadi kepada Leonel.

Saat makanan datang pun Leandra terus saja menolehkan wajahnya ke arah Leonel, dia sudah tidak sabar ingin melihat reaksi apa yang akan ditimbulkan dari udang tersebut terhadap tubuh Leonel.

Namun, satu hal yang tidak terduga terjadi dan membuat Leandra begitu takut. Karena setelah Leonel memasukkan tiga suapan makanan tersebut ke dalam mulutnya, Leonel terlihat sesak bahkan langsung tidak sadarkan diri.

"Tuan!" teriak Leandra dengan perasaan campur aduk.

Leandra langsung menghampiri Leonel dan menepuk-nepuk pipi Leonel, dia terus saja memanggil nama Leonel. Dia benar-benar takut jika pria itu akan mati saat itu juga.

"Berhenti memukul Leonel seperti itu, leandra. Kita harus segera membawanya ke Rumah Sakit," ucap Tuan Lincoln.

Setelah mengatakan hal itu, tuan Lincoln terlihat memanggil petugas yang berjaga di sana. Dia meminta tolong petugas tersebut untuk membopong tubuh Leonel agar dibawa dengan cepat ke Rumah Sakit

Saat tiba di lobi hotel, sopir tuan Lincoln terlihat sudah bersiap membukakan pintu mobilnya agar Leonel bisa dengan cepat dibawa ke Rumah Sakit.

"Daddy dan Mom tunggulah di sini, biar aku dan pak sopir saja yang mengantar tuan Leonel ke Rumah Sakit," ucap Leandra.

Dia merasa kasihan kepada kedua orang tuanya, mereka baru datang dari luar negeri pagi tadi. Menurutnya kedua orang tuanya itu membutuhkan waktu untuk beristirahat.

"Tapi, Sayang. Daddy--"

"Percaya sama aku, Mom sama Dad istirahat saja," ucap Leandra.

"Baiklah,berikan kabar baik secepatnya," ucap Tuan Lincoln dengan penuh rasa cemas.

Bagaimana dia tidak merasa cemas jika melihat keadaan Lionel yang terlihat begitu mengenaskan, pria itu terlihat tidak sadarkan diri dengan tubuhnya yang terlihat memerah seperti udang rebus.

Satu hal lagi yang membuat dia cemas, Leonel sedang bersama dengan dirinya. Jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, tentu dirinyalah yang akan disalahkan.

"Yes, Dad!" seru Leandra.

Setelah mengatakan hal itu, Leandra terlihat masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku penumpang di mana di sana sudah ada Leonel. Dia langsung menarik lembut tubuh Leonel ke dalam pelukannya.

Tanpa sadar dia memeluk Leonel dengan erat, bahkan air matanya terus saja mengalir di kedua pipinya.

Dia benar-benar merasa takut, merasa bersalah dan merasa kesal terhadap dirinya yang tidak pernah bisa tahan untuk mengerjai orang lain.

Sepertinya setelah ini dia tidak akan mengerjai orang lagi, karena ternyata hal yang dianggap bercandaan juga bisa membahayakan keselamatan bagi orang lain.

"Mafkan aku, Tuan. Aku hanya bercanda saja, aku tidak tahu jika anda akan seperti ini," ucap Leandra penuh penyesalan.

Leandra menangis seraya mengusap-usap kepala Leonel yang dia sandarkan pada bahunya, walaupun terasa berat tapi dia tahan.

"Lebih cepat, Pak!" teriak Leandra pada pak sopir karena tidak juga sampai di Rumah Sakit.

Leandra benar-benar sudah tidak sabar ingin melihat Leonel segera mendapatkan perawatan, sungguh dia takut jika Leonel akan berhenti bernapas.

"Ya, Nona,'' jawabnya.

Leandra terlihat menatap tubuh kekar Leonel yang terlihat begitu lemah, sungguh dia merasa takut melihat keadaan Leonel saat ini.

"Tuan, tidak bisakah anda cepat bangun? Aku sungguh sangat khawatir," ucap Leandra seraya menyusut ingusnya yang turun dan hampir mengenai bibirnya.

Pak sopir terlihat memperhatikan apa yang dilakukan oleh Leandra lewat kaca tengah, dia terlihat tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya.

Selama ini Leandra tidak pernah menangis, dia selalu saja nakal dan berbuat hal yang selalu saja membuat ayah dan ibunya merasa kesal.

Baru kali ini pak sopir melihat Leandra terlihat begitu bersedih dan juga terlihat merasa menyesal saat menatap wajah Leonel, ini hal yang sangat langka, pikirnya.

Bahkan, Leandra terlihat terus saja mengusap wajah Leonel dengan begitu lembut. Dia seperti seorang wanita yang memperlakukan kekasihnya dengan penuh perhatian.

"Sudah sampai, Nona,'' ucap Pak sopir ketika dia memberhentikan mobilnya tepat di depan Rumah Sakit.

Leandra yang sedang asyik menatap wajah Leonel, langsung mengedarkan pandangannya. Kemudian gadis itu pun berkata.

"Cepat minta bantuan, Pak!" pinta Leandra.

"Baik, Nona.'' Pak sopir terlihat turun dari mobil, lalu dengan cepat dia memanggil beberapa suster untuk membantu Lionel agar mendapatkan penanganan dengan cepat.

Tidak lama kemudian datanglah beberapa suster dengan membawa brangkar, dengan cepat mereka membawa Leonel ke dalam ruang IGD untuk segera mendapatkan penanganan.

"Silakan anda tunggu di luar," pinta suster seraya menunjuk ke arah pintu.

Mendengar apa yang dikatakan oleh suster, sungguh leandra merasa berat hati untuk meninggalkan pria dewasa itu.

Namun, jika dia terus berdiam diri di sana. Dia hanya akan mengganggu apa yang akan dilakukan oleh dokter dan juga suster. Keberadaannya di sana sungguh tidak membantu.

"Iya, Sus. dia Tolong lakukan yang terbaik," ucap Leandra ketika melihat suster memasangkan selang oksigen pada hidung Leonel.

Dia juga melihat satu orang suster yang sedang memasangkan selang infus di tangan Leonel, sedangkan seorang dokter terlihat memeriksa kondisi dari Leonel.

"Pasti, kami pasti akan melakukan yang terbaik," jawab suster.

Leandra terlihat menatap wajah Leonel dengan rasa bersalah, lalu dia keluar dari dalam ruang IGD.

"Semoga saja dia bisa segera sadar, semoga saja dia baik-baik saja." Leandra terlihat berdo'a seraya menyandarkan tubuhnya pada tembok.

Leandra terlihat memejamkan matanya seraya menengadahkan wajahnya, dia terlihat sedang berdoa dengan khusyuk kepada Sang Khalik.

Dia benar-benar berharap jika Leonel dalam keadaan baik-baik saja, dia berharap semoga Leonel bisa cepat sadar dan kembali sehat seperti semula.

Tidak lama kemudian, Leandra nampak membuka matanya. Karena dia mendengar derap langkah yang semakin mendekat ke arahnya.

"Ehm! Maaf, Nona! Di mana tuan Leonel sekarang?" tanya Lucky dengan napas yang terengah-engah.

Dia benar-benar merasa bersalah karena tidak ada di samping Leonel saat tuannya itu mengalami sesak napas, dia benar-benar terlihat khawatir dengan keadaan Leonel.

Terpopuler

Comments

linamaulina18

linamaulina18

dasar bodoh d pelihara 😡😡😡

2023-04-12

0

epifania rendo

epifania rendo

lendra jangan pernah main2 dengan alegri nya seseorang

2023-03-20

0

Riana

Riana

rasakan kamu lea🤨

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 108
109 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Episode 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128 (Tamat)
129 Extra Part
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
108
109
109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Episode 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128 (Tamat)
129
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!